cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Filsafat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Filsafat is a scientific journal that first published in 1990, as a forum for scientific communication, development of thinking and research in philosophy. Jurnal Filsafat is published twice a year, in February and August with p-ISSN: 0853-1870, and e-ISSN: 2528-6811 The Editorial Team of Jurnal Filsafat accepts manuscript in the field of philosophy which has never been published in other media. Editorial Team has the right to edit the manuscript as far as not changing the substance of its contents. Jurnal Filsafat Address: Notonagoro Building, 2nd Floor, Faculty of Philosophy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Jl. Olahraga Bulaksumur, Yogyakarta, 55281; Email: jurnal-wisdom@ugm.ac.id; Website: jurnal.ugm.ac.id/wisdom; Phone: (0274) 515368 / (0274) 546 605.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 22, No 2 (2012)" : 5 Documents clear
Konsep Diri Masyarakat Kepulauan Watloly, Aholiab
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan Indonesia mempunyai akar yang kuat pada kebudayaan masyarakat kepulauan. Kebudayaan atau pandangan filsafat masyarakat kepulauan ini, namun demikian tidak banyak diungkap di dalam penelitian-penelitian filsafat maupun budaya. Penulisan ini oleh karenanya ingin menggali dan menjelaskan nilai-nilai filosofis yang membentuk konsep diri masyarakat kepulauan. Epistemologi digunakan sebagai objek formal penulisan, sementara yang menjadi objek material adalah pandangan dan cara hidup masyarakat kepulauan.   Tulisan ini menyimpulkan bahwa bagi masyarakat kepulauan, kepulauan tidak sekedar bermakna lokus teritorial, tetapi lokus kultural dan lokus personal, karena  memiliki konsep diri dan dan arti sebagai ruang eksistensi. Setiap komunitas kepulauan selalu mengidentifikasi dan mengkonsepsikan diri dalam sebuah konsep kosmologis dan sosio-kultural.  Masing-masing komunitas  mempunyai  local knowledge, local value, serta local institution yang dibentuk dengan rasio alaminya yang asli. Rasio alami itu, bertumbuh dari taraf kesadaran kosmik, ke taraf kesadaran magis (religius), dan akhirnya taraf kesadaran sosial. Perlu adanya kemauan dan kebijakan, untuk membangun ketahanan dan kemajuan eksistensi bangsa melalui pembangunan berbasis masyarakat kepulauan secara nyata serta berkesinambungan. Pembangunan masyarakat kepulauan, harus menjadi salah satu ciri pembangunan nasional yang penting di Indonesia.Kata kunci: konsep diri, masyarakat kepulauan, kebudayaan kepulauan, sosialitas masyarakat kepulauan, komunitas masyarakat kepulauan, Bhinneka Tunggal Ika.
Etika Samin: Suatu Kajian Filsafat Nusantara Kirom, Syahrul
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan negatif terhadap masyarakat Samin sampai saat ini masih dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat di Jawa Tengah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena masyarakat Samin ternyata juga memiliki nilai-nilai etika dan moral tersendiri di dalam kehidupannya. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan objek material ajaran moral dalam masyarakat Samin dan objek formal etika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali etika yang terdapat dalam ajaran moral masyarakat Samin tersebut.Hasil penelitian ini menegaskan bahwa ternyata ada beberapa etika di dalam kearifan lokal masyarakat Samin, yaitu etika teologi dan etika deontologi. Etika teologi bersumber pada kitab Jamus Kalimasada tentang Agama Adam yang terkait dengan keluhuran jiwa dan budi pekerti. Etika deontologi, sebagai etika kewajiban terdapat dalam ajaran masyarakat Samin, antara lain: aja srei drengki, tukar padu, dahpen kemeren, dan mbadhog colong. Prinsip ini merupakan imperatif kategoris yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari yang sekaligus berdampak pada keharmonisan alam semesta.Kata Kunci: etika, moral, Samin, deontologi, teologi.
