cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
PENERAPAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT) UNTUK MENGETAHUI BIDANG LONGSOR PADA MODEL LERENG Fadh, Ghulam Aghnia; Suryo, Eko Andi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.457 KB)

Abstract

Longsoran yang terjadi pada lereng merupakan salah satu permasalahan utama di bidang geoteknik. Untuk melakukan perbaikan maupun perkuatan pada lereng perlunya dilakukan penyelidikan tanah guna memprediksi bidang longsor pada lereng tersebut sehingga perbaikan dan perkuatan yang dilakukan dapat dilakukan secara efektif. Salah satu alternatif metode yang dapat dipakai adalah penggunan metode geofisika, seperti geolistrik khususnya Electrical Resistivity Tomography (ERT). Penyelidikan ini diwujudkan dengan dembuatan suatu model fisik lereng dengan variasi keretakan dan diberikan pembebanan sebanyak 5 macam pembebanan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode penyelidikan geolistrik untuk mengetahui bidang longsor. Berdasarkan penelitian ini bidang longsor ataupun retakan terdapat pada lapisan dengan nilai resistivitas yang memiliki nilai resistivitas berbeda cukup signifikan.   Kata kunci : ERT, Keretakan, Resistivitas, Lereng, Bidang Longsor
PENGARUH JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIXING BERPOLA TRIANGULAR TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF (The Effect Spacing and Length of Deep Soil Mixing by Using Triangular Configuration on The Bearing Capacity of Expansive Soil) Ardiyansari, Anisa Oktavia; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.992 KB)

Abstract

Tanah ekspansif adalah tanah yang mempunyai perilaku kembang susut akibat adanya perubahan kadar air. Dalam penelitian ini menggunakan metode deep soil mixing (DSM) berpola triangular. Metode deep soil mixing merupakan metode pencampuran dengan bahan additive untuk meningkatkan stabilitas tanah. Dari hasil uji klasifikasi tanah, tanah di Kabupaten Bojonegoro termasuk jenis tanah ekspansif. Variasi Jarak antar kolom yang digunakan  yaitu 1D, 1,25D dan 1,5D, dimana D adalah diameter kolom 3cm. Sedangkan variasi panjang kolom adalah 2B, 3B dan 4B, dimana B adalah lebar plat pondasi. Hasil dari stabilisasi tanah ekspansif menggunakan metode deep soil mixing berpola triangular diameter kolom 3 cm menunjukkan bahwa jarak dan panjang kolom maksimum adalah jarak antar kolom 1D dan panjang kolom 4B dengan peningkatan nilai daya dukung tanah hingga 281%. Selain itu, persentase tanah yang distabilisasi sebesar 91,2% mampu menurunkan pengembangan dari tanah asli sebesar 3,36%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa stabilisasi 10% kapur dengan metode DSM berpola triangular dapat meningkatkan daya dukung tanah dan mampu mengurangi potensi pengembangan seiring dengan meningkatnya volume tanah yang distabilisasi.   Kata Kunci : tanah ekspansif, kapur, deep soil mixing, jarak, panjang, daya dukung.
PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANGDEEP SOIL MIXING (DSM) 10% KAPURDIAMETER 4 CM BERPOLATRIANGULARTERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO (The Effect of Distance and Length Variation of 10%Lime Deep Soil Mixing (DSM) Using 4 cm Diameter with Tri Allo, Angeline Grace; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.892 KB)

