cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Journal of Software Engineering
Published by IlmuKomputer.com
ISSN : -     EISSN : 23563974     DOI : -
Journal of Software Engineering adalah jurnal ilmiah berkala yang memuat hasil penelitian pada bidang software engineering dari segala aspek teori, praktis maupun aplikasi. Makalah dapat berupa makalah technical maupun survei perkembangan terakhir (state-of-the-art) penelitian software engineering.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Estimasi Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dengan Fuzzy Use Case Points Hariyanto, Muhadi; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.723 KB)

Abstract

Perangkat lunak memegang peranan penting agar sebuah komputer atau sistem dapat digunakan, sehingga dibutuhkan manajemen proyek dalam pengembangan perangkat lunak dan salah satu prosesnya adalah melakukan estimasi agar perangkat lunak yang dihasilkan sesuai dengan jadwal dan biaya yang telah ditentukan. Metode use case points banyak dipakai terutama untuk aplikasi yang berbasis obyek, tetapi ditemukan beberapa kelemahan berupa ketidakpastian faktor biaya dan penentuan klasifikasi use case memiliki beda nilai cukup tinggi yang mengakibatkan hasil estimasi kurang akurat. Metode use case points dimodifikasi dengan menambahkan logika fuzzy sehingga menjadi metode fuzzy use case points, komponen yang dimodifikasi yaitu pada penilaian klasifikasi use case. Modifikasi yang dilakukan berupa penentuan nilai use case berdasarkan jumlah transaksi. Dari hasil percobaan yang dilakukan, nilai effort dari metode ini lebih akurat atau mendekati effort aktual. Peningkatan akurasi metode ini mencapai 6 sampai 10%..
A Systematic Literature Review of Requirements Engineering for Self-Adaptive Systems Sucipto, Slamet; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.272 KB)

Abstract

During 2003 to 2013, the continuous effort of researchers and engineers particularly has resulted in a hugely grown body of work on engineering self-adaptive systems. Although existing studies have explored various aspects of this topic, no systematic study has been performed on categorizing and evaluating the requirement engineering for self-adaptive activities. The objective of this paper is to systematically investigate the research literature of requirements engineering for self-adaptive systems, summarize the research trends, categorize the used modeling methods and requirements engineering activities as well as the topics that most described. a systematic literature review has been conducted to answer the research questions by searching relevant studies, appraising the quality of these studies and extracting available data. From the study, a number of recommendations for future research in requirements engineering for self-adaptive systems has been derived. So that, enabling researchers and practitioners to better understand the research trends.
Absolute Correlation Weighted Naïve Bayes for Software Defect Prediction Asmono, Rizky Tri; Wahono, Romi Satria; Syukur, Abdul
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.927 KB)

Abstract

The maintenance phase of the software project can be very expensive for the developer team and harmful to the users because some flawed software modules. It can be avoided by detecting defects as early as possible. Software defect prediction will provide an opportunity for the developer team to test modules or files that have a high probability defect. Naïve Bayes has been used to predict software defects. However, Naive Bayes assumes all attributes are equally important and are not related each other while, in fact, this assumption is not true in many cases. Absolute value of correlation coefficient has been proposed as weighting method to overcome Naïve Bayes assumptions. In this study, Absolute Correlation Weighted Naïve Bayes have been proposed. The results of parametric test on experiment results show that the proposed method improve the performance of Naïve Bayes for classifying defect-prone on software defect prediction.
Resampling Logistic Regression untuk Penanganan Ketidakseimbangan Class pada Prediksi Cacat Software Rianto, Harsih; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.155 KB)

Abstract

Software yang berkualitas tinggi adalah software yang dapat membantu proses bisnis perusahaan dengan efektif, efesien dan tidak ditemukan cacat selama proses pengujian, pemeriksaan, dan implementasi. Perbaikan software setelah pengirimana dan implementasi, membutuhkan biaya jauh lebih mahal dari pada saat pengembangan.  Biaya yang dibutuhkan untuk pengujian software menghabisakan lebih dari 50% dari biaya pengembangan. Dibutuhkan model pengujian cacat software untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Saat ini belum ada model prediksi cacat software yang berlaku umum pada saat digunakan digunakan. Model Logistic Regression merupakan model paling efektif dan efesien dalam prediksi cacat software.  Kelemahan  dari  Logistic Regression adalah rentan terhadap underfitting pada dataset yang kelasnya tidak seimbang, sehingga akan menghasilkan akurasi yang rendah. Dataset NASA MDP adalah dataset umum yang digunakan dalam prediksi cacat software. Salah satu karakter dari dataset prediksi cacat software, termasuk didalamnya dataset NASA MDP adalah memiliki ketidakseimbangan pada kelas. Untuk menangani masalah ketidakseimbangan kelas pada dataset cacat software pada penelitian ini diusulkan metode resampling. Eksperimen dilakukan untuk membandingkan hasil kinerja Logistic Regression sebelum dan setelah diterapkan metode resampling. Demikian juga dilakukan eksperimen untuk membandingkan metode yang diusulkan hasil pengklasifikasi lain seperti Naïve Bayes, Linear Descriminant Analysis, C4.5, Random Forest, Neural Network, k-Nearest Network. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tingkat akurasi Logistic Regression dengan resampling lebih tinggi dibandingkan dengan metode Logistric Regression yang tidak menggunakan resampling, demikian juga bila dibandingkan dengan pengkalisifkasi yang lain. Dari hasil eksperimen di atas dapat disimpulkan bahwa metode resampling terbukti efektif dalam menyelesaikan ketidakseimbangan kelas pada prediksi cacat software dengan algoritma Logistic Regression.
A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.5 KB)

