cover
Contact Name
Nadiyah Tunnikmah
Contact Email
nadiyah.tunnikmah@isi.ac.id
Phone
+628157988977
Journal Mail Official
jociart@gmail.com
Editorial Address
Dsn Japanan Margodadi Seyegan
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Journal of Contemporary Indonesian Art
ISSN : 24423394     EISSN : 24423637     DOI : DOI: 10.24821/jocia.v9i1.8936
Core Subject : Humanities, Art,
Journal of Contemporary Indonesia Art is a scientific journal that contains the results of research or creation on contemporary art related to Indonesia. Contemporary art is defined as the latest art phenomenon. Art includes a wide variety of fine arts such as painting, sculpture, graphics, ceramics, comics, New media art, as well as other forms of art, including types that have not been categorized. The limitation is that the work is more concerned with aesthetic value than functional value. The term Indonesia refers to works of art that are related to Indonesia.
Articles 108 Documents
APLIKASI INSTAGRAM DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI EKO NUGROHO Mirrah Fitriana
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v3i2.1919

Abstract

Dunia seni rupa di Indonesia terus berkembang hingga saat ini. Hal itu mengakibatkan banyaknya seniman-seniman rupa yang terus bermunculan. Salah satu seniman rupa yang populer adalah Eko Nugroho.  Selain pameran diberbagai negara Eko Nugroho juga memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan dirinya serta mendekatkan diri kepada pengapreasi karyanya. Salah satu media sosial yang aktif digunakan Eko Nugroho adalah Instagram. Eko Nugroho aktif dengan akun @ekonugroho_studio. Akun ini memiliki 18.000 pengikut dan memiliki 500-1.000 pemberi tanda suka pada setiap unggahan fotonya. Semenjak aktif menggunakan Instagram eksistensinya diakui semakin meningkat karena tanpa harus datang ke pameran dan bertemu, para penggemarnya bisa menikmati karyanya dan mengetahui aktivitasnya. Eksistensi Eko Nugroho juga telah mencapai ranah Internasional. Melalui kuesioner yang disebarkan sejak tanggal 27 Mei-8 Juni 2017 kepada para pengikut akunnya, para pemberi tanda suka, dan  masyarakat umum sehingga diperoleh data yang menunjukkan eksistensi Eko Nugroho di dunia nyata dan di dunia maya.Kata kunci: Eko Nugroho, Instagram, Eksistensi
Degradasi Etika dalam Animasi Sintesis Citra Manusia dengan Kecedasan Buatan Darmawan, James; Alvine, Mario; Harnoko, Irwan
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3445

Abstract

Dalam era yang serba otomatisasi digital; termasuk diranah kecerdasan buatan yang merambah ke dunia animasi, peranan kecerdasan buatan ini berperan besar bagi perkembangan pesat dunia animasi yang mensintesi citra manusia. Pada awalnya merupakan terobosan yang fenomenal; apalagi dalam era skeudomorphism, dimana keterkaitan antara dunia digital dan dengan dunia riil harus bermargin tipis. Tentu pada sudut pandang pengguna, hal ini menjadi kesempatan baru dalam mengembangkan eksplorasi imajinasi yang lebih realistik, namun hal ini juga termasuk menggunakan konten yang negatif. Untuk itu terjadinya degradasi etika pun berkembang menjadi perusakan citra manusia itu sendiri. Untuk itu tim penulis melakukan studi literatur mengenai perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia animasi, mengkaitkannya dengan penyimpangan yang terjadi dengan adanya teknologi animasi ini, serta menutupnya dengan prediksi perkembangan kecerdasan visual pada animasi sistesis citra manusia dimasa akan datang. Kata kunci: Teknologi Animasi, Kecerdasan Buatan, Sintesis Gambar Manusia, Degradasi Etika. 
Dekonstruksi Seni RajutKejut di Era Disrupsi Sari Wulandari
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3444

