cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sosioinforma
ISSN : 24428094     EISSN : 25027913     DOI : -
Core Subject : Social,
Sosio Informa merupakan nama baru dari Majalah Informasi Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial. Majalah Sosio Informa menyajikan tulisan hasil kajian literatur dan kajian pemikiran kritis mengenai pembangunan kesejahteraan sosial. Sosio Informa merupakan media publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial dan pihak-pihak yang menekuni bidang pembangunan kesejahteraan sosial.
Arjuna Subject : -
Articles 398 Documents
DEMENSIA PADA LANJUT USIA DAN INTERVENSI SOSIAL Husmiati Husmiati
Sosio Informa Vol 2 No 3 (2016): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v2i3.839

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membincangkan mengenai persoalan dementia senilis, faktor penyebab dan akibatnya, gangguan psikologis dan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah dementia yang dialami para lanjut usia. Demensia senilis merupakan jenis kemunduran ingatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Demensia diakibatkan karena gangguan neuro degenerative. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah faktor usia, dimana usia yang semakin lanjut menyebabkan potensi untuk mengalami dementia semakin besar. Akibat dari dementia terjadi gangguan psikologis yang disebabkan karena terganggunya sistem fungsi daya ingatan yang semakin lama semakin berkurang terutamanya sistem ingatan jangka pendek (short term memory). Ada tiga jenis intervensi yang dapat dilakukan untuk membantu dementia yaitu intervensi lingkungan, intervensi keluarga dan intervensi psikologis. Kata kunci: Demensi, Lanjut Usia, Intervensi Sosial.
PEDOFILIA DAN ANCAMAN TERSEMBUNYI BAGI ANAK Alit Kurniasari
Sosio Informa Vol 2 No 3 (2016): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v2i3.840

Abstract

Abstrak Pedofilia merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual pada seseorang, dengan anak sebagai obyek untuk mendapatkan pemuasan seksual. Kasus anak korban pedofil terus meningkat dari waktu ke waktu. Multi faktor penyebab pelaku melakukan kekerasan seksual terhadap anak. Banyaknya pelaku kekerasan seksual terhadap anak membawa efek negatif serta merusak generasi muda bahkan dapat melahirkan pedofil-pedofil baru. Korbannya adalah anak-anak yang  berasal keluarga miskin. Jika tidak segera diobati, bisa dibayangkan bagaimana dampak dari kasus ini kepada generasi muda. Pendekatan integrative yang melibatkan berbagai professional dari berbagai latar belakang keilmuwan menjadi suatu hal yang signifikan dalam menghadapi tingginya kekerasan seksual pada anak. Pemberian hukuman kebiri sebagai efek jera dan terapi medis dan psikologis sebagai upaya  penyembuhan bagi pelaku. Pendekatan Community Support System yang berbasis pada kepekaan dan peran aktif masyarakat local, dan menciptakan organisasi yang aman bagi anak, sebagai upaya untuk mengurangi anak menjadi korban pedofilia.   Kata Kunci: Pedofil, Kekerasan Seksual, Anak korban kekerasan seksual.
PERANAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL SODOMI Husmiati Husmiati
Sosio Informa Vol 3 No 2 (2017): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v3i2.892

Abstract

AbstrakArtikel ini mencoba membahas isu kekerasan seksual sodomi pada anak-anak dalam perspektif pekerjaan sosial. Isu pencabulan atau penyimpangan seksual adalah merupakan satu fenomena negatif manusia yang berlaku pada masa kini secara global. Salah satu isu pencabulan seks yang tengah marak  dengan kondisi dunia secara global adalah isu sodomi. Di Indonesia berbagai kasus sodomi dapat diikuti perkembangannya melalui media massa maupun media sosial. korban  sodomi  sering kali melibatkan anak-anak dibawah umur. pelaku yang terlibat dalam kasus sodomi ini juga perlu segera ditangani karena akan memberi pengaruh secara psikologis pada korban, karena sebagian besar korban adalah anak-anak yang notabene harus mendapatkan perlindungan. Adapun factor penyebab terjadinya sodomi ini antara lain: (1) faktor internal, karena tekanan emosi, nafsu seksual yang tidak terkendali, dll. (2) orang tua, yang tidak bisa membimbing dan memberikan perhatian. (3) sosial, dimana masyarakat yang mengasingkan, pengaruh pergaulan bebas, peer group yang salah. (4) dampak kemajuan teknologi. Adapun dampak psikologis pada anak-anak sebagai korban sodomi diantaranya: (1). Post Trauma Strees Disorder, dengan gejala seperti “flashback”, menarik diri, distress dan lebih agresif daripada sebelumnya, halusinasi. (2). Phobia dan mengalami kecemasan (anxiety). (3). Depresi. (4) perubahan kepribadian dan tingkahlaku. Intervensi psikososial yang dapat dilakukan pada korban adalah terapi: (1)  terapi tingkahlaku, (2) terapi kelompok.  Dan konseling: (1) konseling krisis. (2) konseling penyediaan layanan. (3) konseling perkembangan, dan (4) konseling pencegahan. Sodomi perlu ditangani secara komprehensif sebab akan menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap korban baik dari segi fisik, mental dan emosi yang dapat menyebabkan lagi kejahatan lain  atau hal yang menyalahi norma masyarakat.  Kata Kunci: sodomi, kekerasan seksual, anak-anak, intervensi psikososial, pekerjaan sosial.
PROFIL KEHIDUPAN EKS-PENDERITA TUBERKULOSIS PARU - KASUS DI KOTA PALEMBANG Suyanto Suyanto; Rukmini Dahlan
Sosio Informa Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v7i1.900

