cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tegal,
Jawa tengah
INDONESIA
CERMIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 99 Documents
ALIRAN DESKRIPTIF (THE DESCRIPTIVIST) KARYA SAMPSON: SEBUAH KOMENTAR KRITIK (CRITICAL REVIEW) Muljani, Sutji
CERMIN No 039 (2006): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3031.235 KB)

Abstract

Pada akhir abad19 dan awal abad 20, ketika Saussure memunculkan ide tentang linguistik sinkronis di Eropa, di Amerika muncul sebuah aliran linguistik yang dicetuskan oleh seorang antropolog AS bernama Fraz Boas. Aliran linguistik tersebut oleh Sampson dinamakan aliran linguistik deskriptif (The Descriptivist) yang kemudian dikenal oleh mayoritas linguis sakronik Amerika sebagai linguistik saja. Sebagai seorang antropolog, Boas mengakui bahwa yang terpenting dari berbagai aspek variasi budaya yang dapat dipahami dan dideskripsikan oleh para antropolog adalah aspek bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan kunci untuk memahami aspek-aspek budaya yang lain dalam masyarakat yang tidak menyadari prinsip-prinsip pemakaian bahasanya. Untuk mendalami budaya suatu masyarakat, penguasaan terhadap bahasa masyarakat itu merupakan hal yang terpenting. Oleh karena itu, mulailah Boas mengkaji bahasa-bahasa eksotik dalam rangka mengalami kebudayaan suku-suku primitf tersebut. Kajian Boas tentang bahasa-bahasa eksotik terwujud dalam tulisannya yang berjudul Descriptivist karya Sampson, perlu dipahami konsep-konsep dasar atau gagasan-gagasan pokoknya terlebih dahulu. Gagasan pokok atau konsep dasar tulisan Sampson meliputi (1) perbeaan pandangan antara Saussure dengan Boas tentang analisis bahasa; (2) konsep hipotesis relativisme Boas (3) pengaruh paham politivisme dan behavioristik dalam pandangan Bloomfield tentang linguistik sebagai ilmu; (4) konsep Bloomfield tentang makna berkaitan dengan stimulus dan respon; (5) konsep analisis model item arranging (IA) dan item processing (IP) untuk deskripsi morfologi dn sintaksis oleh Charles Hockett; dan (6) konsep discovery procedure Zelig Harris untuk deskripsi fenomena sekelompok ujaran. Konsep-konsep dasar itulah yang akan dilihat secara lebihj kritis dalam rangka lebih memahami berbagai model annalisis deskriptif dalam studi linguistik. Kata kunci : aliran deskriptif,itemarranging (IA,item processing (IP), discovery procedure
ETIKA PERIKLANAN Subroto, Setyowati
CERMIN No 049 (2011): Oktober
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.504 KB)

