JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial
JUPIIS is a Journal of Social Science Education for information and communication resources for academics, and observers of Educational Social Sciences, Social Sciences, Political Sciences, Methodology of Social Sciences and Social Work. The published paper is the result of research, reflection, and actual critical study with respect to the themes of governmental, social, and political science. All papers are blind peer-reviewed by at reviewer. The scope of JUPIIS is is a Journal of Social Science Education. Published twice a year (June and December).
Articles
9 Documents
Search results for
, issue
" Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI"
:
9 Documents
clear
Ritual Erpangir Ku Lau pada Etnis Karo di Desa Kuta Gugung Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo
M.Si, Rosramadhana
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kearifan lokal etnis Karo, di Sumatera Utara. Kearifan lokal yang dimaksud dalam penelitian ini ialah ritual erpangir ku lau. Ritual ini dilakukan dengan cara dimandikan ke seluruh bagian tubuh, yang berfungsi untuk menyembuhkan dari berbagai jenis penyakit. Ritual erpangir ku lau berarti (marpangir/ memandikan). Bahan yang digunakan seperti berbagai jenis jeruk purut, daun sirih, kunyit, lada hitam dan air. Penelitian menunjukkan bahwa nenek moyang dahulu sudah mempunyai kekuatan intelektual dalam pengobatan tubuh dari berbagai penyakit. Melalui pemanfaatan tumbuhan yang mereka miliki, dibantu dengan doa menurut kepercayaan mereka pada masa itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada etnis Karo ritual erpangir ku lau dijadikan sebagi tradisi dan diturunkan hingga sampai sekarang, tidak ada kepastian waktu, sejak kapan di mulai tradisi ini, namun yang pasti ritual ini sudah ada sejak nenek moyang mereka. Ritual ini dilakukan pada saat dan kebutuhan tertentu, misalnya ritual erpanagir ku lau untuk membuang sial/ marabahaya, untuk menyembuhkan dari sakit dan lain-lain. Berdasarakan hasil penelitian menunjukkan ritual ini masih tetap dilaksanakan dan dipertahankan sebagai warisan tradisi budaya Karo.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Materi Demokrasi
M.Pd, khairat
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk menemukan apakah penerapan pembelajaran Contexual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah 25 orang di kelas VII dan dibantu dengan guru sebagai observer. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunkan tes hasil belajar Contexual Teaching and Learning (CTL). Hasil penelitian menunjukkan: 1) pembelajaran pada siklus pertama secara proses maupun hasil pembelajaran Contexual Teaching and Learning (CTL) dengan rata-rata (52%) dimana belum mencapai hasil yang diinginkan dalam pembelajarna CTL, 2) pembelajaran pada siklus kedua berdasarkan proses dan hasil belajar Contexual Teaching and Learning (CTL) dengan nilai rata-rata (88%) pembelajaran pada siklus dua ini telah mencapai nilai yang memuaskan dengan hasil yang ditetapkan peneliti 80% dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Contexual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan belajarn PKn dengan materi Demokrasi. Implikasinya diharapkan guru-guru dapat menerapkan teknik Contexual Teaching and Learning (CTL) bukan hanya Contexual Teaching and Learning (CTL) tapi dengan metode pembelajaran yang lainya, Sehingga penerapannya membutuhkan pengembangan dan inovasi. Disarankan kepada guru-guru seharusnya mencoba menerapakan teknik-teknik supaya pengembangan pembelajaran bisa semakin baik lagi.
Peran Kemasan Snack dalam Membangun Hubungan Emosional dengan Konsumen
Tambunan, Sarah Rouli
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kemasan disebut sebagai iklan yang terakhir yang dilihat sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk. Kemasan juga menjadi salah satu senjata komunikasi pemasaran untuk mengkomunikasikan identitas sebuah merek. Hal ini mendorong para produsen untuk merancang kemasan semenarik mungkin untuk mempengaruhi konsumen. Kemasan yang menarik adalah kemasan yang dapat membangun hubungan emosional dengan konsumen, sehingga perancangan kemasan saat ini bertumpu pada kreativitas dan inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat emosi apa yang dirasakan konsumen ketika melihat sebuah kemasan. Selain itu, struktur kemasan apa yang berperan dalam membangun emosi konsumen Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data indepth interview (wawancara mendalam). Kemasan snack yang menjadi objek penelitian adalah kemasan yang menjadi nominasi dalam  Indonesia Best Consuming Packaging versi Majalah Mix Marketing Xtra. Adapun nominasinya adalah Lays, rasa Salmon Grilled, Kacang Mayasi, dan Veetoz rasa Keju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi tertarik (interest) yang ditandai dengan rasa ingin tahu(curiosity) merupakan hal yang muncul ketika informan melihat kemasan. Warna dan desain grafis merupakan salah satu struktur kemasan yang paling cepat dalam menarik perhatian konsumen sehingga mampu membangkitkan perasaan ingin tahu (curiosity) dan senang (happy) dalam diri informan.
