cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Dinamika Penelitian Industri
ISSN : 20888996     EISSN : 24774456     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Menyajikan karya tulis ilmiah yang berkualitas yang telah terseleksi dan direview untuk penelitian dan perekayasaan bidang teknologi industri karet, tekstil, pangan, lingkungan dan kimia lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 387 Documents
The use of gambir as coloring agent in dyeing of cotton textile Lukas, Amos
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3786.431 KB)

Abstract

The objective of this research was to study the use of gambir as coloring agent on cotton fabric by using specific dipping condition and to obtain the best gambir concentration. Concentrations of gambir solution used in this study were 7.5, 12.5, 17.5, and 22.5 g/l, respectively. Dipping process was started by soaking of cotton fabric in gambir solution for 15 minutes at 40–100 °C temperature which was subsequently dried and put in room temperature for 15 minutes. The fixation process was repeated seven times using 5% weight/volume of calcium hydroxide for 15 minutes. The results showed that grey scale for colorfastness was in the range of 1 to 3. Coloring scale in cotton fabric was in the range of3.5 to 4.5 and it was 4 to 5 on polyesther fabric. Coloring scale on dry ironing was in the range of 4 to 5 and it was 2.5 to 4 on wet ironing. The L* value was in the range of 40.5 to 64.84, a* value was in the range of 10.71 to 19.76 and b* value was in the range of 16.99 to 24.51. The best concentration of gambir solution was 2.5% with L* value of 64.84, * value of 12.04 and b* value of 17.38. The grey scale was 3, coloring scale on cotton and polyesther fabrics was 5, coloring scale for dry ironing was 5 and coloring scale for wet ironing was 4.Keywords: Gambir, coloring agent, cotton fabric, coloring scale, concentration AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan gambir sebagai bahan pewarna pada kain kapas dengan kondisi percelupan tertentu dan mendapatkan konsentrasi gambir yang terbaik. Konsentrasi larutan gambir yang digunakan adalah 7,5; 12,5; 17,5; 22,5 (g/l). Proses pencelupan dimulai dengan perendaman kain kapas dalam larutan gambir selama 15 menit, suhu di 40–100 °C, kemudian dikeringkan dan diletakkan pada suhu kamar selama 10 menit. Proses pengulangan fiksasi sampai tujuh kali dengan 5% b/v kalsium hidroksida selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala abuabu untuk color fastness berkisar antara 1–3. Skala pewarnaan pada kapas berkisar antara 3,5–4,5, sedangkan pada poliester berkisar antara 4–5. Pewarnaan skala untuk menggosok kering berkisar 4–5; untuk menggosok basah berkisar antara 2,5–4. Nilai L* berkisar antara 40,5–64,84, nilai a* berkisar antara 10,71–19,76, dan nilai b* berkisar antara 16,99–24,51. Konsentrasi terbaik larutan gambir adalah 2,5% dengan nilai L* adalah 64,84, nilai a* adalah 12,04; b* adalah 17,38. Skala Grey adalah 3. Skala pewarnaan pada kapas dan polyester adalah 5. Skala Pewarnaan dalam menggosok kering adalah 5, dan menggosok basah adalah 4.Kata Kunci: gambir, pewarna, kain kapas, skala pewarnaan, konsentrasi
Pemanfaatan asap cair serbuk kayu sebagai koagulan bokar Agus Wijaya, Eli Yulita, Basuni Hamzah,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1522.461 KB)

