cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Psiko-Edukasi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
Pelatihan Coach and Counseling untuk Para Pendamping Anak Jalanan di Yayasan Sahabat Anak Melalui Strategi WDEP Yohanes Markus Papu
Psiko-Edukasi Vol 14, No 2 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.206 KB)

Abstract

Abstrak Pada proses mendampingi anak jalanan, sukarelawan seringkali mengalami kesulitan untuk menangani masalah-masalah yang dialami anak-anak, baik yang menyangkut masalah belajar maupun masalah keluarga atau pun pribadi. Oleh karena itu, sukarelawan perlu mendapatkan pelatihan dasar tentang konseling agar mereka memiliki keterampilan berkomunikasi dalam menggali masalah anak-anak dan mencari solusi yang tepat. Pelatihan coach and counseling dirancang untuk membantu para sukarelawan menggali sumber masalah dan mencari solusi terbaik bagi anak-anak jalanan. Pelatihan dilaksanakan dalam empat pertemuan pada hari Sabtu dengan empat fasilitator. Metode pelatihan adalah metode SLE (Student Learning Experience) yang bertujuan untuk membuat peserta mengalami sendiri proses belajar sehingga menjadi lebih aktif dan mudah mengingat apa yang telah dipelajari.  Metode SLE terdiri dari IceBreaking, dinamika kelompok (games, roleplay), refleksi, dan tugas rumah. Hasil  umpan balik  peserta menunjukkan bahwa peserta menyukai metode dalam penyampaian materi oleh fasilitator, materi yang diberikan lebih mudah dicerna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tugas-tugas yang diberikan cukup berat tetapi memberikan pengalaman yang menarik, dan panduan strategi WDEP dalam coaching and coaching yang diberikan mudah untuk dipahami. Secara keseluruhan pelatihan ini berjalan dengan baik dan memenuhi harapan peserta. Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan monitoring berupa pelaporan hasil konseling selama tiga bulan dan enam bulan.Kata kunci: sukarelawan, coach and couseling, SLE, WDEPAbstract In the process of the mentoring of street children, volunteers often experience difficulties in dealing with the problems faced by the former. These problems involve both learning difficulties and family and personal quandaries. Thus, the volunteers need basic training in counseling so that they have the skill in communicating and unearthing the children’s problems and finding the solutions. The coach and counseling training, which was conducted in four sessions on Saturday and assisted by four facilitators, was designed to help the learners to do so.  The method used in the training was the Student Learning Experience (SLE), which aims at making the students experience the learning process by themselves so that they become more active in recalling what has been learnt. The SLE method consists of ice-breaking, group dynamics (games, role plays (reflections), and homework. Feedbacks from the participants showed that they liked the method, materials, and the assignments. Overall, the training went well and fulfilled the expectations of the participants. This activity will be followed-up using the mentoring in a form of counseling report for three and six months.Key words: volunteers, coach and counseling, SLE, WDEP
Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan Bagian Produksi PT MS Novita Irmaningrum
Psiko-Edukasi Vol 14, No 1 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.254 KB)

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komitmen organisasi dengan kualitas kehidupan kerja karyawan bagian produksi PT MS. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah skala penilaian untuk mengukur komitmen organisasi dan kualitas kehidupan kerja. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel komitmen organisasi dengan kualitas kehidupan kerja. Berdasarkan penelusuran melalui wawancara dengan lima karyawan bahwa kondisi perusahaan tersebut saat ini dalam masa transisi peralihan status kepemimpinan dan terjadi beberapa perubahan kebijakan perusahaan yang kurang kondusif  bagi para karyawan. Kata kunci : Komitmen Organisasi, Kualitas Kehidupan KerjaAbstractThe purpose of this study is to discover the correlation between the organization commitment and the quality of working life of employees in the production division of PT MS. This correlation study employed the rating scale in order to measure the two variables: the organization commitment and the quality of working life. Product Moment correlation was used to analyze the data. Results showed no significant differences between the two variables. From the interview with the employees, it was found that the company was in the leadership transition, so there were policy changes which were not conducive to the employees. Key words: the organization commitment, the quality of working life
SIKAP SISWA KELAS IX TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP SANTA MARIA JAKARTA Novita Sari Sari
Psiko-Edukasi Vol 15, No 1 (2017): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.346 KB)