Abstract

Di Indonesia memiliki keadaan tanah yang berbeda disetiap tempat. Jenis tanah yang perlu diperbaiki yaitu tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang memiliki daya dukung yang rendah dengan muka air yang tinggi, plastisitas yang tinggi dan juga memiliki sifat kembang susut yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode DSM yang dilakukan sama seperti di lapangan tetapi lebih sederhana. Pengujian dilakukan pada box berukuran 30×30×30 cm3. Dalam pengujian tanah yang distabilisasi menggunakan DSM berdiameter 4 cm dengan variasi jarak (4 cm, 5 cm dan 6 cm) dan variasi panjang (10 cm, 15cm dan 20 cm). Pembebanan dilakukan pada tanah asli dan tanah stabilisasi dengan menggunakan beban vertical (pelat ukuran 5×5 cm2). Pembacaan beban dilakukan sampai tiga kali pembacaan agar mendapatkan beban maksimum. Hasil dari penelitian ini yaitu semakin dekat jarak antar DSM dan semakin panjang DSM maka semakin besar daya dukung, jarak dan panjang maksimum DSM terjadi pada jarak terdekat (L = 4 cm) dan panjang DSM sebesar 20 cm, danpada persentase sebesar 87,52% dapat menghentikan pengembangan (swelling) tanah asli.   Kata kunci:Tanah Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Kapur, Deep Soil Mixing, Daya Dukung
PENGARUH KADAR AIR DAN PERSENTASE STABILISASI DENGAN 10% KAPUR TERHADAP KEKUATAN TANAH EKSPANSIF Firdaus, Adelina Maulidya; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1205.245 KB)

Abstract

  Tanah lempung ekspansif dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, tanggul, lapangan terbang, dan infrastruktur lain, untuk itu tanah jenis ini harus di stabilisasi.Salah satu jenis tanah ini berada di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Pada penelitian ini akan dilakukan stabilisasidengan menambah zat aditif berupa 10% kapurmenggunakan metode deep soil mix untuk mengetahui penurunan, kuat geser, dan pengembangan. Penurunan untuk uji konsolidasi dibedakan menjadi tanah asli dan tanah asli dengan campuran kapur. Kadar air di sekitar deep soil mix dibedakan menjadi OMC±6%, OMC±3% dan OMCserta digunakan pesentase perbaikan volume 50%, 60%, dan 76% dengan masing-masing perbaikan menggunakan pipa dsm berdiameter 25 mm, 30 mm, dan 38mm untuk uji kuat tekan bebas. Sedangkan jumlah dsm (2,4,6,8 lubang) akan digunakan pada uji pengembangan (swelling) pada masing-masing persentase perbaikan.Dari hasil penelitian uji konsolidasi tanah asli didapatkan bahwa penurunan pada tanah asli ≥ 25 mm, sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan metode deep soil mix. Hasil uji kuat tekan bebas didapatkan semakin besar kadar air dan rasio volume pada daerah sekitar deep soil mix nilai tegangan-regangan dan kohesi semakin kecil dibandingkan dengan kondisi tanah asli. Sedangkan pada hasil uji pengembangan didapatkan semakin besar rasiovolume perbaikandeepsoilmixmaka nilai pengembangansemakin kecil.   Kata-kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah,Kapur,Deep Soil Mix, Konsolidasi, Kuat Tekan Bebas, Swelling.
PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN RASIO D/B TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL Rachma, Saraswati Noor; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.247 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaruh jarak lapis geogrid teratas dan rasio d/B terhadap daya dukung tanah pasir pada pondasi menerus dengan perkuatan geogrid tipe biaksial.Uji yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada tanah pasir RC 85%, baik dengan maupun tanpa penggunaan geogrid. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah efek kedalaman pondasi (d) dan efek kedalaman lapisan geogrid pertama dari dasar pondasi (u) terhadap daya dukung ultimit dan penurunan pada pondasi menerus. Uji model dilakukan menggunakan 1 lapis perkuatan geogrid dengan lebar pondasi sebesar 6 cm. Variasi yang digunakan adalah rasio d/B sebesar 0; 0,5; 1; dan variasi rasio u/B sebesar 0,25; 0,5; 0,75.  Dari hasilpenelitiandidapatkanhasilbahwa nilai BCIu tertinggi berada pada rasio d/B tertinggi. Sementara untuk variasi u/B belum bisa didapatkan nilai optimum pada penelitian ini dikarenakan nilai BCIu yang terus menunjukkan peningkatan. Kata Kunci: daya dukung, tanah pasir, pondasi menerus, geogrid, variasi kedalaman pondasi, variasi jarak lapis geogrid teratas
PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN DENGAN RASIO d/B = 1 DAN B = 8 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS Norviana, Sarah Giovani; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.006 KB)

