cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
PROSIDING CSGTEIS 2013
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 56 Documents
Search results for , issue "CSGTEIS 2013" : 56 Documents clear
Implementasi PenggunaanSensorAccelerometer ADXL335 Pada Quadcopter Robot Berbasis Atmega32 I Gd Darko Pancev; I B Alit Swamardika; I Nyoman Budiastra
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - ADXL335 merupakan sebuah sensoraccelerometer 3 axis (x,y,z) yang memiliki keluaran tegangananalog pada masing-masing axisnya sehingga untuk membacanilai sensor dari ADXL335, pin output dari sensordihubungkan dengan pin ADC pada chip mikrokontrollerAVR ATmega32. Quadcopterrobotadalah sebuah robot terbangdengan empat buah baling-baling yang dihubungkan denganempat buah motor brushless yang berfungsi sebagaiactuatorrobot. Implementasi penggunaan sensoraccelerometerADXL335 3 axis (x,y,z) akan dimasukkankedalamflight controller pada Quadcopterrobot yangtelahterkaliberasi sehingga dapat dijadikan sebagai sensor untukmengatur derajat kemiringan dari robot agar dapat stabilpada saat terbang diudara.Kata Kunci – Accelerometer; ADXL335; Quadcopter;Mikrokontroller AVR ATmega32.
Implementasi Teknologi 4G LTE di Indonesia Ni Made Erma Pratiwi Astiti; Ida Ayu Laksmi Dewi; NMAE Dewi Wirastuti
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Pada paper ini penerapan teknologi 4G LTE di Indonesia dan kendalanya, kemudian dibandingkan dengan penerapannya di dunia (dalam hal ini digunakan contoh di India), akan diuraikan pada paper ini. Pada saat ini perkembangan teknologi jaringan nirkabel di Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Demikian juga dengan jaringan 4G LTE sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Tetapi jaringan 4G ini tidak bisa diimplementasikan dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena infrastruktur yang belum memadai termasuk hardware dan softwarenya, dan juga regulasi yang mengatur penerapan 4G LTE ini juga belum memiliki kesiapan.Kata Kunci— Jaringan 4G; LTE; WiMAX
Tabulasi data dari Seismograf analog Gn.Rinjani Tahun 1994-1998 sebagai tahap perancangan Sistem Informasi Monitoring Seismograf Online (SIMLine) Giri Wahyu Wiriasto; Misbahuddin .; L.Syamsul Irfan Akbar; Teti Zubaidah
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak— Pada penelitian ini, dilakukan pengumpulan data sejarah aktifitas Gunung Rinjani dari th.1994-1998 yang terekamdalam seismograf analog pada pos pemantauan yang terletakdikaki Gn.rinjani untuk diolah/tabulasi kemudian disimpan secara digital kedalam sistem basisdata. Data yang diperoleh ini berkaitan dengan banyaknya kejadian (x) yang terekam oleh seismograf analog dan nilai Amplitudo (A) yang menyertainya. Amplitudo merupakan variabel yang berkaitan erat dengan skala gempa yang terjadi. Pada data tersebut terdapat ratusan kali (x) catatan getaran yang terdeteksi, baik yang dapat dirasakan maupun yang tidak. Sejumlah getaran yang terjadi,antara lain pada th.1994 terdapat 904 x, th.1995 terdapat 1669 x ,th.1996 terdapat 1425 x , th.1997 terdapat 1890 x dan padath. 1998 terdapat 1473 x. Selain itu , disimpulkan pula data nilaiAmplitudo Maksimum (A-Max) untuk setiap tahunnya antara lain berturut-turut dari th.1994-1998 adalah 37 mm, 49 mm, 45mm, 47.5 mm dan 47.5 mm. Data yang kami tabulasikan ini dapat dipergunakan lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik atau jenis getaran dan gempa bumi yang terjadi, dan Sistem Monitoring Online (SIMLine) Sinyal Amplutudo Getaran ini dapat digunakan sebagai penanda kejadian guna pemantauan jarak jauh.Kata kunci— Seismograf, Gn.Rinjani, Amplitudo gempa
Penerapan Teknik Fast Motion Estimation Pada Algoritma Frame Rate Up-Conversion Video Ni Putu Widya Yuniari; I Made Oka Widyantara
