cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015" : 12 Documents clear
PENAMBANG PASIR DI KELURAHAN BONGKI KABUPATEN SINJAI (1995-2011) Muhammad Anis
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8418

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahawa Latar belakang munculnya penambang pasir di Kelurahan Bongki yaitu disebabkan oleh dua faktor yakni faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam diri masyarakat antara lain karena faktor ekonomi dan faktor pendidikan. Adapun faktor dari luar yaitu karena adanya sungai Tangka di wilayah Kelurahan Bongki, letak wilayah Kelurahan Bongki yang strategis dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Sinjai. Aktifitas penambangan pasir di Kelurahan Bongki merupakan penaambangan rakyat yang dimulai pada tahun 1995, pada awalnya penambang pasir hanya menggunakan peralatan atau sarana dan prasarana yang bersifat tradisional namun seiring perkembangan zaman penambang pasir di Kelurahan Bongki juga mulai ada yang menggunakan sarana dan prasarana yang bersifat modern. Adapun pendapatan penambang pasir di Kelurahan Bongki bisa dibilang sangat besar namun tidak merata karena dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang digunakan.Kata Kunci : Penambang Pasir, Kelurahan Bongki Kabupaten Sinjai
KONSEP KEBUDAYAAN DAN PEMBANGUNAN INDONESIA DITENGAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Amirullah Amirullah
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8421

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  (IPTEK) berjalan dengan cepat. Kondisi itu menciptakan pandangan awam bahwa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terpisah jauh dari kebudayaan, yang pada gilirannya diikuti suatu pandangan bahwa sikap manusia bergantung pada teknologi yang dibuat oleh manusia sendiri padahal dibalik kemajuan ilmu dan teknologi terdapat budaya yang perlu di perhatikan sebagai bentuk manifestasi nilai luhur budaya bangsa yang senantiasa hadir untuk kemajuan pembangunan bangsa Indonesia. Pembangunan Kebudayaan Indonesia memerlukan sosial kontrol dan adaptasi, untuk pembangunan mentalitas, sikap hidup dan cara berfikir sebagai perimbangan dari kemajuan yang dicapai ilmu dan teknologi, agar pembangunan nasional tidak menemui stagnasi bahkan memperbudak manusia karna mentalitas, sikap hidup dan cara berfikir merupakan bagian dari kebudayaan untuk di lestarikan sebagai warisan sejarah yang senantiasa menjadi pondasi awal demi pembangunan Indonesia mendatang. Karena itu pembangunan kebudayaan mempunyai arti penting ditengah-tengah kemajuan ilmu dan teknologi.Kata Kunci: Pembangunan Kebudayaan Indonesia, Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 
INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN B.J HABIBIE (1998-1999) Rudini Ridwan
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8414

Abstract

Hasil penelitian dapat diperoleh bahwa B.J. Habibie terpilih menjadi presiden karena mundurnya Soeharto sebagai presiden berdasarkan ketentuan Pasal 8 UUD 1945. Adapun kebijakan B.J. Habibie selama masa pemerintahannya seperti mengatasi krisis ekonomi, mengatasi dinamika ketenagakerjaan, melaksanakan pemilihan umum, melakukan Reformasi ABRI. Dan pelaksanaan sasaran kerja yang telah membuahkan tercapinya tuntutan masyarakat, yang dampaknya menjadikan perekonomian menjadi stabil dan kerusuhan mulai mereda yang mana kedepannya diharapkan agar lebih baik lagi. Pada akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1999 merupakan berakhirnya masa jabatan B.J. Habibie  setelah pidato pertanggungjawabannya ditolak dan tidak mencalonkan sebagai Presiden. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa keadaan di Indonesia mulai mengalami perubahan yang signifikan setelah B.J. Habibie menerapkan beberapa kebijakan untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi akibat krisis ekonomi, namun setelah berakhirnya masa pemerintahan B.J. Habibie telah memberikan kebebasan rakyat Indonesia untuk beraspirasi dan menyampaikan pendapat yang merupakan bentuk tuntutan rakyat kepada pemerintah.Kata Kunci: Indonesia, Masa Pemerintahan B.J Habibie
KERAJAAN BONE PADA MASA PEMERINTAHAN FATIMA BANRI (1871-1895) Andi Jumriani
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8419