Abstract

Recent studies of software defect prediction typically produce datasets, methods and frameworks which allow software engineers to focus on development activities in terms of defect-prone code, thereby improving software quality and making better use of resources. Many software defect prediction datasets, methods and frameworks are published disparate and complex, thus a comprehensive picture of the current state of defect prediction research that exists is missing. This literature review aims to identify and analyze the research trends, datasets, methods and frameworks used in software defect prediction research betweeen 2000 and 2013. Based on the defined inclusion and exclusion criteria, 71 software defect prediction studies published between January 2000 and December 2013 were remained and selected to be investigated further. This literature review has been undertaken as a systematic literature review. Systematic literature review is defined as a process of identifying, assessing, and interpreting all available research evidence with the purpose to provide answers for specific research questions. Analysis of the selected primary studies revealed that current software defect prediction research focuses on five topics and trends: estimation, association, classification, clustering and dataset analysis. The total distribution of defect prediction methods is as follows. 77.46% of the research studies are related to classification methods, 14.08% of the studies focused on estimation methods, and 1.41% of the studies concerned on clustering and association methods. In addition, 64.79% of the research studies used public datasets and 35.21% of the research studies used private datasets. Nineteen different methods have been applied to predict software defects. From the nineteen methods, seven most applied methods in software defect prediction are identified. Researchers proposed some techniques for improving the accuracy of machine learning classifier for software defect prediction by ensembling some machine learning methods, by using boosting algorithm, by adding feature selection and by using parameter optimization for some classifiers. The results of this research also identified three frameworks that are highly cited and therefore influential in the software defect prediction field. They are Menzies et al. Framework, Lessmann et al. Framework, and Song et al. Framework.
Penerapan Java Dynamic Compilation pada Metode Java Customized Class Loader untuk Memperbaharui Perangkat Lunak pada Saat Runtime dengan Lebih Efisien Ariyanto, Tory; Wahono, Romi Satria; Purwanto, .
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.357 KB)

Abstract

Proses pembaharuan perangkat lunak diperlukan untuk menjaga kehandalan sebuah perangkat lunak agar bisa berjalan dengan baik. Sebuah perangkat lunak yang memiliki tingkat operasional tinggi sehingga tidak diperbolehkan untuk melakukan restart, memerlukan sebuah metode dimana metode tersebut dapat melakukan proses pembaharuan dengan cepat tanpa melakukan restart. Untuk mengatasi hal tersebut, Java Customized Class Loader (JCCL) merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh peneliti dalam bidang pembaharuan perangkat lunak tanpa melakukan restart (Dyanamic Software Update). Penerapan JCCL untuk melakukan pembaharuan perangkat lunak dengan tidak memperbolehkan restart memiliki kendala yaitu lambatnya proses pembaharuan. Dalam penelitian ini, penerapan Java Dynamic Compilation (JDC) diharapkan mampu meningkatkan efisiensi metode JCCL dalam  melakukan pembaharuan perangkat lunak tanpa melakukan restart. Untuk menerapkan JDC kedalam metode JCCL, penelitian ini memiliki dua kegiatan utama yaitu: (1) Menganalisa metode-metode untuk melakukan pembaharuan perangkat lunak dimana tidak memperbolehkan untuk restart,(2) Penerapan metode JDC untuk meningkatkan efisiensi JCCL dalam melakukan proses pembaharuan. Metode-metode mengenai pembaharuan perangkat lunak tanpa melakukan restart atau pada saat runtime dianalisa kelemahan dan kekurangan yang dimiliki berdasarkan penelitian sebelumnya, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka didapat bahwa metode JCCL adalah metode yang paling banyak digunakan. Dan berdasarkan hasil analisa mengenai metode untuk mengoptimalkan proses kinerja Java didapat data bahwa metode JDC adalah metode yang tepat untuk digunakan dalam mengoptimalkan metode JCCL ketika melakukan proses pembaharuan, maka dalam penelitian ini diterapkan metode JDC dimana metode ini adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kinerja Java didalam Java Virtual Machine (JVM). Untuk menguji coba hasil ekperiment yang dilakukan dalam penelitian ini, digunakan aplikasi permainan snake game aplikasi permainan ini telah digunakan juga pada penelitian sebelumnya. Setelah melakukan dua kegiatan utama diatas, sebagai hasil dari penelitian ini adalah terciptanya metode untuk melakukan proses pembaharuan perangkat lunak pada saat runtime atau tanpa melakukan restart dengan waktu yang efisien. Berdasarkan hasil analisa, metode yang dihasilkan dalam penelitian ini (JCCL+JDC) memiliki waktu yang lebih efisien dari metode JCCL sebelum dioptimalkan dengan metode JDC,waktu yang dihasilkan dari metode yang diusulkan menyesuaikan kompleksitas alghoritma dari setiap method yang ditambahkan dalam proses pembaharuan. Hal tersebut yang menjadi kontribusi penelitian dalam penelitian ini.
Penerapan Teknik Ensemble untuk Menangani Ketidakseimbangan Kelas pada Prediksi Cacat Software Saifudin, Aries; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.153 KB)

