cover
Contact Name
Fajar
Contact Email
fajar@trunojoyo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalettijarie@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Et-Tijarie: Jurnal Hukum dan Bisnis Syariah
ISSN : 24422932     EISSN : 25496794     DOI : -
Et-Tijarie merupakan salah satu jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yaitu; bulan Januari-Juni dan bulan Juli-Desember. Terdaftar dengan Nomor ISSN: 2442-2932 dan E-ISSN: 2549-6794.
Arjuna Subject : -
Articles 65 Documents
‘URF ISLAM NUSANTARA (Telaah Kritis Putusan Bahtsul Masail PWNU Jatim di Malang Tahun 2016) Khoirun Nasik
Et-Tijarie Vol 4, No 1: Juni 2017
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper tries to analyze about 'Urf Islam Nusantara as stated in Bahsul Masail PW NU which was held in Malang in the year 2016. Urf is a custom which includes methods in the istinbat of Islamic law. The emergence of the term pioneered ushul fiqh scholars though practically since the time of the Prophet already exists and continued simultaneously by the companions, tabiin, and tabiit tabiin. The term Islam Nusantara is actually not new. This term refers to Islam in the archipelago or the maritime (archipelago) cluster that encompasses not only the present-day Indonesia, but also the Muslim regions of Malaysia, Southern Thailand (Patani), Singapore, the Southern Philippines (Moro), and also Champa (kampuchea ). But within certain limits have its own distinction. But the term found the peak momentum during the congress in Jombang. Urf Islam has four approaches that become the most important pillar of Islamic Nusantara development. Adaptation, Neutralization, Minimization, and Amputation. The concept is like a sequential hierarchy to make it easier to see the habits that have been done in Indonesia contrary to or not with shari'ah. The term is adopted from the theory of sociology.Tulisan ini mencoba menganalisa tentang „Urf Islam Nusantara yang tertuang dalam Bahsul Masail PW NU yang digelar di Malang pada Tahun 2016.Urf adalah kebiasaan yang termasuk metode dalam istinbat hukum Islam. Kemunculan istilah tersebut dipelopori ulama ushul fiqh meski secara praktik sejak zaman Rasulullah sudah ada dan dilanjutkan secara simultan oleh para sahabat, tabiin, dan tabiit tabiin.Istilah Islam Nusantara sejatinya bukanlah hal baru. Istilah ini mengacu pada Islam di gugusan kepulauan atau benua maritim (nusantara) yang mencakup tidak hanya kawasan yang sekarang menjadi negara Indonesia, tetapi juga wilayah Muslim Malaysia, Thailand Selatan (Patani), Singapura, Filipina Selatan (Moro), dan juga Champa (kampuchea). Namun dalam batas tertentu memiliki distingsi tersendiri. Namun istilah tersebut menemukan momentum puncak saat terjadinya Muktamar di Jombang.Urf islam Nusantara memiliki empat pendekatan yang menjadi pilar terpenting berkembangnya Islam Nusantara. Adaptasi, Netralisasi, Minimalisasi, dan Amputasi.Konsep tersebut seperti hirarki berurutan untuk memudahkan melihat kebiasaan yang sudah dilakukan di Indonesia bertentangan atau tidak dengan syari‟ah. Istilah tersebut diadopsi dari teori sosiologi.Keyword: „Urf, Nusantara, Islam.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN MUTU MODAL MANUSIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Parmujianto Taslim
Et-Tijarie Vol 4, No 1: Juni 2017
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this paper is used the word Human Resources and not Human Resources, this is to remind that in Islam known the concept of Insan Kamil, or the whole man. Amanah held by an SDI manager in addition to increasing employee productivity to achieve maximum corporate profits also deliver employees through his work towards makom kamil man who blessed Allah SWT. The Shari'ah Business View to Human Resources (Insani) that Abdullah (servant of Allah) and Kholifah. Human Capital (human) quality consists of ability, expertise, knowledge, nutrition, life expectancy, skill, and attitude (Attitude), from person (worker).Dalam tulisan ini digunakan kata Sumber Daya Insani dan bukan Sumber Daya Manusia, hal ini untuk mengingatkan bahwa dalam islam dikenal adanya konsep Insan Kamil, atau manusia seutuhnya. Amanah yang dipegang seorang manajer SDI selain meningkatkan produktifitas karyawan untuk mencapai laba perusahaan yang maksimal juga mengantarkan karyawan melalui pekerjaanya menuju makom insan kamil yang diridhoi Allah SWT. Pandangan Bisnis Syari‟ah terhadap Sumber Daya Manusia (Insani) bahwa Abdullah (hamba Allah) dan Kholifah. Mutu Modal Manusia (insani) terdiri dari kemampuan, keahlian, pengetahuan, nutrisi, harapan hidup, keahlian, dan sikap (Attitude), dari seseorang (pekerja).Keyword: Human Resources, Human Capital Quality and Islamic Economy
SPIRITUALITAS BISNIS KAUM SANTRI; Peran Tasawwuf dalam Manajemen Bisnis di Pesantren Mus'if, Ach.
