cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Mintakat: Jurnal Arsitektur
ISSN : 14117193     EISSN : 26544059     DOI : 10.26905
Core Subject : Social, Engineering,
Mintakat: Jurnal Arsitektur (JAM) dalam versi jurnal online yang terbit di tahun 2017 ini sebenarnya adalah format baru dari penerbitan offline sejak tahun 2000. Jurnal ini diterbitkan oleh oleh Group Konservasi Arsitektur & Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang. Dalam format online JAM merencanakan akan terbit 2 (dua) kali dalam setiap volume pada bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2019): September 2019" : 5 Documents clear
PENERAPAN STRUKTUR PNEUMATIK BERUPA ATAP PANGGUNG TIUP DENGAN ENERGI FOTOVOLTAIK Hery Budiyanto; Erna Winansih; Aries Budi Setiawan; Muhammad Iqbal
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.014 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3795

Abstract

Penerapan struktur pneumatik berupa atap panggung struktur tiup dengan energi fotovoltaik ini merupakan hasil Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi. Fasilitas ini terbuat dari bahan kain Terpaulin berlapis PVC yang dapat dibangun, dibongkar serta dipindahkan ke lokasi lain secara mudah, aman, cepat dan ringan dengan sumber energi mandiri (sistem energi surya fotovoltaik). Tujuan penelitian adalah mengembangkan fasilitas atap panggung sebagai sarana pameran produk UKM yang memenuhi aspek estetika, kekuatan, kecepatan, efektifitas, kenyamanan dan hemat energi sehingga dapat mendorong pengembangan UKM ekonomi kreatif. Metode Penelitian menggunakan Metode Eksperimen dan Action Research, diawali dengan pengembangan rancang bangun, pembuatan dan pengujian atap panggung pneumatik tiup energi mandiri, meliputi: (1) uji kecepatan pembuatan, pengangkutan, perakitan, pemasangan, pembongkaran atap struktur pneumatik tiup dan modul energi surya, (2) uji kekuatan bahan Air Inflated (3)  uji kenyamanan termal dibawah atap panggung tiup, (4) uji efektivitas penggunaan energi surya fotovoltaik untuk menggerakkan blower peniup atap panggung tiup. Pengujian bahan dilakukan di Lab Tekstil Universitas Islam Indonesia (UII), Lab Sains Universitas Merdeka Malang serta Uji Lapangan di Kota dan Kabupaten Malang, terbukti memberikan hasil yang handal dan memuaskan, meliputi: a) kecepatan instalasi pemasangan dan pembongkaran (atap panggung 6 menit, instalasi panel surya 15 menit), b) tekanan udara yang dibutuhkan hanya 0,9 psi untuk mendirikan atap panggung tiup, c) kekuatan tarik bahan tarpaulin PVC mencapai 55,619 kg/cm, d) 4 buah panel surya masing-masing berkapasitas 100 wp dengan penyimpan energi berupa sebuah baterei 100 AH 12 V dan inverter 1000 WH dalam kondisi cerah menghasilkan minimum 11,6 Amp, 18,8 V dapat mencukupi kebutuhan energi untuk menggerakkan blower peniup atap panggung tiup dan portable sound system, serta f) kenyamanan dibawah atap tiup suhu maksimum 35 derajad Celsius. Atap panggung tiup energi  mandiri  yang praktis dan cepat bangun ini  diharapkan menjadi prototip  fasilitas panggung untuk Pameran UKM dalam skala nasional. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v20i2.3795
COMMUNITY BASED TOURISM DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG NELAYAN KEDUNG COWEK DI SURABAYA Annisa Nur Ramadhani
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.546 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3319

