Supijatno
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia

Published : 53 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

The Role of Biomulch Arachis pintoi In Increasing Soil Infiltration Rate on Sloping Land of Oil Palm Plantation Sarjono, Arif; Guntoro, Dwi; Supijatno, Supijatno
Journal of Tropical Crop Science Vol 5 No 3 (2018): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.236 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.5.3.89-95

Abstract

The slope of land in oil palm plantation areas is the one of the primary causes of low soil water content due to low rates of soil infiltration. Biomulch is one of the conservation methods that can be used to cover and shield the soil from weeds, prevent soil erosion, and increase the rate of soil infiltration. Arachis pintoi is a perennial, stoloniferous legume crop that has potentials to be used as biomulch. The objective of the research was to study the role of Arachis pintoi in increasing the rate of soil infiltration on a sloping land of oil palm plantation. The research was conducted on the slope land (22.8%) of the Bukit Kemuning Farmer Group, Mersam, Batanghari, Jambi, Indonesia (01036'21", 102057'11") from September 2017 to March 2018. The environmental design used in this study was a one-factor randomized block design (RBD) with five ground cover treatments, i.e. natural vegetation, Arachis pintoi, Centrosema pubescens, Pueraria javanica and Calopogonium mucunoides. The results showed that the average growth rate of A. pintoi was 2.47 cm per week, which was lower than the growth of other treatments. The root length of A. pintoi was 50.36 cm at 20 weeks after planting. A. pintoi can be used as biomulch; sloping land planted with A. pintoi had an infiltration rate of  49.30 cm per hour at 20 week after planting, i.e. an increase of 32.47% compared to the infiltration rate with the natural vegetation.Keywords: land cover crop, Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides
Produksi Kacang Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) dengan Input Pupuk Rendah Fadillah, Resti; Purnamawati, Heni; Supijatno
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 48 No. 1 (2020): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.077 KB) | DOI: 10.24831/jai.v48i1.27597

Abstract

Kacang tunggak memiliki prospek sebagai pengganti kedelai, sebagai bahan baku tempe. Perlu dikaji pemupukan dosis rendah pada produksi kacang tunggak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk kandang dan Nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tunggak. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan Novemeber 2018-Maret 2019, dengan menggunakan rancangan split plot. Petak utama aplikasi pupuk kandang kambing terdiri dari tiga taraf yaitu 0, 2.5, dan 5 ton ha-1. Anak petak terdiri atas empat taraf yaitu 0, 15, 30, dan 45 kg pupuk N ha-1. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang meningkatkan bobot segar daun, jumlah tandan bunga, pada 5 minggu setelah tanam (MST). Pemberian nitrogen meningkatkan bobot segar daun, indeks luas daun, bobot segar akar dan jumlah bunga pada 5 MST. Kombinasi pemberian pupuk organik dengan dosis 2.5 ton ha-1 dan pupuk nitrogen 45 kg ha-1 memberikan pertumbuhan dan produksi yang cenderung lebih baik daripada tanpa pemupukan. Dengan demikian kacang tunggak dapat diproduksi dengan input pupuk kandang dan N yang rendah. Kata kunci: bobot segar daun, indeks luas daun, tandan bunga
Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah Maulia, Kantrin; Supijatno, .
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 1 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.161 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i1.16823

Abstract

Kegiatan penelitian dilaksanakan selama empat bulan mulai Februari hingga Juni 2016 di Unit Perkebunan Tambi. Tujuan dari kegiatan penelitian adalah memperluas pengetahuan mengenai budidaya teh, menambah pengalaman, dan mempelajari pengelolaan pemetikan pada tanaman teh di Unit Perkebunan Tambi. Metode yang dilakukan pada saat penelitian yaitu menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Pemetikan jendangan dilakukan ketika tanaman berumur 3 bulan setelah pangkas dan persentase tunas dengan tinggi lebih dari 15 cm mencapai 77.97%. Tinggi bidang petik mencapai 67.9-100.6 cm. Kapasitas petik mencapai 82.39 kg/HK dan tidak dipengaruhi oleh usia serta lama pengalaman kerja. Gilir petik berkisar 40-50 hari. Tenaga petik sebanyak 147 orang. Petikan halus 1.84%, petikan medium 43.12%, petikan kasar 26.34% dan petikan rusak 28.87%. Analisis pucuk Memenuhi Syarat (MS) 47%-49% dan pucuk Tidak Memenuhi Syarat (TMS) 50%-52% sehingga perlu ditingkatkan agar tidak hanya menghasilkan kuantitas pucuk yang tinggi namun kualitas pucuk juga tinggi.
Study of Intercropping System and In Situ Organic Matter Application on Coffee Agroforestry at Citarum Watershed, West Java, Indonesia Kusnendi, Faizal Shofwan; Supijatno, Supijatno; Wachjar, Ade; Hidayat, Yayat; Suseno, Sugeng Heri
Journal of Tropical Crop Science Vol 7 No 02 (2020): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.973 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.7.02.51-58