Abstract

Industrial wastes of rubber wood and gelam wood processing have not been maximally utilized and frequently create environment pollution. Liquid smoke from industrial waste of sawdust through pyrolysis has potential as coagulant for rubber latex. This research objective was to study the utilization of liquid smoke from pyrolysis results of rubber wood (Hevea brasiliensis M) and gelam wood (Melaleuca leucadendron L) as coagulants of rubber processed material. This study used Factorial Completely Randomized Design with two treatment factors consisting of liquid wastes of rubber sawdust (0%, 5%, 10% and 15%) and gelam sawdust (0%, 5%, 10% and 15%). The observed parameters were dry rubber content (%) and thickness of air dried rubber sheet (mm). The results showed that addition of 10% concentration liquid smoke of rubber wood (K10G10) can increase the dry rubber content and produced thin rubber processed material which were shown by the highest dry rubber content of 99.79% and the least thickness of 2.03 mm.Keywords : Rubber wood, gelam wood, air dried sheet, coagulant AbstrakLimbah industri pengolahan kayu karet dan kayu gelam belum dimanfaatkan secara maksimal dan sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap cair limbah serbuk kayu industri hasil pirolisis mempunyai potensi sebagai bahan pembeku lateks karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan asap cair hasil pirolisis serbuk kayu karet (Hevea brasiliensis M) dan kayu gelam (Melaleuca leucadendron L) sebagai koagulan bokar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu asap cair serbuk kayu karet ( 0%, 5%, 10% dan 15%) dan kayu gelam ( 0%, 5%,10% dan 15%). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering (%) dan ketebalan (mm) sit angin yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan kadar karet kering dan dapat menghasilkan bokar yang tipis yang ditunjukkan dengan nilai kadar karet kering tertinggi 99,79% dan nilai ketebalan terendah yaitu 2,03 mm.Kata Kunci : kayu karet, kayu gelam, sit angin, koagulan
Pemanfaatan asap cair serbuk kayu sebagai koagulan bokar Agus Wijaya, Eli Yulita, Basuni Hamzah,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1752.342 KB)

Abstract

Industrial wastes of rubber wood and gelam wood processing have not been maximally utilized and frequently create environment pollution. Liquid smoke from industrial waste of sawdust through pyrolysis has potential as coagulant for rubber latex. This research objective was to study the utilization of liquid smoke from pyrolysis results of rubber wood (Hevea brasiliensis M) and gelam wood (Melaleuca leucadendron L) as coagulants of rubber processed material. This study used Factorial Completely Randomized Design with two treatment factors consisting of liquid wastes of rubber sawdust (0%, 5%, 10% and 15%) and gelam sawdust (0%, 5%, 10% and 15%). The observed parameters were dryrubber content (%) and thickness of air dried rubber sheet (mm). The results showed that addition of 10% concentration liquid smoke of rubber wood (K10G10) can increase the dry rubber content and produced thin rubber processed material which were shown by the highest dry rubber content of 99.79% and the least thickness of 2.03 mm.Keywords : Rubber wood, gelam wood, air dried sheet AbstrakLimbah industri pengolahan kayu karet dan kayu gelam belum dimanfaatkan secara maksimal dan sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap cair limbah serbuk kayu industri hasil pirolisis mempunyai potensi sebagai bahan pembeku lateks karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan asap cair hasil pirolisis serbuk kayu karet (Hevea brasiliensis M) dan kayu gelam (Melaleuca leucadendron L) sebagai koagulan bokar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu asap cair serbuk kayu karet ( 0%, 5%, 10% dan 15%) dan kayu gelam ( 0%, 5%,10% dan 15%). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering (%) dan ketebalan (mm) sit angin yang dihasilkan. Hasil penellitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan kadar karet kering dan dapat menghasilkan bokar yang tipis yang ditunjukkan dengan nilai kadar karet kering tertinggi 99,79% dan nilai ketebalan terendah yaitu 2,03 mm.Kata Kunci : kayu karet, kayu gelam, sit angin
Teknologi pengolahan lateks cair menjadi karet busa Oktavia Andayani, Chasri Nurhayati,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2535.031 KB)

