cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 634 Documents
EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Haryani, Dewi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was aimed at analyzing the technical efficiency, allocative and economic factors and the factorsthat influence the level of technical efficiency in lowland rice farming in Carenang district, Serang Regency, Bantenprovince. The analysis tool used was the method of Maximum Likelihood Estimation (MLE) due to the capabilityto explain the technical efficiency obtained by farmers as well as the factors affecting inefficiency. Allocativeefficiency and economic efficiency gained from the reduction of production cost of dual function. The number ofrespondent used consists of 120 farmes, 60 farmers of ICM program and 60 farmers are not from the ICM program.The results showed that the farmers of ICM program were more technically efficient (87%) than the farmers fromoutside of ICM program (71%). The technical efficiency of farmers in ICM program was affected by age,education, and planting systems, while the technical efficiency of farmers from non ICM program were influencedby education, the ratio of employment and unemployment persons, the participation in farmers’ groups and plantingsystems. The results of the analysis also showed that the allocative and economic farmers of ICM program weremore efficient than the farmers are non ICM program with 70.2 percent and 61 percent, respectively, for allocativeefficiency and economic efficiency and farmers are non ICM program, with 64.8% and 56.2%, respectively.Key words : ICM ,stochastic frontier,efficiency.Penelitian bertujuan menganalisis efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis serta faktor faktor yangmempengaruhi tingkat efisiensi teknis pada usahatani padi sawah di Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang,Provinsi Banten tahun 2008. Alat analisis yang digunakan adalah metode Maximum Likelihood Estimation(MLE). Jumlah responden 120 orang, terdiri dari 60 petani program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan 60 petani non program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani program PTT lebih efisien secara teknisdibandingkan dengan petani non program dengan rata-rata tingkat efisiensi 87%, sedangkan petani non programhanya 71%. Efisiensi teknis petani program PTT dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan sistem tanam sedangkanpetani non program efisiensi teknisnya dipengaruhi oleh pendidikan, ratio yang tidak bekerja dengan yangbekerja, partisipasi dalam kelompok tani dan sistem tanam. Hasil analisis juga menunjukan bahwa secara alokatifdan ekonomi petani program PTT lebih efisien dibandingkan dengan petani non program yaitu masing-masing70,2% dan 61% untuk petani program PTT, sedangkan petani non program masing-masing 64,8% dan 56,2%.Kata kunci : PTT, efisiensi teknis, efisiensi ekonomis
KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA USAHATANI KOPI ROBUSTA DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN PASURUAN Mahfud, Moh. Cholil; Nurbanah, Siti; , Ismiyati; , Ardiansyah
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Assessment on Application of Technology in Farming Production of Robusta Coffee in PrimaTani Location in Pasuruan District. Coffee is main commodity in desa Tutur, Prima Tani location of kabupatenPasuruan, East Java. The low coffee productivity and high leaf rust severity are still coffee farming problems.Accordingly, on Prima Tani activity introduced a technology innovation formulated in an assessment. Theobjective of the assessment was to know the effect of recommended production technology towards leaf rustseverity and coffee productivity. Assessment was conducted since September 2007 till September 2008, usinga separate plot design with two treatments. The treatments assessed were recommended production technology(T1), and farmer’s practices (T2). Each treatment was applied on Five farmer’s Robusta coffee planting (2.5 haand 5-10 years age, 1,000 trees/ha) as a replicate, following 10 farmers participatory. Data of leaf rust severity,production and cost production were collected to be analyzed statistically and economically to identify