Abstract

Periklanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, dan selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Akan tetapi muncul kekhawatiran bahwa iklan yang setiap hari di komunikasikan melalui media massa itu pada umumnya tidak mendidik, tetapi justru menyebarluaskan selera yang rendah. Dari segi moral, iklan tidak mempunyai nilai-nilai informatif, karena semata-mata hanya demi keuntungan para produsen saja. Kata Kunci : Etika periklanan
Analisis Penetapan Strategi Perusahaan Dengan Matriks Internal dan Eksternal pada Industri Konveksi Busana Muslim di Kabupaten Tegal-Jawa Tengah Jalil, Mahben
CERMIN No 047 (2010): September
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5036.054 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui strategi yang tepat bagi Industri Konveksi Busana Muslim menurut Matriks Internal dan Eksternal. Memilih Industri Konveksi Busana Muslim sebagai obyek penelitian karena di tengah persaingan yang semakin ketat perusahaan ini dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perkembangan yang dia alami Industri Konveksi Busana Muslim diikuti munculnya pesaing yang memiliki kesamaan dalam hal penawaran berupa bahan kain jadi. Dalam menghadapi persaingan itu Industri Konveksi Busana Muslim tentunya membutuhkan analisis perencanaan strategis yang dapat digunakan pada masa mendatang. Tujuanya adalah untuk memantapkan posisis Industri Konveksi Busana Muslim di pasar konveksi di Industri Kabupaten Tegal- Jawa Tengah. Metide pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui metode wawancara dan pertanyaan yang diisi oleh manajer perusahaan sebagai responden. Data variabel faktor internal dan variabel faktor eksternal yang sudah dianalisis menghasilkan skor akhir dan kemudian dipetakan pada matriks internal dan eksternal. Skor akhir pada faktor internal dan eksternal pada matriks internal dan eksternal akan menunjukan strategi yang dapat dilakukan Industri Konveksi Busana Muslim. Berdasarkan analisis data total skor faktor internal 3,68 dan skor faktor eksternal 3,77 yang dipetakan pada Matriks Internal dan Ekternal menunjukan bahwa posisi strategis Industri Konveksi Busana Muslim berada pada sel I. Jadi kesimpulan utama yang dapat diambil, strategi yang tepat bagi Industri Konveksi Busana Muslim berdasarkan posisi strategis perusahaan pada matrikss internal dan eksternal adalah strategi pertumbuhan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Melalui strategi ini perusahaan dapat melakukan perluasan bidang usaha dengan cara menjalin kerjasama dengan supplier (backward integration) bahan baku yang lebih berkualitas untuk memenuhi ketersediaan bahan baku atau dengan cara menambah jaringan distribusi (forward integration) dengan tujuan memantapkan ciri khas produk Industri Konveksi Busana Muslim kepada konsumen.
PARADIGMA BISNIS DAN REVITALISASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ERA PERUBAHAN Jalil, Mahben
CERMIN No 040 (2006): September
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3812.322 KB)

Abstract

Perubahan paradigma bisnis adalah suatu respon dari perubahan global. Perubahan dalam berbagai aspek lingkungan bisnis, seperti perubahan sosial, perubahan politik, perubahan tata ekonomi duania (misalnya kesepakatan tentang GATT, AFTA, NAFTA, dan WTO), perubahan dan kemajuan teknologi ini mempengaruhi pergeseran paradigma bisnis. Perubahan paradigma bisnis menuntut adanya perubahan di dalampengelolaan kegiatan perusahaan. Salah satu dimensi kegiatan perusahaan yang memerlukan pendekatan baru dalam pengelolaannya adalah pendayagunaan sumber daya manusia. Pandangan lama tentang sumber daya manusia haruss ditinggalkaan dan diganti dengan pandangan baru. Pandangan lama melihat sumber daya manusia bukan dalam kedudukan yang vital, sedangkan pandangan baru melihat sumber daya manusia sebagai sesuatu aspek vital dalam perusahaan. Pandangan baru ini menuntut adanya penyesuaian di dalam pola kerja perusahaan. Di dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya manusia cara-cara lama yang meletakkan peranan divisi personalia di suatu perusahaan hanya sebagai unit yang bersifat administratine kini berubah total fungsinya. Kalau dahulu divisi personalia hanya merekam riwayat hidup karyawan, kapan mulai bekerja, latar belakang pendidikan, besar gaji yang harus dibayar, jumlah absen, dan tindakan indisipliner, kini fungsi tersebut telah berubah drastis. Pada akebanyakan oerusahaan nama divisipun berubah dari personalia menjadi divisi pengembangan sumber daya manusia. Untuk merealisasi sumber daya manusia peranan visi perubahan sangat besar. Sebab vissi adalah suatu statement yang berisikan arahan yang jelas tentang apa yang akan diperbuat oleh perusahaan dimana yang akan datang. Secara sederhana Burt Nanus (1992) mengatakan ?a vision is a realistic, credible, attractive future for your organisation?. Visi adalah suatu impian masa depan yang realistik dan dapat dicapai. Kata Kunci : Paradigma, Bisnis, Previtalisasi Sumber Daya Manusia
PERSEPSI PROFESI AKUNTAN TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN LABA Mubarok, Abdulloh; Utami, Yuni
CERMIN No 049 (2011): Oktober
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.744 KB)