Abstract

Agroforestry-based coffee is one of the conservation efforts to restore the damages at the Citarum watershed. Planting annual crops between coffee rows could potentially contribute income for the growers during the immature non-productive coffee growth. The aims of the research is to study the effect of various types of agroforestry models in the upstream Citarum watershed on the growth of coffee, and growth and yields of the intercrops. The research was conducted in September 2018 to June 2019 at the upstream Citarum watershed of Tarumajaya Subdistrict Kertasari, Bandung Regency, West Java, Indonesia. The research was arranged with a randomized block design with two factors. The first factor was the cropping system, i.e. coffee monoculture, coffee and corn, coffee and sweet corn, coffee and red beans, and coffee and habanero chili. The second factor was organic matter application, i.e. with and without application of in situ organic matter. The results of the research showed that coffee intercropped with habanero with application of in situ organic matter had the best vegetative growth, indicated by taller plants, more leaves, increased leaf P and Mg levels, and the maximum income from the intercrop. Coffee intercropped with corn with application of in situ organic matter had a maximum corn production but had the lowest income. Therefore, the model of coffee intercropped with habanero chili with application of in situ organic matter was the best model from several intercropping systems tested.
Morfologi dan Produksi Beberapa Aksesi Sagu (Metroxylon spp.) di Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua [Morphology and Production of Some Sago Palm Accessions in Iwaka, Mimika District, Papua Province] Ahmad, Fendri; Bintoro, Mochamad Hasjim; Supijatno, Supijatno
Buletin Palma Vol 17, No 2 (2016): Desember, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v17n2.2016.115-125

Abstract

Sago is a carbohydrate-producing palm witharea about 382.198 ha in Mimika Regency. So far, research on the characterization of sago palm in this area has not existed, therefore it is necessary to do. The diversity of sago accessions in Mimika District is expected to be a source of germplasm and superior sago selection to support sago development. This study aims to obtain information about morphological characters and starch production of some sago accessions. The study was conducted using observation method of seven sago accessions, namely Mbupuri, Monepikiri, Mbapare, Tuwae, Aute, Iyaremeta and Bakaketemeta in Iwaka District, Mimika Regency, Papua Province. The result showed that the seven accessions sago differed based on morphological character namely stem, leaves and spine, and starch production. The Monepikiri accession has the longest stem and large stem diametre, namely 13.75 m and 59.00 cm, respectively. Accession Mbupuri has more leaves and wider leaves than the others. Accession Monepikiri has a production potential of more than 300 kg’s dried starch/palm and accession Mbupuri more than 200 kg’s dried starch/palm. Both accessions of this sago can be further investigated the stability of yield starch to be released as superior varieties. The morphological characters, especially the length of the stem affect the starch production because the starch is present in the pith of the stem.ABSTRAKSagu merupakan tanaman sumber karbohidrat dengan luas areal di Kabupaten Mimika 382.198 ha. Penelitian tentang karakterisasi aksesi sagu di Kabupaten ini belum ada, oleh karena itu perlu dilakukan. Keragaman aksesi sagu di Kabupaten Mimika diharapkan menjadi sumber plasma nutfah sagu, dan untuk seleksi sagu unggul untuk menunjang pengembangan sagu. Penelitian ini bertujuan untuk  mendapatkan informasi mengenai karakter morfologi dan produksi pati beberapa aksesi sagu. Penelitian menggunakan metode observasi terhadap tujuh aksesi sagu, yaitu Mbupuri, Monepikiri, Mbapare, Tuwae, Aute, Iyaremela dan Bakaketemeta. Penelitian dilakukan di Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh aksesi tersebut berbeda karaktermorfologinya, yaitu  batang, daun dan duri. Aksesi Monepikiri memiliki batang yang paling panjang dan diameter paling besar berturut-turut, yaitu 13,75 cm dan 59,00 cm. Aksesi Mbupuri memiliki jumlah daun paling banyak dan daun paling luas.Aksesi Monepikiri memiliki potensi produksi lebih dari 300 kg pati kering/pohon dan aksesi Mbupuri >200 kg pati kering/pohon. Kedua aksesi ini dapat diteliti lebih lanjut kestabilan hasilnya untuk dilepas sebagai varietas unggul. Karakter morfologi khususnya panjang batang mempengaruhi produksi, karena pati terdapat dalam empulur batang.
Penyadapan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) di Kebun Sumber Tengah, Jember, Jawa Timur Muhamad Ismail; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 3 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.808 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i3.14241