thefarming profit. The result of the assessment showed that the recommended production technology decrease theleaf rust severity of 60%, increase the coffee productivity of 89,5%, and increase the farming profit of 120%.Key words: Production technology, coffee farming, leaf rust disease, productivityKopi adalah komoditas unggulan di lokasi Prima Tani Desa Tutur Kabupaten Pasuruan, Propinsi JawaTimur. Rendahnya produktivitas dan tingginya penyakit karat daun masih merupakan kendala pada budidaya kopi.Untuk itu pada kegiatan Prima Tani dilakukan introduksi inovasi teknologi dalam bentuk suatu pengkajian. Tujuanpengkajian adalah mengetahui kinerja teknologi produksi rekomendasi terhadap perkembangan penyakit karatdaun dan produktivitas tanaman kopi. Pengkajian dilaksanakan mulai September 2007 sampai dengan September2008, menggunakan rancangan petak terpisah, terdiri dari dua perlakuan yaitu: (1) penerapan teknologi produksisesuai rekomendasi (T1), dan (2) penerapan teknologi petani (T2). Masing-masing perlakuan diterapkan padalima kebun kopi Robusta (sebagai ulangan) seluas 2,5 ha, umur tanaman kopi 5-10 tahun, melibatkan 10 petanisecara partisipatif. Rata-rata populasi tanaman kopi 1.000 pohon/ha. Data yang dikumpulkan meliputi tingkatkerusakan tanaman oleh penyakit karat daun yang didasarkan pada skor kerusakan, produksi, dan biaya produksi.Data dianalisis secara statistik, dan ekonomis untuk mengetahui keuntungan usahatani. Hasil kajian menujukkanbahwa kinerja teknologi produksi rekomendasi menurunkan tingkat kerusakan tanaman oleh penyakit karatdaun rata-rata 60%, serta meningkatkan produktivitas 89,5%, dan meningkatkan pendapatan usahatani 120%.Kata kunci: Teknologi produksi, usahatani kopi, penyakit karat daun, produktivitas
ANALISIS PROSPEK BISNIS PENANGKARAN BENIH KENTANG DI KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT B, Buharman; , Harnel
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analysis of Seed Potato Breeding Prospect in Solok District, West Sumatra. Horticulture agriculturevision of Solok District become potato seedling producer has not appears. Developing of seedling institution,guidance seed producer, and subsidies input have note optimal condition. Analysis of prospect seedling wasconducted identification seedling producer, the farmers whose produce potato seed, the farmer activities,problems, and marketing aspect. The data collected include input, output from potato farm so secondarydata from Agricultural Extension Solok District. The result form BBI high elevation horticulture centre canproduce 9-12 t/yearG3potato seed. However this seed was sold to other province. On other hand local seedlingproducer have to byG3seed from out side region with more expensive. ProduceG3seed is profitable business.Baringin Mudo farmers group produce 9,722 kg potato for consumption and can used for seed about 4,489 kg/ha. However only 75 percent becomeG4about 3,823.2 kg,G4seed consumption is about 1,023-1,535 t/year.On other hand five seed producer can produce only 16 t/year. Potato is more profitable than cabbage but undershallot. If the farmers use good potato seed potato farm can more profitable than others crops. Potato pricemore stable than other horticultural farm gate price with coefficient variation in 2006 and 2007 are 16.5 and15.6 percent. On other hand coefficient variation cabbage, chilly, shallot, and tomato about 17.2-63.9 percent.Optimum and improve function of seed institution can accelerate self sufficient potato seed in Solok District.Key words: Seedling institute, seed potato, produce potato seedVisi pertanian hortikultura Kabupaten Solok menjadi penghasil bibit kentang selama ini belum terwujud.Pembangunan balai benih, pembinaan penangkar, dan bantuan sarana produksi belum optimal. Analisis prospekbisnis penangkaran benih kentang Kabupaten Solok, dilakukan dengan cakupan identifikasi keberadaan balaibenih dan penangkar, upaya yang dilakukan, permasalahan, dan aspek pasar. Data yang dianalisis berupamasukan-hasil usahatani sayuran kegiatan Prima Tani Kabupaten Solok dan data sekunder dari Dinas Pertaniandan Perikanan Kabupaten Solok. Data primer didapatkan dari unit usaha penangkar benih kentang di sentraproduksi utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa BBI Hortikultura Dataran Tinggi dengan lahan kebun 6ha yang ditanami secara bergilir mampu menghasilkan 9-12 t benihG3per-tahun, tetapi sebagian besar dijualkeluar daerah. Sebaliknya, penangkar benih lokal cenderung menggunakan benihG3asal luar daerah yanglebih mahal. Usaha penangkaran benih kentangG3merupakan bisnis yang menguntungkan. Kelompok TaniBaringin Mudo sebagai penangkar benih menghasilkan kentang konsumsi 9.772 kg dan kentang calon benihG4sebanyak 4.489 kg/ha. Dengan rendemen pengolahan benih 75%, harga pokok benihG4Rp.3.823,2/kg. Potensi pasar benihG4sebanyak 1.023-1.535 t/th, sementara produksi oleh lima penangkar benih sekitar16 t/th. Daya saing kentang terhadap kubis lebih tinggi, dan berada dibawah bawang merah. Peluang untukAnalisis Prospek Bisnis Penangkaran Benih Kentang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Buharman B. dan Harnel)149meningkatkan daya saing kentang terhadap bawang merah dan tomat sangat besar, terutama dalam penggunaanbenih bermutu. Di tingkat produsen, harga kentang relatif stabil, dengan nilai koefisien variasi harga tahun 2006dan 2007 berturut-turut 16,5% dan 15,6%, sementara kubis, cabe merah, bawang merah, dan tomat berkisar17,2-63,9%. Penataan sistem dan fungsionalisasi fasilitas Balai Benih dan penguatan kelembagaan penangkarbenih merupakan faktor pendorong mempercepat terwujudnya swasembada benih kentang di Kabupaten Solok.Kata kunci: Balai benih, penangkar, benih kentang
IMPLEMENTATION OF AN ADEQUATE FEED PRINCIPLE IN THE DIET FORMULATION FOR FATTENING BEEF CATTLE Prawirodigdo, S.; Nuschati, Ulin; E.M., Herwinarni
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi Prinsip Kecukupan Zat Gizi Dalam Formulasi Pakan Penggemukan Sapi Pedaging. Suatupercobaan dilakukan untuk menguji implementasi prinsip kecukupan zat gizi dalam formulasi pakan penggemukansapi pedaging menggunakan bahan lokal. Penelitian menggunakan 18 ekor sapi jantan Peranakan Ongole berbobotawal 294.997 + 4.833 kg, milik Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Ngadirejo, Kecamatan Eromoko, KabupatenWonogiri. Ternak dipelihara dalam satu kandang bersekat individual dan dialokasikan secara acak ke dalam salahsatu di antara perlakuan pakan kecukupan zat gizi formula 1 dan 2 (AFB1& AFB2)atau pakan tradisional formulapetani (Tradisional). Bahan pakan percobaan terdiri dari ubi singkong kering, dedak padi, ampas tahu, jeramipadi, tetes tebu, dan rumput gajah. Pakan diransumkan 2 kali/hari, dan air tersedia ad libitum. Hasil penelitianmenunjukkan perbedaan konsumsi yang bermakna (P<0,05) di antara ketiga pakan percobaan (5908 g: 5595 g: 7324g masing-masing untuk AFB1: AFB2:Tradisional). Ditemukan bahwa rataan pertambahan bobot hidup harian sapijantan yang menerima AFB1(785 g/h) lebih tinggi (P<0,05) daripada yang mengkonsumsi AFB2:(629 g/h) maupunTradisional (547 g/h). Secara konsisten konversi pakanAFB1 (7.5) juga lebih baik (P<0,05) dari padaAFB2(8,9)maupun Tradisional (13,4). Hasil penelitian mengkonfirmasikan bahwa formulasi pakan untuk penggemukansapi pedaging berpedoman pada prinsip pakan kecukupan zat gizi lebih efisien dari pada pakan tradisional.Kesimpulannya, bahan pakan lokal yang terdiri dari produk dan limbah pertanian berguna untuk pakan penggemukansapi pedaging. Meskipun demikian, untuk formulasinya diperlukan implementasi prinsip pakan kecukupan zat gizi.Kata kunci: Pakan, penggemukan sapi pedaging, formulasi pakanAn experiment was performed to examine the implementation of an adequate feed principle for formulatingbeef cattle fattening diet using the local feedstuffs. The experiment employed 18 Ongole Cross Bull of about294.997 + 4.833 kg of average initial live weight which were provided by the Mekar Sari Farmers Group atNgadirejo Village of Eromoko Sub-District in Wonogiri District. The experimental animals were pennedindividually and allotted to receive either one of Adequate Feed forBull1(AFB1),Adequate Feed forBull2(AFB2),or the Traditional feed. The experimental diets were consisted of local dry cassava tuber, rice bran,soybean curt by products, rice straw, molasses, and elephant grass. Diets were offered in 2 meals/d, and waterwas available ad libitum. Results showed that there were