cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Konstruksi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi" : 18 Documents clear
ANALISA SAMBUNGAN BATANG TARIK STRUKTUR BAJA DENGAN METODE ASD DAN METODE LRFD Ghinan Azhari
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.65 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.265

Abstract

Analisa ini memberikan penjelasan mengenai sambungan batang tarik dengan berdasarkan metode tegangan kerja (Allowable Stress Design, ASD) dan berdasarkan metode beban terfaktor (Load and Resistance Factor Design, LRFD). Metode ASD dalam perencanaan struktur baja telah cukup lama digunakan, namun beberapa tahun terakhir metode desain dalam struktur baja mulai beralih ke metode lain yang lebih rasional, yakni metode LRFD. Metode ini didasarkan pada ilmu probabilitas, sehingga dapat mengantisipasi segala ketidakpastian dari material maupun beban. Oleh karena itu metode LRFD ini dianggap cukup andal. Metode LRFD untuk perencanaan struktur baja yang diatur dalam SNI 03-1729-2002, berdasarkan pada metode FOSM. Batang tarik umumnya terdapat pada struktur rangka batang, batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Dalam menentukan kekuatan nominal penampang suatu batang tarik, harus ditinjau terhadap tiga macam kondisi keruntuhan yang menentukan, yaitu kondisi leleh dari luas penampang kotor/bruto, di daerah yang jauh dari sambungan, kondisi fraktur/putus dari luas penampang efektif pada daerah sambungan, serta kondisi geser blok pada sambungan. Faktor tahanan komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial harus kuat terhadap tarik leleh dan terhadap kuat tarik fraktur. Luas penampang netto batang tarik yang disambung dengan paku keling (rivet) atau baut (bolt) harus dilubangi. Ini mengakibatkan berkurangnya luas penampang yang dibutuhkan untuk memikul gaya tarik, sehingga kekuatan tarik batang akan berkurang, SNI 03-1729-2002 menyebutkan dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi 15% luas penampang utuh. Dalam metode LRFD untuk menentukan kekuatan nominal penampang suatu batang tarik, harus ditinjau terhadap tiga macam kondisi keruntuhan yang menentukan dari kondisi leleh geser dari luas penampang kotor/bruto, kondisi fraktur/putus dari luas penampang efektif pada daerah sambungan, kondisi geser blok pada sambungan dan dari ketiga kondisi keruntuhan tersebut diambil nilai terkecil yaitu 114 kN. Untuk metode ASD kekuatan batang tarik pada beban maksimum yang dapat dipikul kurang dari 6,3 ton, dan untuk pembebanan sementara kurang dari 8,2 ton.
PERANCANGAN DEWATERING PADA KONSTRUKSI BASEMENT (STUDI KASUS PROYEK LANDMARK RESIDENCE – BANDUNG) Ita Warsita; Sulwan Permana; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.592 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.269

Abstract

Dewatering merupakan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk mengeringkan lahan galian di bawah muka air tanah dan untuk mengatasi gaya Uplift selama masa konstruksi Basement. Penentuan banyaknya jumlah sumur yang digunakan mengacu dari : Data spesifikasi teknis rencana bangunan, luas galian, dan kedalaman galian, Data penelitian tanah, Pertimbangan kondisi lahan di sekitar proyek, Pengalaman sejenis yang telah dilakukan. Pada  proyek Landmark Residence Apartment Bandung ini digunakan lima belas sumur Dewatering, dua sumur Piezometer, dan dua sumur Recharging. Masing – masing sumur tersebut di bor sampai pada kedalaman minus 20 m dengan diameter sumur 80 cm dan diameter casing PVC 12” untuk sumur Dewatering; diameter sumur  60cm dan diameter casing 2” untuk sumur  Piezometer; dan diameter sumur  80 cm dan diameter casing 12” untuk sumur Recharging. Selain itu ,sejumlah pompa submersible berkapasitas diperlukan untuk membuang air permukaan akibat air hujan via sumpit. intensitas hujan ± 50 mm/jam untuk kota bandung dengan luas galian 2400 m² dan koefisien pengaliran (C) = 0,5 Jumlah air yang harus dibuang 60 m³/jam.
ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI UNTUK DAERAH IRIGASI CIMANUK KABUPATEN GARUT , Sahrirudin; Sulwan Permana; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.981 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.270