Abstract

Tujuan dari kegiaatan magang adalah untuk meningkatkan keahlian teknik dan manajerial. Kegiatan magang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Mei 2012 di Perkebunan Sumber Tengah, Jember, Jawa Timur. Metode magang yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung. Pengumpulan data yang dilaksanakan pada kegiatan magang menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer adalah informasi yang didapatkan secara langsung melalui pengamatan di lapangan maupun diskusi dengan KHL, mandor dan asisten kebun, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur. Sistem penyadapan tanaman karet yang dilakukan di Kebun Sumber Tengah sudah cukup baik mulai dari kapasitas penyadapan sampai sistem pengangkutan. Rata-rata persentase pohon tersadap di Afdeling Sumber Jambe yaitu 90.98%. Usia, pendidikan, dan pengalaman penyadap tidak menentukan kelas sadap. Kedalaman sadap di Afdeling Sumber Jambe yaitu 0.9-1.2 mm/sadap sudah sesuai dengan rekomendasi dari Balit Getas yaitu 1-1.5 mm/sadap. Ketepatan dosis stimulansia cair yang digunakan di Afdeling Sumber Jambe sudah sesuai standar yang dianjurkan yaitu 1 g/pohon/bulan tetapi ketepatan waktu aplikasi belum sesuai dengan sistem sadap yang digunakan. Terdapat beberapa aplikasi stimulansia gas yang tidak sesuai dengan standar. Kapasitas pengangkutan lateks dan lump di Afdeling Sumber Jambe sudah cukup.
Respon Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) terhadap Pemberian Inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan Fosfor Versi Putra Jaya Hulu; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 3 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.673 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i3.14659

Abstract

Peningkatan produksi dan kualitas tanaman karet harus dilakukan dengan teknik pembibitan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan dosis pupuk P terhadap pertumbuhan bibit stum mata tidur karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan mulai bulan Mei sampai Agustus 2014. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pemberian inokulan cendawan mikoriza arbuskula yaitu tanpa inokulan mikoriza, dosis 10 g per tanaman, dan dosis 20 g per tanaman. Faktor kedua adalah dosis pemberian pupuk fosfor yang terdiri dari empat perlakuan yaitu pemupukan SP-36 (0, 0.5, 1.0, 1.5 kali dosis rekomendasi, yaitu pemberian 3.88 g per tanaman pada bulan ke-1 dan 7.76 g per tanaman pada bulan ke-3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, diameter tunas, jumlah tangkai daun, jumlah akar, akar terpanjang, bobot basah dan bobot kering akar dan tajuk. Pemupukan P berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, serta bobot basah dan bobot kering akar dengan pola respon linear. Interaksi dengan kombinasi terbaik adalah pemberian 0.5 dosis rekomendasi SP-36 dan inokulan CMA 20 g per tanaman.
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Martini Aji; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 2 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.13 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i2.14924

Abstract

penelitian bertujuan untuk mempelajari aspek-aspek manajemen pemangkasan tanaman teh di lapangan, baik teknis dan manajerial, meningkatkan keterampilan kerja dan mendapatkan pengalaman kerja di lapangan. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari Februari-Juni 2011 di Karanganyar, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah metode kerja aktif dengan mengikuti kegiatan–kegiatan yang dilakukan di kebun, pengumpulan data primer dan data sekunder. Pemangkasan adalah salah satu kegiatan untuk meremajakan budidaya tanaman teh dengan membuat daerah petikan lebih pendek untuk kemudahan panen dan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. kegiatan pemangkasan yang dilakukan di Karanganyar, Jawa Tengah cukup baik, meskipun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan di lapangan.
Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Riau . Susilawati; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 2 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.132 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i2.14926

Abstract

Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit Riau selama tiga bulan yang dimulai pada 13 Februari sampai 13 Mei 2012. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, manajemen produk limbah dari perkebunan kelapa sawit, dan untuk menganalisis limbah produk minyak sawit sebagai pupuk organik. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan tandan kosong sebagai pupuk organik belum mampu meningkatkan jumlah nutrisi pada daun kelapa sawit dan peningkatan produksi minyak sawit. Aplikasi limbah pabrik kelapa sawit yang mampu meningkatkan jumlah nutrisi pada minyak kelapa daun kelapa sawit terutama nitrogen dan fosfat dan dampak positif untuk meningkatkan produksi perkebunan kelapa sawit terutama pada produktivitas (ton / ha).
Manajemen Penyadapan Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Perkebunan Karet di Simalungun, Sumatera, Utara Hendra Wiguna; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 2 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.965 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i2.14985