significant (P<0.05) difference between daily feedconsumption (5908 g: 5595 g: 7324 g forAFB1: AFB2:Traditional diets, respectively). The daily weight gainof bulls consuming theAFB1diet (785 g) was significantly (P<0.05) higher than in the bulls fedAFB2diet (629g) or the Traditional diet (547 g). Consistently, feed conversion ratio ofAFB1diet (7.5) was better (P<0.05)thanAFB2or (8.9) or the Traditional diets (13.4). The experimental results confirmed that the formulated dietfor fattening beef cattle based on the adequate feed principle is more efficient than the Traditional diet. Inconclusion, the local feedstuffs consist of the agricultural product and by product were useful for performingbeef cattle fattening. However, implementation of the adequate feed principle for diet formulation is necessary.Key words: Feed, fattening beef cattle, diet formulation 
PENUMBUHAN AGRO INDUSTRI PENANGKARAN BENIH PADI DI WILAYAH PRIMA TANI KABUPATEN KONAWE – SULAWESI TENGGARA Abidin, Zainal; Harnowo, Didik
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agro Industrial Growth of Rice Seed in Prima Tani Location, Konawe District, Southeast Sulawesi.High quality of seed is one of the key factor for the success for increasing production of lowland rice. However, in “Prima Tani” location at Konawe District farmers have difficulties in obtaining high quality seed of lowland rice. This because they lack of information on how to get certified seeds. In addition, they don’t know yet on how to producehigh quality (certified) seeds. Therefore, We justify that in this location the activity of growing rice seed producers is very important, and it will be the form of Rural Agro Industrial Unit (“AIP/Agro Industri Pedesaan”). This research was conducted at Karandu Village of Wawotobi Sub-District, Konawe District - Southeast Sulawesi during June –December 2007, with the objective to have comprehensive understanding on the advantages of producing certifiedseed as compared to producing rice for consumption based on the economic analysis of those two activities, as well as to know the linkage among supporting related institutions for the purpose of rice seed producers in the area.Descriptive analysis and economic analysis, such as RCR and MBCR, were used. The result shows that the Rural Agro Industry on rice seed production in “Prima Tani” location at Konawe District can be established. In those Rural Agro Industry, the link among institutional and functional institution have also been shown. The production of rice seed in the “Prima Tani” location shows advantages economically ascompared to those for rice consumption.Key words : Producing seed, rice, rural agro industry, Prima TaniBenih bermutu merupakan salah satu faktor kunci peningkatan produktivitas padi sawah. Namun demikian, di tingkat petani di lokasi Prima Tani Kabupaten Konawe benih bermutu sulit diperoleh, disebabkan kurangnya informasi bagi petani mengenai cara mendapatkan benih bermutu. Selain itu, di lokasi ini belum ada penangkar benih yang disebabkan teknologi penangkaran benih belum dikuasai. Oleh karena itu diputuskan untuk melaksanakan kegiatan penumbuhan penangkar benih padi di wilayah ini, yang sekaligus akan dijadikan suatu bentuk Agro industrial Pedesaan dalam bentuk Agro Industri Penangkaran Benih Padi. Pengkajian dilaksanakan di lokasi Prima Tani Desa Karandu, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada bulan Juni – Desember 2007.Pengkajian bertujuan untuk memahami secara lebih komprehensif tentang perbedaan keuntungan ekonomi antara produksi padi untuk benih dan produksi padi untuk konsumsi. Pada pengkajian ini juga dievaluasi tentang keterkaitan antara institusi pendukung dalam penumbuhan Agro Industri Pedesaan Penangkaran Benih Padi. Analisis deskriptif dan analisis ekonomi seperti penghitungan nilai RCR dan MBCR dilakukan pada kajian ini. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Agroindustri Pedesaan dalam Penangkaran Benih Padi di lokasi Prima Tani Kabupaten Konawe dapat diwujudkan. Pada Agro Industri tersebut, ditunjukkan pula keterkaitan antar istitusi/kelembagaan yang mendukung tumbuhnya Agro Industri Penangkaran Benih padi di pedesaan. Pengkajian ini juga membuktikanbahwa usahatani penangkaran benih padi lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani padi untuk konsumsi.Kata kunci : Penangkaran benih, padi, AIP, Prima Tani
