cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46O Rahman, Zulfikar Purnama; Munawir, As'ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.478 KB)

Abstract

Longsor sering kerap terjadi, yang utamanya sering terjadi pada daerah dataran tinngi dan lembah. Dengan kondisi seperti ini, cukup banyak masyarakat khususnya yang berada pada dataran tinggi membuat pemukiman di lembah maupun di lereng yang sewaktu-waktu dapat terjadi kelongsoran. Untuk mencegah kelongsoran yang akan terjadi yaitu perlu digunakan perkuatan pada tanah, contohnya yaitu dengan perkuatan geogrid. Penelitian dilakukan dengan menggunakan uji model lereng pada tanah pasir dengan kepadatan relatif 85%. Variasi yang digunakan yaitu variasi lebar pondasi antara lain 4 cm, 6cm dan 8 cm dan variasi jumlah lapis perkuatan geogrid yaitu antara lain 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis. Dalam penelitian ini, lereng terbentuk dalam 7 lapis tanah dengan tinggi pada setiap lapisan yaitu 10 cm. Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu bertambahnya jumlah lapis perkuatan geogrid lebih dominan daripada bertambahnya lebar pondasi terhadap peningkatan daya dukung pada lereng. Kata kunci :daya dukung, lereng, geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jumlah lapis perkuatan geogrid.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR RC 85% TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS Rabbani, Rani; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.43 KB)

Abstract

Lereng yang tidak stabil berbahaya terhadap lingkungan di sekitarnya karena dapat menyebabkan terjadinya longsor. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan upaya perkuatan tanah pada lereng. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan material geosintetik seperti geotekstil dan geogrid. Penggunaan geosintetik sudah banyak diaplikasikan kedalam berbagai macam-macam konstruksi seperti dam, jalan, dinding penahan, dan khususnya konstruksi lereng.Untuk penelitian ini, delakukan uji model fisik dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diteliti adalah sudut kemiringan lereng sebesar 46°, 51°, 56° dan jumlah lapisan perkuatan geogrid sebanyak 1, 2, 3 lapisan.Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin kecil sudut kemiringan lereng maka akan semakin besar nilai daya dukungnya dan semakin banyak jumlah lapisan perkuatan geogrid maka akan semakin besar pula nilai daya dukungnya. Dari hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa peningkatan daya dukung terbesar terletak pada sudut kemiringan 46° denganjumlah lapisan perkuatan geogrid sebanyak 3 lapisan. Sehingga pada penelitian ini tidak ditemukan variasi perkuatan geogrid yang paling optimum. Kata kunci : daya dukung, lereng pasir, perkuatan geogrid, variasi sudut kemiringan, variasi lapisan perkuatan.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PASIR DENGAN NILAI RC 85% DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRID I, Arrizal Rizki; ., Suroso; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.465 KB)

Abstract

Daya dukung merupakan faktor utama dalam perencanaan pondasi. Pada lereng, daya dukung merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pada kondisi tertentu, daya dukung pada lereng cenderung buruk sehingga rawan untuk terjadi longsor. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk meningkatkan daya dukung pada lereng. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan memasang perkuatan geogrid pada lereng. Pemasangan geogrid ini bertujuan untuk meningkatkan kuat tarik tanah sehingga daya dukung dapat ditingkatkan. Di sisi lain kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap daya dukung lereng sehingga perlu untuk dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pada sudut dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah perkuatan geogrid efektif untuk digunakan.Pada penelitian ini, metode untuk mengetahui besarnya peningkatan daya dukung adalah dengan membandingkan nilai daya dukung antara lereng yang dipasang perkuatan geogrid dengan daya dukung lereng tanpa perkuatan. Dari situ, kemudian akan diketahui berapa besarnya peningkatan daya dukung untuk setiap variasi sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng. Sehingga dapat disimpulkan pada sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah perkuatan geogrid efektif untuk digunakan. Yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah besarnya peningkatan daya dukung berbanding lurus terhadap jarak pondasi ke tepi lereng dan berbanding terbalik terhadap sudut kemiringan lereng. Jadi semakin besar jarak pondasi ke tepi lereng maka besarnya peningkatan daya dukung akan semakin besar, sebaliknya semakin besar sudut kemiringan lereng maka besarnya peningkatan daya dukung akan semakin kecil. Jadinya peningkatan daya dukung yang paling besar terjadi ketika sudut kemiringan 460 dan jarak pondasi ke tepi lereng tiga kali lebar pondasi. Belum ditemukan pada sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah peningkatan yang terjadi mencapai titik maksimum dikarenakan grafik yang didapat menunjukkan peningkatan daya dukung yang terjadi terus mengalami peningkatan seiring dengan mengecilnya sudut kemiringan dan membesarnya jarak pondasi ke tepi lereng. Kata kunci : daya dukung, lereng, pondasi, lereng, geogrid, sudut kemiringan lereng, jarak pondasi ke tepi lereng.
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR 56o DENGAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG SAMA DENGAN LEBAR PONDASI DAN RC 85% Purwowaskito, Danu; Munawir, As'ad; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.566 KB)

