cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. purworejo,
Jawa tengah
INDONESIA
SURYA BETON - Fakultas Teknik
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Gempa Aceh agung nusantoro
SURYA BETON - Fakultas Teknik No 01 (2012): BETON No. 01/2012
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Danny Hilman menilai gempa 8,5 SR di Aceh bukan megathrust yang diramalkan banyak ahli. Megathrust yang diramalkan banyak ahli akan terjadi di Pulau Siberut, Sumatera.Danny mengaku memang para ahli sudah meramalkan bahwa sewaktu-waktu bakal terjadi gempa sangat kuat, yang disebut megathrust. Kekuatan megathrust ini bisa mencapai 8,9 SR dan akan terjadi di sekitar Pulau Siberut, Sumatera.
TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Jatmoko Dwi Heru
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.041 KB)

Abstract

Tanah merupakan material yang sangat berpengaruh dalam suatu pekerjaan kontruksi. Kondisi tanah yang sering menjadi kendala dan relatif banyak dijumpai adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang tidak seragam serta sifat plastisitas tanah yang cukup tinggi, sehingga akan mengakibatkan tidak stabilnya bagi landasan bangunan struktur bangunan sipil. Indeks plastisitas (IP) adalah merupakan parameter yang penting sebagai tolak ukur stabilitas tanah sebagai tanah dasar. Melihat kondisi tanah seperti itu maka pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang merugikan tersebut dengan menambahkan suatu bahan aditif yaitu kapur. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sekitar lokasi jalan Soekarno-Hatta ± km. 2 kabupaten Purworejo. Penelitian perbaikan tanah ini selanjutnya akan mengamati tentang perilaku plastisitas tanah setelah ditambahkan kapur. Variasi campuran kapur adalah 4%, 8%, 12%, dan 16% dari berat tanah murni. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa tanah menurut AASHTO adalah merupakan tanah golongan A-7-5 dengan nilai indeks gup (GI) = 43>20 merupakan jenis tanah yang buruk sebagai tanah dasar. Hasil pengujian terhadap tinjauan nilai batas plastis terjadi peningkatan nilai batas plastinya yaitu sebesar 9,114 %, sementara dari nilai indeks plastisitasnya terjadi penurunan indeks plastisitas yaitu sebesar 20,695 %. Hasil ini menunjukan bahwa penambahan kapur dapat meningkatkan stabilitas dan ternyata kapur dapat mengendalikan sifat plastisitas dari tanah lempung. Kata kunci : indeks plastisitas, kapur, lempung
PROSENTASE PENCAPAIAN KUAT DESAK PAVING BLOCK SAAT UMUR 7 HARI PADA METODE TUMBUK DENGAN BEBERAPA VARIASI JUMLAH KADAR SEMEN Jatmoko Dwi Heru
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.952 KB)

Abstract

Pemasangan “paving block”  pada seharusnya dilaksanakan ketika “paving block” mencapai usia layan ( 100 % ) sama dengan pada beton “konvensional”, namun karena suatu hal sering kali pemasangan “paving block” dilakukan sebelum mencapai umur layan tersebut, untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai prosentase pencapaian kekuatan sebelum tercapainya usia layan. Hal yang perlu menjadi perhatian dan berbeda mengenai prosentase kekuatan pada umur pemeliharaan ( 7, 14 dan 21 hari ) pada beton “konvensional” dan beton “paving block” adalah  karena proses pencetakan kedua beton ini yang berbeda. Pada beton “konvensional “ proses pencetakan dilakukan dengan alat getar   (vibrator) agar beton tak berongga (keropos), sedangkan beton “paving block” proses pencetakaannya dilakukan dengan alat bantu ( dalam hal ini ) tumbuk, selain itu pada beton “paving block” menggunakan adukan beton dengan nilai slum yang mendekati 0 ( nol ) yang berbeda dengan beton “konvensional” ( karena pengaruh terhadap “workability” ). Hasil analisa setelah dilakukan percobaan di laboratorium ternyata bahwa  dari beberapa variasi jumlah kadar semen kekuatan “paving block” pada umur 7 hari maka diperoleh nilai prosentase yang berbeda – beda yaitu untuk campuran ( pc:pasir: kerikil ) 1:6:5 adalah 69,5 % ; 1,5:6:5 adalah 78,27 % dan 2:6:5 adalah 76,65 % atau bila diambil nila rata – ratanya adalah sebesar 74,84 % dari umur layan yang sebenarnya yang nilai ini dibawah nilai pencapaian beton umur 7 hari pada beton konvensional.. Dari beberapa variasi jumlah kadar semen dalam campuran tersebut juga diperoleh hasil bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah kadar semen pada sebuah “paving block” maka prosentase kekuatan desak pada umur 7 hari terhadap umur layan ( 28 hari ) akan meningkat pula,  hal ini diukung dengan hasil perhitungan nilai korelasi r = 0,65  ( positif ). Kata Kunci       : Paving block, tumbuk, 7 hari
OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN M - Taufik
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.785 KB)