Wali dalam Mistik Islam Menurut Reynold A. Nicholson Utomo, Agus Himmawan
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak orang dianggap wali dalam tradisi Islam apabila memiliki keajaiban (karamah) yang bisa berwujud kemampuan untuk menyembuhkan maupun melakukan tindakan di luar nalar. Kemampuan itu membuat mereka dihormati dan diagungkan. Para wali ini dalam banyak kasus bahkan sering mendapat keistimewaan dan permakluman atas perilaku yang menyimpang dari kebiasaan masyarakat Islam. Hal ini mendorong beberapa orang mengklaim diri sebagai wali. Kondisi ini ibarat bom yang membahayakan masyarakat, karena mudah dimanipulasi oleh pihak tertentu.Menurut Reynold A. Nicholson, wali dalam Mistik Islam adalah siapa saja yang dipilih Allah SWT tanpa dibatasi usia, jenis kelamin, asal-usul, ras, atau kondisi apapun. Mereka ini beriman dan bertaqwa. Mereka dipilih atas kebajikan dan ketulusannya mengendalikan nafsu, dan seringkali mendapat karamah karena kedekatannya dengan Tuhan, karena itu tidak bisa diklaim oleh seseorang. Sementara kaum sufi adalah orang yang terpilih dari masyarakat muslim, maka para wali adalah yang terpilih dari kaum sufi.Kata kunci: wali, sufi, karamah
Pandangan Gabriel Marcel tentang Manusia dalam Konteks Peristiwa Bencana Alam Maharani, Septiana Dwiputri
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini banyak sekali bencana menimpa dan memakan banyak korban. Korban tidak pernah merupakan suatu pilihan objek, bahkan korban sendiri tidak pernah memilih. Realitas sosial yang menggambarkan kehidupan bersama menuntut hubungan yang baik dalam cara pandang dan interaksi intersubjektivitas. Konsep Gabriel Marcel tentang hakikat diri dan hubungan intersubjektif merupakan konsep yang bisa digunakan untuk menemukan sejauhmana konsep tentang cinta kasih dan harapan dalam setiap umat manusia. Konsep ini diharapkan dapat dihubungkan dengan persoalan empati terhadap persoalan bencana saat ini.                Menurut Marcel, eksistensi manusia tidak dapat diobjektivikasi, namun sebagai wujud konkret diri. Marcel menghargai relasi sebagai wujud dinamika manusia mencapai taraf ‘menjadi’ dan sifat ketergantungan manusia.  Kemudian relasi intersubjektif ditandai dengan kehadiran yang harus dipenuhi dengan cinta kasih, empati, dan kesetiaan, sehingga tercipta empati terhadap sesama, sehingga dalam melihat korban bencana bukan sebagai objek yang dikasihani. Pentingnya harapan bagi korban bencana yang dapat membuat manusia tenang dan tidak takut terhadap kematian, juga menumbuhkan kepercayaan. Keputusasaan diakibatkan oleh hilangnya harapan, kepercayaan, dan cinta kasih. Cinta kasih merupakan jalan tengah bagi mereka yang senantiasa melihat sesuatu secara parsial dan ekstrem. Cinta menghilangkan kebencian, seperti harapan yang menghilangkan ketakutan, keterputusasaan bagi korban bencana.Kata kunci: subjek-objek, relasi, bencana, cinta kasih, empati.
Konsep Humanisme Yunani Kuno dan Perkembangannya dalam Sejarah Pemikiran Filsafat Hadi, Sumasno
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Humanisme adalah suatu faham filsafat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu. Humanisme mempunyai objek utama yaitu sifat hakiki manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiahnya. Humanisme sebagai istilah, dalam sejarah intelektual, selalu menyoroti persoalan-persoalan kemanusiaan yang sering digunakan di dalam kajian bidang filsafat. Humanisme sebagai gerakan intelektual muncul pada era renaissance yang memiliki akar kuat pada zaman Yunani Kuna. Dua hal pokok di dalam peradaban Yunani Kuna yang menjadi sumber konsep humanisme adalah perkembangan pemikiran filsafat dari persoalan alam (kosmologis) menuju pembicaraan soal-soal manusia (antropologis); dan konsep “paideia” sebagai sistem pendidikan Yunani Kuna yang menjadi awal dari kesadaran intelektual manusia dan menjadi perenungan eksistensi manusia dalam bentuk daya nalarnya. Kata Kunci: humanisme, paideia, Yunani Kuno

