cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
IJEE (Indonesian Journal of English Education)
ISSN : 23561777     EISSN : 24430390     DOI : -
Core Subject : Education,
IJEE (Indonesian Journal of English Education) is a peer-reviewed journal of English Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The journal aims at improving the quality of research on the area of English education which is issued twice in a year.
Arjuna Subject : -
Articles 202 Documents
What Happened to Novice EFL Teachers Professional Learning in Pesantren Based Billingual Program? Evidence from an Islamic Boarding School in East Lombok Indonesia Marham Jupri Hadi; Mohammad Rudiyanto; Siti Wahyu Puji Anggraini; Lume L
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 5 | NO.2 | 2018
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v5i2.10922

Abstract

ABSTRACTThis study investigated the practice of professional learning as experienced by novice English Foreign Language (EFL) Teachers especially those teaching at Islamic Boarding Schools or Pesantren which ran English and Arabic language program. Case study was employed by involving English Teachers and a School headmaster. This study revealed EFL teachers found it challenging to manage classroom. This is partly caused by the class size and their limited experiences and authority to manage class. They also suffered from intimidating lesson plans design. Moreover, they found it daunting to encourage students to learning English, resulting in teachers' stress. Further, barriers of novice EFL teachers' professional learning were associasted with their attitude toward continous learning needs and limited programs to improve teachers' competency.  It also revealed that this pesantren and the school where this study was carried out have yet to set TPD programs for its teachers. In fact, novice EFL teachers were unlikely to get necessary supports from school and senior teachers despite the presence of informal supervision from senior teachers.  ABSTRAKPenelitian ini mengkaji praktik pembelajaran profesional guru Bahasa Inggris pemula, khususnya yang mengajar di Pesantren yang menerapkan program bahasa Inggris dan Arab. Penelitian dengan desain studi kasus ini melibatkan Guru Bahasa Inggris dan kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru bahasa Inggris tersebut menghadapi tantangan untuk mengelola kelas. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah siswa di dalam satu kelas serta minimnya pengalaman dan wewenang mereka mengelola kelas. Mereka juga merasa terbebani oleh penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Mereka juga merasa kesulitan untuk memotivasi siswa belajar bahasa Inggris. Semua hal tersebut membuat guru-guru bahasa Inggris tersebut merasa tertekan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor yang menghambat pembelajaran guru bahasa Inggris pemula tersebut adalah sikap guru terhadap kebutuhan belajar secara berkesinambungan dan terbatasnya program peningkatan kompetensi guru. Pesantren dan sekolah tempat penelitian ini dilakukan ternyata menetapkan program pengembangan profesi untuk guru-gurunya. Selain itu, para guru bahasa Inggris pemula tersebut tidak juga mendapatkan dukungan yang diperlukan dari sekolah dan guru senior meskipun telah ada supervisi informal dari guru senior.     How to Cite: Hadi, M. J., Rudiyanto, M., Anggraini, S. W. P., Lume. (2018). What Happened to Novice EFL Teachers Professional Learning in Pesantren Based Billingual Program? Evidence from an Islamic Boarding School in East Lombok Indonesia. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 5(2), 165-175. doi:10.15408/ijee.v5i2.10922
Examining the Effect of Task-Based Language Teaching on University Business Students in Bangkok Matthew Rudd
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.11564