Abstract

Air sangat dibutuhkan untuk lahan pertanian, hanya saja distribusi air yang tidak merata di seluruh wilayah yang ada, serta kesenjangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air di musim penghujan dan di musim kemarau. Untuk mengatasi hal tersebut maka sarana dan prasarana telah dibangun salah satunya yaitu Bendung Pesucen yang membendung Sungai Kedung Bener yang dapat mengairi lahan pertanian seluas 1.657 ha. Perhitungan potensi ketersediaan air Bendung Pesucen berdasarkan data yang tercatat pada stasiun AWLR Suraturunan yang dilakukan tiap periode ½ bulanan. Analisa imbangan air dilakukan tiap periode ½ bulanan untuk kondisi dari tahun ke tahun berikutnya. Hasil analisa neraca air ternyata di Bendung Pesucen kebutuhan air hanya tercukupi 1(satu) periode setengah bulanan atau 4,55% dari 22 periode setengah bulanan yang membutuhkan air, sedangkan yang 2 periode setengah bulanan tidak membutuhkan air karena tidak ada masa tanam. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi di atas mengalami kekurangan air, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Sehingga dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada umumnya produksi padi dan palawija khususnya, usaha yang dilaksanakan adalah mengoptimalkan air di Bendung Pesucen supaya efisien sehingga dapat terpenuhi kebutuhan air di lahan tersebut.   Kata Kunci : Ketersediaan air, kebutuhan air , neraca air
KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW Muhamad taufik
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.948 KB)

Abstract

Analisa dan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu sistim pemberianair irigasi untuk tanaman padi yang efektif dan efisien yaitu dengan menggunakan SistimIntermitten Flow. Prinsip pemberian air irigasi Sistim Intermitten Flow untuk tanamanpadi adalah pemberian air sampai tinggi genangan yang diinginkan dengan waktupemberian air yang telah ditentukan, setelah itu pemberian air dihentikan sampaigenangan di sawah habis, kemudian setelah genangan habis sawah diairi kembali.Besarnya kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan evapotranspirasi dan faktor – faktoryang lain. Studi ini membandingkan besarnya kebutuhan air irigasi dan besarnya debitdi intake Sistim Continous Flow dengan Sistim Intermitten Flow. Hasil penelitian dananalisa menunjukkan bahwa sistim pemberian air irigasi untuk tanaman padi denganmenggunakan Sistim Intermitten Flow dapat menghemat kebutuhan air dibandingkanSistim Continous Flow. Penghematan kebutuhan air dengan Sistim Intermitten Flowpada Musim Tanam I sebesar 1.859.374,101m3 atau 38,87 %, pada Musim Tanam IIsebesar 691.027,94 m3 atau 21,65 %, dan total selisih kebutuhan air Sistim ContinousFlow dengan Sistim Intermitten Flow selama dua musim tanam padi dengan pola tanamPadi – Padi – Palawija sebesar 2.550.402,041 m3 atau 31,88 %.Kata kunci : debit intake,Continous Flow, Intermitten FlowPENDAHULUAN
KAJIAN TINGKAT RESIKO KERUSAKAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA TERHADAP GEMPA DI KABUPATEN PURWOREJO (Studi Kasus Di Kecamatan Butuh, Kecamatan Kutoarjo dan Kecamaan Purwodadi Kabupaten Purworejo) Nurmansyah Alami
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 4, No 01 (2016): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Tingkat Resiko Kerusakan Rumah Tinggal Sederhana Terhadap Gempa Di Kabupaten Purworejo (Studi Kasus Di Kecamatan Butuh, Kecamatan Kutoarjo dan Kecamaan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk menganalisakesuaian  rumah tinggal sederhana di wilayah Kecamatan Butuh,Kecamatan Kutoarjo dan Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, terhadap aturan Rumah Sederhana Tahan Gempa.(2) untuk mengetahui prosentase prosentase resiko Kerusakan bangunan rumah terhadap gempabumi di Kecamatan Butuh,Kecamatan Kutoarjo dan Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Sampel penelitian untuk rumah tinggal sederhana berjumlah 508 responden ditentukan dengan menggunakan random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket kuisioner yang masing-masing sudah diuji cobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSS for windows 16.0. Dalam Perhitungan pengolahan data, peneliti mempergunakan alat bantu yang berupa program aplikasi komputer yaitu program microsoft excel. Dari olah data yang didapat dari penelitian, bagian struktur yang paling tidak sesuai adalah pada bagian struktur balok latai dan kedalaman pondasi ≤ 60 cm. Dimana banyak rumah yang tidak menggunakan balok latai dikarenakan kurang pahamnya tentang pedoman atau aturan membangun rumah. Dari hasil analitis data dapat diambil kesimpulan resiko kerusakan sebesar 29,13% rusak berat, 38,78% rusak sedang dan 32,09% rusak ringan ,apabila terjadi gempa bumi.   Kata kunci : resiko kerusakan, gempabumi.
KAJIAN PENGGUNAAN PONDASI DANGKAL PADA JEMBATAN (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil) Agung Nusantoro; Nurmansyah Alami
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 4, No 01 (2016): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.837 KB)