Abstract

Air merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup di dunia ini. Oleh sebab itu perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air, termasuk kebutuhan air pada daerah pertanian dimana air yang di ambil dari sungai melalui saluran irigasi haruslah seimbang dengan jumlah air yang tesedia. Kebutuhan air di daerah pertanian seperti daerah pertanian Bayongbong, khususnya pesawahan di pengaruhi beberapa faktor yaitu ; Evapotranspirasi, perkolasi, penggantian lapisan, dan curah hujan efektif. Mahalnya biaya pembuatan saluran irigasi dan ketersediaan air (Faktor K) irigasi Bayongbong yang berasal dari Bendung Cimanuk yang sangat terbatas merupakan masalah utama pada daerah pertanian Bayongbong. Maka perlu adanya pengkajian mengenai efisiensi kebutuhan air pada daerah irigasi tersebut dengan menganalisis hujan efektif, kebutuhan air irigasi dan ketersediaan air irigasi. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Dari kedua rencana tersebut kebutuhan air (DR) untuk luas areal 179 Ha, debit air sangat mencukupi dan bisa dipakai untuk mengairi lahan yang baru, sedangkan hasil perhitungan jumlah kebutuhan air lebih besar dibandingkan dengan air yang tersedia pada musim kemarau. Maka dari itu diperlukan alternatif lain yaitu dengan sistem golongan atau sistem gilir dan penggantian lapisan air disesuaikan dengan air yang ada  agar debit air yang tersedia bisa mencukupi untuk kebutuhan.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) (STUDI KASUS PADA FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI JL. SOEKARNO HATTA BANDUNG) Edy Supriady Koswara; , Roestaman; Eko Walojodjati
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.947 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.271

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektifitas pemanfaatan fasilitas jembatan penyebrangan orang yang ada di Jl. Soekarno Hatta Bandung. Seperti kita ketahui bahwa meningkatnya volume kendaraan transportasi menyebabkan jalan tersebut menjadi lebih padat. Tentu saja hal ini menyebabkan pejalan kaki sulit untuk melintasi jalan terutama di jam sibuk seperti di pagi hari saat orang-orang pergi kerja dan pergike sekolah atau di malam hari ketika mereka pulang. Begitupun ketika mereka menelusuri jalan, di trotoar yang sempit. Seperti yang terjadi di setiap kota besar, hal ini terjadi karena permintaan pembangunan ekonomi, perdagangan, dan kemudahan masyarakat untuk mencapai pelayanan sosial, fasilitas umum seperti hotel , pusat perbelanjaan, dll. cenderung pengelompokan di wilayah tertentu. Selain itu, karena lokasi pembangunan dengan yang lain tersebar ke seluruh wilayah, sehingga untuk mencapai tujuan mereka para pejalan kaki harus melintas di jalan tersebut. Namun, keberadaan pejalan kaki di tingkat tertentu sering menyebabkan konflik besar dengan arus kendaraan sampai menyebabkan penundaan lalu lintas dan tingkat angka kecelakaan yang tinggi.
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN UPPER STRUCTURE GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PROYEK SKYLAND CITY – JATINANGOR) Fahmi Nurul Anwar; Ida Farida; Agus Ismail
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.761 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.272

Abstract

Proyek apartemen dapat dikatakan sebagai proyek yang berisiko sangat tinggi karena besarnya bobot pekerjaan dan tingginya struktur yang akan dibangun. Risiko pada proyek konstruksi sangatlah banyak dan bervariasi, diantaranya risiko biaya proyek, produktivitas pekerja, mutu dan waktu pelaksanaan. Risiko yang harus lebih diperhatikan adalah risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Dengan adanya manajemen risiko ini diharapkan kecelakaan kerja yang terjadi dapat dikurangi, sehingga jika terjadi kecelakaan kerja maka dampak dari kecelakaan tersebut tidak akan berpengaruh banyak dan menghambat pekerjaan yang lainnya. Pada penelitian ini akan diidentifikasi bahaya K3, penilaian risiko K3 serta bagaimana cara mengendalikan terhadap risiko K3 yang ada pada pekrejaan upper structure dengan metode penilaian risiko berdasarkan dari NHS Highland yang diadopsi dari AS/NZS 4360:2004 Risk Management. Analisis risiko dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko dengan cara review data, interview dan kuisioner. Setelah melakukan identifikasi, nilai dampak dan frekuensi dikalikan untuk mendapatkan nilai tingkat risiko pada tiap faktor risiko. Evaluasi risiko adalah hal selanjutnya yang dilakukan dengan mengurutkan nilai risiko mulai dari yang terbesar sampai terkecil, kemudian melakukan penangan/pengendalian risiko agar tidak berpengaruh besar pada tujuan proyek. Dari hasil penilaian risiko ditemukan risiko yang paling besar adalah potensi risiko beton keropos dalam pekerjaan pengecoran dengan indeks nilai risiko sebesar 10,55.
ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT) Yaumil Wahdan; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.59 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.273