Abstract

The objective of this research is to determine the effect of foaming agent concentration and latex dilution in making of dish washer foam that has a low protein content with waste the latex protein as a main ingredient. The best formula of foaming agent (concentration of ammonium oleat and ammonium chlorida) to increase pampatan value is A2 : 0,90 phr and 0,6 phr, A3 : 1,05 phr and 0,8 phr, A4 : 1,2 phr and 1,0 phr, A1 : 0,75 phr and 0,4 phr and A5 : 1,35 phr and 1,2 phr respectively. Latex Recentrifugation adan Dilution decreases protein content of the natural latex. The decreasing protein content in the concentrated latex is 0,88% at 30% dilution (P3), 1,25% at 20% dilution (P2) and 2,19% without dilution (P0) respectively.Keywords: Alergan, foaming, formula, quality, latex, centrifugation AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pembusa dan pengenceran lateks terhadap kadar protein lateks, kadar karet kering, kadar jumlah padatan lateks pekat, kekerasan, bobot jenis dan pampatan tetap busa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formula bahan pembusa (A) dengan perbandingan amonium oleat dan amonium klorida menghasilkan nilai pampatan tetap berturut-turut adalah A2 : 0,90 phr dan 0,6 phr, A3 : 1,05 phr dan 0,8 phr, A4 : 1,2 phr dan 1,0 phr, A1 : 0,75 phr dan 0,4 phr dan A5 : 1,35 phr dan 1,2 phr. Sentrifugasi ulang dan pengenceran akan menurunkan kadar protein lateks karet. Penurunan kadar protein yang terbanyak pada lateks pekat yaitu pada pengenceran 30% (P3) sebesar 0,88% dilanjutkan pengenceran 20% (P2)sebesar 0,88%, pengenceran 10% (P1) sebesar 1,25% dan tanpa pengenceran (P0) sebesar 2,19%.Kata Kunci: Alergen, busa, formula, kualitas, lateks, sentrifugasi
Penggunaan arang cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon selang karet ., Nuyah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2022.76 KB)

Abstract

The research aimed to obtain the influence of utilizing palm shell charcoal as a filler for compound of rubber hose, and also to find out rubber compound the best for rubber formula and the quality specification. Reinforcing filler type used carbon black and palm shell charcoal with variation such as formula 1 (carbon black 40 phr and without palm shell charcoal), formula 2 (carbon black 35 phr and palm shell charcoal 5 phr), formula 3 (carbon black 25 phr and palm shell charcoal 15 phr), formula 4 (carbon black 20 phr and palm shell charcoal 20 phr), formula 5 (carbon black 15 phr and palm shell charcoal 25 phr), and formula 6 (carbon black 5 phr and palm shell charcoal 35 phr). The result showthat the addition of carbon black and palm shell charcoal had significant effect on the hardness, tensile strength, and tear resistance. The best treatment was found to be the formula 2 (carbon black 35 phr and palm shell charcoal 5 phr)with hardness value 60 shore A, tensile strength 95 kg/cm2, and tear resistance 246 kg/cm2.Keywords : Carbon black, palm shell charcoal, compound of rubber hose AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan arang cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon slang karet, serta mendapatkan formula kompon karet yang tepat dan memenuhi persyaratan. Jenis bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari karbon hitam dan arang cangkang kelapa sawit dengan variasi perbandingan yaitu formula 1 (karbon hitam 40 phr dan tanpa arang cangkang), formula 2 (karbon hitam 35 phr dan arang cangkang 5 phr), formula 3 (karbon hitam 25 phr dan arang cangkang 15 phr), formula 4 (karbon hitam 20 phr dan arang cangkang 20 phr), formula 5 (karbon hitam 15 phr dan arang cangkang 25 phr), dan formula 6 (karbon hitam 5 phr dan arang cangkang 35 phr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan karbon hitam dan arang cangkang berpengaruh nyata terhadap kekerasan, tegangan putus, dan ketahanan sobek. Perlakuan terbaik diperoleh pada formula 2 (karbon hitam 35 phr dan arang cangkang 5 phr) dengan nilai kekerasan 60 shore A, tegangan putus 95 kg/cm2, dan ketahanan sobek 246 kg/cm2.Kata Kunci: Karbon hitam, arang cangkang kelapa sawit, kompon slang karet.
Penggunaan bahan pengisi nanokomposit silika karbida pada pembuatan kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua Marlina, Popy; ., Rahmaniar
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2507.35 KB)