Abstract

AbstrakInformasi karir disampaikan kepada siswa di Sekolah Menengah Pertama agar siswa dapat mengenal terlebih dahulu kemampuan, mina, dan bakat yang dimiliki. Informasi karir di sekolah merupakan kegiatan layanan yang dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk membantu siswa dapat memahami dirinya sendiri, dapat menyusun rencana dan membuat suatu keputusan yang tepat terkait dengan langkah karir yang dimiliki siswa. Layanan informasi yang diberikan meliputi pemberian materi, penggunaan media dan metode, serta karakteristik guru BK dalam menyampaikan informasi. Hasil ujicoba instrumen skala sikap dari 132 pernyataan didapatkan sebanyak 115 pernyataan yang valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,97. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17% siswa di SMP Santa Maria memberikan respon yang positif dan 83% siswa menunjukkan respon yang cukup positif. Hasil penelitian menunjukkan respon siswa yang tinggi pada komponen karakteristik konselor dengan rerata skor sebesar 137,5 (64,86%) dan respon yang kurang positif terhadap komponen metode dengan rerata skor sebesar 118,94 (56,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan sikap siswa kelas IX positif terhadap pelaksanan layanan informasi di SMP Santa Maria. Kata kunci: pelaksanaan layanan informasi, pemberian materi, penggunaan media dan metode Abstract          Career information in schools is a service activity conducted in schools with the aim of helping students to understand themselves, to plan and make an appropriate decision related to a career move of the students. Services provided include the provision of information material, the use of media and methods, as well as the characteristics of the BK teachers in conveying information. Attitude scale instrument test results of 132 statements obtained 115 valid statements with the reliability coefficient of 0.966. The results showed that 17% of students in the Junior Santa Maria showed a positive response and 83% of students showed a fairly positive response. The results showed high student responses to the characteristic components counselor with a mean score of 137.5 (64.86%) and showed a less positive response to components of the method with a mean score of 118.94 (56.1%). The results of this study indicate positives attitudes of class IX students toward the implementation of information services. Keywords: Implementation of Information Services, the provision of information material, the use of media and methods
HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMK SANTA MARIA JAKARTA Safitri Wulandari Wulandari
Psiko-Edukasi Vol 14, No 2 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.796 KB)

Abstract

AbstrakKesejahteraan psikologis merupakan kondisi terhadap pengalaman yang berkaitan dengan penerimaan diri, pertumbuhan diri, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan secara efektif, dan kemampuan menentukan tindakan sendiri. Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu dalam hal menilai diri secara realistik, menilai situasi secara realistik, menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, menerima tanggung jawab, kemandirian, mengontrol emosi, berorientasi tujuan, berorientasi keluar, penerimaan sosial, memiliki filsafat hidup, dan berbahagia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara  kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri siswa kelas X SMK Santa Maria. Reliabilitas instrumen kesejahteraan psikologis sebesar 0,92 dan  reliabilitas instrumen penyesuaian diri sebesar 0,94. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif  dan signifikan antara kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dan hasil ini mengimplikasikan semakin tinggi kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.Kata kunci : kesejahteraan psikologis, penyesuaian diriAbstractPsychological well-being is a condition of experiences related to the self-acceptance, self-growth, life goals, and positive relationship with other people, effective control of environment, and the ability to make a decision. Self-adjustment is an individual ability in realistically assessing oneself, assessing situation, assessing accomplishment as well as in being responsible, being independent, having a control of emotion, orienting to goals, orienting to outward, having life philosophy and being happy. This goal of this study is to find out the correlation between psychological well-being and self-adjustment of tenth graders of SMK Santa Maria. The reliability of psychological well-beings instrument was 0.92 and the reliability of self-adjustment instrument was 0.94. Results showed that there was a positive and significant correlation between the two variables and implying that the higher psychological well-beings, the higher self-adjustment. Key words: psychological well-beings, self-adjustment
FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR TIGA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS PENDIDIKAN DAN BAHASA UNIKA ATMA JAYA JAKARTA Martha Fransisca
Psiko-Edukasi Vol 14, No 1 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.248 KB)

