Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Formulasi obat kumur gambir dengan tambahan peppermint dan minyak cengkeh Lukas, Amos
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2814.88 KB)

Abstract

The objective of this research is to get the best formula for gambier mouthwash based on antibacterial benefits and organoleptic test results. Experimental design used was complete randomized design with two factors and three levels, namely the ratio of the concentration of sorbitol (A) at three levels, namely 15% (A1), 20% (A2), and 25% (A3), and type of essential oils added (B) with three levels, namely peppermint (B1), peppermint + cloves (B2), and cloves (B3). Parameters used to determine best gambier mouthwash formulation are based on physicochemical properties such as pH and viscosity as well as organoleptic test results that consist of color, consistency, aroma, taste, sensation in the mouth, and general appearance. A commercial mouthwash named Mustika Ratu Clove was used as a control. The results with long deposition solution gambier basis for 5 days (H-5) with the antibacterial activity of 52.42%. Gambier mouthwash formulations having a pH value of 5.71-5.98, while the pH control at 6:01. Viscosity gambier mouthwash formulations of 1.27-1.82 cP, while the 1.07 cP viscosity control. Gambier mouthwash formulations and has total control of the same microbe, namely 0 colonies / ml. Results of varied analysis showed that the variation in concentrations of sorbitol and the type of oil used gave significant effect to viscosity, but did not significantly affect the pH value. Weighting results based on the analysis pH test, viscosity test, total microbial and organoleptic, indicating that the best formula for gambier mouthwash is A3B1 (25% sorbitol, peppermint).Keyword : Clove oil, formulation, gambier, mouthwash peppermintAbstrakTujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan formulasi obat kumur gambir terbaik berdasarkan manfaat sebagai antibakteri dan hasil uji organoleptik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga taraf, yaitu perbandingan konsentrasi sorbitol (A) dengan tiga taraf yaitu 15% (A1), 20% (A2), dan 25% (A3), dan jenis minyak atsiri yang ditambahkan (B) dengan tiga taraf yaitu peppermint (B1), peppermint + cengkeh (B2), dan cengkeh (B3). Parameter penentuan formulasi obat kumur gambir terbaik berdasarkan sifat fisikokimia yang meliputi pH dan viskositas serta hasil uji organoleptik yang meliputi warna, viskositas, aroma, rasa, sensasi di mulut, dan penampakan umum. Sebagai kontrol digunakan obat kumur komersial dengan produk sejenis yang bermerek. Hasil penelitian pengendapan dengan lama waktu larutan dasar gambir selama 5 hari (H-5) dengan aktivitas antibakteri sebesar 52,42%. Formulasi obat kumur gambir memiliki nilai pH sebesar 5,71-5,98, sedangkan pH kontrol sebesar 6,01. Viskositas formulasi obat kumur gambir sebesar 1,27-1,82 cP, sedangkan viskositas kontrol sebesar 1,07 cP. Formulasi obat kumur gambir dan kontrol memiliki total mikroba yang sama, yaitu 0 koloni/ml. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sorbitol dan jenis minyak yang digunakan berpengaruh nyata terhadap viskositas, namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH. Hasil pembobotan berdasarkan pada hasil analisa uji pH, uji viskositas, total mikroba, dan organoleptik, menunjukkan bahwa formulasi obat kumur gambir terbaik adalah formulasi A3B1 (sorbitol 25%, peppermint).Kata Kunci : Formulasi, gambier, minyak cengkeh, obat kumur gambir, peppermint
The use of gambir as coloring agent in dyeing of cotton textile Lukas, Amos
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3786.431 KB)