Abstract

Untuk mengatasi kelongsoran pada lereng, dapat dilakukan berbagai cara untuk memperkuat lereng.  Lereng yang memiliki daya dukung rendah dapat diperkuat dengan geogrid.  Penambahan geogrid inilah yang memungkinkan untuk membangun bangunan di atas lereng.  Berbagai macam penelitian dibutuhkan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kekuatan dari lereng menerima beban. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap 12 model lereng.  Model yang dibuat berupa lereng pasir dengan ketinggian 70 cm.  Pengujian ini dilakukan pada box ukuran 115 × 100 × 100 cm.  Pembebanan disalurkan melalui pondasi, tipe pondasi yang digunakan adalah pondasi menerus.  Kepadatan model direncanakan, dengan nilai RC 85%.  Sudut kemiringan dalam model lereng yang diuji sebesar 56o.  Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah daya dukung lereng dari variasi banyaknya lapisan geogrid yang dipakai (n), variasi lebar pondasi dan jarak tepi lereng (d/B=1).  Dari data yang ada dibandingkan antara lereng tanpa geogrid dengan lereng perkuatan geogrid, variasi jumlah perkuatan, daya dukung maksimum, variasi lebar podasi dan jarak tepi lereng dari semua model lereng yang dibuat. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin lebar pondasi dan semakin jauh jarak ke tepi lereng akan menghasilkaan beban yang semakin besar.  Sedangkan untuk lereng jumlah perkuatan geogrid, semakin banyak lapisan geogrid yang dipasang pada lereng akan menghasilkan beban dan daya dukung lereng yang tinggi.  Nilai BCRu paling besar dalam penelitian ini diperoleh pada variasi d=B = 4 cm dan n = 3 cm.  Dari peningkatan antar variabel semua model, menunjukkan bahwa penambahan jumlah lapisan geogrid memiliki kontribusi besar.  Sedangkan untuk penambahan lebar pondasi dan jarak tepi lereng, kontribusinya lebih kecil dari pada penambahan jumlah lapisan geogrid. Kata kunci : lereng, geogrid, daya dukung, pondasi menerus, pasir
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (RC) 85% Afifuddin, Annas; Munawir, As’ad; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.253 KB)

Abstract

Penggunaan Geogrid untuk meningkatkan daya dukung tanah telah berkembang pesat utamanya dalam bidang geoteknik. Penggunaan Geogriddapatmeningkatkankemampuanagar dapatdigunakannyapondasidangkalsebagaigantipenggunaanpondasidalam yang relatifmahal. Dibandingkonstruksipondasipadatanahdatar, pondasidangkal yang diletakkandekatlerengdandibebani di atasnyamenghasilkanpengurangandayadukungultimitnya. Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap lereng pasir yang diberi perkuatan Geogrid untuk mengevaluasi keunggulannya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadappemodelan fisik lereng pasiryang diberi perkuatan Geogrid. Parameter-parameter yang diuji dalam penelitian ini antara variasi lebar pondasi yang digunakan yaitu 4,6, dan 8 cm serta variasi jumlah lapisan perkuatan Geogrid yaitu 1,2,3 lapisan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa nilai daya dukung semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah lapis perkuatan Geogrid yang digunakan. Sedangkan kenaikan besar lebar pondasi satu lereng tidak sebanding dengan kenaikan nilai daya dukung pondasi tersebut. Berdasarkan analisis Bearing Capacity Improvement (BCI)dapat diketahui rasio peningkatan daya dukung terbesar terdapat pada lebar pondasi terkecil yang digunakan, yaitu sebesar 4 cm dan jumlah lapisan paling banyak, yaitu sebanyak 3 lapisan. Kata kunci:Geogrid, dayadukung, lerengpasir, lebarpondasi, Lapisan Geogrid, BCI.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN LERENG DAN LEBAR PONDASI MENERUS DENGAN d/B=1 TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DENGAN RC PASIR 85% MENGGUNAKAN GEOGRID Ulya, Atika Nikmatul; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.617 KB)