Identifikasi Sifat Kimia Tanah Vulakanik Di Lereng Timur Pasca Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo
Saragih, Elsany;
Pinem, Kamarlin
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Sifat kimia tanah vulkanik meliputi derajat keasaman (pH) dan unsur makro esensial (N, P, K, Ca, Mg, S) pada lapisan atas tanah pertanian (topsoil). (2) Pengelolaan lahan pertanian terhadap ketebalan abu vulkanik Di Lereng Timur Pasca Erupsi Gunung Sinabung. Penelitian dilakukan di 3 titik berdasarkan jarak radius terdekat 3 km, 5 km dan terjauh 7 km dari puncak Sinabung. Populasi penelitian yaitu lereng Timur Gunung Sinabung, sampel yang diambil adalah tanah lapisan atas pertanian (topsoil) di Desa Kuta Tonggal (3 km), Desa Sukandebi (5 km), dan Desa Sada Perarih (7 km). Penentuan titik pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan titik koordinat pada peta RBI dengan menarik garis lurus dari gunung Sinabung pada peta ke arah Timur, untuk kemudian dicocokkan di lapangan dengan menggunakan GPS (Global Positioning Sistem). Teknik pengumpulan data observasi dan pengukuran dengan teknik analisi data deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Pengelolaan lahan pertanian di Desa Kuta Tonggal ketebalan abu 5 cm dengan menggunakan cangkul dan masih belum dilakukan penanaman kembali. Desa Sukandebi dengan ketebalan abu vulkanik 2-3 cm diolah dengan menggunakan cangkul. Masyarakat sudah menanami lahan dengan sayuran namun kurang baik akibat erupsi yang masih berlanjut. Dalam penanaman sudah menggunakan pupuk organik. Desa Sada Perarih yang berada pada radius 7 km sudah diolah dengan baik menggunakan cangkul serta penggunaan pupuk organik dan tanaman sayuran tumbuh dengan baik dan subur.
Disparitas Pemidanaan Pelaku Tindak Pidana Kekerasan pada Perempuan
mubarak, ridho
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kasus kekerasan terhadap perempuan yang terindentifikasi di masyarakat merupakan fenomena gunung es, karena besaran kasus tersebut belum menggambarkan jumlah seluruh kasus yang sebenarnya yang terjadi di masyarakat dan hanya merupakan sebagian kecil kasus kekerasan yang dilaporkan. Pada kenyataannya, sangatlah sulit untuk mengukur secara tepat lauasnya kekerasan terhadap perempuan, karena itu berarti harus memasuki wilayah peka kehidupan perempuan, yang mana perempuan itu sendiri yang enggan/tidak mau mengatakannya. Sistem peradilan pidana yang berorientasi kepada pelaku tindak pidana menimbulkan ketimpangan dalam perlindungan hukum kepada korban kejahatan, yang mengakibatkan korban (terutama kejahatan kekerasan dan seksual) enggan memberikan laporan kepada aparat penegak hokum dan menjadi saksi dalam peristiwa yang dialaminya. Kondisi ini menjadi penghambat bagi kelancaran proses penegakan hukum pidana yang akhirnya mempengaruhi keberhasilan upaya penanggulangan kejahatan secara menyeluruh.
Kedewasaan Beragama Salah Satu Wujud Kerukunan Beragama
rumapea, murni eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Agama merupakan pondasi dalam kehidupan, karena membawa kehidupan yang penuh bahagia di dunia dan akhirat bagi manusia. Di sisi lain, manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan banyak menemui kekerasan, perilaku menyimpang dan kekacauan. Melihat kenyataan bahwa tindakan kekerasan begitu banyak dipengaruhi agama, hubungan antar agama (ideologi), yang tidak hanya menjadi fenomena lokal tetapi sudah menjadi bersifat global. Mengamati kehidupan beragama adalah melalui perilaku yang nampak sebagai pernyataan dari kehidupan seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kedewasaan dalam beragama yang penuh dengan asumsi dan pandangan, karena keimanan dan kedekatan dengan Tuhan sangat tidak dapat diukur secara ilmiah. Makna kedewasan beragama yaitu rasa keagamaan, pengalaman keTuhanan, keimanan, sikap dan perilaku keagamaan terbentuk dalam sistem mental dan kepribadian. Maka dari itu kedewasaan beragama tidak terlepas dari kriteria kedewasaan kepribadian, karena jika sikap kedewasaan beragama dimiliki seseorang maka memiliki kedewasaan kepribadian, demikian sebaliknya. Dengan kedewasaan beragama yang dimiliki setiap orang maka terciptalah kerukunan beragama yang merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan lebih jauh yaitu situasi aman dan damai. Kondisi sangat dibutuhkan semua pihak masyarakat terutama di negara kita saat ini, karena hampir setiap daerah sangat sering terjadi konflik antar umat beragama.