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to introduce Task-Based Language Teaching in a bid to energise stagnant English language performances among second-year business students (N = 81), studying a private university in the peripheral areas of Bangkok. Students followed a TBLT learning environment for one semester (16 weeks), and subsequent end-of-term performances were compared with prior attainments achieved under tradition forms of instruction using t-tests (0.05). Overall, TBTL proved to positively influence performance outcomes when compared to the traditional method (TBLT: 60.9 = Grade C+; TRAD: 54.93 = Grade C; p [0.0195] = sig <0.05). Nonetheless, the majority of progress derived from enhancements in speaking skills, as assessments in this domain improved significantly, whereas no significant difference was observed in formal examinations. Further to this however, variability analyses highlighted that upper quartile students significantly improved in both speaking and formal examinations, while the lower quartile cluster failed to show noteworthy forms of progress in speaking, and, formal examination scores exacerbated entirely; concluding therefore that learners’ response to TBLT is governed by their linguistic potential.  The recommendation therefore would be to arrange two separate groupings based on ability for two reasons: (1) assist accelerated acquisition of more proficient students who thrive in a TBLT environment, and, (2) to provide curricular support for struggling students for whom TBLT is not (yet) developmentally appropriate.  ABSTRAKTujuan dari penelitian untuk memperkenalkan Pengajaran Bahasa Berbasis Tugas dalam memberi energi pada kinerja bahasa Inggris yang stagnan pada mahasiswa bisnis tahun kedua (N = 81) yang sedang belajar di sebuah universitas swasta di daerah pinggiran Bangkok. Siswa mengikuti lproses belajar menggunakan TBLT selama satu semester (16 minggu), dan kinerja akhir semester berikutnya dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya yang dicapai dalam bentuk pengajaran tradisional menggunakan uji-t (0,05).Secara keseluruhan, TBTL terbukti secara positif mempengaruhi hasil kinerja bila dibandingkan dengan metode tradisional (TBLT: 60,9 = Grade C +; TRAD: 54,93 = Grade C; p [0,0195] = sig <0,05). Meskipun demikian, sebagian besar kemajuan berasal dari peningkatan keterampilan berbicara, karena penilaian dalam domain ini meningkat secara signifikan, sedangkan tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dalam ujian formal. Analisis variabilitas menyoroti bahwa siswa kuartil atas secara signifikan meningkat baik dalam ujian berbicara maupun formal, sedangkan cluster kuartil yang lebih rendah gagal menunjukkan bentuk kemajuan penting dalam berbicara, dan, skor ujian formal lebih rendah; oleh karena itu tanggapan pelajar terhadap TBLT diatur oleh potensi linguistik mereka.Karenanya rekomendasi dibagi kedalam dua kelompok terpisah berdasarkan kemampuan karena dua alasan: (1) membantu percepatan akuisisi siswa yang lebih mahir yang berkembang di lingkungan TBLT, dan, (2) untuk memberikan dukungan kurikuler bagi siswa yang berjuang yang menjadi TBLT dimana belum dikembangkan dengan baik. How to Cite: Rudd,  M. (2019). Examining the Effect of Task-Based Language Teaching on University Business Students in Bangkok. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 30-47. doi:10.15408/ijee.v6i1.11564
MORAL VALUES IN NARRATIVE TEXTS OF ENGLISH TEXTBOOKS FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS PUBLISHED BY THE MINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE Iwan Setiawan; Fahriany Fahriany
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 4 | NO.2 | 2017
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v4i2.5977