Et-Tijarie Vol 2, No 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ete.v2i1.4452

Abstract

Abstract Sufism is a part of Islamic Shari'ah, the embodiment of charity, one of the three frameworks other Islamic teachings, faith and Islam. Therefore, the behavior of mysticism must remain within the framework of Shari'a. Sufism will guide a person through life that can not be separated from the reality of the visible and the invisible, to be someone wise and professional in carrying out any role in this life, so that he is able to interact with nature in harmony and harmony as taught religion, harmony and harmony with the universe. This is spirituality. So in this context the fact that Islam produced in the environment of the students (pesantren) through activities such as economic and business management based on the values of Sufism (spirituality). Where economic activity here is a means to live well (hasanah) which is recommended by religion. While boarding in this case can be understood as part of the process of social change by not only emphasizing on just one aspect tafaqquh fiddin form, but also various aspects of the process of social transformation by developing a paradigm that is built from a construct integrative thinking (non-dichotomous) based spirituality of Sufism.Keyword: Spirituality, Mysticism, Students, Management, Business, Boarding School AbstrakTasawuf adalah bagian dari Syari’at Islam, yakni perwujudan dari ihsan, salah satu dari tiga kerangka ajaran Islam yang lain, iman dan Islam. Karena itu, perilaku tasawuf harus tetap dalam kerangka Syari’at. Tasawuf akan membimbing seseorang mengarungi kehidupan ini yang tidak bisa terlepas dari realitas yang tampak maupun yang tidak tampak, untuk menjadi seseorang bijak dan professional di dalam menjalankan setiap peran dalam mengarungi kehidupan ini, sehinga ia mampu berinteraksi dengan alam secara harmonis dan serasi sebagaimana diajarkan agama, keharmonisan dan keserasian dengan alam semesta. Inilah spirtualitas.Sehingga dalam konteks ini terdapat fakta bahwa Islam diproduksi di lingkungan kaum santri (pesantren) diantaranya melalui aktifitas ekonomi dan manajemen bisnisnya berbasis nilai-nilai tasawuf (spiritual).  Di mana aktifitas ekonomi di sini adalah sebuah sarana menuju hidup sejahtera (hasanah) yang merupakan anjuran agama. Sedangkan pesantren dalam hal ini dapat dipahami sebagai bagian proses perubahan sosial dengan tidak hanya menekankan pada salah satu aspek saja berupa tafaqquh fiddin, tapi juga berbagai aspek dalam proses transformasi sosial dengan mengembangkan paradigma yang terbangun dari sebuah konstruk pemikiran integratif (non dikotomik) berbasis spiritualitas tasawuf.Kata kunci: Spiritualitas, Kaum Santri, Tasawuf, Manajemen, Bisnis, Pesantren
ASURANSI DALAM BISNIS SYARI'AH Hermawan, Rudi
Et-Tijarie Vol 2, No 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ete.v2i1.4453

Abstract

REVITALISASI MANAJEMEN WAKAF PRODUKTIF DI INDONESIA Afandi, Moh.