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak— Video surveillance merupakan salah satu aplikasi yang sering dimanfaatkan pada sistem keamanan yakni dengan menempatkan satu atau beberapa kamera untuk memantau suatu ruangan kemudian ditransmisikan ke dekoder. Pada jaringan yang memiliki keterbatasan bandwidth transmisi, untuk tetap memperoleh video dengan resolusi tinggi terdapat suatu mekanisme yakni pada sisi enkoder harus menurunkan frame rate dengan mengirimkan sebagian dari urutan video asli. Sedangkan di dekoder harus mengupgrade kembali frame rate tersebut dengan suatu teknik yang dinamakan Frame Rate Up-Conversion (FRUC). FRUC merupakan suatu teknik menyisipkan sebuah frame yang baru (intermediate) ke dalam suatu urutan video asli untuk meningkatkan frame rate. Salah satu teknik FRUC adalah Motion Compensation Interpolation (MCI). Teknik ini menyandarkan pada suatu proses yang disebut Motion Estimation (ME). Proses ME untuk algoritma MCI pada FRUC yakni memprediksikan posisi frame berupa Motion Vector (MV) yang sekarang berdasarkan pada frame referensi. MV yang telah diperoleh disimpan di dekoder sebagai informasi yang digunakan untuk penyisipan frame intermediate. Terdapat suatu metode untuk mempercepat proses ME dengan mengurangi jumlah blok kandidat yang disebut Fast Search. Salah satu metode Fast Search adalah Three Step Search {TSS). Dengan mengadopsi pengkodean video berbasis blok, pada paper ini mengajukan penerapan teknik Fast Search TSS untuk ME pada algoritma FRUC. Sasarannya adalah menurunkan kompleksitas di enkoder dengan mengurangi jumlah kandidat blok pencarian dan untuk memberikan informasi MV frame intermediate yang akan disisipkan pada dekoder sehingga mampu meningkatkan frame rate.Kata kunci: Motion Compensation Interpolation, Motion Estimation , Fast Search , Three Step Search.
Klasifikasi Bentuk Lengkung Gigi Menggunakan Algoritma Propagasi Balik Berdasarkan Fitur Tekstur Pada Citra Digital Shinta Puspasari
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak— Tulisan ini menyajikan model jaringan saraftiruan yang digunakan untuk klasifikasi bentuk lengkunggigi setelah diberikan perawatan ortodontik. Arsitekturjaringan saraf tiruan dengan algoritma pembelajaranpropagasi balik yang dirancang untuk menerimaparameter input berupa empat parameter lengkung gigidan fitur tekstur Haralick yang diambil dari citra cetakangigi sebelum menjalani perawatan ortodontik. Usulanmodel dievaluasi kinerjanya menggunakan data set yangterdiri dari data numerik dan data citra cetakan gigipasien ortodonti. Dalam hal efektivitas, hasil tesmenunjukkan bahwa kinerja model jaringan saraf tiruanyang dirancang efektif mengklasifikasi secara akurathingga 66%. Penelitian lebih lanjut diperlukan untukmenentukan fitur yang efektif untuk klasifikasi bentuklengkung gigi sehingga dapat diimplementasikan dalamaplikasi pendukung perawatan ortodonti.Keywords: algoritma propagasi balik, bentuk lengkung gigi,fitur tekstur
Korelasi Korupsi dan Jumlah Penduduk Terhadap Kesuksesan E-Government di Suatu Negara Dien Novita
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—E-Government didefinisikan sebagai bentuk layananpemerintah yang berbasis elektronik. Bentuk layananpemerintah tersebut mempunyai banyak keunggulandibandingkan cara konvensional yang belum memanfaatkanteknologi informasi. Sebagian besar negara-negara di dunia telahmenerapkan bentuk layanan ini. Untuk menyelenggarakanlayanan pemerintahan yang berbasis elektronik tersebut,tentulah bukan hal yang mudah. Ada banyak faktor untukterselenggara dengan sukses. Faktor-faktor kesuksesanimplementasi E-Government antara lain ditentukan oleh faktorpersiapan anggaran dan pelaksanaan anggaran. Adanyapenyimpangan anggaran seperti terjadinya korupsi tentunyaakan menghambat kesuksesan implementasi E-Government.Selain faktor tersebut, faktor dari dukungan penduduk sebagaistakeholder utama dari E-Government tentunya juga sangatmenentukan sukses tidaknya implementasi E-Government. Makadari itu penelitian ini dibuat untuk melihat korelasi atauhubungan korupsi dan jumlah penduduk terhadap kesuksesanimplementasi E-Government di suatu negara. Penelitian inimenggunakan model analisis regresi berganda menggunakansoftware AMOS 16 dan SPSS 19. Dari hasil pengolahan dataterhadap 163 negara sebagai sampel penelitian untuk dataperingkat E-Government dunia oleh E-Government Survey 2012oleh PBB, dari UNDP untuk peringkat jumlah penduduk dunia2012, dan dari Transparency International 2012 untuk peringkatkorupsi dunia, diperoleh hasil bahwa korupsi dan jumlahpenduduk secara bersama-sama berkorelasi kuat terhadapkesuksesan implementasi E-Government suatu negara dengannilai r sebesar 0,75 dan koefisien determinasi R2 sebesar 56,3%.Kata Kunci—E-Government; korupsi; penduduk; regresi;AMOS; SPSS
