cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
LOKABASA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014" : 11 Documents clear
PEMBENTUKAN PELESAPAN DALAM KALIMAT BAHASA SUNDA LISAN DI PASAR PADAYUNGAN KOTA TASIKMALAYA (Pendekatan Tata Bahasa Transformasi) PARIDAH, AI; SUDARYAT, YAYAT; KUSWARI, USEP
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta mendeskripsikan unsur-unsur fungsional klausa yang mengalami pelesapan dengan menggunakan pendekatan transformasi kalimat yang terdapat dalam interaksi di pasar Padayungan Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, tehnik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tehnik sadap rékam. Pengolahan data menggunakan analisis teks. Sumber data adalah percakapan atau interaksi di pasar Padayungan kota Tasikmalaya. Seluruh transformasi kalimat dan pelesapan unsur-unsur fungsional klausa dijadikan populasi atau sampel total. Ragam bahasa Sunda lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.Transformasi ialah proses pembentukan unsur bahasa dari struktur dasar ke struktur turunan. Dalam transformasi, terdapat pelesapan atau yang disebut elipsis. Kalimat elipsis adalah kalimat tidak sempurna yang terjadi karena penghilangan bebrapa bagian dari klausa, dan diturunkan dari kalimat tunggal. Melalui penelitian ini, maka anggapan tentang pelesapan dalam bentuk bahasa Sunda lisan di masarakat pasar Padayungan kota Tasikmalaya, terbukti benar adanya. This research aims to describe and analyze elements of clausal functionsthat undergo elision by using a transformation approach on sentences from communal interactions at Padayungan Market, Tasikmalaya City. This research adopted a descriptive method by way of a tapping record to gather data. Data from communal interactions and conversations at Padayungan Market, Tasikmalaya were analyzed by a textual analysis. The entire sentential transformation and deletion of clausal functions were treated as population or total sampling. Oral language relies on its contexts of use; therefore, ellipsion occurs.Such, however, does not undermine grammaticality. Nevertheless, accuracy in word choice and word form is not characteristic of oral register since the contexts of utterance assist in understanding the meaning. Transformation is a process of constructinglanguage features from underlying structure to derivative structure. In transformation, there is deletion or also known as ellipsis. Elliptical sentencesare incomplete sentences because of elimination of several clausal parts, derived from a single sentence. This research proves that ellipsis occurs in Sundanese oral register at Padayungan Market, Tasikmalaya.
TRADISI NGAYUN DI KECAMATAN RAWAMERTA KABUPATEN KARAWANG (Kajian Struktural-Semiotik) SUGIANA, UUS; KOSWARA, DEDI; HAERUDIN, DINGDING
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3166