Abstract

AbstrakFaktor internal yang berperan dalam proses belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik mencakup aspek kesehatan dan kelelahan fisik. Faktor psikis mencakup aspek perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan psikis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berperan dalam proses dan prestasi belajar mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi terhadap subjek penelitian, dan triangulasi sumber data dengan teman, orangtua, dan dosen pembimbing akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisik dan psikis saling berperan pada ketiga subjek dalam proses dan prestasi belajar. Hasil penelitian ditinjau dari faktor fisikmenunjukkan ketiga subjek memiliki masalah dalam kesehatan dan kelelahan fisik, tetapi ditinjau dari faktor psikis, ketiga subjek memiliki kondisi yang baik. Faktor fisik yang bermasalah tidak mempengaruhi ketiga subjek dalam mencapai prestasi belajar, karena ketiga subjek memiliki kondisi psikologis yang baik, sehingga ketiga subjek dapat melaksanakan proses belajar dan mencapai prestasi belajar. Kata kunci: faktor fisik, faktor psikis, proses belajarAbstractInternal factors that play a role in the learning process can be classified into two: physical factors and psychological factors. The former refers to the physical health and fatigue, and the latter covers such aspects as attention, talents, motives, maturity, and psychological fatigue. This aim of this study is to find out internal factors which play a role in the students learning process and learning accomplishment. Data were gathered through interviews, observations, and data triangulation with friends, parents, and academic advisors. Results showed that both internal factors play a role in the learning process. From the physical factors, it was found that the subjects had problems in physical health and fatigue, while from the psychological factors they had a good condition. However, these physical problems did not impact on their efforts to attain learning accomplishment, as they had a good psychological condition.  Key words: physical factors,  psychological factors, learning process
PENDIDIKAN DAN DEMOKRASI DI MANGGARAI, FLORES BARAT Hubertus Ubur
Psiko-Edukasi Vol 14, No 1 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.824 KB)

Abstract

AbstrakSebagai institusi sosial, sekolah atau pendidikan formal memiliki beberapa fungsi seperti mensosialisasikan nilai-nilai teknis, intelektual dan sosial kepada generasi muda, mempersiapkan mereka untuk posisi-posisi sosial yang beragam, dan mengembangkan pemahaman dan teori-teori terkini tentang kehidupan alam dan sosial. Demokrasi merupakan jenis nilai-nilai sosial dan politis yang dipraktikan atau setidaknya diidealkan oleh banyak negara di dunia. Artikel ini menganalisa bagaimana pendidikan formal mengembangkan demokrasi di komunitas lokal, komunitas Manggarai, Flores Barat, Indonesia Timur. Analisa didasarkan pada kajian yang menggunakan review dokumen, observasi, dan interview dari beberapa informan yang terlibat di pendidikan formal di komunitas tersebut. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pendidikan formal menunjang demokrasi melalui pelibatan alumni di institusi legislatif dan eksekutif di pemerintahan lokal, dan tidak melalui pendidikan demokrasi tersurat (eksplisit) di antara penduduk.  Kata kunci: pendidikan, demokrasiAbstractAs a social institution, schooling or formal education has some social functions, among others, socializing technical and intellectual and social values to the young generation, preparing them for various social positions and developing new understanding and theories about natural and social life. Democracy is kind of social and political values practiced or at least idealized by many countries in the world. This article analyzes how formal education has developed democracy in a local community, Manggarai community, West Flores, East Indonesia. Analysis was based on a study using document review and observation and interview several informants who have involved in formal education in that community. The result of the study shows that formal education increased democracy through the involvement of alumni in legislative and executive institution of the local government, not by through explicit democracy educating among the inhabitants.Key words: education, democracy
PENERIMAAN DIRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BUKIT SION JAKARTA BARAT Eunike Christina Pratisya
Psiko-Edukasi Vol 15, No 1 (2017): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.917 KB)