Abstract

ABSTRACT This study aimed to reveal the moral values in the narrative texts of English textbooks for senior high school students published by the Ministry of Education and Culture and also the English teachers’ and students’ responses at SMK Triguna Utama, South Tangerang City, related to the topic under investigation. This research used content analysis design. The data sources were the narrative texts in the English textbooks and teachers’ and students’ responses. The data were collected through documentation, interview, and questionnaire. Data analysis procedures consisted of perusing, eliciting, coding, tabulating, interpreting, drawing conclusions and validating. The research found that the English textbooks lacked fables and gave a smaller portion to Indonesian local stories. Moreover, the narrative texts were dominated by the value of kindness, while, fairness was included least explicitly in the stories. These findings were supported by the views and preferences of the teachers and students. Lastly, the teachers and students compactly argued that vocabulary is the greatest barrier to teaching and learning narrative text, and the effectiveness of the school’s atmosphere in instilling moral values still needed further research.   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai moral dalam teks naratif buku teks bahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menengah Atas yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga tanggapan guru dan siswa bahasa Inggris di SMK Triguna Utama, Kota Tangerang Selatan, terkait dengan topik yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan desain analisis isi. Sumber datanya adalah teks naratif dalam buku teks bahasa Inggris dan tanggapan guru dan siswa. Data dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara dan angket. Sedangkan, prosedur analisis data meliputi pembacaan teks secara cermat, pemilahan data, penyandian, tabulasi, interpretasi, penarikan simpulan dan validasi. Penelitian ini menemukan bahwa buku teks bahasa Inggris tersebut masih kekurangan fabel dan cerita lokal Indonesia. Selain itu, teks naratif didominasi oleh nilai kebaikan, sementara nilai keadilan kurang tergambarkan dalam cerita. Temuan ini didukung oleh pandangan dan preferensi para guru dan siswa. Terakhir, para guru dan siswa secara sepakat berpendapat bahwa kosa kata merupakan penghalang terbesar dalam pengajaran dan pembelajaran teks naratif, dan efektivitas atmosfer sekolah dalam menanamkan nilai moral masih memerlukan penelitian lebih lanjut.   How to Cite: Setiawan, I., Fahriany. (2017). Moral Values in Narrative Texts of English Textbooks for Senior High School Students Published by the Ministry of Education and Culture. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 4(2), 130-143. doi:10.15408/ijee.v4i2.5977  
nalysis of a Research Instrument to Map English Teachers’ Proficiency Siti Mina Tamah; Anita Lie
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.11888

Abstract

ABSTRACTTeachers’ English proficiency can be measured by designing a research instrument  in a form of test. The devised test must fulfill the requirement of a good test. This article is aimed at discussing item analysis centering on multiple choice questions used to measure the proficiency of Indonesian High School teachers involved in English instruction. The first set of syllabus oriented test is tried out to 20 subjects, and the second set – general English oriented – to 28 subjects. The test analysis indicates the item difficulty indices range from .20 to 1 for the first set and .07 to .89 for the second set. With regard to item discrimination analysis, the study finds the d values range from -0.33 to 1.0 for the first set, and -0.11 to .78 for the second set. It is found that the whole test has ‘average’ level of difficulty and is ‘good’ at discriminating between high and low achieving test takers; to be used for the actual research, a revision of the test is done to eliminate the ‘bad’ items.ABSTRAKKecakapan bahasa Inggris guru dapat diukur dengan merancang instrumen penelitian dalam bentuk tes. Tes yang dirancang harus memenuhi persyaratan tes yang baik. Artikel ini bertujuan membahas analisis soal yang berpusat pada pertanyaan pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kemahiran guru-guru SMA Indonesia yang terlibat dalam pengajaran Bahasa Inggris. Tes set kesatu yang berorientasi silabus diujicobakan pada 20 subjek. Set kedua - berorientasi Bahasa Inggris umum - diujicobakan ke 28 subjek. Analisis tes menunjukkan bahwa indeks kesulitan soal berkisar dari .20 hingga 1 untuk set pertama dan .07 hingga .89 untuk set kedua. Terkait analisis diskriminasi item, studi ini menemukan bahwa nilai D berkisar dari -0,33 ke 1,0 untuk set pertama, dan -0,11 hingga 0,78 untuk set kedua. Ditemukan bahwa keseluruhan tes memiliki tingkat kesulitan 'rata-rata' dan 'baik' dalam membedakan antara peserta tes berprestasi tinggi dan rendah. Untuk digunakan dalam penelitian aktual, revisi tes dilakukan dengan menghilangkan soal 'buruk'. How to Cite: Tamah, S. M., Lie, A. (2019). Analysis of a Research Instrument to Map English Teachers’ Proficiency. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 48-64. doi:10.15408/ijee.v6i1.11888
INTERACTION IN EFL WRITING CLASS: LECTURERS’ REFLECTION Monalisa Monalisa
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 4 | NO.2 | 2017
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v4i2.8323