Sistem Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Support Vector Machines dan Algoritma Evolusi Fuzzy Ida Bagus Putra Manuaba
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract—Penjadwalan produksi merupakan salah satu bentukpengaturan waktu pada sebuah proses penjadwalan. Prosespenjadwalan yang baik dapat menghasilkan keuntungan danoptimasi waktu pada proses produksi. Penelitian ini difokuskanpada penyelesaian permasalahan penjadwalan job shop padaruang lingkup sistem make to order. Permasalahan dari sistempenjadwalan job shop dengan domain make to order, adalahsangat tidak sensitif terhadap perubahan-perubahan yangterjadi pada jadwal yang telah berjalan pada proses produksi.Proses penyusunan jadwal menerapkan sistem penjadwalanmaju dan sistem penjadwalan mundur, serta mengintegrasikandengan konsep penjadwalan the rolling time window.Perancangansistem penjadwalan produksi menggunakan metode fuzzy SVMssebagai metode klasifikasi dan algoritma fuzzy evolusi sebagaialgoritma pada proses penentuan jarak pada proses penyusunanjadwal. Fuzzy SVMs merupakan metode yang telah teruji mampumenyelesaikan permasalahan klasifikasi pada permasalahan nonlinier. Sedangkan pada proses routing penjadwalan,dimanfaatkan metode fuzzy evolusi sebagai metode penyelesaianpermasalahan penyusunan jadwal produksi.Kata kunci—penjadwalan produksi, penjadwalan job shop, therolling time window, fuzzy support vector machines, evolusi fuzzy
Pemodelan ARIMA untuk Kanal Frekuensi Tinggi (High Frequency) Link Banda Aceh-Surabaya Indra Jaya
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Pada era globalisasi saat ini teknologi telekomunikasi berkembang dengan sangat pesat. Begitu juga dalam bidang broadcasting. Sehingga sangat memungkinkan meningkatnya kebutuhan terhadap kanal frekuensi yang baru. Sistem komunikasi radio HF mempunyai kelebihan dalam propagasi yaitu dapat menjangkau jarak lintasan yang jauh, mudah diimplementasikan dan lebih murah dibandingkan dengan sistem komuniksi satelit.Para peneliti telah banyak melakukan pemodelan terhadap kanal HF dengan berbagai macam model, umumnya pemodelan kanal statistik dirancang dan diterapkan dengan menggunakan simulator kanal. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah dengan model ARIMA. Karena Model ARIMA memiliki karakteristik yang paling sesuai dengan karakteristik data yang didapat dari pengukuran redaman kanal HF yaitu time series. Dengan pemodelan ARIMA, perlu dipertimbangkan sifat tak stasioner dalam dimensi waktu, agar didapat keakuratan yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk data yang mempunyai sifat tak stasioner. Pemodelan ARIMA untuk kanal HF saat ini belum banyak diteliti, akan tetapi pemodelan ARIMA dalam bidang telekomunikasi lainnya sudah banyak sekali dilakukan.Dari hasil pemodelan diperoleh dua belas model ARIMA yaitu Model ARIMA (0,1,1), (1,0,0), (1,0,1),(1,0,2),(1,0,3), (1,0,4), (0,0,5), (2,0,1), (2,0,2), (2,0,0), (2,0,5), dan (3,0,3). Model ARIMA yang paling dominan yaitu model ARIMA (1,0,2) dengan jumlah event sebanyak 30,67 %, model ARIMA (2,0,2) dengan jumlah event sebesar 20 %, model ARIMA (2,0,1) yaitu sebanyak 14,67 %, model ARIMA (1,0,3) sebesar 9,33%, model ARIMA (1,0,1) 6,67%, ARIMA(3,0,3) sebesar 5,33%, model ARIMA (0,1,1) 4%, ARIMA (1,0,0) 4%, (0,0,5), (2,0,0), (2,0,5), dan (1,0,4) masing-masing sebesar 1,33%. Dan hanya dua model yang paling mendekati dengan model pembangkitan yaitu model ARIMA (1,0,0) dan Model (1,0,2).Dari seluruh model ARIMA yang diperoleh dipilih salah satu model ARIMA terbaik dengan mempertimbangkan kriteria AIC yang paling kecil. Model ARIMA terbaik yaitu model ARIMA (1,0,2).Kata Kunci—Frekuensi tinggi (HF); Maximum Usable Frequency (MUF); Redaman kanal HF.