Abstract

Keadaan Kerajaan Bone pada Masa Pemerintahan Fatima Banri 1871-1895 tidak terlepas dari bagaimana proses terbentuknya Kerajaan Bone, perkembangannya dari beberapa raja yang pernah berkuasa serta kebijakan dan keberhasilan yang dicapai oleh raja tersebut selama masa kepemimpinannya. berdasarkan dari hasil penelitian penulis Sebelum pemerintahan Fatima Banri di Kerajaan Bone, sebelum datangnya To manurung Kerajaan Bone terdiri dari beberapa anang, sampai kepada datangnya To manungrung sebagai raja pertama dan Bone menjadi sebuah Kerajaan. Dengan datangnya To manurung maka terjadilah penggabungan beberapa kelompok masyarakat yang ada pada mulanya hidup berkelompok-kelompok. Masyarakat setempat sudah menganut sistem pelapisan sosial sebagaimana dengan masyarakat di Sulawesi Selatan, masyarakat sudah mengenal sertifikasi sosial seperti Arung, To deceng, To sama, dan Ata. Dimasa pemerintahan Fatima Banri di Kerajaan Bone yakni dari tahun 871 sampai dengan tahun 1895 telah terjadi sistem kekerabatan Kerajaan Bone dengan Gowa, adanya sistem kekeluargaan yang dimana ibu dan suami beliau yang berasal dari gowa, dan juga kebijakan yang lain dilakukan oleh Fatima Banri yakni adanya perobahan model baju wanita di Kerajaan pada saat itu. Kata Kunci : Kerajaan Bone, Masa Pemerintahan Fatima Banri (1871-1895)
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI PRESIDEN WANITA DI INDONESIA (2001-2004) Andi Lis Pratiwi
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.51 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8410

Abstract

          Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepanjang sejarah pemerintahan di Indonesia Megawati Soekarnoputri adalah satu-satunya wanita pertama yang menjabat sebagai presiden RI, tampilnya Megawati Soekarnoputri sebagai presiden RI 2001-2004, dimana sistem pemerintahan yang digunakan adalah Kabinet Gotong Royong. Namun, kinerja Megawati Soekarnoputri dalam memimpin pemerintahan (2001-2004) memang tidak bisa membuktikan kepada publik bahwa Megawati Soekarnoputri Memiliki kesamaan kapasitas dengan gaya kepemimpinan ayahnya Bung Karno. Dalam masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri banyak kejadian-kejadian yang terjadi di indonesia salah satunya terjualnya aset negara untuk membayar utang negara.           Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Megawati Soekarnoputri dapat memperbaiki keadaan Indonesia melalui kebijakan bidang ekonomi dan kebijakan bidang hukum. Capaian selama pemerintahan Megawati Soekarnoputri yaitu politik dan hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan, pemberantasan korupsi dan pemberantasan terorisme. Kata Kunci: Megawati Soekarnoputri, Presiden Wanita Indonesia
KEMATIAN DAN PEMAKAMAN LA TENRITATTA ARUNG PALAKKA DI BONTOBIRAENG KERAJAAN GOWA (1696) Nurlindayani Nurlindayani
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8415