Abstract

The objective of this research was to study the use of gambir as coloring agent on cotton fabric by using specific dipping condition and to obtain the best gambir concentration. Concentrations of gambir solution used in this study were 7.5, 12.5, 17.5, and 22.5 g/l, respectively. Dipping process was started by soaking of cotton fabric in gambir solution for 15 minutes at 40–100 °C temperature which was subsequently dried and put in room temperature for 15 minutes. The fixation process was repeated seven times using 5% weight/volume of calcium hydroxide for 15 minutes. The results showed that grey scale for colorfastness was in the range of 1 to 3. Coloring scale in cotton fabric was in the range of3.5 to 4.5 and it was 4 to 5 on polyesther fabric. Coloring scale on dry ironing was in the range of 4 to 5 and it was 2.5 to 4 on wet ironing. The L* value was in the range of 40.5 to 64.84, a* value was in the range of 10.71 to 19.76 and b* value was in the range of 16.99 to 24.51. The best concentration of gambir solution was 2.5% with L* value of 64.84, * value of 12.04 and b* value of 17.38. The grey scale was 3, coloring scale on cotton and polyesther fabrics was 5, coloring scale for dry ironing was 5 and coloring scale for wet ironing was 4.Keywords: Gambir, coloring agent, cotton fabric, coloring scale, concentration AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan gambir sebagai bahan pewarna pada kain kapas dengan kondisi percelupan tertentu dan mendapatkan konsentrasi gambir yang terbaik. Konsentrasi larutan gambir yang digunakan adalah 7,5; 12,5; 17,5; 22,5 (g/l). Proses pencelupan dimulai dengan perendaman kain kapas dalam larutan gambir selama 15 menit, suhu di 40–100 °C, kemudian dikeringkan dan diletakkan pada suhu kamar selama 10 menit. Proses pengulangan fiksasi sampai tujuh kali dengan 5% b/v kalsium hidroksida selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala abuabu untuk color fastness berkisar antara 1–3. Skala pewarnaan pada kapas berkisar antara 3,5–4,5, sedangkan pada poliester berkisar antara 4–5. Pewarnaan skala untuk menggosok kering berkisar 4–5; untuk menggosok basah berkisar antara 2,5–4. Nilai L* berkisar antara 40,5–64,84, nilai a* berkisar antara 10,71–19,76, dan nilai b* berkisar antara 16,99–24,51. Konsentrasi terbaik larutan gambir adalah 2,5% dengan nilai L* adalah 64,84, nilai a* adalah 12,04; b* adalah 17,38. Skala Grey adalah 3. Skala pewarnaan pada kapas dan polyester adalah 5. Skala Pewarnaan dalam menggosok kering adalah 5, dan menggosok basah adalah 4.Kata Kunci: gambir, pewarna, kain kapas, skala pewarnaan, konsentrasi
Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal Manalu, Lamhot P; Lukas, Amos; Yeni, Gustri
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.965 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.607.107-113

Abstract

The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik.
SOFT CANDY DARI BAHAN AKTIF OLEORESIN TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb.) lukas, amos; purwanto, wahyu; ridwam, ahmad yudi
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13 No. 3 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.752 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v13i3.889

Abstract

been carried out. The purpose of the study was to find the best formulae of the soft candy. The properties of the soft candy especially the moisture content, ash content and toxicity were exxmined. The results show that the formulae with sorbitol and curcuma of 39.5 g and 1 g respectively (A3B3) has the highest moisture content that is 14.52%, while the lowest is 11.89% which was obtained in the formulae containing curcuma of 0.5 g and sorbitol of 37.5 g (A1B1). The highest ash content was obtained in the formulae containing sorbitol of 38.5 g and curcuma of 0.5 g (A2B1). The value is 1.1739%.The lowest ash content was found in the formulae containing 38.5 g of sorbitol and 1 g of curcuma (A2B3), the value is 1.505%. The toxicity test results show that the soft candy has no bio-active properties. The LC50 of the candy is more than 1000 ppm. Based on hedonic/organoleptic test, the soft candy with sorbitol and curcuma of 75% and 0.25% respectively is the most prefered.
PERALATAN PRESS HIDROLIK SEBAGAI SOLUSI PENGOLAHAN GAMBIR DI SUMATERA BARAT Amos Lukas; Suharto Ngudiwaluyo; Ira Nurhayati Djarot; R.Joko Gunawan; Heru Mulyono
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v31i1.4047

Abstract

Pengolahan gambir di Sumatera Barat pada awalnya menggunakan peralatan Kampo dalam mengekstrak gambir, peralatan kampo banyak menguras tenaga pekerja, pengolahan dalam sehari maksimum 4 kali, dengan rendemen gambir 8-9 %, dalam sehari hanya mampu produksi gambir sebesar 14 kg-16 kg. Rekayasa peralatan hidrolik pres gambir bertujuan agar pekerja tidak terlalu menguras tenaga, pengolahan dapat dilakukan lebih dari 20 kali, dengan rendeman di atas 10 %. Peralatan hidrolik pres gambir dirancang menggunakan bahan plat H Frame dari bahan baja merupakan hasil inovasi untuk meringankan tenaga kerja, mempercepat proses pengolahan, menghasilkan produk gambir yang konstan mutunya dan meningkatkan produksi gambir. Peralatan hidrolik pres mampu melakukan proses pengolahan sebanyak 42 kali perhari dengan hasil perhari 210 kg-252 kg, dalam sebulan menghasilkan produksi gambir sebesar  6,3 ton-7,56 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp  277.200.000 sampai Rp  332.640.000 ,-/bulan.
Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal Lamhot P Manalu; Amos Lukas; Gustri Yeni
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.965 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.607.107-113