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 2 (2021) Vol 31, No 1 (2021) Vol 30, No 2 (2020) Vol 30, No 1 (2020) Vol 29, No 2 (2019) Vol 29, No 1 (2019) Vol 29, No 1 (2019) Vol 28, No 2 (2018) Vol 28, No 1 (2018) Vol 27, No 2 (2017) Vol 27, No 2 (2017) Vol 27, No 1 (2017) Vol 26, No 2 (2016) Vol 26, No 2 (2016) Vol 26, No 1 (2016) Vol 25, No 2 (2015) Vol 25, No 1 (2015) Vol 24, No 1 (2014) Vol 24, No 1 (2014) Vol 23, No 3 (2013) Vol 23, No 2 (2013) Vol 23, No 1 (2013) Vol 22, No 3 (2012) Vol 22, No 3 (2012) Vol 22, No 2 (2012) Vol 22, No 2 (2012) Vol 22, No 1 (2012) Vol 22, No 1 (2012) Vol 21, No 3 (2011) Vol 21, No 3 (2011) Vol 21, No 2 (2011) Vol 21, No 2 (2011) Vol 21, No 1 (2011) Vol 21, No 1 (2011) Vol 20, No 3 (2010) Vol 20, No 3 (2010) Vol 20, No 2 (2010) Vol 20, No 2 (2010) Vol 20, No 1 (2010) Vol 20, No 1 (2010) Vol 19, No 3 (2009) Vol 19, No 3 (2009) Vol 19, No 2 (2009) Vol 19, No 2 (2009) Vol 19, No 1 (2009) Vol 19, No 1 (2009) Vol 18, No 3 (2008) Vol 18, No 3 (2008) Vol 18, No 2 (2008) Vol 18, No 2 (2008) Vol 18, No 1 (2008) Vol 18, No 1 (2008) Vol 17, No 3 (2007) Vol 17, No 2 (2007) Vol 17, No 1 (2007) Vol 16, No 3 (2006) Vol 16, No 3 (2006) Vol 16, No 2 (2006) Vol 16, No 1 (2006) Vol 14, No 3 (2004) Vol 14, No 2 (2004) Vol 14, No 1 (2004) Vol 13, No 3 (2003) Vol 13, No 2 (2003) Vol 13, No 1 (2003) Vol 10, No 2 (2000) Jurnal Filsafat Seri 30 Oktober 1999 Jurnal Filsafat Seri 29 Juni 1999 Jurnal Filsafat Seri 28 Juli 1997 Jurnal Filsafat Seri 28 Juli 1997 Jurnal Filsafat Seri 27 Maret 1997 Jurnal Filsafat Seri 27 Maret 1997 Jurnal Filsafat Edisi Khusus Agustus 1997 Jurnal Filsafat Seri 26 Desember 1996 Jurnal Filsafat Seri 26 Desember 1996 Jurnal Filsafat Seri 25 Mei 1996 Jurnal Filsafat Seri 25 Mei 1996 Jurnal Filsafat Seri 24 Februari 1996 Jurnal Filsafat Seri 24 Februari 1996 Jurnal Filsafat Seri 23 November 1995 Jurnal Filsafat Seri 23 November 1995 Jurnal Filsafat Seri 22 Agustus 1995 Jurnal Filsafat Seri 22 Agustus 1995 Jurnal Filsafat Seri 21 Mei 1995 Jurnal Filsafat Seri 21 Mei 1995 Jurnal Filsafat Seri 20 Desember 1994 Jurnal Filsafat Seri 20 Desember 1994 Jurnal Filsafat Seri 19 Agustus 1994 Jurnal Filsafat Seri 19 Agustus 1994 Jurnal Filsafat Seri 18 Mei 1994 Jurnal Filsafat Seri 18 Mei 1994 Jurnal Filsafat Seri 17 Februari 1994 Jurnal Filsafat Seri 17 Februari 1994 Jurnal Filsafat Seri 16 November 1993 Jurnal Filsafat Seri 16 November 1993 Jurnal Filsafat Seri 15 Agustus 1993 Jurnal Filsafat Seri 15 Agustus 1993 Jurnal Filsafat Seri 14 Mei 1993 Jurnal Filsafat Seri 14 Mei 1993 Jurnal Filsafat Seri 13 Februari 1993 Jurnal Filsafat Seri 13 Februari 1993 Jurnal Filsafat Seri 12 November 1992 Jurnal Filsafat Seri 11 Agustus 1992 Jurnal Filsafat Seri 10 Mei 1992 Jurnal Filsafat Seri 10 Mei 1992 Jurnal Filsafat Seri 9 Februari 1992 Jurnal Filsafat Seri 8 November 1991 Jurnal Filsafat Seri 7 Agustus 1991 Jurnal Filsafat Seri 6 Mei 1991 Jurnal Filsafat Seri 5 Februari 1991 Jurnal Filsafat Seri 5 Februari 1991 Jurnal Filsafat Seri 4 November 1990 Jurnal Filsafat Seri 3 1990 Jurnal Filsafat Seri 1 1990 More Issue