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode penelitian sejarah dengan tahapan yakni; heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi yang merupakan tahapan penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Arung Palakka ini adalah orang yang pernah terlibat dalam perang Makassar pada tahun 1666 bersama Belanda dan Sultan Hasanuddin dan setelah perang Makassar berakhir Arung Palakka diangkat menjadi raja ke XV di Bone dan memiliki pengaruh besar di Sulawesi Selatan pada abad ke-17. Pada akhir abad 17, kondisi kesehatan Arung Palakka menurun sehingga tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. Maka hal ini ia memberi kepercayaan kepada keponakannya yaitu La Patau untuk menggantikan Arung Palakka sementara sehingga kesulitan yang dihadapi Arung Palakka selama sakit dapat diambil alih dan diatasi oleh La Patau dengan baik. Kesehatan Arung Palakka yang terus menurun meskipun mendapat pengobatan dari dokter sehingga tepat tanggal 6 April 1696 ia meninggal dunia dan dimakamkan berdampingan dengan Karaeng Pattingaloang di daerah Bontobiraeng.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa La Tenritatta Arung Palakka dimakamkan di Bontobiraeng wilayah Kerajaan Gowa sesuai dengan pesan/wasiat yang ditinggalkan sebelum meninggal dunia dan juga adanya hubungan kekeluargaan yang terjalin antara Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin, dimana istri  kedua Arung Palakka yaitu Imengkawani Daeng Talele adalah adik dari Sultan Hasanuddin. Selain itu, sekaligus sebagai fakta bahwa antara Gowa dan Bone sudah tidak ada perselisihan.Kata Kunci: Kematian dan Pemakaman, La Tenritatta Arung Palakka
KETERLIBATAN KERAJAAN SOPPENG DALAM PERANG MAKASSAR (1666-1669) Muchlas A
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8420

Abstract

Keterlibatan Kerajaan Soppeng dalam Perang Makassar tahun 1666-1669 dilatari oleh faktor budaya Siri’ na Pacce/ Pesse, keinginan Soppeng untuk merebut kembali kedaulatan dan kemerdekaan negerinya dari pengaruh Kerajaan Gowa, hubungan emosional atau hubungan garis darah (geneologi) antara bangsawan Soppeng dengan Bone yang mempengaruhi arah politik Kerajaan Soppeng pada persekutuan dalam Perang Makassar (apakah berpihak ke Gowa atau pada Bone).Keterlibatan Soppeng dalam persekutuan dengan Bone ditandai dengan disepakatinya perjanjian Attapang antara Soppeng dan Bone dalam menghadapi pengaruh Gowa. Dalam perjalanannya keterlibatan Kerajaan Soppeng dalam Perang Makassar dapat dilihat pada keterlibatan politik, keterlibatan perang dengan dimulai pada penghancuran pengaruh Gowa di kerajaan-kerajaan bagian Utara Gowa (Tanete, Barru ri Aja, Siang, Nepo, Cilellang, Labakkang, dll) dan pertempuran di Benteng Somba Opu. Dengan kemenangan Belanda bersama sekutunya Bone, Soppeng, Buton, dampak terhadap Soppeng tertuang dalam pasal Perjanjian Bongaya berupa kemerdekaan Soppeng bahwa Soppeng lepas dari pengaruh Gowa dan memiliki kewenagan dalam melakukan hubugan dengan bangsa luar baik politik, ekonomi, dll. Selain itu, Soppeng mendapat perlindungan langsung dari Belanda dan kesetaraan Soppeng dengan sekutu-sekutu Belanda lainnya seperti Buton, Bone, Ambon.Kata Kunci: Kerajaan Soppeng, Perang Makassar                       
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PENERAPAN TEKNIK COURSE REVIEW HORAY (CRH) PADA KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR Ni Putu Asri Utami; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8411

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah melalui penerapan model pembelajaran Course Review Horay di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) prosedur penelitian meliputi yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket motivasi belajar dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Makassar pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 dengan 30 siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Course Review Horay menunjukkan adanya peningkatan dalam motivasi belajar sejarah, baik pada aktivitas guru dan siswa. Peningkatan itu dapat dilihat dari siklus I ke siklus II, yaitu persentase rata-rata hasil angket motivasi belajar Sejarah siswa dari 73,04% menjadi 82,59% atau berada dalam kategori tinggiKata Kunci: Peningkatan Motivasi Belajar, Penerapan Teknik Course Review Horay
PENAKLUKAN MUSA BIN NUSHAIR ATAS ANDALUSIA (711-715 M) Harsudi, Rahmat
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8416