Desain Kendali Cerdas pada Turbin Angin I Nyoman Kusuma Wardana
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Turbin angin yang dipasang dengankonfigurasi variable-speeddianggap mampu memperbaiki kinerjadari turbin fixed-speed. Dengan menggunakan konfigurasivariable-speed, turbin dapat beradaptasi secara kontinu untukbekerja pada efisiensi aerodinamik tertinggi. Salah satu metodeyang digunakan pada sistem variable-speed adalah denganmengatur besarnya sudut pitch baling-baling turbin. Melaluipenelitian ini, diciptakan sebuah model turbin bertipe HorizontalAxis Wind Turbine (HAWT). Jaringan saraf tiruan tiruan (JST)dengan algoritma pelatihan backpropagationditanam padasebuah mikrokontroler sebagai algoritma kendali. JSTberarsitektur 2-10-1 memiliki fungsi transfer tansig pada lapisantersembunyi, dan fungsi purelin pada lapisan output. Input JSTadalah galat (error) dan posisi sudut, sedangkan outputnyaadalah sudut pitch yang diinginkan. Motor servo digunakansebagai aktuator, yang dapat menggerakkan sudut pitch antara20 sampai 60 derajat.Respon sistem hasil fitting terhadap hasilpercobaan menunjukkan nilai persen overshoot (%OS) yanglebih besar dari desain yang ditetapkan. Berdasarkan penelitianyang dilakukan, nilai %OS mencapai 66,67, sedangkan desainkontrol hanya 33,33. Nilai rise time (Tr) sebesar 5,46% masihmemenuhi kriteria desain yaitu sebesar 10 detik, namun nilaisettlingtime (Ts)sebesar 138 detik melebihi kriteria desain yaitusebesar 20 detik.Kata kunci—mikrokontroler; jaringan saraf tiruan; sudutpicth; kontrol turbin angin; variable-speed.
Perbandingan Topologi WSN (Wireless Sensor Network) Untuk Sistem Pemantauan Jembatan Evy Nur Amalina; Eko Setijadi; Suwadi .
PROSIDING CSGTEIS 2013 CSGTEIS 2013
Publisher : PROSIDING CSGTEIS 2013

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Peristiwa runtuhnya Jembatan Kutai Kertanegara sepanjang 720 meter memberikan pelajaran tentang pentingnya sistem pemantauan jembatan sehingga dapat diketahui penyebab-penyebab kerusakan jembatan. Jika diketahui penyebabnya maka akan dapat mengurangi kerusakan jembatan dan mencegah keruntuhan. Sistem Pemantauan Jembatan telah diteliti oleh para peneliti di luar negeri dan telah diimplementasikan pada beberapa jembatan baik berbasis kabel juga nirkabel. Namun, Sistem Pemantauan Jembatan yang mudah dan murah adalah dengan teknologi berbasis nirkabel. Pada Sistem Pemantauan Jembatan berbasis nirkabel biasanya menggunakan WSN (Wireless Sensor Network) dimana WSN adalah jaringan yang terdiri dari sensor node yang dilengkapi dengan peralatan seperti memori, prosesor, ADC, dan baterai. Bentuk WSN yang kecil mempunyai kelemahan yaitu terbatasnya energi dan bandwidth sehingga dibutuhkan topologi yang tepat. Topologi yang sering digunakan pada WSN adalah star, mesh dan tree. Pada simulasi yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik dari ketiga topologi yang diamati berdasarkan parameter kinerjanya. Pada topologi star memiliki karakteristik packet loss yang dihasilkan adalah 140 paket atau 90,32% paket yang yang hilang, memiliki nilai throughput rata-rata sebesar 0,69 kbps, nilai delay rata-rata sebesar 0,843 ms dan konsumsi energi rata-rata adalah 0,0037 Joule. Topologi mesh memiliki karakteristik packet loss yang dihasilkan adalah 1 paket atau 0,641% paket yang hilang, memiliki nilai throughput rata-rata sebesar 7,21 kbps, nilai delay rata-rata sebesar 28,65 ms dan konsumsi energi rata-rata adalah 0,527 Joule. Sedangkan pada topologi tree memiliki karakteristik tidak terdapat packet loss, memiliki nilai throughput sebesar 6,43 kbps, nilai delay rata-rata yang terjadi adalah 26,36 ms dan konsumsi energi rata-rata sebesar 0,235 Joule. Berdasarkan karakteristik tersebut, topologi yang terbaik adalah topologi tree.Kata Kunci—SHM;WSN ;topologi

Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue CSGTEIS 2013