Abstract

AbstrakPenerimaan diri adalah penilaian positif individu terhadap diri sendiri yang terkait mengenal dan menerima kelebihan dan kelemahan dirinya, serta memiliki keyakinan, tanggung jawab, dan kepuasan dalam dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan diri siswa Sekolah Menengah Pertama Bukit Sion Jakarta Barat tahun pelajaran 2015-2016. Metode pengumpulan data menggunakan skala penilaian yang digunakan untuk mengukur variabel penerimaan diri. Hasil ujicoba instrumen penerimaan diri terdiri dari 63 pernyataan yang valid. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama Bukit Sion Jakarta Barat tahun pelajaran 2015-2016 sebanyak 54,19% termasuk dalam klasifikasi penerimaan diri cukup positif. Komponen pada variabel penerimaan diri yang memiliki skor tertinggi adalah komponen individu memiliki keyakinan, tanggung jawab, dan kepuasan dalam dirinya dan skor terendah pada komponen individu mampu mengenal kelebihan dan kelemahan yang ada dalam dirinya.Kata kunci: menerima kelebihan dan kelemahan diri, memiliki keyakinan, tanggung jawab, dan kepuasan dalam diri    AbstractSelf-acceptance is a positive assessment of the individual against himself, which is related to the recognition and acceptance of the strengths and weaknesses, as well as conviction, responsibility, and satisfaction. The purpose of this study is to look at self-acceptance of junior high school students in West Jakarta Bukit Sion 2015-2016 school year. The study used quantitative methods with descriptive research. The results of self-acceptance testing instrument revealed 63 valid statements. The analysis showed that junior high school students in West Jakarta Bukit Sion 2015-2016 school year included in the classification of self-acceptance was quite positive at 54.19%. The variable component of self-acceptance that had the highest score was the individual components such as confidence, responsibility, and satisfaction while the individual component like the ability to identify strengths and weaknesses received the lowest score. Key word: acceptance of the strengths and weaknesses, conviction, responsibility, satisfaction
Hubungan Persepsi Terhadap Kompensasi Finansial Komitmen Organisasi Karyawan PT.Gramedia Asri Media Cabang Mal Ciputra Erick Prayogo
Psiko-Edukasi Vol 12, No 1 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persepsi terhadap kompensasi finansial adalah pemaknaan terhadap pemberian imbalan balas jasa perusahaan bersifat finansial kepada pekerja untuk menunjang kebutuhan kehidupannya berdasarkan perhitungan waktu kerja dan kinerja dalam organisasi. Komitmen organisasi adalah keinginan dan kesediaan individu untuk loyal bekerja pada organisasi kerjanya. Subjek penelitian ini berjumlah 64 karyawan PT. Gramedia Asri Media Cabang Mall Ciputra. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara variabel persepsi terhadap kompensasi finansial dengan komitmen organisasi. Persepsi terhadap kompensasi finansial karyawan pada umumnya dipersepsi dengan cukup baik.Kondisi ini perlu dipertahankan kerena berhubungan dengan komitmen karyawan pada dimensi afektif, kontinuan, dan normatif yang sudah baik di perusahaan tersebut.
Hubungan Antara Penghargaan Diri dan Motif Berprestasi Siswa Kelas VIII dan IX SMP Strada Slamet Riyadi Tangerang Samuel Fabianus
Psiko-Edukasi Vol 13, No 1 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motif berprestasi adalah motif yang mengarahkan dan mendorong individu untuk dapat mencapai suatu prestasi yang dijadikan sasaran oleh individu itu sendiri.Motif berprestasi ditandai oleh ciri-ciri, yaitumenyukai tugas dengan tingkat kesulitan mudah atau menengah, suka menerima umpan balik, tekun dalam mengerjakan tugas, berorientasi ke depan dan memiliki tanggung jawab yang tinggi. Penghargaan diri adalah penilaian individu terhadap diri sendiri, baik yang dilakukan oleh individu itu sendiri kepada dirinya maupun dari lingkungan terhadap diri individu. Penghargaan diri ini terdiri dari dua aspek yaitu self efficacy (keyakinan terhadap diri) dan self respect (penghormatan diri). Jenis penelitian adalah penelirian korelasional.Teknik pengumpulan datamenggunakan skala penilaian. Reliabilitas instrument skala penilaian motif berprestasi sebesar 0.92 dan instrumen penilaian penghargaan diri sebesar 0,90. Jumlah sampel sebanyak 80 siswa SMP Strada Slamet Riyadi. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel penghargaan diri dan motif berprestasi siswa kelasVIII dan IX SMP Strada Slamet Riyadi.
PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR DITINJAU DARI TIPE-TIPE DAYA JUANG SISWA KELAS XII SMAN IV KOTA SUKABUMI Febrina Chairunissa
Psiko-Edukasi Vol 13, No 2 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemandirian belajar adalah penilaian individu atau tanggapan individu terhadap dirinya mengenai dorongan dan tanggungjawab dalam proses belajar, kesediaan dan kapasitas dalam melakukan pembelajaran, cara menggorganisir pembelajar formal, dan kapasitas individu dalam belajar sosial. Daya juang adalah penilaian individu untuk dapat berjuang dan bertahan pada situasi sesuliat apapun. CO2REmerupakan empat dimensi yang menggambarkan tipe-tipe daya juang dalam tiap dimensinya yakni, quitters, campers, dan climbers. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemandirian belajar siswa kelas XII yang ditinjau dari tiga tipe daya juang yakni quitters, campers, dan climbers di SMAN IV Kota Sukabumi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif dan menggunakan instrumen skala penilaian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya perbedaan kemandiran belajar berdasarkan tipe-tipe daya juang dengan taraf signifikan sebesar 0.00%.  Hal ini berarti terdapat perbedaan kemandirian dalam belajar yang signifikan antara tipe daya juang quitters, campers, dan climbers.

Page 3 of 13 | Total Record : 129