Et-Tijarie Vol 1, No 1: Desember 2014
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ete.v1i1.4592

Abstract

AbstractReligious foundation is one of some alternative concepts of wealth distribution in Islam that has the most productivity more than other concept such as giving alms, bequest, inheritance, dying exhortation, even more than tithe concept with all it advantages. From prophet Muhammad era and also afterwards to this present time some countries that have realized religious foundation well and seriously able to fill their folks need in their overall aspects. They are Saudi Arabia, Egypt, Nation of Brunei and Malaysia. in Indonesia it always gets failure although considered that it’s conducted seriously, indeed up to now it likely can’t be felt the existence around society. By this library research writer wants to give some corrections and evaluations about religious foundation system in Indonesia with a great orientation just want to reestablish it. There are three obstacles in doing this concept here; the understanding of society about it productivity is not spread out yet, professionalism of NAZHIR (manager and management), and also the trust from society to government that always reduced more and more. For managing religious foundation with a great infestation and able to give the better alteration, so that, it’s needed five modals minimally; modal of legal, institutional and intellectual (thinker or conceptor), financial, social, and relational (either national or international connection).           Key Word: Revitalization, Wakf, Productivity, Indonesia Wakaf merupakan salah satu alternatif dari berbagai konsep distribusi harta dalam Islam yang sudah terbukti paling produktif dari pada beberapa konsep yang lain, seperti shadaqah, infaq, hibah, wasiat, waris, bahkan dari pada konsep zakat pun infaq jauh lebih terbukti manfaatnya. Sejak masa Nabi dan beberapa masa setelahnya hingga sekarang beberapa Negara yang menerapkan wakaf dengan benar dan srius mampu menjawab kebutuhan rakyatnya dalam segala bidang. Negara-negara itu di antaranya Arab Saudi, Mesir, Brunai Darussalam dan Malaysia. Adapun di Indonesia sendiri meski sudah beberapa kali perwakafan mau digarap dengan srius, namun selalu saja gagal bahkan hingga sekarang belum terasa kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Melalui penelitian pustaka ini penulis memberikan koreksi dan mengevaluasi perjalanan perwakafan di Indonesia dengan tujuan ingin membangun kembali sistem perwakafan di Indonesia. Tercatat ada tiga kendala dalam pengelolaan wakaf di Indonesia, yaitu Pemahaman Masyarakat Tentang Wakaf Produktif belum merata, Profesionalisme Nazhir (pengelola wakaf dan manajeman yang digunakan), dan Kepercayaan Masyarakat Kepada Pemerintah yang kian menipis. Untuk mengelola wakaf dengan investasi yang melimpah dan bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik, maka minimal membutuhkan 5 (lima) modal, yaitu; modal legal-institusional, Modal intelektual  (pemikir dan  penggagas), modal finansial (biaya), modal sosial (dukungan dari masyarakat), dan modal jaringan (kerjasama dengan berbagai macam lembaga baik nasional maupun internasional).
PENGEMBANGAN SECTOR PARIWISATA MELALUI PROGAM FESTIVAL HALAL KULINER; STUDI KASUS FESTIVAL KULINER PEYEK OMBO DI DESA KALIPLOSO CLURING BANYUWANGI Siti Khayisatuzahro Nur
Et-Tijarie Vol 5, No 2: Desember 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractIndonesia has an advantage in developing sharia tourism considering that the majority of its population is Muslim and there are supporting factors such as the availability of halal products. Indonesia as a cultured Islamic country with a cultural perspective that has run an Islamic community life, so that in most of its territory which is a tourist destination has been friendly to Muslim travelers. Halal products must be recognized as a symbol of cleanliness, security and high quality for Muslim consumers. In Indonesia, it has offered a variety of halal products found in several sectors, such as the business sector, finance, tourism, and food products (halal culinary). The introduction of halal products in the tourism sector can be developed by procuring events or festivals that encourage these products. The festivals that have been proclaimed as government programs will certainly be for the promising tourism sector and certainly interesting for investors to invest in the development of tourism.Tourism development through culinary festivals certainly attracts more interest for Muslim travelers to explore culinary practices that are always innovative and full of creativity. Innovative and halal processed products are certainly one of the icons of an area and must be developed as part of the regional development program. One of the innovative and halal products held at an event, namely the Peyek Ombo culinary festival. Peyek Ombo Culinary Festival is one of the culinary halal festivals initiated by the Banyuwangi government. This is certainly one of the halal tourist