Abstract

Software berkualitas tinggi adalah software yang tidak ditemukan cacat selama pemeriksaan dan pengujian. Memperbaiki software yang cacat setelah pengiriman membutuhkan biaya jauh lebih mahal dari pada selama pengembangan. Pengujian merupakan proses paling mahal dan menghabiskan waktu sampai 50% dari jadwal pengembangan software. Tetapi belum ada model prediksi cacat software yang berlaku umum. Naϊve Bayes merupakan model paling efektif dan efisien, tetapi belum dapat mengklasifikasikan dataset berbasis metrik dengan kinerja terbaik secara umum dan selalu konsisten dalam semua penelitian. Dataset software metrics secara umum bersifat tidak seimbang, hal ini dapat menurunkan kinerja model prediksi cacat software karena cenderung menghasilkan prediksi kelas mayoritas. Secara umum ketidakseimbangan kelas dapat ditangani dengan dua pendekatan, yaitu level data dan level algoritma. Pendekatan level data ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan kelas. Sedangkan pendekatan level algoritma dilakukan dengan memperbaiki algoritma atau menggabungkan (ensemble) pengklasifikasi tunggal agar menjadi lebih baik. Algoritma ensemble yang populer adalah boosting dan bagging. AdaBoost merupakan salah satu algoritma boosting yang telah menunjukkan dapat memperbaiki kinerja pengklasifikasi. Maka pada penelitian ini diusulkan penerapan teknik ensemble menggunakan algoritma AdaBoost dan Bagging. Pengklasifikasi yang digunakan adalah Naϊve Bayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik ensemble dengan algoritma Bagging dapat meningkatkan sensitivitas dan G-Mean secara signifikan, sedangkan AdaBoost tidak dapat meningkatkan secara signifikan. Sehingga disimpulkan bahwa Bagging lebih baik daripada AdaBoost ketika digunakan untuk meningkatkan kinerja Naϊve Bayes pada prediksi cacat software.
Penggunaan Random Under Sampling untuk Penanganan Ketidakseimbangan Kelas pada Prediksi Cacat Software Berbasis Neural Network Irawan, Erna; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.175 KB)

Abstract

Abstract : Penurunan kualitas software dan biaya perbaikan yang tinggi dapat diakibatkan kesalahan atau cacat pada software. Prediksi cacat software sangat penting di dalam software engineering, terutama dalam mengatasi masalah efektifitas dan efisiensi sehingga dapat meningkatkan kualitas software. Neural Network (NN) merupakan algoritma klasifikasi yang telah terbukti mampu mengatasi masalah data nonlinear dan memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap suatu data serta mampu menganalisa data yang besar. Dataset NASA MDP merupakan data metric yang nonlinear  perangkat lunak yang biasa digunakan untuk penelitian software defect prediction  (prediksi cacat software). Terdapat 62 penelitian dari 208 penelitian menggunakan dataset NASA. NASA MDP memiliki kelemahan yaitu kelas yang tidak seimbang sehingga dapat menurunkan kinerja dari model prediksi cacat software. Untuk menangani ketidakseimbangan kelas dalam dataset NASA MDP adalah dengan menggunakan metode level data yaitu Random Under Sampling (RUS). RUS ditujukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan kelas. Metode yang diusulkan untuk menangani ketidakseimbangan kelas pada Neural Network (NN) adalah penerapan RUS. Eksperimen yang diusulkan untuk membandingkan hasil kinerja Neural Network sebelum dan sesudah diterapkan metode RUS, serta dibandingkan dengan model yang lainnya. Hasil Eksperimen rata-rata AUC pada NN (0.80)  dan NN+RUS (0.82). Hasil uji Wilcoxon dan Friedman menunjukan bahwa bahwa AUC NN+RUS memiliki perbedaan yang signifikan dengan NN dengan p-value wilcoxon = 0.002 dan  p-value friedman = 0.003 (p<0.05). Menurut uji friedman terdapat perbedaan AUC yang signifikan antara NN+RUS dengan NN, NN+SMOTE, NB, dan C45 karena nilai                  p-value < 0.0001. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model RUS terbukti dapat menangani masalah ketidakseimbangan kelas pada prediksi cacat software berbasis neural network. Kata Kunci: Ketidakseimbangan Kelas, Neural   Network, Random Under Sampling 
Integrasi Bagging dan Greedy Forward Selection pada Prediksi Cacat Software dengan Menggunakan Naive Bayes Fitriyani, -; Wahono, Romi Satria
Journal of Software Engineering Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.545 KB)