Abstract

Resiko terhadap bahaya longsor bagi pembangunan diatas tanah lereng sangatlah tinggi dan untuk menghindari bahaya tersebut, tanah lereng harus memiliki kekuatan yang cukup serta daya dukung pondasi yang cukup pula untuk menahan beban diatasnya. Salah satu metode perkuatan tanah yang dapat digunakan pada lereng adalah dengan pemasangan material geogrid pada lapisan lereng. Oleh sebab itu, dilakukan sebuah penelitian guna memperoleh parameter sudut kemiringan lereng dan lebar pondasi yang dapat menghasilkan daya dukung paling optimum pada sebuah lereng dengan perkuatan geogrid, sehingga resiko kelongsoran dapat diminamalisir.Pada penelitian ini dilakukan pengujian model fisik lereng dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada sampel model lereng berupa sudut kemiringan lereng dan lebar pondasi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap daya dukung pada lereng dengan perkuatan geogrid dibandingkan dengan daya dukung pada lereng tanpa perkuatan geogrid. Berdasarkan penelitian ini, peningkatan daya dukung terbesar terletak pada sudut kemiringan 46° dan lebar pondasi 4 cm. Kata kunci : daya dukung pondasi, lereng tanah pasir, perkuatan geogrid, sudut kemiringan lereng,lebar pondasi.
PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN RC 85% MENGGUNAKAN PERKUATAN GEOGRID Pranatayuda, Tosar Wayunenda; Munawir, As’ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.526 KB)

Abstract

Longsor yang terjadi merupakan masalah umum dalam geoteknik. Upaya perkuatan tanah perlu dilakukan untuk mencegah longsor pada tanah. Teknik perkuatan tanah pertama kali menggunakan lembaran metal. Seiring dengan perkembangan teknologi, fungsi lembaran metal untuk perkuatan tanah diganti dengan material geosintetik seperti geotextile dan geogrid. Pada penelitian perkuatan tanah ini dilakukan uji model fisik lereng dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada sampel lereng berupa lebar pondasi menerus antara lain 4cm, 6cm, 8cm dan variasi jarak pondasi dari tepi lereng yaitu B, 2B, dan 3B. Menuruthasil penelitian ini bertambah besar jarak pondasi menghasilkan rasio peningkatan daya dukung cenderung menurun. Bertambah besar lebar pondasi maka rasio peningkatan daya dukung pada lereng semakin kecil. Dari hasil analisis BCI menghasilkan rasio peningkatan daya dukung paling besar terletak pada Lebar pondasi paling kecil yang diterapkan, yaitu 4cm dan jarak pondasi terkecil, yaitu sejauh satu kali lebar pondasi. Kata kunci:dayadukungpondasi, lereng, geogrid, variasilebar pondasi menerus,variasi jarakpondasi.
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN KAPUR PADA TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO TERHADAP NILAI CBR, SWELLING DAN DURABILITAS Sauri, Sofyan; Rachmansyah, Arief; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.506 KB)