destinations that should be appreciated in increasing the potential of halal tourism in Indonesia. This study aims to determine the development of the Islamic tourism sector with a halal culinary appeal with a culinary festival program. This study uses a descriptive approach with methods of observation, interviews and documentation.Tourism development through the Halal Culinary Festival Peyek Ombo is a routine program organized by the Banyuwangi government combined at the Kaliploso Rijig festival. In this case the supporting factors such as the community are predominantly Islamic, the festival activities are carried out within the Muslim community. Making Peyek Ombo culinary is done in accordance with the provisions of halal food products. The organizing of the festival is inseparable from the village government in optimizing the development of the creative economy which is packed with Islamic values and Islamic ethics. For this reason, it is necessary to develop a culinary halal festival strategy by using marketing relationship theory (Relationship marketing), namely: internal marketing, social responsibility marketing (social responsibility), packaging (packaging strategy), strengthening branding of halal certified products from MUI, and integrated marketing (integrated marketing). Keywords: Development, Tourism, Halal Culinary Festival AbstrakIndonesiamempunyai  keunggulan dalam pengembangan wisata syariah mengingat sebagian besar penduduknyaadalah Muslim dan adanya faktor pendukung sepertiketersediaan produk halal.Indonesia  sebagai Negara islam yang berbudaya dengan perspektif  budayanya yang  telah menjalankan kehidupan bermasyarakat yangIslami, sehingga di sebagian besar wilayahnya yang merupakan destinasiwisata telah ramah terhadap Muslim Traveller. Produk Halal harus diakui sebagai simbol kebersihan, keamanan, dan kualitas tinggi bagi konsumen Muslim. Di Indonesia telah menawarkan bermacam-macam  Produk halal yang  terdapat dalam beberapa sector, sepeti halnya sector usaha, keuangan, pariwisata, dan produk makanan (halal kuliner). Pengenalan produk halal dalam sector pariwisata bisa dikembangkan dengan pengadaan event-event atau festival yang mendorong produk tersebut. Festival- festival yang telah dicanangkan sebagai progam pemerintah tentunya akan menjadi bagi sector pariwisata yang menjanjikan dan tentunya menarik bagi para investor untuk berinvestasi dalam pengembangan pariwisata tersebut.Pengembangan pariwisata melalui festival kuliner tentunya lebih menyedot ketertarikan bagi bagi para muslim traveler untuk menjajaki kuliner yang memang selalu berinovatif dan penuh kreativitas. Produk olahan inovatif dan halal tentunya menjadi salah satu icon suatu daerah dan harus dikembangkan sebagai bagian dari progam pengembangan daerah. Salah satu produk inovatif dan halal yang diselenggarakan dalam sebuah event yaitu  Festival kuliner Peyek Ombo. Festival Kuliner Peyek Ombo menjadi salah satu  festival halal kuliner yang digagas oleh pemerintah Banyuwangi. Hal ini tentunya menjadi salah destinasi wisata halal yang patut diapresiasi dalam meningkatkan potensi pariwisata halal di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sektor pariwisata syariah berbranding halal kuliner dengan progam festival kuliner.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Pengembangan pariwisata melalui Festival  Halal Kuliner Peyek Ombo menjadi  progam rutinan yang diselenggarakan oleh pemerintah Banyuwangi dengan digabung pada festival  Kaliploso Rijig. Dalam hal ini factor-faktor pendukung seperti halnya komunitas masyarakat lebih dominan beragama islam, kegiatan festival dilaksanakan terletak di dalam komunitas masyarakat muslim. Pembuatan kuliner Peyek Ombo dilakukan sesuai dengan ketentuan produk makanan yang  halal. Penyelenggaraan festival tersebut tidak lepas dari pemerintah desa dalam mengoptimalkan pengembangan ekonomi kreatif yang dikemas dengan nilai-nilai keislaman dan etika syariah. Untuk itu, diperlukan lah strategi pengembangan festival halal kuliner dengan mengunakan teori hubungan pemasaran (Relationship marketing) yaitu: internal marketing, social  responsibility  marketing (tanggung jawab sosial),packaging (strategi pengemasan), penguatan branding produk bersertifikat halal dari MUI, dan intergratedmarketing (pemasaran terpadu). Kata kunci: Pengembangan, Pariwisata, Festival Halal Kuliner
PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR (Pembacaan Syahrur Terhadap Teks-Teks Keagamaan) Nur Shofa Ulfiyati