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh: (1) adanya kebudayaan asing yang menggeser kebudayaan Sunda; (2) Tradisi Ngayun merupakan salah satu tradisi yang unik dan memiliki nilai-nilai yang luhur; (3) Tradisi Ngayun berkaitan dengan ajaran agama Islam; (4) Tradisi Ngayun berkaitan dengan awal mula kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini mendeskripsikan: (1) Struktur lahir Tradisi Ngayun; (2) Struktur batin Tradisi Ngayun; dan (3) Unsur semiotik (ikon, indeks, dan simbol) dalam Tradisi Ngayun. Sumber data dalam penelitian ini adalah tradisi ngayun yang berasal dari tiga desa, yaitu Desa Sukaraja, Desa Pasirawi, dan Desa Purwamekar. This study was motivated by (1) the presence of foreign culture that pushes Sundanese culture to the periphery; (2) Ngayun Tradition as one of the unique traditions and with sublime values; (3) Ngayun tradition associated with the teachings of Islam; (4) Ngayun tradition associated with the beginning of life; (5) The lack of studies regarding Ngayun tradition. This study is aimed at describing: (1) outer structure of Ngayun tradition;(2) inner structure of Ngayun tradition; and (3) elements of semiotics (icon, index, and symbol) in Ngayun tradition. The data used in this study derived from the tradition of Ngayun in three villages, Sukaraja Village, Pasirawi Village, and Purwamekar Village.
CERITA PANTUN BUJANG PANGALASAN (Analisis Struktur, Semiotik, dan Etnopedagogi) MARYATI, MARYATI
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan struktur formal dan naratif, unsur semiotik, dan nilai etnopedagogik. Dalam Cerita Pantun Bujang Pangalasan. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui teknik studi bibliografis. Hasilpenelitian ini mendeskripsikan tiga hal, yaitu struktur formal dan struktur naratif, unsur semiotik dan nilai etnopedagogik. Struktur Carita Pantun Bujang Pangalasan mencakup tindakan tokoh, alur, dan latar. Unsur semiotik mengacu pada indeks tindakan tokoh dan latar cerita. Nilai etnopedagogik dalam Cerita Pantun Bujang Pangalasan menunjukan karakter yakin pada kekuasaan Tuhan, hasrat belajar dan menguasai ilmu, hal ini dideskripsikan dengan karakter cerdas, berani, jujur, waspada, bersih hati, teguh hati, berusaha memahami dan memperhatikan orang lain, sopan, bijaksana, adil, sederhana dan rendah hati. Dengan karakter yang baik ini akhir ceritanya tercapai apa yang dicita-citakan oleh rajanya yaitu, kemuliaan, ketentraman dan ketenangan hidup, dan lulus ujian mencapai kesempurnaan, rakyat hidup rukun dan damai. This research aims to discover and delineate the formal and narrative structure, semiotic structure and ethnopedagogic values out of the story of Bujang Pangalasan. The research employed a descriptive method. Data were collected through a library research technique. Results reveal three parts: the structural, semiotic and etnopédagogic structures. The structure of the story of Bujang Pangalasan includes actions of the characters, plot and settings. The elements of semiotics are indexes of actions of the characters and plot.The ethnopedagogic values comprise a belief in God’s power, a passion for learning and acquiring science. This is portrayed in good traits such as smart, courageous, honest, alert, kind hearted, strong-willed, courteous, wise, just, modest, down to earth, and considerate of others. With these, in the end of the story, what the king was wishing, namely nobility, peace and serenity, attainment of perfection, harmonious life of people, were fulfilled.
KEPRIBADIAN MANUSIA SUNDA DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK TAHUN 1950-AN SAMPAI TAHUN 2000-AN NURALIAWATI, NURALIAWATI
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian manusia Sunda yang ada dalam Cerpen tahun 1950-an sampai tahun 2000-an, dengan menggunakan pendekatan psiko-logi sastra yang bertitik tolak dari asumsi bahwa karya sastra itu sering membahas kejadian dan tingkah laku manusia yang bermacam-macam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan tehnik yang digunakan meliputi telaah pustaka, observasi, dan analisis wacana. Berdasarkan hasil penelitian, kepribadian manusia Sunda yang ada dalam cerpen tahun 1950-an sampai tahun 2000-an meliputi beberapa sifat yang menjadi kepribadiannya. Diantaranya penampilan dan perkataan yang baik, teguh pendirian, teguh terhadap aturan agama, ramah, sabar, ikhlas, jujur, tidak pernah putus asa, tegas, mandiri, tawakal, bijaksana, mencintai tanah leluhurnya, mempunyai rasa kemanusiaan, cepat marah, sombong, dan suka menipu. This research aimed at describing the personality of Sundanese people in short stories from 1950s to 2000s by means a literary psychology approach. It departs from an assumption that literary works often reveal a range of incidents and people’s behaviors. The method used in this research is a descriptive method by employing techniques such as observation, document analysis and discourse analysis. Results indicate that the personality of Sundanese people depicted in short stories from 1950s to 2000s includes a number of characters, among thersgood words and nice appearance, strong will, adherence to religious teachings, being courteous, patient, sincere, honest, resilient, 􀂿 rm, self-reliant, wise, humanist, succumb to God’s will and love one’s homeland. Other characters include ill-tempered, arrogant and deceitful.
LIRIK TEMBANG SUNDA CIANJURAN (Kajian Struktural Dinamik dan Etnopedagogik) MAULIDA, SITI MARYAM; SUDARYAT, YAYAT; ISKANDARWASSID, ISKANDARWASSID
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3163