Abstract

Memasuki revolusi industri 4.0 di era postmodern, kini teknologi elektronik dan komputerisasi dan industri hiburan semakin berkembang ke arah otomasi proses produksinya dan mendorong tumbuhnya budaya massa, budaya populer sehingga banyak mengubah cara hidup manusia serta menimbulkan konsumerisme, mendorong munculnya kebutuhan semu dan menjadikan masyarakat hidup di dalam dunia simulasi, cenderung individualistik, teralienasi dan terfragmentasi. Komunitas RajutKejut sejak tahun 2014 melakukan aksi yarn bombing di ruang publik dengan rajutan karena kegelisahan atas kondisi kota Jakarta. Aktivitas ini merupakan bagian dari cara mereka menyalurkan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat. Komunitas yang merupakan kumpulan perajut membuat jejaring dengan memanfaatkan media sosial dalam proses berkarya, mempublikasikan dan mendokumentasikan berbagai kegiatan. Banyak terjadi kontradiksi pada kemunculan karya seni ini di era postmodern di mana penggunaan seni rajut yang populer di masa lampau dikreasikan kembali dalam konteks masa kini disertai pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini mengkaji fenomena munculnya karya seni RajutKejut melalui metode penelitian Kualitatif dengan paradigma Postmodernisme yang dianalisis melalui Dekonstruksi seni RajutKejut di ruang publik pada era postmodern, untuk memunculkan dimensi-dimensi lain yang selama ini tertutup oleh paradigma modernisme. Kata kunci: dekonstruksi, seni, rajut, postmodern  
CHIMERICAL (The Art of Assemblage) Yudhistira, Yusuf Ferdinan
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3753

Abstract

Kemampuan ‘menghubung-kaitkan’ sesuatu dengan sesuatu yang lain merupakan sebuah kreativitas yang tidak datang begitu saja. Kemampuan tersebut merupakan ‘anugerah yang dilatih’, yang kemudian ditekuni penulis hingga terciptalah karya-karya assemblage-art, Assemblage merupakan sebuah teknik mengumpulkan berbagai macam media, kemudian mengkonstruksi dan merakitnya menjadi sebuah karya seni. Anugerah tersebut sudah dilatih sejak usia anak-anak di mana saat itu penulis menyadari ketidak mampuannya untuk memiliki berbagai macam mainan yang diinginkan anak-anak pada umumnya,  sehingga ‘terdesak’ untuk menciptakan mainan sendiri dengan merakit benda-benda yang ditemukan. Kegemaran merakit benda temuan tersebut berlangsung hingga usia dewasa, yang kemudian dikembangkan dengan menambahkan sebuah muatan konsep atau pesan-pesan tertentu.Istilah Chimera dipilih penulis untuk mewakili ciri khas kekaryaannya baik dalam proses penciptaan hingga hasil akhir. Menggabung-gabungkan berbagai jenis makhluk hidup sebagai tema dari wujud karya dan menggabung-gabungkan berbagai jenis benda temuan sebagai metode dalam proses penciptaan karya seni. Chimera merupakan istilah populer yang digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang ‘dikawin-silangkan’, kemudian dipilihlah istilah lanjutan yaitu Chimerical yang berarti sesuatu yang memiiki sifat-sifat menggabung-gabungkan.Kata kunci: Assemblage, Chimerical dan benda temuan
DAMPAK PULUNG GANTUNG (PENCIPTAAN DENGAN METODE SENI GRAFIS) Kukuh Hernandi
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3502

Abstract

Pulung Gantung is one of the mythology in Kabupaten Gunungkidul which the community at there still believing as it is supported by some logic reasons until now. In the myth, Pulung Gantung always illustrated as a fire ball which dropped from the sky as a symbol of the happening of self-hanging. This story related with the reality where the statistic of self-hanging in Kabupaten Gunungkidul happened to be around 28 to 32 cases per year. This case became interesting where myth could be connected to the reality directly and it is still believed by many (in where this case also experienced different development of variety definition), which indirectly created variety layers of impact. The complexity of this theme and different perspectives to define attracted the artist to carry out research and apply the outcome with the method of printmaking as a way to process the impact of Pulung Gantung. With the method of printmaking, it progressively attracted to the definition of printmaking slowly returned to the early essence of printmaking itself as a media without limitation of conventional rules. This strongly supported the artist to apply this media on this topic to have an open discussion about the impact of Pulung Gantung with the presentation of different medium like sound, words or product. The artist creates the work in different medium, hopefully could become a vague stimulant for a better understanding about the myth and the reality of this topic. Nevertheless, other than understanding, there is potential for audience to have new idea or other’s perspective about this topic as the work presented in an indirectly way. In this case, the outcome of the work about the impact of Pulung Gantung creates the possibilities of different conclusion and new perspectives. With this idea, the possibility from the impact of mythology intersects with the reality which unconsciously continue to be happened.
PENDEKATAN TEORI KOMIK PADA ADEGAN RELIEF KRESNAYANA CANDI WISNU yohannes sambodo
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3501