Et-Tijarie Vol 5, No 1: Juni 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nur Shofa UlfiyatiSTAI Al- Yasini, Pasuruanshofa_ulfiati@yahoo.comABSTRACTModern and contemporary Islamic thinking must truly contribute that is able to solve various problems in the midst of the onslaught of modernity. The interpretation in classical Islamic literature is not a final matter, therefore contemporary issues related to the marginalization of women are one of Syahrur's concerns. Syahrur as a contemporary Muslim thinker when studying religious texts tries to give a different interpretation and is contrary to the interpretation of ulama (mufassir) in general. Syahrur's reading is related to the problem of polygamy in reviewing the verses of the Qur'an using a philosophical approach to language, in the sense that he examines in depth the key words contained in each topic, both through a paradigmatic and syntagmatic approach.Keywords: Shahrur, Contemporary and Religious TextsABSTRAKPemikiran Islam modern dan komtemporer harus benar-benar memberikan kontribusi yang mampu menyelesaikan berbagai masalah di tengah-tengah gempuran modernitas. Pemikiran tafsir dalam literature-literatur keislaman klasik bukanlah suatu hal yang final, oleh karenanya isu-isu kontemporer terkait dengan keterpinggiran kaum perempuan menjadi salah satu perhatian Syahrur. Syahrur sebagai seorang pemikir muslim kontemporer ketika mengkaji teks-teks keagamaan mencoba untuk memberikan penafsiran yang berbeda dan bertolak belakang dengan penafsiran ulama (mufassir) pada umumnya. Pembacaan Syahrur terkait masalah poligami dalam mengkaji ayat-ayat al-Qurân menggunakan pendekatan filsafat bahasa, dalam arti bahwa dia meneliti secara mendalam kata-kata kunci yang terdapat pada setiap topik bahasan, baik melalui pendekatan paradigmatik dan sintagmatis.Kata Kunci: Syahrur, Kontemporer dan Teks-Teks Keagamaan
SISTEM KREDIT DALAM EKONOMI ISLAM TINJAUAN TAFSIR AHKAM Nahidloh, Shofiyun
Et-Tijarie Vol 1, No 1: Desember 2014
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ete.v1i1.4588

Abstract

Abstract Credit is a transaction either about loading, treading or debt that pay in installments without cash. Business is a trade effort in economic transaction. The law of the transaction by credit system is allowed by fulfill the pre-requirement as in the verse 282 of al-Baqarah. In this verse, doing transaction by this way has to fill some conditions such as; has to be written, equitable witness, it is also allowed although the transaction is in journey and not found writer or the tools of writing. And the change of it, is guarantee thing as the proof of trust from the ower in the term of pawning. Key Word: credit, Islamic Economy, Tafsir Ahkam Kredit adalah transaksi baik berupa pinjaman, jual beli atau hutang piutang yang membayarnya dengan cara mengangsur, tidak tunai atau tidak kontan. Sedangkan Bisnis adalah sebuah usaha dagang dalam transaksi ekonomi. Transaksi dengan sistem kredit hukumnya boleh dengan memenuhi syarat sebagaimana dalam ayat 282 surat al-Baqarah ini melakukan transaksi atau bermuamalah dengan cara tidak tunai baik terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Seperti; - harus ditulis atau dicatat , disertai saksi yang adil dalam bertransaksi. Apabila transaksi bisnis itu terjadi di perjalanan dan tidak ada juru tulis dan alat-alat tulis diperbolehkan, dan sebagai gantinya adalah jaminan sebagai kepercayaan dari pihak orang yang berutang. Dalam pengertian sebagai gadai,  sebagaimana penjelasan ayat 283 surat al-Baqarah.
PENGUATAN PRODUK USAHA MIKRO HALAL SEBAGAI DAYA TARIK WISATA HALAL MADURA (Studi Kasus Produk Usaha Mikro Kabupaten Pamekasan Madura) Aldila Septiana
Et-Tijarie Vol 5, No 1: Juni 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTAccording to several tourism experts, explained that halal tourism is a complementary product and does not eliminate conventional types of tourism. As a new way to develop Indonesian tourism that upholds Islamic culture and values without eliminating regional uniqueness and originality. With tours are usually also identical with souvenirs (souvenirs) with regional characteristics. In general, the Madura regionwhich is actually a small island still relies on micro business products. This micro business needs to be helped to continue supporting the regional economy in general, and the family in particular.The formulation of the problem to be studied is how to strengthen the halal micro business products as a Madura halal tourist attraction (a case study of the Pamekasan Madura Regency micro business products). The approach used is descriptive qualitative, while the type of research is phenomenology. The design of the research objective is to understand and reveal the phenomena in strengthening the halal micro business products as a Madura halal tourist attraction that occurs in the field naturally, intact, and accurately.The results and discussions show that strengthening of halal micro business products as a Madura halal tourist attraction (case study of Pamekasan Madura's micro business products) with phenomenological studies is needed. Starting from superior micro business products to traditional. For this type of superior micro business products, it is easier to innovate and develop. Unlike superior micro business products that have better prospects and are able to attract interest in halal tourism in Pamekasan Madura Regency. For micro business products that are more traditional, the halal aspect is more directed to the sale and purchase transaction