Articles
129 Documents
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGHARGAAN DIRI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK SANG TIMUR, KEBON JERUK, JAKARTA
Theresya Dwi Prayuani
Psiko-Edukasi Vol 13, No 2 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penghargaan diri merupakan pemahaman individu terhadap kelebihan dan kekurangan individu, menyukai diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Penghargaan diri perlu dibina agar siswa dapat menghargai dirinya secara lebih positif. Pengarahan penghargaan diri ini akan mampu mendukung siswa untuk memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan penghargaan diri siswa kelas XI SMA Katolik Sang Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Instrumen untuk pengumpulan data menggunakan skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kecerdasan emosional dan penghargaan diri.
IMPLEMENTASI KONSELING MODEL RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY (REBT) PADA KASUS PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DUA REMAJA PUTERI PANTI ASUHAN DORKAS JAKARTA PUSAT
Triandini Triandini
Psiko-Edukasi Vol 15, No 2 (2017): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perilaku prokrastinasi adalah kecenderungan menunda untuk memulai mengerjakan tugas dengan melakukan kegiatan lain yang tidak berguna, sehingga tugas tidak selesai tepat pada waktunya dan berdampak negatif bagi pelakunya. Model konseling Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) bertujuan untuk mengubah pemikiran irasional menjadi rasional sehingga perilaku dapat berubah menjadi lebih baik. Subjek penelitian sebanyak dua siswi Panti Asuhan Dorkas yaitu subjek MA dan SK. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada subjek MA terjadi perubahan pola pikir, perasaan, dan perilaku sehingga MA lebih giat untuk mengerjakan tugas. Pada subjek SK terjadi perubahan pola pikir dan perubahan perasaan negatif menjadi lebih positif tetapi pada SK masih perlu tindak lanjut agar perubahan perilaku prokrastinasi dapat menetap.
Profil Dan Pembelajaran Sekolah Dasar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Ingridwati Kurnia
Psiko-Edukasi Vol 10, No 1 (2012): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini merupakan studi eksploratif yang dilakukan secara kolaboratif dengan tiga mahasiswa PGSD penulis skripsi, mengenai profil dan pembelajaran di tiga SD RSBI. Profil ketiga SD telah memenuhi syarat sebagai RSBI karena telah terakreditasi A, memiliki visi dan misi sekolah, namun setiap sekolah memiliki kekhasan dalam mengembangkan pendidikan bermutu melalui program RSBI yang sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya. SDN 01 Menteng memiliki keunggulan sebagai RSBI dan menjadi sekolah percontohan karena berbagai prestasi yang diraih; SD St.Fransiskus Asisi memiliki keunggulan sebagai sekolah bilingual yang mengunakan bahasa Indonesia dan Inggris secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi sehari-hari; SD Tunas Indonesia memiliki keunggulan dalam mengembangkan potensi siswa, dan keseimbangan wawasan internasional berbekal budaya lokal. Pembelajaran di ketiga SD RSBI ini telah memenuhi standar proses pembelajaran dan diperkaya dengan berbagai indikator kunci tambahan, seperti KTSP yang diperkaya kurikulum Singapura dan Cambridge; dilaksanakan secara interaktif dan kreatif, berbasis TIK, menggunakan bahasa Inggris; kepala sekolah dan guru-guru berpendidikan dan berpengalaman; dilengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran yang memadai, sehingga dihasilkan siswa dan lulusan yang berkualitas (kelulusan 100%). Dengan demikian, ketiga SD RSBI sesuai dengan kekhasannya telah berkontribusi dalam menyelenggarakan pembelajaran berkualitas sehingga mampu mempersiapkan siswa dan lulusannya hidup di era globalisasi abad 21.
Hubungan Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi Siswa Smp Hati Suci Jakarta Pusat
Maria Theresia Anindita Hapsari
Psiko-Edukasi Vol 10, No 2 (2012): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMP Hati Suci Jakarta Pusat. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII sebanyak 21 siswa, kelas VIII sebanyak 20 siswa, dan kelas IX sebanyak 13 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penilaian untuk mengukur variabel kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. Hasil korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi yang positif dan signifikan.