PENGUJIAN BEBERAPA GALUR UNGGULAN PADI DATARAN TINGGI DI KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI , Endrizal; Bobihoe, Julistia
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Performance of Superior Upland Rice Genotype In Kerinci District Jambi Province. The mainobstacle of raising national rice production for the last few years is the difficulty to identify the new high yieldingvariety adaptive to wide growth environment. Development of new high yielding varieties adaptive for specificlocation can be increase rice production and finally can be increase the income of farmer. The yield trials forsome elite lines in different agro ecological ecosystem could identify a new superior genotype adaptive for botha specific location or wide growth environment. The yield trial for upland rice ecosystem was done for two yearsin DS 2006 and 2007. The research was done in Koto Dua Lama Semurup Village, Air Hangat sub distric, Kerincidistric Jambi province. The material consisted of 8 genotypes included check Sarinah. The trials was arranged inrancomized completed block design with 3 replications. The 21 old seedling was planted in 2.5x5 m2 plot sizewith 20 x 20 cm width spacing. The result suggested that RUTTST85B-5-2-2-2-0 was the superior genotype forupland rice in Jambi province. The grain yield of the genotype was 7.19 and 5.8 t/ha or 6.3% and 16% highercompared to that of Sarinah in DS 2006 and 2007 respectively whereas BP1356-1G-KN-4 had the least grain yield(4.87 t/ha dan 4.15 t/ha).The yield component analysis showed the RUTTST85B-5-2-2-2-0 had more productivetiller number, more filled grain and less unfilled grain than that of Sarinah. Further yield trials and resistanceof leaf blast and neck blast desease should be done to reveale the advantages of this genotype over Sarinah.Key words : Genotype, rice, productivity up land Kendala utama peningkatan produksi padi nasional selama beberapa tahun terakhir antara lain adalahsulitnya mendapatkan varietas unggul baru (VUB) padi yang mempunyai potensi hasil tinggi dan adaptif denganlingkungan tumbuhnya. Pengembangan/pemasyarakatan padi varietas unggul baru (VUB) merupakan salah satuterobosan dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi padi serta pendapatan petani. Kegiatan pengujiangalur harapan padi sawah dataran tinggi dilaksanakan di Desa Koto Dua Lama Semurup Kecamatan Air HangatKabupaten Kerinci Provinsi Jambi pada MK 2006 dan 2007. Pengujian bertujuan untuk mendapatkan varietaspadi yang berdaya hasil tinggi dan adaptif di dataran tinggi. Pengujian dilaksanakan menggunakan RancanganAcak Kelompok dengan 3 ulangan. Pengujian ini terdiri dari 8 galur termasuk varietas pembanding Sarinah.Hasil pengujian memperlihatkan bahwa hasil tertinggi pada MK2006 dan MK 2007 berturut- pada galurRUTTST85B-5-2-2-2-0 (7,19 ton GKG /ha dan 5,80 ton GKG /ha) dan terendah pada galur BP1356-1G-KN-4(4,87 t/ha dan 4,15 t/ha GKP). Produksi galur RUTTST85B-5-2-2-2-0 6,3 – 16% lebih tinggi dari produksivarietas pembanding Sarinah (6,77 t GKP/ha dan 5 t GKP/ha). Berdasarkan data keragaan tanaman dan komponenhasil terlihat bahwa galur RUTTST85B-5-2-2-2-0 memiliki potensi produksi tinggi, tahan terhadap hama danpenyakit blas daun dan blas leher serta toleran terhadap cekaman suhu tinggi dibandingkan dengan varietas Sarinah.Kata kunci : Galur padi unggulan, produktivitas, dataran tinggi
KAJIAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA NABATI TERHADAP ULAT JENGKAL (Hyposidra talaca) PADA TANAMAN TEH DI KABUPATEN BANDUNG Nurawan, Agus; Haryati, Yati