Abstract

Reliefs and comic have a connection in context of research just because of the presence of panel. The Kresnayana Relief of Visnu Temple in Prambanan Yogyakarta is considerably an interesting object of reserach. The relief itself is a story of The God Visnu who reincarnates to be a human named Kresna. Because such relief has a story, the research is set forth about the identification of comic elements that contained in the reliefs using comic theories.Various comic elements could be learned as theories wrote by Scott McCloud. It is not likely all the elements could be found in it though, mainly caused by two different medium. Only couple can become essential such as panels, characters and panel transition. The other elements of comic are also useful for examining the object, except any part of words.As the results, Kresnayana reliefs and comic are indicates some similarities as well as dissimilarities in their elements. A panel is completely joint up from square stone pieces. Also, the gutter is unique, it is shown with two columns that enclose both of the panel sides. The panel transition on the Kresnayana relief is following the standard as the way of pradaksina.
MANIFESTASI RINDU KEPADA IBU SEBAGAI TERAPI SENI Bernadetha Dwi Puspitasari
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v6i1.4721

Abstract

Ketika kita berbicara tentang ibu, kita tidak lagi berbicara mengenai fisiknya, tetapi kita akan lebih sering berbicara mengenai kasihnya, perjuangannya, cara mendidiknya, hingga doa dan harapannya seorang ibu kepada anaknya. Ibu adalah sosok penting dalam kehidupan manusia, perannya yang kuat dalam keluarga membuktikan bahwa semua anak yang tumbuh dalam sebuah keluarga akan bergantung padanya. Dimanapun kita berada, doa ibu senantiasa menguatkan dan membuat kita yakin akan apa yang tengah kita kerjakan. Berbeda ketika seseorang tidak lagi memiliki ibu, hal yang akan sering dirasakan adalah rasa rindu atau rasa penyesalan karena mungkin belum sempat membahagiakan semasa hidup ibunya. Kesedihan itu mungkin adalah reaksi normal, sama ketika seseorang mengalami rasa “kehilangan” seseorang yang dicintai, terlebih ketika kehilangan karena kematian ibu. Rasa kehilangan ini merupakan situasi yang aktual dan potensial yang dapat dialami oleh semua orang di dunia ini ketika berpisah dengan seseorang yang sebelumnya ada menjadi tidak ada. Keseluruhan rasa kehilangan tersebut, sangat berdampak bagi emosi penulis. Penulis membutuhkan sebuah cara melalui seni untuk mengurangi perasaan sedih serta rindu kepada ibu dalam kehidupan sehari-hari sebagai terapi.Terapi seni sebagai solusi yang penulis yakini memiliki kemampuan untuk menerjemahkan isi pikiran, mencatat dan menyampaikan berbagai tingkatan emosi, dari rasa nyaman, hingga kesedihan yang terdalam, dari mulai kejadian yang membahagiakan hingga trauma. Terapi seni sangat bermanfaat sebagai “katup” pelepasan impuls-impuls memori positif maupun negatif yang sebelumnya terpendam. Selama proses kreativitas penciptaan karya seni, semua emosi dan pikiran yang mengendap akan tereksternalisasi atau tersalurkan. Semua emosi dan pikiran tersebut pada akhirnya akan menjadi jelas akar permasalahannya, karena terbaca dalam simbol-simbol dan bentuk yang ada dalam  pikiran yang terdapat pada karya. Kadang kala dibentuk dengan sadar atau tidak sadar dan memiliki makna terdalam yang berhubungan langsung dengan akar pikiran dan emosi si pembuatnya.Kata kunci: Manifestasi, ibu, rindu, terapi seni, momori positif dan negatif
HIPEREALITAS IMAJINASI SEBAGAI IDE DALAM PENCIPTAAN LUKISAN Rangga Jalu Pamungkas
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v6i2.5112