Hubungan Antara Motivasi Sebagai Calon Konselor dan Daya Juang Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP UNIKA ATMA JAYA
Yoseph Pedhu;
Caroline Lisa Setia W
Psiko-Edukasi Vol 11, No 2 (2013): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Motivasi adalah upaya yang mendorong individu melakukan aktivitas tertentu mencapai tujuan yang diinginkan. Ada dua jenis motivasi sebagai konselor, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah proses dorongan yang timbul dari dalam diri mahasiswa untuk bercita-cita menjadi konselor. Motivasi ekstrinsik adalah proses pengaruh dari luar diri mahasiswa yang mendorongnya memilih prodi Bimbingan Konseling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi sebagai calon konselor dan daya juang mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unika Atma Jaya. Jumlah subjek penelitian sebanyak 52 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi sebagai calon konselor memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan daya juang para mahasiswa. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mengembangkan proses pembelajaran yang menarik dan pembinaan intensif di prodi Bimbingan dan Konseling sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat para mahasiswa terhadap profesi sebagai guru BK dan konselor.
Perbedaan Pemahaman Konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Pada Pembelajaran Matematika dengan Multimedia dan Media Gambar Bagi Siswa Kelas IV SD Santo Antonius I Otista Jakarta Timur
Lydia Meiranda Bestari
Psiko-Edukasi Vol 11, No 1 (2013): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pemahaman konsep adalah suatu cara atau proses untuk menemukan dan atau menanamkan dasar/atribut/aturan-aturan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam sebuah proses pembelajaran sebagai landasan untuk berpikir dan dikembangkan dalam pemecahan masalah. Multimedia adalah media dan konten yang menggunakan kombinasi berbagai bentuk konten seperti gabungan video, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi berbasis komputer untuk menyajikan suatu informasi. Media gambar adalah objek yang dituangkan dalam bentuk gambar, garis, simbol, maupun gambaran yang bertujuan untuk memvisualisasikan pesan dari sumber ke penerima.Belajar matematika berarti kita mempelajari sesuatu yang abstrak. Hal ini merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam mempelajarinya terutama pada materi KPK. Salah satu kendala/kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika berasal dari guru itu sendiri yaitu kurangnya penggunaan media untuk menyampaikan materi yang abstrak bagi siswa sehingga siswa merasa bosan dan jenuh karena tidak bisa mengerti untuk menanamkan konsep dasar matematika pada KPK. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti perbedaan pemahaman konsep matematika topik KPK melalui multimedia dan media gambar pada siswa kelas IV SD St. Markus I.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasi belajar siswa kelas IV yang menggunakan multimedia dan media gambar. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif-kuantitatif yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu kelas IV B dan IV C dengan penggunaan media yang berbeda. Kelas IV B menggunakan multimedia sedangkan Kelas IV C menggunakan media gambar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah diskusi dan tes. Data dianalisis dengan cara analisis deskriptif, analisis komparatif, tabel dan grafik. Tes dianalisis dengan menggunakan point biserial untuk melihat apakah tes yang diberikan kepada siswa valid atau tidak. Uji validitas ini dinamakan uji validitas terpakai karena pengujian dilakukan setelah siswa mengerjakan tes dan hasilnya digunakan sebagai hasil penlitian, tapi sebelum tes disusun berdasarkan validasi soal. Tes ini dinyatakan valid jika t hitung lebih besar dari pada t tabel.Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil penelitian: (1) Terdapat perbedaan pemahaman konsep kelas IV B yang menggunakan multimedia dengan rata-rata 76 dan media gambar kelas IVC dengan rata-rata 67,4. (2) Terdapat perbedaan di tingkat pencapaian konsep Konkret kelas IVB yang menggunakan multimedia dengan rata – rata dan media gambar kelas IVC dengan rata-rata. (3) Terdapat perbedaan di tingkat pencapaian konsep Identitas kelas IVB yang menggunakan multimedia dengan rata – rata dan media gambar kelas IVC dengan rata-rata. (4) Terdapat perbedaan di tingkat pencapaian konsep Klasifikasi kelas IVB yang menggunakan multimedia dengan rata – rata dan media gambar kelas IVC dengan rata-rata. (5) Terdapat perbedaan di tingkat pencapaian konsep Formal kelas IVB yang menggunakan multimedia dengan rata – rata dan media gambar kelas IVC dengan rata-rata. (6) Penggunaan media gambar dalam menyampaikan materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) kurang menarik minat siswa dalam belajar (7) Penggunaan media yang berbeda dalam proses pembelajaran mempengaruhi pemahaman konsep siswa.Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan pemahaman konsep disarankan adanya inovatif guru dalam menciptakan atau merangkai suatu multimedia yang menarik sehingga siswa merasa tertarik belajar terutama dalam pelajaran matematika.