Abstract

The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik.
Aplikasi Teknologi Radiasi Panas Pada Pengolahan Sawit Terpadu. (APPLICATION OF HEAT RADIATION TECHNOLOGY IN THE INTEGRATED PALM OIL PROCESSING) Amos Lukas; Suharto Ngdiwaluyo; Ishenny Mohd Noor; Natsir La Teng
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 2 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.781 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v12i2.3449

Abstract

 This article review application of heat radiation technology in the integtated palm oil processing, which has been developed by Ishenny and Noor (2015,Ishenny) . This technology named as Palm Oil Mill Heat Radiation Technology uses direct heat radiation (with palm fruit buch waste as the fuel), instead of heat from steam boilers, as in the conventional technology. Temperature and pressure of the cooking chamber are designed at 150° C and 1 atm. Compared to the conventional technology, this new technology is more profitable because it could process all parts of the palm fruits to produce red oil, fatty oil, kernel oil (three with higher qualities), biochar, liquid smoke, and cake, releases relatively no waste, and could operate even at a low capacity. In addition, this new technology could be implemented to modify the conventional technology used at present in the palm oil plants. Estimated investment required for processing 45 ton per hour of palm fruits is IDR 300 billions. Net profit a year is estimated IDR 230 billions with ROI of 1.94 year.Keywords : Innovation of palm oil factory, palm oil, red oil, kernel oil, fatty oil, 7 MW electricity, liquid smoke, kernel cake and biocharAbstrak. Artikel ini mengulas aplikasi teknologi radiasi panas pada pengolahan sawit terpadu yang telah dikembangkan oleh Ishenny dan Noor  (2015, Ishenny).  Teknologi ini yang dinamai Palm Oil Mill Heat Radiation Technology menggunakan panas radiasi langsung (dengan bahan bakar limbah tandan buah kosong), tidak seperti pada teknologi konvensional yang menggunakan panas dari ketel uap. Suhu dan tekanan pada panci masak dirancang sebesar 150° C dan 1 atm. Dibandingkan dengan teknologi minyak sawit konvensional, teknologi baru ini lebih menguntungkan, karena dapat memproduksi minyak merah, minyak lemak,  kernel oil (ketiganya dengan mutu yang lebih tinggi), biochar, asap cair, dan bungkil, relatif tanpa limbah, dan dapat beroperasi pada kapasitas yang kecil. Disamping itu, teknologi ini dapat diaplikasikan untuk memodifikasi teknologi konvensional yang saat ini digunakan oleh pabrik minyak sawit. Estimasi investasi yang diperlukan untuk mengolah 45 ton per jam buah sawit segar adalah Rp. 300 milyar, dengan estimasi keuntungan Rp. 230 milyar per tahun dan ROI 1,94 tahun.Kata Kunci : Inovasi pabrik kelapa sawit, minyak sawit, minyak merah, minyak inti, minyak lemak, li strik 7 MW, asap cair,   kernel dan bokar 
EFEK PENGGUNAAN BIOKAR DAN ASAP CAIR PADA LAHAN KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKTIFITAS, KUALITAS TANDAN BUAH SAWIT DAN ANALISIS NILAI TAMBAH EKONOMIANNYA Natsir Lateng; Amos Lukas; Suharto Ngudiwaluyo; Heru Mulyono; Imran Rosyadi; IshennyMohd Noor
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5687