Abstract

Paper ini berfokus pada analisa pengaturan permukiman nelayan dan eksplorasi konsep pembangunan pemukiman nelayan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pemukiman nelayan berkelanjutan berdasarkan konsep community based tourism. Penelitian ini dilakukan di kampung nelayan Kedung Cowek yang terletak di wilayah pesisir Surabaya. Mayoritas masyarakat kampung bekerja sebagai nelayan dan masih mempertahankan budaya dan kegiatan nelayan tradisional dalam gaya hidup lokal masyarakat. Kampung ini memiliki potensi besar untuk menjadi situs pariwisata berbasis CBT (Community Based Tourism). Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa pemukiman nelayan di daerah ini tidak berkembang secara signifikan. Rekomendasi pengembangan di kampung nelayan Kedung Cowek ini harus memperhatikan budaya dan tradisi setempat dengan menerapkan unsur teknologi untuk pengembangannya. Dalam hal ini, dukungan peran berbagai stakeholder seperti pemerintah, akademisi, LSM, CSR, dan penduduk setempat sangat vital diperlukan untuk pengembangan kampung menuju kampung nelayan berbasis community based tourism. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan kota dan desain perkotaan wilayah pesisir Surabaya menuju konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v20i2.3319
KONSEP "SUMBA LOCALISM" PADA PERANCANGAN PASOLA CULTURAL PARK DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA Ebenhaezer Kambe; A Tutut Subadyo; Agus Zulkarnain Arief
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.961 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3799

Abstract

Pasola cultural park merupakan sebuah ide pengembangan area pasola yang awalnya hanya sebuah acara tradisi lokal menjadi salah satu tempat / gerbang pengenalan budaya sumba khususnya tradisi pasola yang sedikit baru, menarik, bersifat rekreatif-edukatif dan juga dengan mempertimbangkan keunikan atau kekhasan lokal bagi pengujung domestik, mancanegara masyarakat dan bahkan generasi-genarasi muda sumba yang datang agar budaya ini dapat terus di jaga dan dilestarikan kedepannya. Permasalahan dalam perancangan Pasola Cultural Park terdapat yaitu:(1) Bagaimana mengembangkan tempat pasola yang awalnya hanya merupakan tempat pagelaran atraksi masyarakat lokal menjadi salah satu wadah atau tempat / gerbang pengenalan budaya sumba sumba khususnya tradisi pasola yang sedikit baru, menarik, bersifat rekreatif-edukatif bagi pengujung domestik, mancanegara masyarakat dan bahkan generasi-genarasi muda sumba yang datang agar budaya ini dapat terus di jaga dan dilestarikan kedepannya dan (2)Bagaimana merancang area pasola cultural park yang dapat berdampingan atau selaras dengan lingkungan social masyarakat sekitar tanpa merusak, merubah atau menganggu lingkungan masyarakat sekitar. Tema yang digunakan dalam perancangan Pasola Cultural Park tersebut yaitu “ Sumba localism”., Tema ini dipilih dengan pertimbangkan kesesuaian latar belakang dan masalah perancangan. “ Sumba localism” yaitu tema arsitektur yang berwawasan lokalitas dengan focus mengangkat kekhasan dan kondisi lingkungan sekitar sumba. Jadi dapat di katakan arsitektur localism merupakan nama lain dari arsitektur tradisional atau vernacular.
KONSEP HUNIAN ADAPTIF SEBAGAI UPAYA PENANGANAN RUMAH TINGGAL TIDAK LAYAK HUNI TERHADAP RESISTENSI PENYAKIT INFEKSI Septi Dwi Cahyani; Dina Poerwoningsih; Erlina Laksmiani Wahjutami
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.585 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3800