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Effect of Bio Insecticides to Caterpillar (Hyposidra talaca) at Tea Plant in Bandung Regency.The caterpillar (Hyposidra talaca) is one of limitation factor concerning productivity in tea plantation, this isthe plant pest of caterpillar attack the plant, including pest will attack tea shoots, young and old leaves. The pestattack begins from seedling through maturity, and commonly occur in productive plants and this happen in anew trim plants with a serious invasion the plants wills die. The assessment of the application of bio pesticidefor controlling the caterpillar was conducted at farmer area in Cikalong village, Cikalongwetan subdistrict on2006. The above assessment used synthetic pesticide, with 3 treatment bio pesticide, with one synthetic pesticideand 3 replication. Parameter being observed were caterpillar larva population, pest intensity attack and farmercost analysis with the above different treatment. The study is aimed at to knows effectiveness bio-insecticide,shoot productivity of tea, and farming analysis. The result of this assessment showed that, the nimba treatment,extract the soursop seed, toona, insecticide able to decrease the intensity invasion up to the seventh observationi.e. 0.00%, 1.50%, 0.00%, 0.00% and 0.00%. Optimum yields were achieved from insecticide treatment of 5,460kg/ha/70 days, followed by toona 5,250 kg/ha/70 days, w, soursop 4,207 kg/ha/70 days, nimba 3,423 kg/ha/70days, while the control point was only 1,463 kg/ha/70 days. Toona treatment i.e. Rp.4,380,387 with the B/C2,37. Bio pesticide suren was the best and give high income. The recommendation of this assessment, that usedbioinsecticide suren leaf extract dose 10 ml/l with interval 10 day on tea was effective and give high income.Key words : Bio insecticide, tea, catterpillarUlat jengkal (Hyposidra talaca) merupakan faktor pembatas dalam budidaya teh, hama ini dapat menyerangpucuk, daun muda dan daun tua. Serangannya sejak tanaman dalam persemaian hingga tanaman tua, umumnyapada tanaman yang produktif, dan bila menyerang tanaman yang baru dipangkas pada serangan berat tanamanakan mengalami kematian. Pengkajian dilakukan di lahan petani Desa Cikalong, Kecamatan Cikalongwetan padatahun 2006, dengan menggunakan metode demonstrasi plot dengan 3 perlakuan insektisida nabati, 1 pestisidasintetik dan 1 kontrol dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi populasi ulat jengkal, intensitas seranganhama, dan analisis usahatani. Tujuan pengkajian untuk mengetahui efektifitas insektisida nabati terhadap intensitasserangan ulat jengkal, produksi pucuk teh segar dan analisa usahatani masing-masing perlakuan. Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa perlakuan nimba, ekstrak biji sirsak, suren, insektisida dapat menurunkan intensitas seranganmasing-masing 0,00%, 1,50%, 0,00% dan 0,00. Produksi tertinggi diperoleh dari perlakuan Insektisida yaitu5.460 kg/ha/70 hari, diikuti oleh suren 5.250 kg/ha/70 hari, sirsak 4.207 kg/ha/70 hari, nimba 3.423 kg/ha/70 hari,sedangkan kontrol hanya 1.463 kg/ha/70 hari. Perlakuan suren menunjukkan pendapatan tertinggi Rp.4.380.387,-. dengan B/C 2,37. Insektisida nabati suren merupakan insektisida terbaik dalam mengendalikan ulat jengkal(H.talaca). Rekomendasi dari pengkajian ini yaitu penggunaan insektisida nabati yang berasal dari ekstrak daunsuren dosis 10 ml/l dengan interval 10 hari untuk tanaman teh memberikan hasil dan pendapatan yang terbaik.Kata kunci : Insektisida nabati, teh, ulat jengkal
CUBES AND PELLETS OF LEGUME TREE LEAVES FOR DRY SEASON FEED IN SEMI-ARID REGION OF INDONESIA Kana Hau, Debora
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cubes dan Pellet Daun Leguminosa Pohon untuk Pakan Ternak di Daerah Semi-Arid, Indonesia.Ternak, khususnya sapi merupakan komoditas penting sebagai sumber pendapatan bagi petani di NusaTenggara Timur (NTT), Indonesia. Namun demikian, produktivitas ternak sapi di daerah ini masih rendahdisebabkan karena kurangnya pengetahuan petani dalam usahatani ternak dan terbatasnya ketersediaan pakanterutama selama musim kemarau (8-9 bulan per tahun). Di lain pihak, ketersediaan pakan berlimpah di musimhujan. Beberapa leguminosa pohon sudah lama digunakan sebagai sumber pakan di daerah ini, namun karenapanjangnya musim kemarau menyebabkan terjadinya gugur daun pada tanaman ini. Karena itu penting untukmelakukan teknologi pengawetan pakan yang dapat diadopsi oleh petani. Suatu seri penelitian dan pengkajiantelah dilakukan di Timor pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP NTT) untuk meneliti dan mengkajitentang pembuatan cubes dan pellet dari daun leguminosa pohon, seperti Leucaena leucocephala, Glirisidiasepium, dan Sesbania grandiflora, menggunakan tepung ubi kayu