Abstract

Salah satu ruas jalan yang tinggi aktivitasnya di Kabupaten Garut adalah Jalan Siliwangi. Jalan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pelayanan akses tetapi dijadikan pula sebagai fungsi mobilitas sebagai tempat parkir pada badan jalan (on street parking). akibatnya dapat menimbulkan permasalahan lalu lintas pada kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik parkir dan kebutuhan parkir serta mengetahui dampaknya terhadap lalu lintas. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data pencatatan langsung nomor polisi kendaraan yang masuk dan keluar di lokasi studi pada 3 interval waktu, jam 07.00-09.00, 11.00-13.00, 15.00-17.00 dalam jangka waktu 3 hari yaitu, Minggu, Senin, dan Kamis. Hasil kajian menjelaskan bahwa, selama penelitian volume puncak tertinggi kendaraan ringan sebanyak 43 kendaraan dan sepeda motor 439 kendaraan dengan akumulasi maksimum 184 kendaraan. Durasi parkir maksimum kendaraan ringan 1,448 jam/kendaraan dengan parking turnover 2,182 mobil/petak dan sepeda motor 1,017 jam/kendaraan dengan parking turnover 4,722 motor/petak. Kapasitas parkir maksimum kendaraan ringan sebanyak 28 petak dan sepeda motor 123 petak. Indeks parkir maksimum kendaraan ringan sebesar 434,36%, dan untuk sepeda motor 944,33%. Jumlah petak parkir yang diperlukan yaitu 25 petak parkir kendaraan ringan dan 135 petak parkir sepeda motor, dan dampak yang ditimbulkannya yaitu pengurangan kapasitas ruas jalan dan kemacetan.
ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN Dedi Mulyono
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.35 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.274

Abstract

Air merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup di dunia ini. Ketersediaan air merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan umumnya dan manusia khususnya. Berdasarkan dinamika siklus hidrologi salah satu sumber air utama adalah hujan.Ketersediaan air secara alami dalam skala global adalah tetap, hanya terjadi, variasi baik terhadap ruang maupun waktu pada skala regional.Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi.Analisis karakteristik curah hujan yang ada di wilayah Cikajang dan Bungbulang untuk perencanaan bidang sumber daya air seperti bendung, irigasi, pola tanam tanaman padi, dan juga untuk perencanaan drainase.Data curah hujan yang ada adalah curah hujan harian sehingga dalam perhitungan intensitas curah hujan yang dipakai untuk perencanaan drainase adalah dihitung dengan cara Mononobe, dengan berbagai kala ulang. Sedangkan kala ulang yang diperhitungkan untuk perencanaan drainase biasanya kala ulang 5 tahunan.
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU (STUDI KASUS: DEVELOPMENT OF CILEUMYI-SUMEDANG DAWUAN TOLL ROAD PHASE I) Andi Setiawan; Eko Walujodjati; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.5 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.282

Abstract

Jenis kontrak yang secara umum digunakan dalam proyek konstruksi salah satunya adalah Kontrak Gabungan Lump Sum dan Unit Price. Kontrak tersebut merupakan pengembangan dari Sistem Kontrak Harga Tetap (Lump Sum) dan Sistem Kontrak Harga Satuan (Unit Price), kedua tipe kontrak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dijadikan bahan pertimbangan oleh kontraktor untuk menentukan tindakan dalam mengatasi risiko. Penelitian ini mengambil sampel yaitu proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Development of Cileunyi - Sumedang - Dawuan Toll Road Phase I). Analisa risiko dilakukan dengan menstrukturisasi risiko menggunakan metode RBS (Risk Breakdown Structure) kemudian mengalikan nilai dampak dan frekuensi untuk mendapatkan nilai tingkat risiko pada tiap faktor risiko. Hasil analisis yang didapat dari RBS, dianalisa lebih lanjut berdasarkan pengalaman empiris pelaksana proyek untuk mengetahui tindakannya dalam mengatasi risiko, kemudian kemudian dianalisa dan dibahas lagi menggunakan tabel perbandingan jumlah risiko, perbandingan tingkat kepentingan risiko (importance level) dan tingkat risiko berdasarkan sistem pembayaran. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu jenis risiko dan tingkat risiko pada tiap tahapan proyek untuk proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price juga tergantung pada jenis pekerjaan, lokasi proyek, kompleksitas pekerjaan dan tingkat kemampuan (pengalaman) kontraktor, bukan hanya pada tipe kontrak yang digunakan. Selain itu berdasarkan tingkat kepentingan (importance level) tiap jenis pekerjaan, membuktukan bahwa belum tentu proyek dengan sistem gabungan lump sum dan unit price memiliki tingkat risiko lebih rendah daripada proyek dengan sistem kontrak yang lain. Sedangkan berdasarkan sistem pembayaran, Proyek Jalan Tol Cisumdawu menggunakan sistem pembayaran termin progress payment. Menurut hasil wawancara , ada dua tipe sistem pembayaran termin yaitu monthly payment dan progress payment, secara umum sistem pembayaran progress payment lebih berisiko dibandingkan dengan sistem pembayaran monthly payment, namun itu semua kembali lagi kepada integritas kedua belah pihak yaitu antara kontraktor dan pemilik proyek (owner). Hal yang membedakan penangnan risiko pada setiap tahapan proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price adalah antisipasi terhadap harga pasar/nilai tukar rupiah.
ANALISA DAERAH RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS PULAU BANGKA) Hendi Hamdani; Sulwan Permana; Adi Susetyaningsih
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.967 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.283