Abstract

Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi manajemen penyadapan tanaman karet. Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Karet Simalungun, Sumatera Utara pada tanggal 10 Februari hingga 9 Juni 2014. Manajemen penyadapan ditujukan untuk menjaga kontinuitas dan meningkatan produksi karet alam sesuai dengan umur ekonomis tanaman. Persentase populasi tanaman siap sadap rata-rata       per-hanca di PT BSRE pada tahun tanam 2005 dan 2009 adalah 96.82%. Konsumsi kulit sadapan antara penyadap kelas A dan kelas B pada sistem sadap tarik ½ S d/3 dan sadap sorong ¼ S d/3 tidak berbeda nyata dan belum sesuai dengan standar penyadapan perusahaan. Faktor pendidikan dan pengalaman kerja penyadap mempengaruhi produksi cuplump pada sistem sadap tarik ½ S d/3, sedangkan faktor usia tidak mempengaruhi. Faktor pendidikan, usia, dan pengalaman kerja penyadap tidak mempengaruhi produksi cuplump pada sistem sadap sorong ¼ S d/3. Manajemen bidang sadap dan penggunaan zat stimulansia di perkebunan karet ini bersifat spesifik klon. Penyakit kering alur sadap (KAS) klon seri PB nyata lebih tinggi pada tahun tanam 2005 dibandingkan pada tahun tanam 2009, sedangkan penyakit KAS pada klon PB 330 dan DMI 35 tidak berbeda nyata pada tahun tanam sama.
Co-Authors , Hamin . Robianto . Sudradjat . Susilawati . Susilawati . Turman Abdoellah, Soetanto Abdul Qadir Ade Wachjar Adolf Pieter Lontoh, Adolf Pieter Adrian, Fahrul AHMAD JUNAEDI Ahmad, Fendri Ahmad, Fendri Aji, Martini Albari, Jabal Aldi Radifan Alhaviz, Alhaviz Anggraini, Dwi Vista Ani Kurniawati Anisa Windhita Aris Purwanto Arja, Awliya Rahmi Awliya Rahmi Arja Aziz Ahmad Ja’far Benny Julyan Bintoro, Muhammad Hasjim Brury Marco Silalahi D. Sopandie Didy Sopandie Dr.-Ing. Dina Rubiana Widarda Dwi Guntoro Edi Santosa Eko Sulistyono Eltis Panca Ningsih, Eltis Panca Eny Widajati Evi Savitri Iriani Evi Savitri Iriani Evi Savitri Iriani, Evi Savitri Fadillah, Resti Faqih Udin Fatkhunnisa, Ratu Feni Shintarika Gabriel, Abdurrahman Gery Juliansyah Ghulam Nurul Huda Ghulam Nurul Huda, Ghulam Nurul Hariyadi Hariyadi, Hariyadi Hendra Wiguna Hulu, Versi Putra Jaya Humoen, Maria Imelda Iskandar Lubis Jabal Albari Juliansyah, Gery Julyan, Benny Kusnendi, Faizal Shofwan Laksono, Purwanti Budi M A Chozin M. Jusuf Martini Aji Martini Aji Maryati Sari Matra, Deden Drajat Maulia, Kantrin Maulia, Kantrin Miftah Anugrah Pamungkas Monica Christina Natalia Muhamad Ismail Muhamad Ismail, Muhamad Muhammad Hasjim Bintoro Djoefrie Hasjim Bintoro Djoefrie Muhammad Jusuf Mulyawan, Zidane Natalia, Monica Christina Novie Pranata Erdiansyah Nur Said Soheh Nurulhaq, Muhammad Iqbal Omo Rusdiana Paisey, Elda Kristiani Pamungkas, Miftah Anugrah Putri Ratna Sari Putri Ratna Sari, Putri Ratna Qadir, Abdul Radifan, Aldi Rahman, Hasan Basri Arif Riswan Basyri Nasution Robianto, . Rohman, Fadil S. Harran Saiful Akhyar Lubis Sarjono, Arif Sarjono, Arif Sepriana, Regina Maulidina Silalahi, Brury Marco Slamet Widodo Slamet Widodo Sofyan Zaman Sudirman Yahya Sudradjat , Sugeng Heri Suseno Syarifah Iis Aisyah Trikoesoemaningtyas Turman, . Wahyudi, Trio Widodo, Candraningratri Ekaputri Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Wiguna, Hendra Windhita, Anisa Yanto Ardiyanto ‪Mochamad Hasjim Bintoro Djoefrie‬