Abstract

Penelitian yang ini dilatarbelakangi oleh diperlukannya revitalisasi pendidikan melalui kearifan budaya lokal, kualitas Tembang Sunda Cianjuran sebagai salah satu wujud budaya lokal Cianjur yang tidak diragukan baik secara estetis maupun filosofis, menurunnya eksistensiTembang Sunda Cianjuran di kalangan masyarakat, dan berubahnya fungsi tembang Sunda Cianjuran dari yang bersipat sakral menjadi hiburan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur lirik Tembang Sunda Cianjuran, interpretasi isi lirik Tembang Sunda Cianjuran, dan nilai etnopedagogik lirik Tembang Sunda Cianjuran. Sumber data dalam penelitian ini adalah 30 lirik tembang yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi, wawancara dan mendengarkan kaset. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman inventaris, dan kartu data. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) lirik Tembang Sunda Cianjuran terdiri dari lirik yang berbentuk pupuh dan lirik yang tidak berbentuk pupuh. Imaji yang paling banyak ditemukan yaitu imaji taktil. Tema yang terdapat dalam lirik Tembang Sunda Cianjuran terdiri atas cinta, agama, sejarah, dan keindahan alam. Rasa yang terdapat dalam lirik Tembang Sunda Cianjuran didominasi oleh perasaan sedih. Nada yang terdapat dalam lirik Tembang Sunda Cianjuran yaitu mengingatkan. Amanat dari lirik Tembang Sunda Cianjuran secara umum mengingatkan manusia agar mengingat Tuhan dalam keadaan apapun, bersyukur terhadap segala yang diberikan Tuhan; (2) Isi lirik Tembang Sunda Cianjuran didominasi oleh ekspresi perasaan yang tersakiti karena perpisahan dan cinta bertepuk sebelah tangan, selain itu isi lirik Tembang Sunda Cianjuran juga menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan dengan manusia lainnya; (3) Lirik Tembang Sunda Cianjuran mengandung nilai etnopedagogi seperti Prilaku Nyunda Tri-silas, Catur Jatidiri Insan, Panca Rawayan (Gapura Panca Waluya), dan Moral Kemanusiaan. This research was motivated by i) the need to revitalize education trough local wisdom, ii) the quality of Tembang Sunda Cianjuran as one of Cianjur local cultures that contains aesthetic and philosophical values, iii) the decline of existence of Tembang Sunda Cianjuran in Sundanese community and iv) the changing function of Tembang Sunda Cianjuran from a sacred function to an entertaining function. The objectives of this research are to describe the structure of the lyrics of Tembang Sunda Cianjuran andto interpretthe ethnopedagogic values of Tembang Sunda Cianjurans’ lyrics. Data of this research are 30 lyrics of tembang (song)obtained from library research, interviews, and from tapes. The methode used is a descriptive method. The instruments used are interview manuals, inventory manuals, and data cards. It can be concluded that (1)the lyrics of Tembang Sunda Cianjuran consist of lyrics in pupuh and non-pupuh forms. The most available image is the tactile image. The themes comprise love, religion, history, and beauty of nature. The feeling in the lyrics is dominated by sadness. The tone is commonly about reminding humans of God in every situation,being gratefulof all God’s gifts. (2)the content of Tembang Sunda Cianjuran is dominated by hard feeling of farewell, and unanswered love. Moreover, the content of the lyrics also describes the connection between human and the God, nature,and other humans. (3) The lyrics contain ethnopedagogic values such as Prilaku Nyunda Tri-Silas, Catur Jatidiri Insan, Panca Rawayan (Gapura Panca Waluya), and humanism value. 
METODE MENERJEMAHKAN KITAB KUNING DI PESANTREN MIFTAHULHUDA AL-MUSRI CIANJUR ALWAN, HASAN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3154

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi belajar di pesantren tradisional yang menjadikan kitab kuning sebagai referensi utama dalam pengajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Ada beberapa teknik pengumpulan data, di antaranya teknik observasi, wawancara, dan studi bibliografis. Dari penelitian ini ditemukan kaidah menerjemahkan kitab kuning berdasarkan ilmu nahwu dan shorof; empat metode yang digunakan dalam pengajaran yaitu sorogan, balagan, talaran, dan tarkiban; serta kemampuan santri yang tergolong kategori sedang. Penelitian tentang metode pengajaran menerjemahkan kitab kuning masih jarang diteliti. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lanjutan tentang sistem pengajaran di pesantren tradisional ditinjau dari beberapa aspek. This study was conducted based on the learning tradition inpesantren that places kitab kuning as the main reference. This is a descriptive-qualitative study. The techniques used for collecting data are observation, interview, and library research. It was found that the translation of kitab kuning is based on nahwu and shor.There are four methods used, namelysorogan, balagan, talaran, and tarkiban. The translation skills of students could be categorized as medium. The study about the translating method of kitab kuning is still scarce. Therefore, further studies on different aspects of teaching and learning in traditional Islamic boarding schools are needed.
NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PERIBAHASA SUNDA UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BAHASA SUNDA BERBASIS KARAKTER DI SMP EFFENDI, ACHMAD SOPIAN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3150