Abstract

Pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu cara pengendalian banjir secara non-struktural. Analisa daerah rawan banjir pada penelitian ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tiga parameter yaitu (1) Curah Hujan, (2) Kelerengan dan (3) Penggunaan Lahan. Analisa curah hujan menggunakan metode Gumbel menghasilkan curah hujan rencana periode ulang 25 tahun adalah 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori rendah di wilayah Indonesia, dan metode Isohyet menghasilkan penyebaran curah hujan/daerah tangkapan air (DTA). Dari analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah Pulau Bangka terletak pada dataran rendah (pada tingkat kelerengan 0-8%) artinya berada pada daerah yang rawan banjir. Analisa penggunaan lahan diketahui jenis tutupan lahan paling besar di Pulau Bangka berupa hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi dari hutan primer (27%), hal ini sangat berbahaya karena hutan sekunder cenderung mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua parameter dibandingkan dan diberi bobot menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) matriks Pairwise Comparison. Diperoleh nilai bobot untuk penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27 dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa digabung menggunakan metode Overlay Intersection pada ArcGIS10.1 untuk menghasilkan peta daerah rawan banjir berdasarkan 3 parameter yang digunakan. Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling rawan banjir dan 18,88% daerah terancam banjir.
ANALISA SAMBUNGAN BATANG TARIK STRUKTUR BAJA DENGAN METODE ASD DAN METODE LRFD Ghinan Azhari
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.265

Abstract

Analisa ini memberikan penjelasan mengenai sambungan batang tarik dengan berdasarkan metode tegangan kerja (Allowable Stress Design, ASD) dan berdasarkan metode beban terfaktor (Load and Resistance Factor Design, LRFD). Metode ASD dalam perencanaan struktur baja telah cukup lama digunakan, namun beberapa tahun terakhir metode desain dalam struktur baja mulai beralih ke metode lain yang lebih rasional, yakni metode LRFD. Metode ini didasarkan pada ilmu probabilitas, sehingga dapat mengantisipasi segala ketidakpastian dari material maupun beban. Oleh karena itu metode LRFD ini dianggap cukup andal. Metode LRFD untuk perencanaan struktur baja yang diatur dalam SNI 03-1729-2002, berdasarkan pada metode FOSM. Batang tarik umumnya terdapat pada struktur rangka batang, batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Dalam menentukan kekuatan nominal penampang suatu batang tarik, harus ditinjau terhadap tiga macam kondisi keruntuhan yang menentukan, yaitu kondisi leleh dari luas penampang kotor/bruto, di daerah yang jauh dari sambungan, kondisi fraktur/putus dari luas penampang efektif pada daerah sambungan, serta kondisi geser blok pada sambungan. Faktor tahanan komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial harus kuat terhadap tarik leleh dan terhadap kuat tarik fraktur. Luas penampang netto batang tarik yang disambung dengan paku keling (rivet) atau baut (bolt) harus dilubangi. Ini mengakibatkan berkurangnya luas penampang yang dibutuhkan untuk memikul gaya tarik, sehingga kekuatan tarik batang akan berkurang, SNI 03-1729-2002 menyebutkan dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi 15% luas penampang utuh. Dalam metode LRFD untuk menentukan kekuatan nominal penampang suatu batang tarik, harus ditinjau terhadap tiga macam kondisi keruntuhan yang menentukan dari kondisi leleh geser dari luas penampang kotor/bruto, kondisi fraktur/putus dari luas penampang efektif pada daerah sambungan, kondisi geser blok pada sambungan dan dari ketiga kondisi keruntuhan tersebut diambil nilai terkecil yaitu 114 kN. Untuk metode ASD kekuatan batang tarik pada beban maksimum yang dapat dipikul kurang dari 6,3 ton, dan untuk pembebanan sementara kurang dari 8,2 ton.

Page 1 of 2 | Total Record : 18