Abstract

“Analisis Penggunaan Pondasi Telapak Gabungan pada  Jembatan Bentang Pendek (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil)”. Tujuan dilakukan kajian ini yaitu untuk menganalisis fondasi telapak gabungan bila diterapkan pada jembatan bentang pendek pada Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.  Daya dukung tanah yang diambil dari 2 titik pada lokasi, menyatakan letak daya dukung tanah keras berbeda yaitu berada di kedalaman -15,20 m dan -4,60 m. Penelitian ini menggunakan data daya dukung tanah keras dengan kedalaman -15,20 m. Daya dukung tanah izin dicari menggunakan metode Terzhagi. Analisis  stabilitas internal dan stabilitas eksternal dilakukan untuk mengetahui kemampuan fondasi telapak gabungan dalam memikul beban rencana pada kondisi tanah tersebut.  Hasil analisis menunjukkan bahwa fondasi telapak gabungan dapat diterapkan pada Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil dengan tegangan tanah maksimum 98,819 T/m2. Stabilitas internal dengan hasil tegangan desak izin (132 kg/cm2) lebih besar dari tegangan desak yang terjadi  (48,25 kg/cm2), tegangan tarik izin (144 kg/cm2) lebih besar dari tegangan tarik yang terjadi  (142,7 kg/cm2), dan kuat geser izin (172 kg/cm2) lebih besar dari kuat geser yang terjadi  (29,29 kg/cm2). Stabilitas eksternal dengan hasil angka keamanan (SF) geser yang bekerja (2,25) lebih besar dari SF izin (2), SF guling yang bekerja (2,498) lebih besar dari SF izin (2) dan eksentrisitas yang bekerja kurang dari eksentrisitas izin. Kata kunci: Pondasi Telapak, Jembatan Bentang Pendek.
MODEL PEMANFAATAN WADUK WADASLINTANG UNTUK IRIGASI DAN NON IRIGASI Muhamad Taufik; Agung Setiawan
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 4, No 01 (2016): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.784 KB)