Abstract

Masalah yang sering kali muncul pada tanah berpasir ialah tingkat penurunan yang tidak merata.Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya perkuatan tanah menggunakan material geogrid.Sistem perkuatan tanah ini telah diaplikasikan pada berbagai konstruksi seperti jalan raya dan dinding penahan tanah.Dalam penelitian ini dilakukan permodelan tanah pasir yang diberi perkuatan berupa geogrid. Variasi yang diterapkan pada penelitian ini berupa rasio jarak lapis geogrid teratas (u/B) yaitu 0,25, 0,5 dan 0,75 serta variasi jumlah lapisan perkuatan (n) yaitu 1, 2 dan 3 lapisan perkuatan. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variasi jarak lapis geogrid teratas mencapai daya dukung optimum pada rasio  u/B = 0,5. Sedangkan pada variasi jumlah lapisan geogrid didapatkan hasil daya dukung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah lapisan geogrid. Hasil analisis BCIu penelitian ini menunjukkan daya dukung terbesar pada tanah pasir yang diberi variasi jarak lapis geogrid teratas sebesar 0,5 B dan dengan 3 lapis perkuatan geogrid. Sehingga penelitian ini menunjukan hasil optimum pada variasi jarak lapis geogrid teratas yaitu dengan rasio u/B = 0,5 Kata kunci : daya dukung, penurunan, tanah pasir, geogrid, variasi jarak lapis geogrid teratas, variasi jumlah lapisan perkuatan
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DENGAN RASIO d/B = 1 DAN n = 3 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS Amalina, Rahma Nur; Munawir, As’ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.637 KB)

Abstract

Tanah pasir dengan kepadatan yang kurang baik apabila dipengaruhi getaran menimbulkan pergeseran partikel-partikel yang menyebabkan tanah mengalami penurunan yang besar dan cepat disertai dengan daya dukung yang rendah.Oleh karenanya, pada tanah pasir perlu dilakukan perbaikan tanah, salah satu bentuknya yaitu dengan metode perkuatan tanah menggunakan geogrid.Pada penelitian ini dilakukan uji model fisik tanah pasir tanpa perkuatan dan dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada pengujian sampel berupa lebar pondasi (B) sebesar 6; 8; 10 cm dan jarak lapis geogrid teratas (u) 0,25B; 0,5B; 0,75B, dengan kedalaman tetap yaitu d/B = 1, jumlah geogrid (n) 3, dan jarak vertikal antara geogrid sebesar 0,25B cm. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari penggunaan variasi perkuatan terhadap daya dukung tanah pasir menggunakan pondasi menerus.Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa untuk variasi lebar pondasi semakin besar lebar pondasi yang digunakan, maka akan semakin besar nilai daya dukungnya dan untuk variasi jarak lapis geogrid teratas menghasilkan nilai yang optimum. Dari hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa peningkatan daya dukung terbesar terletak pada lebar pondasi 10 cm dengan jarak lapis geogrid teratas sebesar 0,5B. Kata kunci: daya dukung, tanah pasir, pondasi menerus, perkuatan geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jarak lapis geogrid teratas.
PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 10% KAPUR DIAMETER 4 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO Saputra, M. Rizky Hari; Zaika, Yulvi; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1577.199 KB)