Abstract

Kondisi yang ada dimana terjadinya perselisihan antara Julian dan Rodherick yang akhirnya menimbulkan ketimpangan politik dikalangan kerajaan dan rakyat telah ikut mempermudah usaha penaklukan. Perintis penaklukan ini adalah Musa bin Nushair seorang Gubernur daerah Afrika Utara pada penguasaan Bani Umayyah yang telah menaklukkan kembali Afrika Utara yang pernah memberontak pada periode sebelumnya. Operasi penaklukan dimulai ketika Thariq bin Ziyad menyeberangi Selat Gibraltar dan mendarat di Green Land. Serangkaian pertempuran terjadi, namun yang paling berpengaruh adalah pertempuran Lembah Barbate yang merupakan pembuka jalan bagi kaum Muslimin untuk menaklukkan kota-kota lainnya di Andalusia.Penaklukan ini berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, yakni antara kurun waktu tahun 711-715 M tentunya meninggalkan serangkaian dampak yang dirasakan oleh rakyat Andalusia dan Bani Umayyah pada waktu itu. Salah satu dampak yang dirasakan oleh Bani Umayyah adalah bertambah luasnya wilayah kekuasaan Bani Umayyah yang akhirnya memasuki wilayah Eropa, dan dampak yang dirasakan oleh rakyat Andalusia adalah mereka akhirnya terbebas dari penderitaan yang diakibatkan oleh kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah. Terbebasnya rakyat dari penderitaan ini tidak terlepas dari kebijakan yang diterapkan oleh Islam kepada daerah yang baru dikuasai.Kata Kunci : Sistem Penaklukan, Musa Bin Nushair
PERLAWANAN RAKYAT TABULAHAN DAN BAMBANG MENENTANG KEHADIRAN BELANDA DI PITU ULUNNA SALU (1908) Budiharjo, Budiharjo
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2.165 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8412

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum kedatangan colonial Belanda di Pitu Ulunna Salu, masyarakat Tabulahan dan Bambang hidup dalam tatanan Ada’ Pemali Appa’ Randanna. Pada masa colonial Belanda, kedua daerah ini melakukan perlawanan dengan alas an kedatangan Belanda akan menggangu tatanan kepemimpinan local serta tatanan kehidupan dalam Ada’ Pemali Appa Randanna. Para pejuang dari kedua daerah ini melakukan penyerangan terhadap patrol Belanda diwilayah Pote’Leha. Namun karena kalah dalam siasat dan persenjataan,  maka daerah ini dapat dikuasai. Sepanjang perlawanan ini berlangsung,  banyak  yang  menjadi korban baik dipihak Tabulahan dan Bambang maupun dipihak Belanda. Tabulahan dan Bambang dimasukkan dalam pemerintahan Afdeling Mamuju tahun 1908 dan dijadikan daerah pekabaran Injil sejak tahun 1920. Akan tetapi,  karena bukan merupakan pusat pemerintahan maka tidak banyak perubahan yang didapatkan; justru Tabulahan dan Bambang menjadi terasing dalam sejarah local Pitu Ulunna Salu.Masyarakat Tabulahan dan Bambang telah berjuang keras untuk menolak kehadiran Belanda namun, nampaknya persenjataan  yang maju menjadi kunci sebuah kemenangan.  Setelah daerah tersebut dikuasai Belanda Masyarakat tidak lagi sepenuhnya hidup dalam tatanan Pemali Appa’ Randanna melainkan tatanan politik kolonial. Kata Kunci: Perlawanan Rakyat Tabulahan dan Bambang Menentang Belanda di Pitu Ulunna Salu

Page 1 of 2 | Total Record : 12