Abstract

Kondisi tampungan efektif pada Waduk Wadaslintang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada awal operasinya tahun 1988 Waduk Wadaslintang memiliki tampungan efektif mencapai 408 juta m3. Namun, pada tahun 2008 tampungan efektifnya telah mengalami penurunan menjadi 388 juta m3. Dengan adanya penurunan tampungan efektif tersebut maka pemberian air irigasi maupun non irigasi semakin berkurang. Oleh karena itu, terjadi konflik dilapangan dalam pengaturan operasi pemberian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan Waduk Wadaslintang dalam pemenuhan kebutuhan irigasi dan non irigasi. Penelitian ini mengambil lokasi didaerah irigasi Waduk Wadaslintang yang meliputi Daerah Irigasi Saluran Induk Wadaslintang Barat (SIWB) dan Daerah Irigasi Saluran Induk Wadaslintang Timur (SIWT) yang terdiri dari 11 DI untuk SIWB dan 13 DI untuk SIWT. Untuk kebutuhan air non irigasi (air minum) Kabupaten Purworejo mendapat alokasi / suplai air dari Waduk Wadaslintang sebesar 200 liter/detik atau sebesar 6.307.200 m³/thn. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder yang kemudian data diolah menggunakan metode tabulasi. Hasil dari perhitungan tersebut, dalam hal ini ketersediaan air dengan kebutuhan air dianalisis dan di simulasikan dalam Operasional Waduk. Berdasarkan simulasi waduk yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa keandalan Waduk Wadaslintang pada tahun 2011 sebesar 100 %. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami kegagalan dua kali yaitu pada bulan Nopember I dan  II, kandalan waduk mengalami kegagalan sebesar 8 % , sehingga keandalan waduk mengalami penurunan menjadi 92%. Operasi Waduk Wadaslintang untuk keperluan suplesi Waduk Sempor pada bulan Maret sampai Juli I serta pada bulan Nopember  perlu diperhatikan karena disamping tampungan efektif waduk mengalami fluktuasi penurunan juga Waduk Wadaslintang masih memberikan air irigasi. Pola pemberian air irigasi yang sekarang ada (menerus) telah mengalami kegagalan, maka dapat dilakukan dengan pola buka tutup atau giliran untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan non irigasi. Kata kunci : Kebutuhan Irigasi, Kebutuhan Non Irigasi, keandalan waduk
ANALISIS KUAT TEKAN BATAFOAM MENGGUNAKAN PASIR LAUT PETANAHAN DENGAN VARIASI BAHAN ADITIF SESUAI SNI-03-6882-2002 Agung Nusantoro; Nurmansyah Alami; Teguh Triyanto
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 2, No 01 (2020): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teguh Triyanto. “Analisis Kuat Tekan Batafoam Menggunakan Pasir Laut Petanahan Dengan Variasi Bahan Aditif”. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitass Muhammadiyah Purworejo. 2020.                Daerah Kabupaten Kebumen memiliki garis pantai yang cukup panjang. Daerah pantai merupakan daerah yang kaya akan pasir, namun dalam pemanfaatannya masih kurang maksimal, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pasir laut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kuat tekan dan berat optimum batafoam menggunakan pasir laut dengan bahan tambah aditif.Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekperimental, yakni dengan membuat batafoam dengan pasir laut petanahan untuk mencari kuat tekan dan berat optimum yang diuji pada umur 28 hari. Pada pembuatan benda uji ada 5 variasi aditif yaitu 80%, 90%, 100%, 110%, dan 120% dari mix design.Hasil kuat tekan optimum rata-rata batafoam umur 28 hari yaitu pada sampel PLD dengan variasi 110% aditif sebesar 1,38 MPa. Hasil berat rata-rata optimum yakni terdapat pada sampel PLD dengan variari 110 %  sebesar 803, 94 kg/m³. Semakin banyak penggunaan aditif maka dapat meningkatkan kuat tekan sekaligus batafoam dan mencapai nilai optimum pada variasi 110 %. Apabila penggunaan berlebihan seperti dalam sampel PLE variasi 120 % maka akan mengalami penurunan kuat tekan dan berat.Kata kunci: Batafoam, Pasir laut, Kuat tekan batafoam
STUDI KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR DI JALAN KHA DAHLAN PURWOREJO Hardi Agus Mulyanto; Umar Abdul Aziz
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 2, No 01 (2020): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trotoar merupakan bagian dari rekayasa jalan raya, dengan maksud untuk membagi jalur yang tertib antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Namun pada kenyataanya sekarang ini trotoar sudah tidak lagi berfungsi sebagai mana idealnya. Kebanyakan trotoar-trotoar telah beralih fungsi menjadi tempat aktifitas-aktifitas lain sehingga mengurangi manfaat yang ada dalam pembuatan trotoar. Salah satu diantaranya yang sangat sulit untuk diselesaikan adalah masalah pedagang kaki lima (PKL).Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi yang menunjang rasa kenyamanan, kemudahan serta keselamatan (keamanan) penggunaan jalur trotoar oleh para pejalan kaki di dalam Kota Purworejo, khususnya di Jalan KHA. Dahlan Purworejo. Populasi penelitian adalah seluruh pejalan kaki yang menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sepajang jalan  KHA. Dahlan Purworejo dengan sempel sebanyak 120 orang.  Pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling.  Instrument pengumpulan data menggunakan angket dengan skala likert yang masing masih sudah diujicobakan. Kuesioner yang disebar mendpatkan data penelitian yang telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis deskriptif prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tigabelas faktor terdapat tujuh faktor yang mendapat nilai tidak nyaman dan enam faktor yang mendapat nilai kukup nyaman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  kondisi jalur pejalan kaki saat ini masuk pada kriteria tidak nyaman pada Jalan KHA. Dahlan Purworejo Kata Kunci: Kenyamanan, Pejalan Kaki, Trotoar.

Page 1 of 2 | Total Record : 14