Abstract

Isu kesehatan lingkungan menjadi hal yang penting untuk diteliti sebagai keberlanjutan topik di bidang Arsitektur Lingkungan. Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dengan perilaku dan lingkungan yang berpotensi penyakit. Kontak tersering dari aktivitas berhuni manusia terjadi pada hunian mereka. Penyakit Infeksi sebagai kategori penyakit menular ditemukan memiliki tingkat prevalensi dengan keadaan Rumah Tinggal Tidak Layak Huni. Ketika lingkungan hunian tercemar, agen pembawa Penyakit Infeksi akan dengan mudah masuk dan menyerang saat sistem kekebalan tubuh manusia turun (melalui sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan permukaan kulit). Rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan jalan media penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model konseptual hunian yang secara adaptif mampu meminimalisir permasalahan Penyakit Infeksi ISPA, Diare, Pneumonia, dan TB Paru (sebagai jenis Penyakit Infeksi dengan jumlah mayoritas di Kota Malang dan prioritas Indonesia) pada kondisi Rumah Tinggal Tidak Layak Huni di Kota Malang. Metode penelitian menggunakan rancangan kualitatif eksplanatoris. Studi dilakukan sebagai bentuk kajian content analysis dari data literatur jurnal kesehatan. Hasil penelitian ini dijadikan pijakan awal sebagai upaya pengembangan formulasi model konseptual hunian adaptif terhadap prevalensi Penyakit Infeksi. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v20i2.3800
KONSEP MANCAPAT-MANCALIMA DALAM STRUKTUR KOTA KERAJAAN MATARAM ISLAM. Periode Kerajaan Pajang Sampai Dengan Surakarta Junianto HW
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.836 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i2.3987

Abstract

Unsur-unsur kota tradisional di Jawa pada masa kerajaan Mataram Islam, antara lain berupa Keraton, Alun-alun, Masjid, Pasar dan sejumlah permukiman Abdi-dalem. Susunan unsur-unsur kota tersebut, didasari keyakinan kosmologi Jawa yang bersumber dari kepercayaan Hindu-Budha. Kerajaan Mataram Islam bermula di Pajang dan berakhir di Surakarta dan Yogyakarta. Perpindahan kota kerajaan Mataram Islam mulai dari Pajang, Kotagede, Plered, Kartasura, hingga Surakarta, menunjukkan gejala pergeserah struktur kotanya. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi pergeseran atau perubahan struktur kota kerajaan Mataram Islam, dalam implementasi konsep mancapat-mancalima. Gambaran struktur kota kerajaan Mataram islam, dilakukan dengan metode deskriptif-ideographik, melalui analisis dokumen peta atau denah dan keterangan sejarah. Penggunaan metode ini, dimaksudkan untuk menggambarkan makna struktur atau susunan unsur-unsur kota kerajaan Mataram Islam, yang menjadi struktur kota awal. Identifikasi konsep mancapat-mancalima yang menjadi ciri kota Jawa, cukup signifikan sebagai struktur kota awal dalam menelusur perkembangan kota sekarang. Kata Kunci: konsep struktur kota tradisional, mancapat, kota surakarta  The elements of a traditional city in Java during the Islamic Mataram kingdom, including the Palace, Alun-alun, Mosque, Market and a number of Abdi-dalem settlements. The composition of the elements of the city, is based on Javanese cosmological beliefs originating from Hindu-Buddhist beliefs. The Islamic Mataram Kingdom began in Pajang and ended in Surakarta and Yogyakarta. The movement of the Islamic Mataram royal city starting from Pajang, Kotagede, Plered, Kartasura, to Surakarta, showed symptoms of a shift in the structure of the city. This study aims to identify shifts or changes in the structure of the Islamic Mataram royal city, in the implementation of the mancapat-mancalima concept. The description of the structure of the Islamic city of Mataram, carried out with a descriptive-ideographic method, through analysis of map documents or floor plans and historical information. The use of this method, is intended to illustrate the meaning of the structure or arrangement of elements of the Islamic Mataram royal city, which became the initial city structure. The identification of the mancapat-mancalima concept that characterizes the city of Java is quite significant as the initial city structure in tracking the city's current development. Keywords: traditional city structure concept, mancapat, Surakarta cityDOI : https://doi.org/10.26905/mj.v20i2.3987

Page 1 of 1 | Total Record : 5