Abstract

Penyakit Tuberkulosis Paru memiliki dua permasalahan utama, yaitu: masalah kese hatan dan masalah sosial. Masalah kesehatan meliputi yang bersal dari penyakit, penyebab penyakit dan obat - obatan. Sedangkan masalah sosial merupakan hambatan yang penting, karena dapat menyebabkan kegagalan pengobatan Tuberkulosis Paru. Masalah sosial ini antara lain meliputi pendidikan yang rendah, pengetahuan yang rendah, higiene yang buruk, pengaruh sosial budaya di masyarakat, kemiskinan, keterlambatan mendeteksi penyakit dan faktor dari pihak petugas.Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga eks penderita Tuberkulosis Paru di lokasi penelitian sangat memprihatinkan, sebab mereka merupakan permasalahan sosial yang seharusnya ditangani oleh Pemerintah Daerah Kota Palembang khususnya Dinas Sosial setempat. Dari hasil pengumpulan data diperoleh gambaran bahwa sebagian besar (70%) responden memiliki pendidikan di bawah SLTA; hanya ada 30% responden yang pernah duduk di bangku SLTA. Sedangkan jika dilihat dari peker jaan dan penghasilan mereka, hampir semua responden memiliki mata pencaharian di sek tor informal atau sebagai pekerja kasar dengan penghasilan per bulan masih di bawah Rp600,000. Jika penghasilan mereka dihubungkan dengan kebutuhan minimum dari ukuran Sajogyo, yaitu 360 kg akan tetapi kurang dari 480 kg per kapita per tahun, maka sebagian besar (75%) responden dapat dikatakan hidup masih di bawah garis kemiskinan. Jika penghasilan para keluarga responden dihubungkan dengan tanggungan keluarga yang jumlahnya mencapai 4-5 orang per keluarga dan penghasilan tersebut dibelikan beras yang harganya mencapai Rp3,000 per kg pada saat penelitian, maka sebagian besar 75% respon den tersebut tidak mungkin mendapatkan beras.
REFORMASI PELAYANAN PANTI SOSIAL Mulia Astuti
Sosio Informa Vol 19 No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v19i2.916

Abstract

Tujuan kajian adalah; 1) mengidentifikasi kebutuhan restrukturisasi kelembagaan; 2) memberikan masukan atas revisi Peraturan Menteri Sosial RI nomor 106 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial RI dan. Kajian dilakukan melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur organisasi dan tata kerja yang ada belum memberikan ruang yang cukup bagi panti dalam menjawab kebutuhan dan pemenuhan hak penerima manfaat. Dalam pelaksanaannya masih mengalami kendala antara lain adanya tumpang tindih pekerjaan dan bahkan ada kegiatan-kegiatan yang tidak diakomadasi oleh struktur dan fungsi yang ada. Masalah sumber daya manusia baik jumlah maupun kualitasnya masih dirasakan kurang terutama bagi panti yang berada di luar jawa. Sarana dan prasarana yang masih kurang atau tidak sesuai dengan perkembangan teknologi. Terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan juga perlu penyesuaian dengan konsep dan kebutuhan penerima manfaat. Sehubungan dengan itu direkomendasikan penataan kembali Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dengan memperhatikan kebutuhan dan pemenuhan hak penerima manfaat serta pengembangan fungsi panti sosial dengan penegasan, pembagian dan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing jabatansesuai dengan pengelompokan panti seperti panti social anak, lansia dan penyandang disabilitas, tuna social serta korban penyalahgunaan Napza.Kata kunci : reformasi, pelayanan, panti sosial.
PENDIDIKAN DALAM KONTEKS SOSIAL EKONOMI Mochammad Syawie
Sosio Informa Vol 18 No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v18i1.923