Abstract

The research aimed to get the best formulation of tire compound motorcycle productions with used silica carbida nano composite as filler to meet the specifications of the market. The experiment was designed as Factorial Randomized Completely Design with two factors as treatments, and each combination of the treatment was gone through trials for three times. The first factor was the particle size of silica carbida nanocomposite (40-60 nm, 80-100 nm and 100 mesh (without nano particle size) and the second factor was vulcanization time (30 minute and 40 minute). The parameters were hardness, tensile strength, elongation at break, abrasive resistance and ageing resistance. The results showed that combination of particle size silica carbida nano composite and vulcanization time had significant effects on the hardness, tensile strength, elongation at break, abrasive resistance and ageing resistance. The best treatment is a combination of treatments P2W1 (silica carbide particle size 80 nm-100 nm and vulcanization time 30 min) as well as meets the specifications of the market with the characteristics of rubber compounds include hardness 56 Shore A, tensile strength 145 kg/cm2, DIN mm 240 abrasive resitance, and aging resistance to hardness 57 Shore A, tensile strength to 140 kg/cm2.Keywords : Silica carbida nano composite, tire of compound motorcycle, vulcanization timeAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi yang tepat dalam pembuatan kompon untuk ban dalam kendaraan bermotor roda dua dengan menggunakan nanokomposit silika karbida sebagai bahan pengisi, sehingga mempunyai spesifikasi kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua sesuai spesifikasi yang ada di pasaran. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor, yaitu ukuran partikel nanokomposit silika karbida (Ukuran partikel 40-60 nm, ukuran partikel 80-100 nm dan ukuran partikel 100 mesh (tanpa ukuran nano) dan waktu vulkanisasi (30 menit dan 40 menit), dengan 3 (tiga) kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ukuran nano komposit silika karbida dan waktu vulkanisasi berpengaruh nyata terhadap sifat fisik kompon karet yaitu kekerasan, tegangan putus, ketahanan kikis dan ketahanan usang kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua. Perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan P2W1 (ukuran partikel nano komposit silika karbida kisaran 80-100 nm dan waktu vulkanisasi 30 menit) dan memenuhi spesifikasi pasaran dengan karakteristik kompon karet meliputi, kekerasan 56 Shore A, tegangan putus 145 kg/cm2, ketahanan kikis 240 DIN mm, ketahanan usang untuk kekerasan 57 Shore A, tegangan putus 140 kg/cm2.Kata kunci : Kompon ban dalam kendaraan bermotor roda dua, nano komposit silika karbida, waktu vulkanisasi
Pemisahan metanol dari limbah biomassa tandan kosong kelapa sawit dari hasil samping pembuatan pulp Bahri, Syamsul
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1768.599 KB)

Abstract

This study aims to determine the optimum conditions for the process of producing paper pulp using NaOH in methanol solvent. The TKKS pulping process includes cooking, washing, crushing, screening, bleaching and methanol recovery process that has been used. Some of the factors that influence the percentage of yield pulp include solvent concentration, cooking temperature, cooking time, type and properties of the catalyst. Optimum conditions in the pulping process of TKKS using NaOH in methanol solvent is 35% methanol concentration, NaOH concentration of 1.5% using a 10 gram MgSO4 cooking temperature 115-135 oC for pulp yield of 47.60%. The optimum conditions of bleaching process to obtain a good whiteness without damaging the physical properties of pulp include tensile strength, crack, tear strength and folding endurance by using 3% H2O2 for bleaching process, generating whiteness of 42.56% GE that meet applicable standards. Methanol as an alternative solvent in the manufacture of pulp can be used as a substitute for ethanol, even with efficiency greater yield. Percent methanol recovery on average at the optimum conditions at the destruction and cooking process is at 19.80% and 27.40%.Keywords : Empty fruit bunches Management, oil palm, pulp, process the methanolAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum proses pembuatan bubur kertas (pulp) menggunakan NaOH dalam pelarut metanol. Proses pembuatan bubur kertas dari TKKS meliputi pemasakan, pencucian, penghancuran, penyaringan, pemutihan dan proses recovery metanol yang telah digunakan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persen yield bubur kertas antara lain konsentrasi pelarut, temperatur pemasakan, waktu pemasakan, jenis dan sifat katalis. Kondisi optimum pada proses pembuatan bubur kertas dari TKKS menggunakan NaOH dalam pelarut metanol yaitu konsentrasi metanol 35%, konsentrasi NaOH 1,5% dengan menggunakan MgSO4 sebesar 10 gram pada temperatur pemasakan 115-135 oC untuk mendapatkan yield bubur kertas sebesar 47,60%. Kondisi optimum proses bleaching sehingga didapatkan derajat putih yang baik tanpa merusak sifat fisik bubur kertas meliputi kekuatan tarik, retak, kekuatan sobek dan ketahanan lipat yaitu dengan menggunakan 3% H2O2 selama proses bleaching, menghasilkan derajat putih sebesar 42,56% GE yang memenuhi standard yang berlaku. Metanol sebagai alternatif pelarut pada proses pembuatan bubur kertas dapat digunakan sebagai penganti ethanol, bahkan dengan efisiensi persen yieldnya yang lebih besar. Persen recovery metanol rata-rata pada kondisi optimum proses pemasakan dan penghancuran adalah sebesar 19,80% dan 27,40%.Kata kunci : Derajat putih, metanol, pengolahan tandan kosong kelapa sawit, bubur kertas
Pengaruh suhu dan waktu vulkanisasi terhadap karakteristik kompon sol karet cetak berbahan pengisi arang cangkang sawit Pireno, Cahyo Adi; Wijaya, Agus; Pambayun, Rindit
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.625 KB)