Abstract

This study aimed to determine ( 1 ) how perceptions of the accounting profession ( lecturer , management accountants and students ) to the application of earnings management and ( 2 ) whether there are significant differences in perceptions between faculty , management accountants and students of the management application . Data were collected by questionnaire survey techniques and produce 63 research respondents consisting of 10 accounting lecturer , management accounting 18 and 35 accounting students . The selection of respondents ( sample ) conducted convenience . Validity test performed by bivariate correlation between each indicator score , while reliability test performed with Cronbach alpha statistic test . To find out how well the perception of the accounting profession ( lecturer , management accountants and students ) to the application of earnings management , the data were analyzed with a total score of memproporsikan calculation of each group of respondents with a total score ideally . Then interpreted by the criteria of interpretation of the score. To determine whether there are significant differences between the two groups was conducted using Analysis of Variance ( ANOVA ) with post hoc tests derivative test , SPSS 16 for Windows . The results showed that in general the accounting profession ( lecturer , management accountants and students ) have a negative perception of earnings management application . Third of the accounting profession , the profession 's most lecturers have a good perception ( 84.92 % ) compared to the management accounting profession and students . The study also found that there are differences in the perception of earnings management practices between management accountants with lecturers and students , whereas for the management accounting profession with students did not reveal any differences in perception . Nevertheless for the accounting profession in the three groups did not reveal any difference in the average perception is significant about the application of earnings management .Keywords : perception , professional accountants , lecturers , management accountants , students , management earnings
Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal Terhadap Etika Bisnis Jalil, Mahben; Mubarok, Abdulloh
CERMIN No 46 (2010): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3079.492 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal terhadap etika bisnis dan apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan tentang etika bisnis antara mahasiswa tersebut yang belum bekerja dan yang sudah pernah bekerja. Data dikumpulkan melalui kuesioner dari 99 responden penelitian yang terdiri dari 58 responden mahasiswa yang belum bekerja (kelompok 1) dan 41 mahasiswa yang sudah pernah bekerja (kelompok 2). Pemilihan responden(sampel) dilakukan secara convennience. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik cronbach alpha. Untuk mengetahui seberapa baik persepsi tentang etika bisnis, data dianalisis dengan memproporsikan total skor perhitungan dari masing-masing kelompok responden dengan total skor idealnya. Kemudian diinterpretasikan dengan kriteria interpretasi skor. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut dilakukan dengann uji statistik beda-test, SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti tegal yang belum bekerja ataupun yang sudah (perna) bekerja mempunyai persepsi yang baik terhadap etika bisnis. Kalau dibandingkan antara kedua kelompok tersebut persepsi mahasiswa yang belum bekerja lebih baik (76,98 %) dari pada mahasiswa yang sudah (pernah) bekerja (74,96 %). Apabila dibandingkan antara kedua kelompok tersebut memang ada perbedaan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa yang belum bekerja (103,90) dan mahasiswa yang sudah bekerja (101,20). Namun demikian perbedaannya tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sampel variance assumed sebesar 1,263 dengan probabilitas signifikansi 0,210 (>0,05). Kata Kunci : persepsi, etika bisnis
PERANAN BIROKRASI DALAM MENDORONG REGULASI PEMRINTAH Sugiharto, Imawan
CERMIN No 46 (2010): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4823.494 KB)

Abstract

Birokrasi dalam suatu negra sangat penting dan menentukan dalam upaya penyelenggaraan Negara maupun penyelenggaraan Pemerintahaan birokrasi diibaratkan mesin paling utama dalam penyelenggaraan pemerintahaan sehingga apabila tejadi kemacetan atau kerusakan maka dapat dibayangkan bahwa pemerintah itu sendiri akan berjalan secara pincang dan mogok atau bahkan berhenti dalam menyelenggarakan pemerintahaan. Di Indonesia birokrasi yang sangat penting dan paling utama namun dalam kenyataannya mengalami begitu banyak masalah seperti kurang profesionalisme, terjadi kelambanan dalam pelayanan masyarakat, memiliki system manajemen yang buruk terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme serta begitu banyak permasalahan dalan tubuh birokrasi kita. Mengingat birokrasi merupakan institutsi yang memiliki kewenangan untuk menangani aliran tuntutan masyarakat dan begitu merupakan alat atau jembatan perantara kepentingan masyarakat dengan system perpolitikan yang ada dalam Negara Oleh Karena itu perlu adanya langkah mengatasi kekurangan tadi melalui reformasi birokrasi dan konsolidasi serta agenda reformasi birokrasi yang jelas. Kata Kunci : birokrasi, Reformasi dan Konsolidasi, Regulasi Pemerintahan
EKSISTENSI DAN PERANAN KOMISI YUDISIAL DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Sugiharto, Imawan
CERMIN No 043 (2009): Januari
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5379.792 KB)