Abstract

menyusul
PARA PEKERJA PREKARIAT : Studi Kasus Para Pekerja Sepatu di D’arcadia Treasure, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat Anisa Nuraini Swadesi; Semiarto Aji Purwanto
Sosio Informa Vol 3 No 3 (2017): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v3i3.938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi sosial pekerja pada industri sepatu. Pada kondisi prekariat (prekaritas) yang penuh ketidakpastian, mereka harus membuat keputusan untuk memilih tetap berada dalam industri tersebut atau keluar. Secara khusus akan dicermati strategi apa saja yang akan mereka lakukan untuk dapat terus bertahan dalam industri sepatu. Secara teoritis, penelitian ini berangkat dari pandangan Tsing (2015) tentang kondisi para pekerja yang penuh dengan ketidakpastian, namun dibalik semua itu ada berbagai hal yang dapat dijadikan sebagai pegangan hidup yang memungkinkan mereka bertahan. Penelitian dilakukan secara kualitatif di bengkel sepatu d’Arcadia Treasure, di kampung Sanding, desa Bojongnangka, kecamatan Gunung Putri, kabupaten Bogor dengan mengandalkan pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pekerja sepatu tersebut memiliki cara bertahan dengan melakukan hubungan sosial berdasarkan kesamaan tempat belajar, kecocokan pertemanan, hubungan kekerabatan, asal daerah, dan generasi
BANTUAN TUNAI BERSYARAT SEBAGAI PERLINDUNGAN SOSIAL DASAR DI INDONESIA Oetami Dewi
Sosio Informa Vol 14 No 3 (2009): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v14i3.964

Abstract

Abstract. The CCT (Conditional Cash Transfer) is being introduced to address shocks caused by fuel price increases with the benefit level set at a level sufficient to compensate the poor for the price increase; however, it is difficult to introduce a higher benefit level for the CCT than was established under the existing unconditional cash transfer. In recent years, conditional cash transfer (CCT) programs have been introduced for a wide array of different purposes. Applied, for instance, to education and childhealth in poor countries, they consist in giving cash to poor parents under the condition that they send their children to school and health visits. These programs have been hailed as being among the most significant innovations in promoting social development in recent years. And through this program we hope the poorest people who are required to be assisted through the poverty program would be released from their poverty circle in the future and in thenext generation.CCTs are quickly becoming central instruments in many countries' poverty reduction agendas. On the economic side, research has shown that the elasticity of poverty to growth is much lower in countries with higher inequality. Growth is seen as necessary but insufficient to reduce poverty. Therefore redistribution must also plays an important role. It is hoped that CCTs' contributions to reducing inequality, combined with economic growth, can provide an equitable foundation for broad-based poverty reduction. On the social side, it is hoped that these longer-term investments will reduce vulnerability in the short-run and in the long run contribute to breaking inter-generational poverty by helping today's children become productive members and full citizens of tomorrow 'ssociety.CCTs feed into the broader debate on social inclusion on several levels as they often lead to changes in accountability relationships between central governments, local governments, service providers and beneficiaries. among others. On the level of national social policy CCTs are gaining popularity as instruments for reaching excluded groups, notably the extreme poor living outside the reach of social protection programs tied to formal sector employment. Many still argue that despite efforts at program coordination, however CCTs must be adequately inserted within a broader institutional reform of social and economic programs that would bring about effective inclusion and poverty reduction. On a local level, some CCT programs have been criticized for using mechanisms that run counter to the social inclusion goals with respect of local governments and communities.Keyword : conditional cash transfer programme, poverty reduction, human capital.
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Bambang Rustanto
Sosio Informa Vol 12 No 2 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v12i2.980

Abstract

Sosial welfare always linked with economy growth but actually the economy growth has contributed to natural resources damaged. Indigenous people (KAT) which stay in these circumstances often get impact from damaged of natural resources. Empowerment of indigenous people (KAT) must pay attention to the relation between human with nature as eco-system. So natural resources management for indigenous people (KAT) life must be adequate proper with the natural power support.Key word : social welfare, empowerment of indigenous people.
Halaman Depan Vol 8 No 3 September 2003 Ejournal Ejournal
Sosio Informa Vol 8 No 3 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v8i3.1001

Abstract


Filter by Year

2002 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 7 No 3 (2021): Sosio Informa Vol 7 No 1 (2021): Sosio Informa Vol 6, No 1 (2020): Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 2 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 1 (2019): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 1 (2018): Sosio Informa Vol 4 No 1 (2018): Sosio Informa Vol 3 No 3 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 2 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 1 (2017): Sosio Informa Vol 2 No 3 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 2 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 1 (2016): SOSIO INFORMA Vol 1 No 3 (2015): Sosio Informa Vol.1.edisi 3 tahun 2015 Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1 No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1, No 1 (2015): Sosio Informa Vol 1 No 1 (2015): Sosio Informa Vol 19, No 3 (2014) Vol 19 No 3 (2014): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 2 (2013): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2013) Vol 18, No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 3 (2012) Vol 17 No 3 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 2 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 2 (2012) Vol 17, No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 2 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 14 No 3 (2009): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 3 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 2 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 1 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11 No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11, No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 3 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 2 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 1 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 9 No 1 (2004): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 4 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 3 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 2 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 2 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial More Issue