Penerapan Konseling Kreatif Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
Juster Donal Sinaga
Psiko-Edukasi Vol 12, No 1 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling kreatif dalam seting kelompok untuk meningkatkan penyesuaian dirimahasiswa baru ProgramPendidikanGuru Terintegrasi (PPGT) UniversitasSanataDharmaYogyakarta, angkatan Tahun 2013. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen desain pre-post test dengan kelompok kontrol. Subjek penelitian berjumlah 15 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok eksperimen berjumlah delapan orang, dan kelompok control berjumlah tujuh orang. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Penyesuaian Diri yang berjumlah 35 item dengan nilai koefisien reliabilitas 0.822. Untuk melihat efektivitas konseling kreatif dilakukan perhitungan statistik parametrik dengan Uji Kolmogogorov–Smirnov. Hasil penelitian menunjukkan setelah mendapatkan layanan konseling kreatif tingkat penyesuaian diri mahasiswa kelompok eksperimen berada pada kategori “baik” sebanyak 6 (75 %) mahasiswa, dan sebanyak 2 (25%) mahasiswa pada kategori “sangat baik”. Tingkat penyesuaian diri mahasiswa kelompok kontrol yang tidak mendapatkan konseling kreatif, ada 5 (71.4%) mahasiswa berada pada kategori “baik”, dan sebanyak 2 (28.6%) mahasiswa berada pada kategori “cukup baik”. HasilUji Kolmogogorov – Smirnov independent sample menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.037. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penyesuaian diri mahasiswa yangmendapat konseling kreatif dengan penyesuaian diri mahasiswa yang tidak mendapatkan konseling kreatif. Dengan kata lain, konseling kreatif efektif secara signifikan meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa baru.
Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Toko Buku Gramedia Cabang Maltaman Anggrek
Orias Satria Wibawa Suyono
Psiko-Edukasi Vol 12, No 1 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kualitas kehidupan kerja adalah kondisi yang memberikan dampak kerja pada kesejahteraan individu dan efektivitas organisasi, yang terdiri dari empat dimensi, yaitu rasa aman, keadilan, pengakuan diri, dan demokrasi. Keempat dimensi ini dikaji hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmengetahui hubungan antara kedua kondisi tersebut pada 34 karyawan Toko Buku Gramedia cabangMalTamanAnggrek. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatifdengan jenis penelitian korelasional dan menggunakan instrumen berupa skala penilaian.Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar karyawan (82%) mempunyai kepuasan kerja kategori tinggi dan separuh lebih (68%) karyawan berada pada kualitas kehidupan kerja yang tinggi. Berdasarkan korelasi kedua variabel tersebut menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas kehidupan kerjamaka akan diiikuti pula meningkatnya kepuasan kerja karyawan.
Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Wanita Lajang dan Menikah
Thalila Maya Eka Satya Wati
Psiko-Edukasi Vol 13, No 1 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kesejahteraan psikologis mengacu pada suatu keadaan puas dan terpenuhinya kehidupan sehari-hari. Individu yang sejahtera secara psikologis ditandai oleh adanya: (1) perasaan optimis, (2) kemampuan untuk mengendalikan diri dan kemandirian dalam mengambil keputusan, (3) penguasaan lingkungan dan kemampuan untukmenyelesaikan tugas yang menantang, serta (4) pencarian yang bertumbuh dan bermakna. Tingkat kesejahteraan psikologis seseorang berbeda-beda tergantung pada kondisi kehidupan – sosial, ekonomi, pribadi – yangmempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis antara wanita lajang dan menikah. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala penilaian. Instrumen kesejahteraan psikologis terdiri dari empat komponen dan delapan indikator. sebanyak 160 pernyataan. Pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen ini menghasilkan 128 pernyataan valid dengan reliabilitas sebesar 0,98. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis antarawanita lajang dan menikah.Hal ini dapat disimpulkan bahwa individu yang hidup di budayaTimurmasihmendapatkan dukungan (materiil/imateriil) dari orangtuanya, sehingga perbedaan antara kondisi lajang dan menikah tidak terlalu berperan dalam kesejahteraan psikologisnya.
Kondisi Empati Dasar Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Se-DKI Jakarta
Happy Karlina Marjo
Psiko-Edukasi Vol 13, No 2 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The research objective is to identify the conditions of basic empathy student Counseling in DKI Jakarta. This research used a descriptive study with 294 sample of students counseling from 5 universities in Jakarta; Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka Jakarta (UHAMKA), Universitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta, Universitas Atma Jaya and Universitas Kristen Indonesia (UKI). The research instrument used Basic Empathy Scale (BES) from Jollive & David (2006) with r 0.857. The analysis of the level of basic empathy was in percentage (descriptive analysis) with SPSS version 20. This study has found condition of basic empathy of students counseling in Jakarta at the high level category of 16.91%, middle category of 67.98%, and 15.11% lower. From these findings indicate necessary to improvement and development of basic empathy students' condition.