Abstract

ABSTRACT In writing class, producing a well-polished text passes two main stages: pre writing and drafting. During these stages, interactions take place which can be in form of learners-learners and learners-lecturers interactions. Dealing with this, two main questions should be directed towhat practices of interaction conducted  during writing class and how lecturers reflect them. The data were collected from four writing lecturers of English Education Program of State Islamic University Sulthan Thaha Saifudin Jambiwho have at least two years teaching experience. An interview conducted to each of them to explore what interactions were facilitating and less facilitating learners.The result showed that oral and written interaction were found from both learners-learners and learners-lecturers interactions.As reflected by the lecturers, both oral and written interactions made sense for the learners with particular assistances. Specifically, a long written comments on the learners’ drafts contributed better revision. ABSTRAK Untuk memproduksi sebuah teks yang terpoles dengan baik, ada dua tahapan utama yang dilalui di kelas Writing yakni tahapan pramenulis dan tahapan membuat draft. Selama tahapan tersebut,  interaksi berlangsung antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara dosen dengan mahasiswa. Terkait dengan hal ini, ada dua pertanyaan yang diajukan yakni apa saja praktek interaksi yang terjadi di kelas Writing dan bagaimana dosen merefleksikannya. Data penelitian ini dikumpulkan dari empat orang dosen Writing di program studi pendidikan Bahasa Inggris UIN Sulthan Thaha Saifudddin Jambi yang memiliki pengalaman mengajar paling sedikit dua tahun. Interview dilakukan dengan mereka untuk mengetahui interaksi apa saja yang dapat memfasilitasi mahasiswa dalam menulis. Temuan menunjukkan bahwa terdapat interaksi secara oral dan tertulis dari mahasiswa dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen. Seperti yang direfleksikan oleh para dosen, kedua tipe interaksi tersebut bermakna bagi mahasiswa dengan asistensi khusus. Temuan spesifiknya adalah bahwa komentar panjang tertulis pada draft mahasiswa mampu membuat revisi draft mereka menjadi lebih baik.How to Cite: Monalisa. (2017). Interaction in EFL Writing Class: Lecturers’ Reflection. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 4(2), 144-155. doi:10.15408/ijee.v4i2.8323 
Need Analysis for Developing Course Book for English for Elementary School Students With Local-Content Values Devinta Puspita Ratri; Ika Puspitasari
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.9908

Abstract

ABSTRACTThe shifting of curriculum from School-based to curriculum of 2013 which has been regulated under the Government of the Republic of Indonesia’s Regulation number 32 year 2013 about the alteration of Government Regulation number 19 year 2005 about National Standard of Education has some consequences in several factors. One of them is on the elimination of English subject in elementary school. Meanwhile, English is still badly needed in elementary school level. As a result, English is still offered in elementary school level but not as a subject. Instead, it is offered as a compulsory extra curricular for students. However, there was problem in its implementation which was caused by the different materials taught while the test administered was the same. As the consequence, the target for achievement could not meet the Minimum Mastery Criterion. It is even worse thatEnglish score becomes one of the requirements for enrolling in Junior High level. Thus, uniformity of syllabus and teaching materials for English subject for elementary school students is deemed necessary. Local values needs also to be embedded in the teaching materials to be developed as it is important in providing character education and reinforcing nasionalism for students. Prior to material development, a guideline for development is required.  Thus, need analysis and local wisdom-based syllabus development for elementary school level becomes the focus for this research. ABSTRAKPerubahan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menjadi  kurikulum 2013 untuk tingkat sekolah dasar berkonsekuensi pada berbagai faktor. Salah satunya adalah penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris pada tingkat sekolah dasar. Sedangkan permintaan masyarakat masih besar terhadap pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar. Dengan kondisi seperti sekarang ini, Bahasa Inggris tetap diberikan di tingkat sekolah dasar bukan sebagai mata pelajaran namun sebagai ekstra kulikuler wajib. Pada pelaksanaannya, timbul masalah karena tidak adanya keseragaman materi yang diberikan pada siswa padahal Bahasa Inggris diujikan di ujian sekolah. Sehingga target pencapaian Bahasa Inggris tidak bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ironisnya lagi, nilai Bahasa Inggris adalah sebagai salah satu syarat untuk masuk Sekolah Menengah Pertama. Maka dari itu, perlu adanya keseragaman silabus dan buku ajar Bahasa Inggris untuk sekolah dasar. Kearifan lokal juga dimasukkan dalam pengembangan buku ajar Bahasa Inggris untuk menanamkan pendidikan karakter dan penguatan rasa nasionalisme bagi peserta didik. Sebelum mengembangkan buku ajar, perlu ada acuan sebagai dasar pengembangan. Maka, dalam penelitian ini, dilaksanakan analisa kebutuhan dan pengembangan silabus untuk buku ajar berbasis kearifan lokal untuk sekolah dasar. How to Cite: Sartika,  D. H. M., Santihastuti, A., Wahjuningsih, E. (2019). Need Analysis for Developing Course Book for English for Elementary School Students With Local-Content Values. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 1-9. doi:10.15408/ijee.v6i1.9908
Exploring Inductive Grammar Teaching: English Teacher Perspectives Didin Nuruddin Hidayat
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 4 | NO.2 | 2017
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v4i2.8538

Abstract

ABSTRACT In the past few decades, the discussion of what grammatical structures to teach, and how to teach them remains controversial (Ellis, 2006). This research study aimed to explore the role of inductive grammar teaching toward specific grammatical structure, i.e. the second conditional or the unreal/hypothetical conditional. In light of this, ten English teachers were involved in this study, providing beneficial feedback through their experience in English language teaching. They were given two sessions of inductive grammar teaching, and were asked to provide feedback. The results showed that inductive grammmar teaching possessed its strengths and weaknesses. One strength would be from its ability in engaging more active participation from the students. However, a notable weaknessess was in terms of its lack of opportunities in explicit grammatical explanation. ABSTRAK Dalam beberapa dekade terakhir, diskusi tentang struktur tata bahasa apa yang perlu diajarkan, dan bagaimana mengajarkan struktur tata bahasa tersebut tetap menjadi isu yang kontroversial (Ellis, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran pengajaran tata bahasa induktif terhadap struktur tata bahasa tertentu, yaitu the second conditional atau the unreal/hypothetical conditional. Untuk itu, sepuluh guru bahasa Inggris dilibatkan dalam penelitian ini, memberikan umpan balik yang bermanfaat melalui pengalaman mereka dalam bidang pengajaran bahasa Inggris. Mereka diberi dua sesi pengajaran tata bahasa induktif, dan diminta untuk memberikan umpan balik. Hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran grammmar induktif memiliki kekuatan dan kelemahannya. Salah satu kekuatan berasal dari kemampuannya dalam melibatkan partisipasi yang lebih aktif dari para siswa. Namun, salah satu kelemahan yang menonjol adalah dalam hal kurangnya peluang dalam menjelaskan tata bahasa secara eksplisit.   How to Cite: Hidayat, D.N. (2017). Exploring Inductive Grammar Teaching: English Teacher Perspectives. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 4(2), 111-119. doi:10.15408/ijee.v4i2.8538. 
Teachers’ Voices on the Challenges of the Implementation of Communicative Approach in Regards to the 2013 Curriculum Yenni Rahmawati
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.12761

Abstract

ABSTRACTThe Indonesian ELT current curriculum (the 2013 Curriculum) adopts communicative Approach (CA) as its basis foundation. Despite the fact that this approach has been adopted for some years, some research studies showed that it does not bring any significant improvement to the learner’s outcome. There are several reasons underpinning the failures of the implementation of CA in regards to the 2013 curriculum. This study is, therefore, aimed at investigating the EFL Indonesian teachers’ perspectives on the challenges they faced in the implementation of communicative approach in their classrooms along with the 2013 curriculum. Four participants were involved in this study that were given questionnaires and interviewed for data collection. Qualitative design by case study was used in this study and the results indicated that all teachers in this study encountered challenges when implementing the concept of CA along with the 2013 curriculum, i.e. students’ low motivations, the teachers’ role, the class size, the teachers’ income, and the availability of English materials.ABSTRAKKurikulum Bahasa Inggrisdi Indonesia saat ini (Kurikulum 2013) mengadopsi Pendekatan Komunikatif (CA) sebagai landasan dasarnya. Terlepas dari kenyataan bahwa pendekatan ini telah diadopsi selama beberapa tahun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pendekatan Komunikatif tidak membawa dampak yang signifikan terhadap hasil pelajar. Ada beberapa alasan yang mendasari kegagalan implementasi CA tersebut terkait kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi perspektif guru bahasa Inggris di Indonesia tentang tantangan yang mereka hadapi dalam menerapkan pendekatan komunikatif di ruang kelas mereka dalam kerangka kurikulum 2013. Empat peserta terlibat dalam penelitian ini yang diberi kuesioner dan diwawancarai untuk pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan studi kasus dan hasilnya menunjukkan bahwa semua guru dalam penelitian ini menghadapi tantangan ketika menerapkan konsep CA bersama dengan kurikulum 2013, yaitu motivasi siswa, peran guru, 'konten asing' , dan ketersediaan materi bahasa Inggris. How to Cite: Rahmawati, Y. (2019). Teachers’ Voices on the Challenges of the Implementation of Communicative Approach in Regards to the 2013 Curriculum. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 65-78. doi:10.15408/ijee.v6i1.12761
The Learning Strategies Used by EFL Students in Learning English dinda hartina mega; Asih Santihastuti; Eka Wahjuningsih
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.12111

Abstract

ABSTRACTThis research was aimed to focus on the most frequently used strategy by the successful and unsuccessful senior high school students and describe the difference of strategy used by them. This was a survey design with a questionnaire as the instrument. The participants were 40 students consisting of 20 successful students and 20 unsuccessful students of tenth grade in SMAN 2 Jember. The writer distributed SILL questionnaires to observe their Language Learning Strategy (LLS) based on Oxford (1990), which covers six categorizes of strategies namely cognitive, metacognitive, memory-related, compensatory, affective, and social. The statistical analysis showed that metacognitive became the most frequently learning strategy used by successful students in scale of high use, while the unsuccessful students were medium users of cognitive strategy. It also indicated successful learners employed all six categorizes of strategies in a highly frequencies than the unsuccessful ones. This makes the assumption that successful students have the ability to plan clear goals, control, review, and evaluate their learning rather than unsuccessful students who focus more on the way they think, memorize, summarize, and repeat the learning.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk fokus pada strategi yang paling sering digunakan oleh siswa SMA yang sukses dan kurang sukses serta menggambarkan perbedaan strategi yang digunakan oleh mereka. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan instrument berupa kuesioner, sedangkan tanggapan siswa dalam memilih strategi dibahas secara deskriptif. Partisipan adalah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa yang sukses dan 20 siswa yang tidak sukses dari kelas sepuluh di SMAN 2 Jember. Penulis membagikan kuesioner SILL untuk mengamati Language Learning Strategy (LLS) atau strategi pembelajaran bahasa mereka berdasarkan teori Oxford (1990, yang dikategorikan menjadi enam macam strategi, yaitu kognitif, metakognitif, memori, kompensatori, afektif, dan sosial. Menurut hasil statistic metacognitive menjadi strategi pembelajaran yang paling sering digunakan oleh siswa yang sukses dalam skala tinggi, sedangkan siswa yang kurang sukses adalah pengguna menengah dari strategi kognitif. Ini juga menunjukkan bahwa siswa yang sukses menggunakan keenam kategori strategi dalam frekuensi yang sangat tinggi daripada yang kurang sukses. Ini membuat asumsi bahwa siswa yang sukses memiliki kemampuan untuk merencanakan tujuan yang jelas, mengendalikan, meninjau, dan mengevaluasi pembelajaran mereka daripada siswa yang kurang sukses, yang lebih fokus pada cara mereka berpikir, menghafal, merangkum, dan mengulangi pembelajaran. How to Cite: Sartika,  D. H. M., Santihastuti, A., Wahjuningsih, E. (2019). The Learning Strategies Used by EFL Students in Learning English. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 10-20. doi:10.15408/ijee.v6i1.12111
Discourse Analysis of Grammatical Cohesion Devices in College Students’ Academic Writing Essay Yuliani Trisnaningrum; Alek Alek; Didin Nuruddin Hidayat
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v6i1.12502

Abstract

ABSTRACTThe study was undertaken to investigate grammatical cohesion devices use in college students’ academic writing essay as a part of discourse analysis. The study also explored to find out the kinds of grammatical cohesion devices specifications in college students’ academic writing essay. The researchers conducted this study with attention to know the college students’ writing quality at tertiary education. Further, the researchers employed Halliday & Hasan (1976) conceptual framework related to grammatical cohesion devices. The study was conducted to 42 college students enrolling on an online writing course. The researchers applied descriptive and analytical study by giving an assignment to assess grammatical cohesion devices use in college students’ academic writing essay. Data were collected from college students’ academic writing essay. The findings revealed that 1048 grammatical cohesion devices were used in the essays. Other findings indicated that the highest use of grammatical cohesion devices were reference with 53.53% and conjunction. The data also pointed out that the college students were more familiar with reference and conjunction use rather than substitution and ellipsis. The result also indicated that the lack of grammatical cohesion devices use in terms of comprehension, knowledge and ability in writing leads the college students use inappropriate grammatical cohesion devices.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menginvestigasi penggunaan perangkat grammatical cohesive device/kohesi tata bahasa pada penulisan akademik esai mahasiswa. Penelitian ini juga bermaksud untuk menggali jenis-jenis spesifikasi kohesi tata bahasa pada esai mereka. Dalam penelitian ini, para peneliti ingin mengetahui kualitas penulisan esai mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, para peneliti menggunakan kerangka konseptual dari Halliday dan Hasan (1976) terkait dengan kohesi tata bahasa. Penelitian ini melibatkan 42 mahasiswa yang mengikuti kelas menulis via daring. Penelitian menggunakan studi deskriptif dan analitik dengan menugaskan para mahasiswa menulis esai. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 1048 kohesi tata bahasa yang dipergunakan dalam esai-esai tersebut. Selanjutnya, temuan lain menunjukkan bahwa penggunaan kohesi tata bahasa tertinggi adalah referensi 53,53% dan kata penghubung 45,80%. Temuan lainnya adalah mahasiswa lebih familiar terhadap dua aspek tersebut daripada substitusi dan elipsis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kurangnya tata kohesi bahasa dalam hal pemahaman, pengetahuan, dan kemampuan dalam menulis menyebabkan para mahasiswa menggunakan tata bahasa kohesi yang kurang variatif. How to Cite: Trisnaningrum, Y., Alek, Hidayat, D. N. (2019). Discourse Analysis of Grammatical Cohesion Devices in College Students’ Academic Writing Essay  . IJEE (Indonesian Journal of English Education), 6(1), 79-90. doi:10.15408/ijee.v6i1.12502

Page 8 of 21 | Total Record : 202


Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 12 | NO. 1 | 2025 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 11 | NO. 2 | 2024 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 11 | NO. 1 | 2024 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 10 | NO.2 | 2023 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 10 | NO.1 | 2023 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 9 | NO.1 | 2022 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 8 | NO.2 | 2021 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 8 | NO.1 | 2021 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 7 | NO.2 | 2020 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 7 | NO.1 | 2020 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.2 | 2019 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 6 | NO.1 | 2019 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 5 | NO.2 | 2018 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 5 | NO.1 | 2018 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 4 | NO.2 | 2017 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 4 | NO.1 | 2017 IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 3 | NO.2 | 2016 IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 3 | No.1 | 2016 IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 3 | No.1 | 2016 IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 2 | No.2 | 2015 IJEE (Indonesian Journal of English Education) | Vol. 2 | No.1 | 2015 IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 1 | No.2 | 2014 IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 1 | No.1 | 2014 More Issue