Abstract

Tanah lempung yang merupakan tanah kohesif umumnya menjadi permasalahan karena mempunyai sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan kadar air. Tanah lempung ekspansif memiliki sifat – sifat yang kurang baik dalam perencanaan suatu struktur.  Sifat – sifat tanah lempung ekspansif yang sensitif terhadap perubahan kadar air, perubahan volume dan potensi susut yang besar serta plastisitas tinggi tersebut yang membahayakan jika suatu struktur dibangun diatasnya. Salah satu metode yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam perbaikan tanah adalah Deep Soil Mix (DSM).  DSM adalah metode peningkatan kualitas tanah untuk perbaikan tanah dalam dengan bantuan crane yang dilengkapi alat hidrolik dan auger untuk mencampurkan bahan additive pada lokasi tanah yang akan digunakan untuk mendirikan struktur diatasnya. Hasil pengujian benda uji tanah asli didapatkan nilai beban maksimum sebesar  176 kg dengan penurunan sebesar 7,25 mm serta nilai daya dukung ultimate sebesar 7,04 kg/cm2. Hasil dari pengujian tanah dengan stabilisasi DSM 10% kapur, daya dukung terbesar pada variasi jarak antar kolom 1D dan panjang kolom 4B sebesar 18,62 kg/cm2 dengan penurunan 10.75 mm. Semakin rapat jarak antar kolom dan panjang DSM semakin besar nilai daya dukung tanah. Berdasarkan analisis Bearing Capacity Improvement (BCI), daya dukung maksimum terjadi pada DSM jarak terdekat 1D dan panjang kolom 4B dengan peningkatkan daya dukung tanah hingga 264% dari daya dukung tanah asli. Kenaikan rasio volume DSM dalam tanah dapat mengurangi potensi swelling dan penurunan swelling paling besar terjadi pada panjang kolom 4B dan jarak antar kolom 1D dengan penurunan swelling dari tanah asli sebesar 3,35%. Kata Kunci :deep soil mix, daya dukung, kapur, swelling, tanah lempung ekspansif
PENGARUH VARIASI RASIO D/B DAN LEBAR PONDASI DENGAN DUA LAPIS PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL DAN U/B = 0,5 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS Anggriawan, Filyan Fery; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.652 KB)

Abstract

Pada dasarnya sebuah pondasi dangkal membutuhkan landasan dengan struktur tanah yang cukup baik, dengan semakin sempitnya lahan yang layak untuk mendirikan suatu bangunan, maka perlu adanya alternatif untuk mendirikan suatu bangunan pada tanah yang kondisinya kurang baik dan kurang memenuhi syarat.Salah satu cara dalam meningkatkan daya dukung tanah adalah dengan geosintetik seperti geotekstil dan geogrid.Dalam penelitian ini dilakukan pengujianpada pemodelan fisik tanah pasir tanpa perkuatan dan dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada pengujian sampel berupa lebar pondasi (6 cm,8 cm,10 cm) dan rasio kedalaman pondasi terhadap lebar pondasi(0;0,5;1). Hasil penelitian memperlihatan bahwa semakin besar nilai daya dukungnya ketika lebar pondasi dan rasio d/B semakin besar.Hasil analisis BCIu menunjukkan bahwa daya dukung terbesar terletak pada lebar pondasi 10 cm dengan rasio d/B = 1. Penggunaan geogrid paling efektif ketika peningkatan lebar dari 6 cm ke 8 cm dan kedalaman dari 0B ke 0,5B dengan prosentase yang lebih besar dibandingkan efektif ketika peningkatan lebar dari 8 cm ke 10 cm dan kedalaman dari 0,5B ke 1B. Kata kunci :daya dukung, tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi lebar pondasi, variasi rasio kedalaman pondasi terhadap lebar pondasi.
PENGARUH VARIASI LEBAR PONDASIh DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA TANAH RC 85% TERHADAPPDAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS Wijaya, Aziz Benny; ., Suroso; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.723 KB)

Abstract

Daya dukung tanah merupakan faktor yang berperan penting dalam perencanaan pondasi. Apabila daya dukung tanah asli tidak mampu menahan beban bangunan, maka diperlukan perkuatan tanah. Pada tanah pasir perkuatan bisa dilakukan dengan penambahan geogrid. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh dari lebar pondasi dan jumlah lapisan geogrid yang optimum pada daya dukung tanah dengan perkuatan geogrid. Pada penelitian menggunakan rasio jarak geogrid pertama ke pondasi sebesar 0,25 B, rasio kedalaman sebesar 0,5B, variasi lebark pondasi sebesar 6 cm, 8 cm, dan 10 cm, dan variasi jumlah lapisan geogridh sebesar 1,2, dan 3 lapis. Dari penelitian ini diambil kesimpulan bahwa semakin lebar pondasi dan semakin banyak jumlah geogrid daya dukung semakin meningkat. Kata Kunci : Pasir, Pondasi menerus, Geogrid, Lebar pondasi, Jumlah lapisan geogrid

Page 37 of 136 | Total Record : 1355