sebagai perekat atau pengikat sekaligussebagai sumber energi. Pengkajian ini telah menemukan formulasi yang sesuai untuk pembuatan cubes danpellet, informasi nilai nutrisinya, peralatan pembuat cubes dan pellet, pertambahan berat badan ternak jikadiberikan cubes dan pellet sebagai pakan suplemen, dan pengalaman dalam melakukan kajian diseminasiteknologi pembuatan cubes dan pellet kepada petani di Timor. Kajian ini juga menguraikan lebih lanjut tentangbeberapa implikasi praktis yang dapat dilakukan untuk mendorong penggunaan cubes dan pellet di NTT.Kata kunci: Cubes, pellet, leguminosa pohon, tepung daun, pengawetan pakan Livestock (especially cattle) is an important income generating source for farmers in the semi-arid regionin East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Cattle production in the region, however is still low, lack of farmersknowledge in animal husbandry, and the lack of year round feed supply especially during dry periods (8-9 month dryseason in a year). Fodder availability, however, in fact is usually abundant during the wet season. Some tree legumeshave long been important sources of fodder in the region, however, owing to the long dry period considerable lossof leaf occurs. Thus there is an urgent need to encourage the application of feed preservation technologies adoptableby farmers. A series of experiments and assessments were conducted at the East Nusa Tenggara Assessment Institutefor Agriculture technology (BPTP NTT) to investigate the making of cubes from the leaves of legume trees suchas Leucaena leucocephala, Glirisidia sepium, and Sesbania grandiflora. Cassava meal was used as the bindingagent as well as the source energy. The experiments and assessments have obtained a proper formula for makingcubes, information on the nutritive values, equipments to produce cubes and pellets. Beside, information on thepreferences of cattle to the cubes and pellets, live weight gain when fed as supplement, and some experiencesin the dissemination of cubes and pellets making to the farmers was also obtained. The paper also elaboratedfurther into explaining some practical implications of ways to encourage cubes usages in East Nusa Tenggara.Key words: cubes, pellets, legume trees, leaf meals, feed preservation, semi-arid
ANALISIS MUTU DAN NILAI TAMBAH TEPUNG KASAVA DARI BEBERAPA VARIETAS UBIKAYU Wylis Arief, Ratna; Asnawi, Robet
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Quality Analysis and Value Added of Cassava Flour from Some Cassava Varieties. One of caused lowfarmer cassava income is minimum processing of its, which farmers sell fresh cassava. Cassava flour processingis one of manner increasing vale added. It can be done at small business. Cassava flour can use for noodles andcakes. The assessement were conducted at Bangunsari (Pesawaran Resident) from January to July 2008. The resultshowed that cassava flour made from Manado variety were higher quality than others, such as rendemen (31.08%),fibrous content (2.35%), protein content (2.53%), but it is low HCN (cianida acid) content (0.1122 mg/g). Higestvalue added of cassava flour is Manado variety were Rp.715/kg fresh cassava with 37.8% rendement, furthermorelowest value added of cassava flour is Garuda variety were Rp.483/kg fresh cassava with 31.08 rendement.Key words: Quality, added value, cassava flour, variety Rendahnya pendapatan petani ubikayu antara lain disebabkan oleh minimnya teknologi pengolahanyang dilakukan petani, karena petani selalu menjual ubikayu dalam bentuk umbi segar. Salah satu cara untukmemperoleh nilai tambah ubikayu adalah pembuatan tepung kasava yang dapat dilakukan untuk skala rumahtangga. Tepung kasava dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan seperti kue dan mie. Kajian inidilakukan di Desa Bangunsari, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran pada dari bulan Januari sampaiJuli 2008. Hasil kajian menunjukkan bahwa tepung kasava yang dibuat dari ubikayu varietas Manado mempunyaimutu yang paling baik dibandingkan dengan varietas dengan rendemen (31,08%), kadar serat kasar (2,35%),dan kadar protein yang tertinggi (2,53%), namun mempunyai kadar HCN (asam sianida) yang terendah (0,1122mg/r). Nilai tambah ubikayu menjadi tepung kasava tertinggi dihasilkan oleh varietas Manado yakni sebesarRp.715/kg ubikayu dengan rendemen 37,8%, sedangkan nilai tambah terendah dihasilkan oleh varietas Garudayakni Rp.483/kg ubikayu dengan rendemen 31,08%. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan untukmenggunakan ubikayu varietas Manado sebagai bahan baku pembuatan tepung kasava.Kata kunci: Mutu, nilai tambah, tepung kasava, varietas