Abstract

Kualitas software ditemukan pada saat pemeriksaan dan pengujian. Apabila dalam pemeriksan atau pengujian tersebut terdapat cacat software maka hal tersebut akan membutuhkan waktu dan biaya dalam perbaikannya karena biaya untuk estimasi dalam memperbaiki software yang cacat dibutuhkan biaya yang mencapai 60 Miliar pertahun. Naïve bayes merupakan algoritma klasifikasi yang sederhana, mempunya kinerja yang bagus dan mudah dalam penerapannya, sudah banyak penelitian yang menggunakan algoritma naïve bayes untuk prediksi cacat software yaitu menentukan software mana yang masuk kategori cacat dan tidak cacat pada. Dataset NASA MDP merupakan dataset publik dan sudah banyak digunakan dalam penelitian karena sebanyak 64.79% menggunakan dataset tersebut dalam penelitian prediksi cacat software. Dataset NASA MDP memiliki kelemahan adalah kelas yang tidak seimbang dikarenakan kelas mayoritas berisi tidak cacat dan minoritas berisi cacat dan kelemahan lainnya adalah data tersebut memiliki dimensi yang tinggi atau fitur-fitur yang tidak relevan sehingga dapat menurunkan kinerja dari model prediksi cacat software. Untuk menangani ketidakseimbangan kelas dalam dataset NASA MDP adalah dengan menggunakan metode ensemble (bagging), bagging merupakan salah satu metode ensemble untuk memperbaiki ketidakseimbangan kelas. Sedangkan untuk menangani data yang berdimensi tinggi atau fitur-fitur yang tidak memiliki kontribusi dengan menggunakan seleksi fitur greedy forward selection. Hasil dalam penelitian ini didapatkan nilai AUC tertinggi adalah menggunakan model naïve bayes tanpa seleksi fitur adalah 0.713, naïve bayes dengan greedy forward selection sebesar 0.941 dan naïve bayes dengan greedy forward selection dan bagging adalah sebesar 0.923. Akan tetapi, dilihat dari rata-rata peringkat bahwa naïve bayes dengan greedy forward selection dan bagging merupakan model yang terbaik dalam prediksi cacat software dengan rata-rata peringkat sebesar 2.550.
Komparasi Metode Machine Learning dan Metode Non Machine Learning untuk Estimasi Usaha Perangkat Lunak Adhitya, Ega Kartika; Wahono, Romi Satria; Subagyo, Hendro
Journal of Software Engineering Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : IlmuKomputer.Com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.519 KB)

Abstract

Estimasi usaha adalah proses yang sangat penting dalam kesuksesan pelaksanaan suatu proyek perangkat lunak. Memilih metode estimasi yang sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan diperlukan pemahaman yang jelas tentang metode-metode estimasi usaha yang salah satunya mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing - masing metode tersebut. Dalam penelitian ini dikaji dua kelompok besar metode estimasi biaya perangkat lunak yakni metode machine learning dan metode non machine learning untuk mengetahui metode mana yang paling baik. Pada penelitian pertama mengunakan metode machine learning  dapat kita ketahui bahwa K-NN(k-nearnest neigbhors) mempunyai nilai RSME yang paling baik.  Pada penelitian Kedua mengunakan metode non machine learning  Dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa FP (fungsion point ) mempunyai nilai RSME yang paling baik. Pada Penelitian Ketiga diantara metode machine learning dan non machine learning didapatkan K-NN yang mempunyai nilai RSME yang paling baik. Pada penelitian Keempat penambahan seleksi atribut  forward selection mendapatkan hasil yang paling baik untuk digunakan pada estimasi usaha perangkat lunak.

Page 1 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2015 2015