Abstract

The purpose of this research was to study the effect of temperature and time of vulcanization in rubber sole compound manufacturing by utilizing palm shell charcoal as filler. The research was carried out at Industrial Research and Standardization Laboratory Palembang on May to November 2012. Experimental design used in this study was factorial completely randomized design (CRD). Two factors were investigated, namely temperature (designed as T with the following three levels: 130, 140 and 150 °C) and vulcanization time (designed as W with the following levels, 10, 12 and 14 minutes). The observed physical parameters were according to SNI 0778: 2009, including tensile strength, elongation at break, hardness and tear strength. The results showed that temperature and time of vulcanization significantly affected all physical parameters. The best physical properties result was obtained in the treatment T1W1 (vulcanization temperature of 130 °C and vulcanization time of 10 minutes) with the following values: tensile strength of 17.567 N/mm2, elongation at break of 578.33%, hardness of 59 Shore A and tear strength of 5.167 N/mm2 with all physical parameters met SNI quality standard.Keywords : Vulcanization, compound, filler, palm shell charcoalAbstrakTujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu dan waktu vulkanisasi pada pembuatan kompon sol karet cetak dengan memanfaatkan arang cangkang sawit sebagai bahan pengisi. Penelitian dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang dan dilaksanakan bulan Mei sampai November 2012. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga variasi suhu (T1: 130 °C, T2: 140 °C, T : 150 °C) dan tiga variasi waktu vulkanisasi (W1: 10 menit, W2: 12 menit, W3: 14 menit). Parameter yang diuji adalah parameter uji sesuai dengan SNI 0778:2009 tentang sol karet cetak yaitu tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan dan ketahanan sobek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu berpengaruh nyata terhadap semua parameter uji fisik. Perlakuan yang memberikan hasil terbaik diperoleh pada perlakuan suhu vulkanisasi 130 °C dan waktu vulkanisasi 10 menit (T1W1) dengan nilai parameter uji tegangan putus sebesar 17,567 N/mm2, perpanjangan putus 578,33%, kekerasan sebesar 59 Shore A dan ketahanan sobek 5,167 N/mm2 dengan semua parameter uji fisik memenuhi syarat SNI.Kata kunci: Vulkanisasi, kompon, bahan pengisi, arang cangkang sawit
Profil gelatinisasi formula pempek “lenjer” Karneta, Railia; Rejo, Amin; Priyanto, Gatot; Pambayun, Rindit
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.732 KB)