Abstract

Penelitian ini bertujuan memaparkan nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam peribahasa Sunda sekaligus menggali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Peribahasa Sunda merupakan untaian kata-kata idiomatik yang berperan sebagai dasar-dasar pendidikan moral masarakat (Sunda) yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Karena perannya tersebut, peribahasa Sunda sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa, termasuk di dalamnya terdapat nilai-nilai yang relevan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas di tanah air. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Untuk memperoleh data digunakan teknik studi pustaka, intuisi (introspeksi), dan elisitasi. Data diolah dengan metode hermeneutik melalui analisis data langsung. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya nilai-nilai keislaman pada hampir seluruh peribahasa Sunda, baik itu yang terdapat pada aspek keyakinan (aqidah), tata kehidupan sosial (muamalah), maupun pada aspek sikap dan tingkah-laku personal (ahlak). Dari data tersebut muncul tak kurang dari 94 butir nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa dipastikan sebagi nilai-nilai karakter asli bangsa Indonésia yang berbasis budaya dan agamaIslam. Nilai-nilai luhur tersebut sepatutnya dijadikan acuan dasar pengembangan pendidikan berkarakter di tanah air. This research is aimed to explain the Islamic values in Sundanesse proverbs and reveal the character values containedtherein. A Sundanesse proverb is a series of idiomatic words, which serve as a foundation for moral mass education handed down from generation to generation until now. Because of its role, Sundanesse proverbscontain full of noble values of a nation, including thosein accordance to the Islamic teachings. This research used a descriptive method. The data were obtained by using a library research technique, intuition, and elicitation. The data were analyzed by using a hermeneutic method through a direct analysis. Results indicate that the Islamic values are found in almost all the Sundanesse proverbs, i.e. inthe creed aspect (aqidah), social life (syariah), and behavioral aspect (ahlak). More than 94 original character (Islamic and cultural) values of Indonesia emerge from the data. Such values should be the reference points in develoving character-based education in our country.
KAJIAN STRUKTURAL, STILISTIKA, DAN ETNOPEDAGOGI DALAM KUMPULAN PUISI (SAJAK) PERIODE TAHUN 2000-AN CAHYADI, ACEP DERI; KOSWARA, DEDI; Dr., RUHALIAH
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3131

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah pentingnya suatu analisis sastra utamanya dalam karya sastra puisi (sajak). Panelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan: 1) struktur batin sajak yang mencakup tema (sense), nada (tone), perasaan (feeling), dan amanat (intention) yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; 2) unsur stilistika yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; dan 3) kajian etnopedagogi yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik yang digunakan adalah studi pustaka.AbstractThis research was motivated by the importance in a literary analysis especially on poems. This research aims to 1) describe the inner structure of the poem which includes the theme, tone, feeling, and intention in a compilation of poems of the 2000s; 2) describe the stylisticand ethnopedagogicelements contained in the poems. To achieve these objectives, this study used a qualitative research design.The method used is a descriptive method by conducting a library research technique.
NILAI BUDAYA DALAM DONGENG-DONGENG DI KABUPATEN CIANJUR UNTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER SUWARTO, RATNA SHINTA SUKOWATI
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3160