Abstract

Hiperealitas imajinasi merupakan suatu hasil kolaborasi pemikiran kreatif dari studi kebudayaan kontemporer dan estetika seni rupa. Tema ini digunakan sebagai jembatan pemecahan kasus dalam pengungkapan berbagai wacana kompleksitas dunia hari ini lewat kacamata fenomena aktual diri dan faktual yang ditampilkan dalam karya lukis. Dalam penciptaanya, citra hiperealitas imajinasi diwujudkan secara hibridasi berbagai mazhab artistika dan estetika seni rupa yang disebut dengan hybrid pop atau hibrid kontemporer dengan balutan citra personal. Karya yang hadir tampil secara figuratif, imajinatif, eksploratif, dan lebih menekankan unsur novelty serta inovasi dalam penyampaian visualnya. Hasil penelitian dari tema ini berupa lukisan-lukisan pada media kanvas dan kertas yang telah diklasifikasikan pada empat seri penting yang mewakili wacana kompleksitas dunia dewasa ini. Dengan demikian, tema ini hadir sebagai produk intelektual kreatif yang dapat dijadikan sarana edukasi, penyegaran pewacanaan pengetahuan hari ini dan esok, serta turut membuka cakrawala baru tentang pemahaman sesuatu yang belum pernah dirasakan oleh pengalaman indrawi sebelumnya.Kata kunci:Hiperealitas, imajinasi, kompleksitas, hibrid, edukasi, kontemporer.
REPRESENTASI SIMBOLIS OBJEK-OBJEK MINIATUR DALAM LUKISAN Amin Batoory
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i1.3534

Abstract

Karya seni merupakan salah satu media untuk berekspresi serta kemampuan kreatif manusia dalam menanggapi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup, pandangan-pandangan dan ekspresi yang muncul menjadi ide dan gagasan yang kemudian diolah menjadi simbol-simbol dan metafora, diwujudkan menjadi sebuah karya seni.Penciptaan karya muncul karena adanya ketertarikan terhadap keindahan sejarah dan budaya serta keinginan untuk memberikan informasi yang lebih luas tentang kebudayaan Timur Tengah dan sejarah Afghanistan. Afghanistan yang dilanda perang berkepanjangan pernah menjadi bagian pusat peradaban kuno karena letaknya di jalur sutra. Lubang kosong tempat dimana patung Buddha raksasa di Bamiyan berdiri merupakan saksi bisu peradaban yang diterpa perang berkepanjangan. Ketidaktahuan akan sejarah menghasilkan sebuah perilaku yang fatal.  Penyangkalan sejarah berarti  penyangkalan  identitas  suatu  wilayah sehingga sebuah bangsa merasa tidak memiliki akar dan merasa kerdil. Proses  mengekspresikan gagasan kedalam wujud karya lukis  diwujudkan dengan   karakter-karakter miniatur dan artefak-artefak dari Afghanistan yang diadaptasi dimana tiap figur menceritakan ceritanya sendiri sebagai bagian dari narasi yang kompleks.  Cerita-cerita yang  dikisahkan  adalah  tentang  mencari  perubahan dalam lingkungan yang tidak ramah, pergolakan antara diri sendiri dengan dunia luar untuk mencari jalan yang lebih baik. Kata kunci: miniatur, simbol, metafora, Bamiyan Afghanistan, seni lukis
Robot dan Ekosistem Sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis Minto Minto
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v7i1.5274

Abstract

Ekosistem memiliki peran yang sangat penting untuk semua makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Dengan perkembangan teknologi, manusia memiliki kesempatan mengatasi kerusakan ekosistem dengan menciptakan mesin khusus berupa robot untuk memperbaiki ekosistem. Pada saat menempuh pendidikan di SMK jurusan teknik otomotif, terdapat mata pelajaran yang berisi menggambar komponen- komponen mesin. Hal tersebut menimbulkan ketertarikan pada bentuk–bentuk mekanik yang sering diamati. Muncul imajinasi untuk memperbaiki kerusakan ekosistem oleh manusia menggunakan robot. Sebagai seorang yang berkecimpung dalam seni lukis, gagasan untuk merespon fenomena kerusakan ekosistem divisualkan dalam bidang dua dimensional berupa lukisan. Dalam perwujudan lukisan dengan tema robot dan ekosistem, menggunakan teknik deformasi, deformasi yang digunakan adalah trasformasi, yaitu mengubah susunannya saja tanpa mengubah bentuk.

Page 4 of 11 | Total Record : 108