Abstract

Tanah merupakan material dasar yang sangat penting karena merupakan tempat dimana struktur akan didirikan. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, hampir 20% dari luasan tanah di Pulau Jawa dan kurang lebih 25% dari luasan tanah di Indonesia, salah satunya di Ngasem Bojonegoro. Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung tanah yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut (swelling) yang besar dan plastisitas yang tinggi. Kondisi tersebut merugikan bangunan yang ada di atasnya. Dengan kerugian dari akibat kembang susut tanah ekspansif, maka diperlukan stabilisasi untuk mengurangi kembang susut dan meningkatkan daya dukung. Salah satunya dengan menggunakan aditif.Pada penelitian ini aditif yang digunakan adalah kapur dan abu ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari aditif tersebut dapat menstabilisasi tanah lempung ekspansif dilihat dari CBR, swelling dan durabilitas dengan perlakuan siklus basah-kering. Tanah di campur dengan 3 variasi campuran yaitu tanah dengan 4% kapur, tanah dengan 8% abu ampas tebu, dan tanah dengan 4% kapur + 8% abu ampas tebu.Masing-masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, 2 periode, dan 3 periode, 1 periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-anginkan selama 4 hari. Pengujian dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan dan hasil yang di dapat bahwa campuran terbaik adalah dengan kapur 4%, nilai CBR menunjukkan peningkatan yang signifikan  sebesar 1181,49% pada periode pertama, peningkatan sebesar 8.877% di periode kedua dan penurunan yang kecil di periode ketiga serta nilai swelling-nya mengalami penurunan secara signifikan sekitar 99,237%, serta durabilitasnya paling baik dilihat dari perubahan volume tertinggi sekitar 3,05%  dan perubahan berat tertinggi sekitar 0,5%. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, kapur, abu ampas tebu, CBR,swelling, durabilitas
PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN, ABU SEKAM PADI DAN ABU AMPAS TEBU PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO TERHADAP NILAI CBR, SWELLING, DAN DURABILITAS Putra, Alesandro Anggara; Zaika, Yulvi; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.427 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut yang besar dan plastisitas yang tinggi. Daerah Ngasem, Bojonegoro adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tanah lempung ekspansif. Stabilisasi pada tanah lempung ekspansif salah satunya adalah dengan menggunakan aditif. Semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu merupakan material-material yang dapat digunakan sebagai bahan aditif. Campuran bahan aditif semen, abu sekam padi, dan abu ampas tebu menggunakan kadar 4% semen, 4% semen + 6% abu sekam padi, 6% semen + 8% abu ampas tebu. Masing-masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, 2 periode, dan 3 periode. 1 periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-anginkan selama 4 hari. Pengujian CBR dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan, sedangkan pengujian swelling dan durabilitas dilakukan selama siklus basah kering berlangsung. Hasil yang di dapat bahwa campuran terbaik adalah dengan semen 4%, nilai CBR menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 857,32% pada periode pertama dan terus bertambah tiap periodenya serta nilai swelling-nya mengalami penurunan secara signifikan sekitar 91,22%, serta perubahan volumenya turun sekitar 82,86%  dan perubahan beratnya turun sekitar 97%. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, semen, abu sekam padi, abu ampas tebu, CBR, swelling, durabilitas
PENGGUNAAN GEOLISTRIK DENGAN VARIASI METODE DETEKSI LAPISAN TANAH DAN KEDALAMAN TIANG DALAM SKALA LABORATORIUM Astuti, Retno Widi; Suryo, Eko Andy; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.328 KB)

Abstract

Terdapat beberapa metode penyelidikan tanah di lapangan. Salah satunya adalah metode geolistrik. Dengan menggunakan metode ini akandiperlukan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah. Penelitian ini menggunakan tanah pasir dan tanah residual sebagai bahan penelitian. Tanah model dimasukkan dalam box fiberglass berukuran panjang 50 cm, lebar dan tinggi 15 cm. Namun model hanya dibuat dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 12 cm. Model test yang dibuat antara lain 1 model horisontal, 1 model vertikal, dan 1 model tanah residual tanpa tiang kemudian dipasang 1 tiang di tengah. Masing  masing model diuji dengan berbagai macam konfigurasi geolistrik antara lain konfigurasidipole – dipole, schlumberger, danwenner. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai  konfigurasi geolistrik dalam mendeteksi lapisan tanah dan kedalaman tiang. Dalam penelitian ini digunakan Rc = 90 % sehingga diperoleh kadar air model 10,546 % untuk tanah pasir dan 26,56 % untuk tanah residual. Dari penelitian ini diperoleh hasil dengan berbagai macam konfigurasi geolistrik diperoleh nilai resistivitas yang berbeda pada lapisan tanah. Konfigurasi yang paling tepat digunakan pada lapisan tanah adalah konfigurasi dipole – dipole untuk lapisan horisontal dan konfigurasi schlumberger untuk lapisan vertikal. Pada penelitikan deteksi kedalaman tiang, dengan konfigurasi yang digunakan menujukkan bahwa geolistrik tidah dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman tiang. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai resitivitas terjadi secara keseluruhan, tidak hanya pada daerah pengaruh pemancangan tiang. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini. Kata kunci: geolistrik, resistivitas, lapisan tanah, kedalaman tiang

Page 36 of 136 | Total Record : 1355