Analisis Bentuk Pekerjaan Anak dan Faktor Penyebab di Kecamatan Medan Belawan
Pardede, Elfri Juri;
pinem, mbina
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bentuk pekerjaan anak, (2) mengetahui faktor ekonomi dan sosial mana yang mempengaruhi terjadinya bentuk pekerjaan anak, (3) mengetahui faktor yang paling dominan yang menyebabkan terjadinya bentuk pekerja anak. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Belawan, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja anak yang bekerja pada bentuk pekerjaan ringan dan terburuk untuk anak. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan Snowball Sampling, dan jumlah sampel adalah 150 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung (wawancara)  kemudian  dianalisa  dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Anak yang bekerja, 82,67 % termasuk dalam bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. (2) Faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhi terjadinya bentuk pekerja anak adalah pendapatan orang tua 96,67 % di bawah UMR hal ini juga terkait dengan 93,33 % orang tua responden bekerja di sektor informal yang mengakibatkan pendapatan orang tua rendah atau tidak menentu, faktor sosialnya adalah pendidikan orang tua lebih banyak tamat SMP 35,33 % hal ini yang mempengaruhi cara pandang orang tua akan arti pentingnya pendidikan dimana 23,33 % berpangangan bahwa tidak perlu sekolah lebih baik bekerja. (3) Faktor yang paling dominan adalah faktor ekonomi.
Tertundanya Pembentukan Provinsi Tapanuli dalam Tinjauan Antropologis dan Historis
matondang, armansyah
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tapanuli di masa pemerintahan kolonial Belanda adalah sebuah keresidenan yaitu daerah setingkat provinsi di masa kini. Namun setelah Indonesia memperoleh kemerdekaanya dari pemerintahan kolonial Belanda, wilayah Tapanuli tidak mendapatkan statusnya sebagai sebuah daerah setingkat provinsi. Tapanuli secara geografis terbagi dua, yaitu Selatan yang merupakan daerah terbuka dan Utara adalah wilayah terisolir. Dihuni berbagai puak yang dikenal sebagai bangsa Batak di masa kolonial dan kini etnis Batak dan dibagi ke dalam enam sub etnik Batak. Namun persoalan penamaan Batak tidak disepakati oleh berbagai sub etnik Batak yang ada, misalnya orang Karo yang tidak mau disebut sebagai Batak. Bahkan orang Mandailing paling keras menolak penyematan kata Batak Mandailing, dan tegas mengatakan Mandailing bukan Batak. Penolakan tersebut, kemudian diketahui telah menimbulkan konflik identitas dan memberikan dampak kepada kehidupan sosial-budaya dan politik di Tapanuli, semenjak masa kolonial hingga Indonesia merdeka. Menariknya, Â konflik identitas ini pecah bermula di Tanah Rantau (Deli) dan kemudian muncul kekhasan yang mewakili kedua wilayah itu, yaitu Selatan adalah Islam dan Utara adalah Kristen.Terlihat seakan ada rivalitas antara dua wilayah tersebut, dimana kondisi itu tidak terlepas dari keberadaan kolonialisme di Tapanuli. Pembentukan provinsi Tapanuli yang tertunda tidak dapat dilepaskan dari dampak sosial-budaya, dan politik semenjak era kolonial bahkan sebelum kolonial.
Introduction to Law
hardini, sri
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hukum adalah karya manusia yang berupa norma-norma berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku. Ia merupakan pencerminan dari kehendak manusia tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu dibina dan kemana harus diarahkan. Oleh karena itu pertama-tama hukum itu mengandung rekaman dari ide-ide yang dipilih oleh masyarakat tempat hukum itu diciptakan. Hukum adalah kaidah atau peraturan-peraturan tingkah laku dan kebiasaan masyarakat, baik orang memandang hukum sebagai kaidah maupun sebagai kebiasaan, itu semata-mata bergantung kepada pendirian yang kita anuti. Ilmu Hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu hukum ini, sehingga orang berpendapat bahwa ilmu hukum itu âbatas-batasnya tidak bisa ditentukanâdalam bahasa Inggris disebut justisprudence.. Pengantar; Hukum.