indicators.Keywords: Products of Micro Business, Halal Products, Halal Tourism  ABSTRAK Menurut beberapa pakar pariwisata, menjelaskan bahwa wisata halal merupakan suatu produk pelengkap dan tidak menghilangkan jenis pariwisata konvensional. Sebagai cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai Islami tanpa menghilangkan keunikan dan orisinalitas daerah.Dengan wisata biasanya juga indentik dengan buah tangan (oleh-oleh) dengan ciri khas daerah.Pada umumnya wilayah Madura yang notabene sebagai pulau kecil masih mengandalkan produk usaha mikro.Usaha usaha mikro ini perlu dibantu untuk tetap menyokong perekenomian daerah secara umum, dan keluarga secara khusus.Perumusan masalah yang ingin dikaji adalahbagaimana penguatan produk usaha mikro halal sebagai daya tarik wisata halal Madura (studi kasus produk usaha mikro Kabupaten Pamekasan Madura).Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah fenomenologi.Rancangan tujuan penelitian yaitu ingin memahami dan mengungkapkan fenomena dalam penguatan produk usaha mikro halal sebagai daya tarik wisata halal Madurayang terjadi di lapangan secara alami, utuh, dan akurat.Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa penguatan produk usaha mikro halal sebagai daya tarik wisata halal Madura (studi kasus produk usaha mikro Kabupaten Pamekasan Madura) dengan studi fenomenologi sangat dibutuhkan.Dimulai dari produk usaha mikro unggulan sampai tradisional.Untuk jenis produk usaha mikro unggulan lebih mudah diinovasi dan dikembangkan.Berbeda dengan produk usaha mikro unggulan yang memiliki prospek lebih baik dan mampu menarik minat dalam wisata halal di Kabupaten Pamekasan Madura.Untuk produk usaha mikro yang sifatnya lebih tradisional, aspek kehalalan lebih mengarahkan pada indikator transaksi jual beli yang dilakukan. Kata Kunci: Produk Usaha Mikro, Produk Halal, Wisata Halal
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL NUSANTARA DALAM PENGEMBANGAN INDONESIA HALAL TOURIS Ajeng Sonial Manara
Et-Tijarie Vol 5, No 2: Desember 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe development of halal tourism in Indonesia has become a major topic in various circles of society and is starting to become a special concern for the current government. Seeing the population in Indonesia, which is a large part of the Muslim community, is believed to have local wisdom values that adhere to Islamic values that provide great potential in the development of halâl tourism in Indonesia. Local wisdom carries certain characteristics that are influenced by culture and customs in its management of natural wealth. Through local wisdom that can be used as a tourist attraction, people are expected to be able to develop themselves as an effort to increase the economic values of the local community. As it is today, West Nusa Tenggara has the first halal tourism industry in Indonesia which has the Governor of West Nusa Tenggara Regulation Number 51 of 2015 on Tourism Halâl as a regulation in the development of halal tourism. This can be used as a benchmark for other regions in developing halal tourism in Indonesia. Using qualitative methods through a literature study approach, this study will explain the Implementation of the Values of Archipelago Local Wisdom in the Development of Indonesia Halâl Tourism. By prioritizing the existing local wisdom, halal tourism in Indonesia has more characteristics that continue to emphasize cultural values that adhere to Islamic values. Key Words :Local Wisdom, Islamic Values, Halâl tourism. AbstrakPerkembangan pariwisata halal di Indonesia telah menjadi topik utama di berbagai kalangan masyarakat dan mulai menjadi perhatian khusus bagi pemerintah saat ini.Melihat populasi di Indonesia, yang merupakan bagian besar dari komunitas Muslim, diyakini memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang menganut nilai-nilai Islam yang memberikan potensi besar dalam pengembangan pariwisata halal di Indonesia.Kearifan lokal membawa karakteristik tertentu yang dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat dalam pengelolaan kekayaan alamnya.Melalui kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, masyarakat diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai upaya meningkatkan nilai ekonomi masyarakat setempat. Seperti saat ini, Nusa Tenggara Barat memiliki industri pariwisata halal pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 51 Tahun 2015 tentang Halam Pariwisata sebagai peraturan dalam pengembangan pariwisata halal. Ini bisa dijadikan patokan bagi daerah lain dalam mengembangkan pariwisata halal di Indonesia. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi pustaka, penelitian ini akan menjelaskan Implementasi Nilai-nilai Kearifan Lokal Nusantara dalam Pengembangan Pariwisata Halal Indonesia. Dengan memprioritaskan kearifan lokal yang ada, pariwisata halal di Indonesia memiliki lebih banyak karakteristik yang terus menekankan nilai-nilai budaya yang melekat pada nilai-nilai Islam. Kata Kunci: Kearifan Lokal, Nilai-nilai Islam, Pariwisata Halal