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya perhatian dari masyarakat terhadap dongeng yang mempunyai peran besar untuk menyampaikan pendidikan. Analisis nilai budaya dalam dongeng bisa mengembangkan nilai katakter karena dalam dongeng terdapat pembelajaran yang bisa diambil. Tujuan penilitian ini adalah untuk mendeskripsikan isi dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, struktur dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, nilai budaya dalam Dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, nilai karakter dalam dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, deskripsi dongeng-dongeng yang mengandung model nilai karakter, dan deskripsi rancangan model pendidikan dalam dongeng di lingkungan keluarga. Sumber data dalam penelitian ini adalah dongeng yang diperoleh dari hasil wawacara dan studi dokuméntasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil analisis penelitian ini bisa disimpulkan (1) Dalam 15 dongeng yang terkumpulkan di Kabupaten Cianjur, terdapat 12 dongeng legenda (sasakala), 2 dongeng sage, dan 1 dongeng mite, tema yang ada dalam dongeng di Kabupaten Cianjur mangarah kepada tema yang ada hubungannya dengan sejarah, kerajaan, keagamaan, dan makhluk lainnya serta alam, pelaku dalam dongeng diantaranya adalah manusia biasa, tokoh mitologi, tokoh sejarah, dan hewan, alur dalam dongeng memakai alur maju, latar waktu yang digunakan ada yang menunjukkan tanggal, tahun, dan dahulu, latar tempat yang digunakan umumnya di Gunung, Sungai, Situ, dan Kerajaan, latar suasana yang ada dalam dongeng, diantaranya bahagia, sedih, bangga, aneh, dan kasian. (2) Nilai budaya dalam dongeng-dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur bisa diperolah secara eksplisit (tersurat) atawa sacara implisit (tersirat). (3) Nilai pendidikan karakter dalam data dongeng di Kabupaten Cianjur ada 9 karakter, diantaranya religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,demokratis, peduli lingkungan,peduli sosial, dan tanggungjawab.(4) Dongeng-dongeng yang mempunyai banyak pendidikan karakter bisa dijadikan model pendidikan karakter. Diantara 15 dongeng ada salah satu dongeng yg lebih banyak pendidikan karakternya, yaitu dongeng “Babad Cianjur”. (5) Dalam analisis data semua dongeng mempunyai pendidikan karakter yang bisa jadi muatan positif untuk mengembangkan pendidikan karakter siswa. This research is motivated by the lack of public attention to fairy tales that play a big role in education. Cultural values in a fairy tale could foster character values because there are lessons that can be learnt.The objective of this research was to describe the content, structure, cultural values, character values of a fairy tale; to describean education model by using fairy tales in a family. Data of this research are fairy tales obtained from interviews and documentation. The method used is a descriptive method. Results indicate that 􀂿 rst, of 15 fairy tales collected in Cianjur,there are 12 legends (sasakala), 2 sage tales,and 1 myth.The themes of the tales revolve around history, kingdom, religion, nature and other creatures.The characters in the tales include humans, mythological 􀂿 gures, historical 􀂿 gures, and animals.The plot used is a forward plot.The time setting used includes date, year and past.The place settings include mountains, rivers, lakes, and kingdoms.The nuances include happiness, sadness, pride, weirdness, and pity. Second, the cultural values from the tales can be obtained explicitly or implicitly. Third, there are nice character valuesfrom the tales including religiousity,honesty,discipline,hardwork, creativity, democracy,care for the environment,social care,and responsibility. Fourth, the tales that contain a handful of character values can be used as modelsin character education. Of the 15 fairy tales, one fairy tale contains the most character values,that is “Babad Cianjur”. Fifth, all the fairy tales contain the character education that is bene􀂿 cial for developing students’ characters. 
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA SUNDA DALAM ABSTRAK SKRIPSI (Kajian Morfologis dan Leksikosemantis) SUPRIATIN, TITIN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3165

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesalahan penggunaan kata yang tidak sesuai dengan tata bentuk atau morfologi serta tidak sesuai pula dengan konteks pemakaiannya atau disebut juga interferensi leksikosemantis. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesalahan morfologis dan leksikosemantik yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP UNPAS, yang meliputi (1) interferensi bentuk kata (morfologis), (2) interferensi leksikosematis, dan (3) distribusi frekuensi interferensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, sedangkan tehnik yang digunakan untuk pengumpulan serta pengolahan data yaitu tehnik tes dan tehnik analisis data. Sumber data dalam penelitian ini yaitu abstrak skripsi mahasiswa FISIP UNPAS, sedangkan data dalam penelitian ini adalah data interferensi morfologis dan leksikosemantis yang terdapat dalam abstrak mahasiswa. Hasil penelitian ini adalah (1) interferensi morfologis 138 kata (21,61%), dengan rincian (a) afiksasi 93 kata (14,61%), (b) komposisi jumlahnya 42 kata (6,53%), (c) reduplikasi 2 kata (0,31%), dan akronim hanya satu kata (0,15%): (2) interferensi leksikosemantis sebanyak 505 kata (78,39%), dengan rincian (a) murni sebanyak 225 kata (34,99%) dan (b) kesalahan serapan sebanyak 101 kata (15,52%); serta rekaan sebanyak 179 kata (27,83%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih melakukan interferensi morfologis dan leksikosemantis.This study was motivated by the phenomenon of incorrect use of words in terms of their morphology and contexts of use or also known as lexicosemantic interference. The goal of the study is to discover and describe the morphologicaland lexicosemantic mistakes by students of FISIP UNPAS, which include (1) word formation interference (morphology), (2) lexicosemantic interference, and (3) distribution of the frequency of interference. The method used is a decriptive method and data processing technique is immediate constituent analysis. Data came from abstracts of research paper of students of FISIP UNPAS.Results indicate (1) there are 138 words of morphology interference, consisting of (a) 93 data of af􀂿 xation with 8 patterns and 27 subpatterns, (b) 42 data of composition, (c) 2 words of reduplication and 1 word of acronym; (2) 505 words of lexicosemantic interference with the following details: (a) pure (225 data), (b) loanword (101 data), and made up (179 data with 3 patterns). Based on the result above, it can be concluded that there is morphologicaland lexicosemantic interference in the students’ abstracts.

Page 1 of 2 | Total Record : 11