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan melihat efek penggunaan biokar dan asap cair pada lahan kelapa sawit terhadap produktifitas, kualitas Tandan Buah Sawit Segar (TBSS), dan nilai tambah ekonominya. Penelitian dilakukan pada tahun 2017 di Langsa – Aceh.Metode yang digunakan adalah metode analisis membandingkan produktifitas, kualitas TBSS dan menghitung nilai tambah ekonominya tanpa perluasan lahan, menjawab issue tuduhan parlemen Eropa pada tahun 2017, antara lahan yang diperlakukan dengan pemberian biokar 2 ton/ha, dan penyemprotan formulasi asap cair: air = 1 : 100 dengan lahan tanpa perlakuan pemberian biokar dan asap cair. Pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lokasi, wawancara dari barbagai pihak, uji laboratorium untuk rendemen CPO dan kandungan Asam Lemak Bebasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktifitas tandan buah segar (TBS) meningkatkan dari 19% menjadi 28% dan kualitas TBS tanpa menggunakan pupuk kimia dan fungisida siap menuju produk yang berkualifikasi organik. Berat TBS menunjukkan peningkatan dari 17,5 kg. menjadi 25 kg/TBS atau setara dengan 7,5 ton hingga 30 ton TBS/Ha per tahun. Peningkatan produktifitas dan kualitas tanda buah segar kelapa sawit tanpa perluasan lahan dan ramah lingkungan harus segera dilakukan Indonesia untuk mengantispasi/menjawab issue tuduhan parlemen Uni Eropa pada tahun 2017. Hasil positif dalam peningkatan produktifitas dan kualitas buah segar adalah produktifitas tandan buah segar per Ha. selama setahun sebesar 223% dan kualitas tandan sawit yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia memberikan hasil buah segar dengan tingkat keseragaman kematangan buah 90-95% lebih baik, dibandingkan dengan tanpa perlakuan yang hanya mencapai 60-70%. Rendemen CPO yang lebih tinggi 26-27% dibandingkan dengan tanpa perlakuan sebesar 19–21%, kandungan asam lemak bebasnya 2-5% lebih rendah dibandingkan dengan tanpa perlakuan sebesar 2-15%, bebas residu pestisida dan bahan kimia lainnya. Penerapan teknologi biokar dan asap cair dapat mengurangi kehilangan nilai ekonomi, dan dapat memberikan nilai tambah ekonomi sebesar Rp. 20,8484 T. pertahun atas 4,7 juta Ha lahan sawit di Indonesia Kata kunci: tandan buah segar, biokar, asap cair, produktivitas, kualitas, dan nilai ekonom.
ANALISIS FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOKAR UNTUK MEDIA TANAM Amos Lukas; Suharto Ngudiwaluyo; Heru Mulyono; Imran Rosyadi; Ishenny Mohd Noor; P. Natsir La Teng
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.824 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v13i1.3733

Abstract

Abstrak, Pemanfaatan limbah tanda kosong kelapa sawit sebesar 22-23 % menjadi biokar untuk media tanam mampu meningkatkan   kandungan karbon tanah menjadi 2 %  dari 0,4 – 0,7 % /Ha, kualitas fisik dan kimia tanah, daya simpan air tanah,  daya simpan pupuk untuk kebutuhan tanaman, kandungan oksigen dalam tanah, aktivitas fertility mikroorganisme tanah, nutrisi tanah . Biokar yang  dihasilkan dari limbah PPKS untuk media tanam memberikan hasil 10 ton / ha padi hitam, pemakaian pada kebun sawit  di kota Langsa menghasilkan TBS:20-40kg / tandan. Media tanam meningkatkan pendapatan sebesar Rp .1.100.000, perjam untuk pabrik pengolahan sawit kapasitas 100 ton / jam TBS, dalam sehari operasi selama 24 jam ada peluang bagi pabrik menghasilkan Rp. 26.400.000,-. ROI 78%/years, B/C ratio 1,71.Kata Kunci : Tanda buah segar, limbah tandan kosong kelapa sawit, biokar, media tanam, karbon, aktivitas mikroorganisma tanah, nutrisi tanah dan padi hitam
THE EFFECT OF JOB STRESS AND ORGANIZATIONAL CLIMATE ON TURNOVER INTENTION WITH JOB SATISFACTION AS A MEDIATION VARIABLE Lukas, Amos; Goenawan, R. Djoko; Moeins, Anoesyirwan
PENANOMICS: International Journal of Economics Vol. 3 No. 1 (2024): April
Publisher : Yayasan Pusat Cendekiawan Intelektual Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56107/penanomics.v3i1.160

Abstract

This study explores the influence of work stress and organizational climate on turnover intention by considering the role of job satisfaction as a mediator. Through analysis of 135 respondents from several housing development companies in Pekanbaru City, using the Simple Random Sampling method, we found that work stress has a positive and significant influence on the desire to change jobs. Apart from that, job satisfaction has also been proven to mediate the relationship between job stress and turnover intention. The results also show that organizational climate has a negative and significant influence on turnover intention, however, job satisfaction also mediates the relationship between organizational climate and desire to change jobs. Proposed suggestions include expanding mental wellbeing support programs to deal with work stress, improving communication between management and employees to improve organizational climate, implementing balanced work policies to increase job satisfaction, and conducting interviews to identify key factors that drive turnover intention.