Abstract

Negara Indonesia juga disebut sebagai Negara Hukum (Reschtaat), bukan Negara Kekuasaan (Machsstaat). Didalamnya terkandung pengertian adanya pengakian terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi. Selain mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi terdapat lembaga baru yang kewenangannya ditentungan dalam UUD yaitu Komisi Yudisial. Meskipun lembaga baru ini tidak menjalankan kekuasaan kehakiman, tetapi keberadaanya diatur dlam UUD 1945 Bab IX tentang kekuasaan Kehakiman. Komisi Yudisial sebagai lembaga baru, pada awal keberadaanya cukup membuat hentakan dengan konsistensi pelaksanaan fungsi, wewenang, dan tugasnya. Komisi Yudisial memerlukan amunisi yang cukup untuk membuat belantara perilaku KKN yang terjadi di lingkungan peradilan. Tekanan dan respon yang berlebihan dating dari para pelaku kekuasaan peradilan, mereka tidak terima melepaskan kenikmatan yang sudah mereka nikmati. Keberadaan Komisi Yudisial tidak dapat dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dalam perjalanan peranannya melaksanakan wewenang dan tugas, Komisi Yudisial menghadapi berbagai kendala baik yang berasal dari normanya yang tidak sempurna serta juga yang paling berat adalah menghadapi mafia peradilan pada lingkungan peradilan. Sehingga setelah dikebiri oleh Mahkamah Konstitusi, sekarang perlu dipertanyakan mengenai keteguhan eksistensi dan peranana Komisi Yudisila sebagai lembaga penjaga sendi-sendi Negara hukum. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis eksistensi Komisi Yudisial dalam kerangka system ketatanegaraan Indonesia, diharapkan Hasil penelitian ini dapat berguna untuk sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Hukum, khususnya Hukum Tata Negara,terutama dalam mengkaji eksistensi Komisi Yudisila sebagai lembaga Negara yang mandiri dalam system Ketatanegaraan Indonesia Kata Kunci : Eksistensi dan Peranan, Komisi Yudisial, Sistem Ketatanegaraan
MENGURAI BENANG KUSUT PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI 5 (LIMA) LANGKAH STRATEGIS DI BIDANG HKI Praptono, Eddhie
CERMIN No 45 (2010): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.356 KB)

Abstract

Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Namun pelanggaran hukum terhadap hak cipta justru paling banyak dibandingkan dengan pelanggaran Merek, Paten, dan HaKI yang lain dan mudah terjadi sehingga telah sampai pada tahap seolah-oleh perbuatan itu bukan lagi pelanggaran hak cipta. Oleh karena itu, diperlukan 5 (lima) langkah strategis di bidang HKI agar tidak terjadi lagi pembajakan. Kata kunci : Hak Cipta, Pembajakan.
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GATT DALAM PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL DI INDONESIA Praptono, Eddhie
CERMIN No 043 (2009): Januari
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.945 KB)

Abstract

Indonesia telah memiliki instrumen perlindungan merek yaitu UU No. 15 Tahun 2001 yang mengatur mengenai berbagai hal terkait dengan kepemilikan dan perlindungan merek di Indonesia. Akan tetapi, UU No. 15 Tahun 2001 ini tidak mengatur secara spesifik mengenai perlindungan hukum terhadap merek terkenal yang ada dan beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai negara anggota WTO maka penerapan prinsip-prinsip GATT mutlak diperlukan dalam upaya memberikan perlindungan terhadap merek-merek terkenal yang beredar di Indonesia.  Kata kunci : Merek, Prinsip-prinsip GATT

Page 6 of 10 | Total Record : 99