Abstract

This research aims to determine the gelatinization profiles of pempek lenjer dough from several formulas, with comparising fish with tapioca flour treatment. During the heating occured an increase in viscosity caused by the swelling of the irreversible starch granules in the water caused by the kinetic energy of water molecules which is stronger than the attraction of starch molecules so that the water could get into the starch granules. Gelatinization profile result showed that the higher the addition of tapioca flour on the pempek dough the lower the initial gelatinization temperature (63°C), the lower the maximum viscosity (100 BU) is more compact the gel, paste stability was relatively low (41 BU) and the higher the reverse viscosity (31 BU), the development of the granules became larger, but the greater the the possibility of retrogradation.Keywords: dough, formulation, gelatinization, amilography properties, pempekAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil gelatinisasi adonan pempek lenjer dari beberapa formula, dengan perlakuan perbandingan ikan dengan tepung tapioka. Selama pemanasan terjadi peningkatan viskositas yang disebabkan oleh pembengkakan granula pati yang irreversible dalam air, karena energi kinetik molekul air lebih kuat dari daya tarik molekul pati sehingga air dapat masuk ke dalam granula pati. Hasil profil gelatinisasi menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan tepung tapioka pada adonan pempek maka suhu awal gelatinisasi semakin rendah (63°C), viskositas maksimum semakin rendah (100 BU) gel lebih kompak, stabilitas pasta relatif rendah (41 BU) dan viskositas balik semakin tinggi (31 BU) pengembangan granula lebih besar, tetapi kemungkinan retrogradasi semakin besar.Kata kunci: adonan, formula, gelatinisasi, sifat amilografi, pempek
Pengaruh adsorben bentonit terhadap kualitas pemucatan minyak inti sawit Bahri, Syamsul
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.454 KB)

Abstract

Research on the effect of bentonite as adsorbent in the bleaching process of palm kernel oil was conducted. The study was designed using complete randomized design with 2 factors; the first factor was the percentage of bentonite as weight of volume: 1%, 2% and 3%, and the second factor was the volume of palm kernel oil: 100 ml, 200 ml and 300 ml. Firstly, experiment started by producing kernel oil by pressing the raw material at 10 g/cm2 and continued with the process of immersion with adsorbent at a temperature of 105°C for 1 hour. Oil products was tested according to the procedures of Coconut Palm Oil qualities include color, odor, taste, moisture content, free fatty acid levels in based on SNI 01-2901-2006 test standards, while pelicans oil parameter was tested by alcohol-KOH saponification process. The results showed that the percentage of the bentonite significantly effect on oil quality for color only, while the other parameters were not affected by the presence of the bentonite as an adsorbent. The processing optimum condition was 2% bentonite soaked 200 ml oil volume, which resulted yellow color as close as required in accordance with SNI.Keywords: bentonite, bleaching, palm kernel oil, colorAbstrakTelah dilakukan penelitian pengaruh adsorben bentonit pada proses pemucatan minyak inti sawit. Penelitian didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktorial dimana faktor pertama yaitu persentase bentonit w/v (1%, 2% dan 3%) dan faktor kedua yaitu volume minyak inti sawit (100 ml, 200 ml dan 300 ml). Percobaan dilakukan dengan pembuatan minyak inti sawit melalui pressing pada 10 g/cm2 dan dilanjutkan dengan proses perendaman minyak dengan adsorben pada suhu 105°C selama 1 jam. Produk minyak diuji kualitasnya meliputi parameter warna, bau, rasa, kadar air, kadar asam lemak sesuai dengan standar uji SNI 01-2901-2006, sedangkan parameter minyak pelikan diuji dengan saponifikasi alkohol-KOH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase bentonit berpengaruh signifikan terhadap kualitas minyak untuk warna saja, sedangkan parameter lain tidak dipengaruhi oleh adanya bentonit sebagai adsorbent. Kondisi optimum yaitu 2% bentonit pada volume minyak 200 ml, dimana hasil warnanya mendekati kuning sesuai dengan yang dipersyaratkan Standar Nasional Indonesia.Kata kunci: bentonit, minyak inti sawit, pemucatan, warna

Page 6 of 39 | Total Record : 387


Filter by Year

2010 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 2 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI0 Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN More Issue