PERTUMBUHAN TERNAK DOMBA JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG KULIT UBI SINGKONG DIFERMENTASI Prawirodigdo, S.; Herawat, Tati; Utomo, B.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 3 (2010): November 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Growth Performance of Rams Fed Diet Containing Fermented Cassava Tuber Peel. There is a largeamount of cassava (Manihot esculenta) tuber peel (CTP) that has not been used intensively for feedstuff inIndonesia yet. It was considered that the present of cyanide prohibits the use of CTP for feed. An experiment wasperformed to evaluate the prospect of fermented CTP inclusion in the diet for growing ram. The study employed18 heads of growing Javanese Thin Tailed male rams of 4 months old having 12.5 + 1.5 kg initial body weight. Theexperimental animals were housed in an elevated barn, penned individually, and randomly allocated into either oneof three experimental diets namely traditional diet containing elephant grass + 300 g air dried CTP/daily ration/head(DCTP), formulated diets contained 200g fermented CTP/daily ration/head (FCTP1), and contained 300g fermentedCTP/daily ration/head (FCTP2).Results showed that, there were significant distinctions (P<0.01) between feedintake of rams fed DCTP (677g/d),FCTP1(697g/h) andFTP2(739g/h) diets. It was determined that weight gainof sheep consumingFCTP1diet (56g/h) higher (P<0.05) than the sheep fed DCTP (47g/h) as wellFCTP2(43g/h)diets. Consistently, feed conversion ratio ofFCTP2diet (12.5) was also better (P<0.05) than that of DCTP (14.4) orFCTP2 (17.2). In conclusion, HCN concentration in the diet seems to influent growth rate of sheep. It was confirmedthat the fermented cassava tuber peel is useful to overcome limited feedstuff for sheep particularly during the dryseason. Among the experimental diets inclusion of 200g fermented CTP in the diet of growing ram was superior.Key words: Cassava tuber peel, diet, ram, growth rateKulit ubi singkong (Manihot esculenta) yang kuantitasnya banyak belum dimanfaatkan secara intensifuntuk bahan pakan ternak. Hambatan pemanfaatan bahan ini adalah terdapatnya substansi sianida yang dapatmembahayakan kesehatan ternak. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi prospek introduksi kulitubi singkong yang difermentasi ke dalam pakan ternak domba sedang tumbuh. Penelitian menggunakan 18 ekorDomba Jawa Ekor Tipis jantan berumur 4 bulan dengan bobot badan 12,5 + 1,5 kg. Ternak percobaan dikandangkandalam ruangan bersekat individual kemudian masing-masing secara acak diberi salah satu di antara tiga macampakan percobaan: Formula pakan tradisional petani (FPTP) yang mengandung 300g kulit ubi singkong kering, pakanmengandung 200g atau 300g kulit ubi singkong difermentasi (KSF1 atau KSF2).Hasil penelitian menunjukkan bahwakonsumsi bahan kering pakan FPTP (677g/h), KSF1 (697g/h) dan KSF2 (739g/h) berbeda nyata (P<0,01). Ditemukanbahwa pertambahan bobot badan ternak domba yang mengkonsumsi pakanKSF1(56g/h) lebih tinggi (P<0,05) daripada yang diberi pakan FPTP (47g/h) maupunKSF2(43g/h). Secara konsisten, nilai konversi pakanKSF2(12,5)juga lebih baik (P<0,05) dari konversi pakan FPTP (14,4) maupunKSF2(17,2). Kesimpulannya adalah bahwakonsentrasi HCN dalam pakan menentukan penampilan pertumbuhan ternak domba. Dari sisi implementasinya dapat dikonfirmasikan bahwa kulit ubi singkong yang difermentasi dapat digunakan sebagai salah satu solusi untukmembantu mengatasi masalah paceklik pakan ternak domba pada musim kemarau. Dalam penelitian ini porsi terbaikuntuk introduksi kulit ubi singkong yang difermentasi dalam campuran pakan ternak domba adalah 200g/ekor/hari.Kata kunci: Kulit ubi singkong, pakan, domba jantan, pertumbuhan

Page 6 of 64 | Total Record : 634


Filter by Year

2003 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue