Articles
398 Documents
PERAN LEMBAGA REHABILITASI KUNCI DALAM PENANGANAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Sugiyanto Sugiyanto
Sosio Informa Vol 1 No 3 (2015): Sosio Informa Vol.1.edisi 3 tahun 2015
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v1i3.171
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis peran lembaga Rehabilitasi Kunci Yogyakarta dalam penanganan korbanpenyalahgunaan NAPZA. Kajian dilakukan atas data sekunder yang diangkat dari sejumlah hasil penelitian pihaklain, dan dokumen dari kemeterian/lembaga terkait serta buku-buku yang relevan dengan kajian ini. Dengan analisismengunakan metode kualitatif. Hasilnya, dalam pelaksanaan rehabilitasi lembaga Rehabilitasi Kunci Yogyakartamenggunakan Metode Therapeutic Community (MTC), dengan sasaran atau residen volunteri. Pada saat ini LembagaRehabilitasi Kunci hanya menampung residen rawat inap sebanyak 24 orang. Hasil yang dicapai melalui rehahabilitasi,residen mengalami kemajuan pada sikap, respon dan perilakunya. Juga terjadi perubahan pada aktivitas/kemandiriandalam menjalankan ibadah/do’a dan kemajuan/tidak mengalami keluhan fisik dan putus obat. Secara khusus kendalayang dihadapi lembaga ini, adalah masih adanya kurang kepercayaan masyarakat/keluarga untuk mengirimkananggota keluarganya untuk mengikuti program ini, apabila anggota keluarganya menjadi korban penyalahgunaanNAPZA. Sehingga lembaga ini kekurangan residen.Kata kunci: rehabilitasi, residen, NAPZA, sukarela.
STRATEGI KETAHANAN HIDUP ISTRI NELAYAN MISKIN - Studi Kasus Di Desa Segara Jaya dan Samudera Jaya Kabupaten Bekasi
Masngudin Masngudin
Sosio Informa Vol 7 No 2 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v7i2.912
Dalam penelitian untuk mengetahui strategi ketahanan hidup istri nelayan miskin, peneliti mengambil dua kasus yang berbeda. Pertama istri nelayan miskin yang hanya mengambil "yang terbaik" dari dunia domestik (bekerja dalam rumah tangga tanpa upah). Sedangkan yang ke dua istri nelayan miskin yang tidak hanya bekerja dalam keluarga tanpa upah, tetapi juga mereka mengambil dunia publik (bekerja di luar rumah untuk mendapatkan upah), dalam strategi ketahanan hidupnya agar dapat survival. Pilihan istri nelayan miskin sebagai ibu rumah tangga berperan dalam kontek-kontek yang berada dalam ruang lingkup pekerjaan rumah tangga. Pilihan ini sebenarnya tidak ideal, karena mereka tidak dapat menyumbangkan nafkah bagi keluarga yang tidak dapat dipenuhi oleh suaminya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya mereka hanya mampu memanfaatkan stratgi sosial dengan memanfaatkan solidaritas sosial dari tetangga dan pranata sosial yang ada di lingkungannya. Walaupun demikan tetap kita hargai sebagai pilihannya, mereka ini adalah istri nelayan miskin di desa segara Jaya. Sedangkan istri nelayan miskin di desa Samudera Jaya yang juga mengambil bekerja di luar rumah disamping juga bekerja di dalam rumah, mereka dapat memanfaatkan strategi sosial ekonomi. Pilihan mereka ternyata dapat mengatasi kebutuhan keluarganya dalam menutupi kekurangan nafkah yang diberikan oleh suaminya. Mereka terlihat lebih mampu mengatasi kebutuhan keluarganya, bahkan dapat keluar dari kemiskinan yang di sandangnya.
PERLINDUNGAN PEREMPUAN TERHADAP HIV/AIDS
Wismayanti, Yanuar Farida
Sosio Informa Vol 11, No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v11i1.1213
KEBUTUHAN PANGAN BAGI RUMAH TANGGA MISKIN
Suradi Suradi
Sosio Informa Vol 1 No 1 (2015): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v1i1.86
Situasi pengan nasional dapat dilihat dari angka kemiskinan penduduk.Angka penduduk miskin yang tinggi dapatdijadikan indikator masalah ketahanan pangan nasional. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan situasi pengannasional. Pangan berkaitan dengan kesejahteraan sosial HAM, dan kebijakan sosial dalam pemenuhan pangan bagirumah tangga miskin. Sumber data dan informasi dihimpun dari hasil penelitian, jurnal, dan artikel yang relevandengan tujuan penulisan artikel ini.Untuk keperluan analisis digunakan perspektif pekerjaan sosial dan hak asasimanusia. Hasil penelusuran literatur membuktikan, bahwa situasi pangan nasional dapat dikatakan masih bermasalah,rumah tangga miskin mengalami hambatan dalam pemenuhan pangan dan kebijakan sosial belum berpihak dalammewujudkan ketahanan panganan. Artikel ini diharapkan memberikan inspirasi bagi pembuat keputusan berkaitandengan pemenuhan kebutuhan pangan penduduk, terutama bagi rumah tangga miskin. Kebijakan dimaksud dalambentuk grand design penanggulangan kemiskinan yang mengintegrasikan antara kebijakan pangan dan penanganankemiskinan.Kata Kunci: pangan, kemiskinan, kesejahteraan sosial, hak asasi manusia.
DUKUNGAN KELUARGA BAGI KESEJAHTERAAN LANJUT USIA
Mulia Astuti
Sosio Informa Vol 2 No 2 (2016): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v2i2.297
Pemenuhan kebutuhan dan hak-hak lanjut usia merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat termasuk keluarga. Permasalahannya adalah masih banyak lanjut usia yang belum terpenuhi kebutuhan dan hak-haknya baik disebabkan oleh faktor kemiskinan maupun karena kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kebutuhan dan hak-hak lanjut usia, dan upaya atau cara-cara pemenuhannya. Tulisan ini  bertujuan untuk mengetahui pokok-pok pikiran tentang dukungan keluarga bagi kesejahteraan lanjut usia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan data sekunder tentang dukungan keluarga bagi kesejahteraan lanjut usia. Hasil kajian menguraikan tentang keluarga dan fungsi-fungsinya, jenis-jenis dukungan keluarga, kesejahteraan lansia yang meliputi kebutuhan dan hak-haknya berdasarkan pendapat para ahli dan peraturan perundang-undangan. Disamping itu juga dikemukakan pokok-pokok pikiran tentang kegiatan dukungan keluarga bagi kesejahteraan lanjut usia. Untuk mempercepat perluasan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia, direkomendasikan kepada pemerintah, pemerintah daerah(provinsi, kanupaten/kota), dan pihak-pihak terkait yang peduli kepada kesejahteraan lanjut usia  untuk mengembangkan kegiatan “Dukungan Keluarga bagi Kesejahteraan Lanjut Usia†di seluruh Indonesia.Â
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PEKERJA MIGRAN
Anwar Sitepu
Sosio Informa Vol 16 No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v16i1.44
Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia telah menerima gerakan kesetaraangender, hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, falsafah negara.Namun hingga sejauh ini tindak kekerasan terhadap perempuan masih kerap terjadi, terutamaterhadap perempuan rentan sosial ekonomi, termasuk perempuan pekerja migran. Ironisnya, tindakkekerasan terhadap perempuan pekerja migran tidak hanya dilakukan oleh orang lain yang tidakmemiliki hubungan keluarga dengan korban (majikan), tetapi juga dilakukan oleh keluarga sendirisebelum menjadi pekerja migran. Bagi sebagian perempuan pekerja migran, pilihan menjadi pekerjamigran sesungguhnya dimaksud sebagai jalan keluar atas penderitaan dalam keluarga. Namuntragis di tempat kerja, mereka justru masuk ke dalam perangkap kekerasan lainnya. Oleh sebabitu upaya pemberdayaan perempuan masih amat relevan bahkan sangat mendesak dilakukansecara konprehensif.Kata kunci: tindak kekerasan, perempuan, pekerja migran
ADVOKASI SOSIALDALAMPEMBERDAYAAN FAKIRMISKIN
Suradi Suradi
Sosio Informa Vol 16 No 2 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v16i2.955
Kemiskinan perlu dipahami sebagai masalah sosial yang multi-dimensional. Jika kemiskinan hanya dipahami secara ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pokok, maka pemahaman ini tidak menyentuh akar kemiskinan. Implikasinya, program dan skema yang dikembangkan, lebih pada upaya peningkatanekonomimelaluipendistribusian bantuan modal usaha.Pemahaman bahwa kemiskinan sebagai masalah sosial multi-dimensional, membawa implikasi pada upaya pemberdayaan yang diarahkan untuk memampukan, dan memungkinkan fakir miskin menolong dirinya sendiri, baik secara ekonomi, sosial dan mental spiritual. Pemahaman ini didukung oleh berbagai kajian, bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia lebih bersifat struktural. Sehubungan dengan itu, maka advokasi sosial atau advokasi pekerjaan sosialmenjadi sangat urgen dan relevan ditempatkan sebagai strategi pemberdayaan fakir miskin.Kata kunci : advokasi sosial, pemberdayaan,fakir miskin.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKTEPATAN RUMAH TANGGA SASARAN – PENERIMA MANFAAT (RTS-PM) PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
Anwar Sitepu
Sosio Informa Vol 19 No 3 (2014): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v19i3.102
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam penetapansasaran penerima manfaat Program Raskin. Kajian dilakukan atas data skunder yang diangkat dari sejumlahhasil penelitian pihak lain, dokumen dari Kementerian/Lembaga terkait dan informasi yang dipublikasikandi media massa. Data dicari di internet dengan menggunakan mesin pencari goggle. Analisis dilakukandengan metode kualitatif. Hasilnya, teridentifikasi lima faktor penyebab terjadinya kesalahan dalampenetapan rumah tangga sasaran-penerima manfaat, yaitu: 1) Basis Data Terpadu yang kurang akurat; 2)Pelaksanaan musyawarah desa/kelurahan yang kurang taat azas; 3) Kriteria rumah tangga sasaran yangkurang menggambarkan; 4) Adanya tekanan dari pihak tertentu dalam masyarakat; dan 5) Kemampuan ataudaya beli rumah tangga sasaran yang rendah.Kata kunci: program raskin; rumah tangga sasaran - penerima manfaat; salah sasaran.
DEMOKRASI DAN KESEJAHTERAAN
Agus Budi Purwanto;
Mochamad Syawie
Sosio Informa Vol 17 No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v17i1.64
Teori yang menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomis suatu Negara sangat mempengaruhi kepolitikannyaterdiri dari dua versi yang berbeda. Pertama, adalah hipotesis rezim (regime hypothesis) yang berpendapatbahwa kestabilan institusi-institusi demokrasi di suatu negara dipengaruhi atau dikondisikan olehtingkat kelimpahannya. Rezim demokrasi hanya bertahan di negara-negara kaya, sehingga GDP perkapita, menurut hipotesis ini, menentukan kelanggengan demokrasi. Kedua adalah hipotesis kebijakan(policy hypothesis) yang menegaskan profil kebijakan publik dari suatu negara ditentukan oleh tingkatkekayaannya. Jadi, apa yang disebut sebagai negara kesejahteraan itu hanya akan muncul di negaranegarayang perekonomiannya sudah mapan dan makmur, jadi di sini GDP per kapita dianggapmenentukan kualitas maupun konfigurasi kebijakan suatu negara. Studi tentang sistem-sistem politik ataunegara-negara demokrasi merupakan bagian dari bidang studi ilmu politik komparatif (comparativepolitics) yang semakin diminati sejak dekade ini.Kata kunci: demokrasi, kesejahteraan