Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

KAJIAN STRUKTURAL, STILISTIKA, DAN ETNOPEDAGOGI DALAM KUMPULAN PUISI (SAJAK) PERIODE TAHUN 2000-AN CAHYADI, ACEP DERI; KOSWARA, DEDI; Dr., RUHALIAH
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3131

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah pentingnya suatu analisis sastra utamanya dalam karya sastra puisi (sajak). Panelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan: 1) struktur batin sajak yang mencakup tema (sense), nada (tone), perasaan (feeling), dan amanat (intention) yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; 2) unsur stilistika yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; dan 3) kajian etnopedagogi yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik yang digunakan adalah studi pustaka.AbstractThis research was motivated by the importance in a literary analysis especially on poems. This research aims to 1) describe the inner structure of the poem which includes the theme, tone, feeling, and intention in a compilation of poems of the 2000s; 2) describe the stylisticand ethnopedagogicelements contained in the poems. To achieve these objectives, this study used a qualitative research design.The method used is a descriptive method by conducting a library research technique.
WAWACAN SIMBAR KANCANA (Kajian Struktural, Budaya, dan Etnopedagogik) ROPIAH, OPAH; RUHALIAH, DR
LOKABASA Vol 6, No 1 (2015): Vol. 6, No. 1 April 2015
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v6i1.3155

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) struktur Wawacan Simbar Kancana, 2) unsur-unsur budaya dalam Wawacan Simbar Kancana, dan 3) nilai etnopedagogik yang ada dalam Wawacan Simbar Kancana. Sumber data dari penelitian ini adalah Wawacan Simbar Kancana yang ditulis oleh K.Tisnasujana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka. Struktur Wawacan Simbar Kancana terdiri dari struktur formal dan struktur naratif. Struktur formal Wawacan Simbar Kancana terdiri dari guru lagu dan guru wilangan pupuh, watak/karakter pupuh, dan terdiri dari empat sasmita pupuh. Struktur naratif Wawacan Simbar Kancana meliputi: 1) alur cerita campuran dan ada sepuluh episode, 2) terdapat tujuh motif cerita, 3) tokoh cerita dalam Wawacan Simbar Kancana terdiri dari tujuh tokoh, 4) latar cerita meliputi latar tempat, waktu, dan suasana, dan 5) tema cerita dalam Wawacan Simbar Kancana yaitu perjuangan. Unsur budaya di Wawacan Simbar Kancana meliputi: 1) sistem kepercayaan (religi) meliputi tiga aspek, 2) organisasi sosial/organisasi kemasyarakatan terdiri dari tiga aspek, 3) ilmu pengetahuan terdiri dari delapan aspek, 4) bahasa meliputi dua bahasa, gaya bahasa, dan babasan paribasa Sunda, 5) kesenian meliputi seni suara dan seni musik, 6) sistem mata pencaharian terdapat petani, dan 7) sistem tekhnologi meliputi lima aspek. Nilai Etnopedagogik dalam Wawacan Simbar Kancana terdiri dari catur jatidiri insan yang meliputi pengkuh agamana, luhung élmuna, jembar budayana, dan rancagé gawéna yang dikaitkan dengan moral manusia.    AbstractThe aim of this study was to describe (1) the structure of Wawacan Simbar Kancana, (2) the elements of culture in the Wawacan Simbar Kancana, and (3) the ethnopedagogical value of the Wawacan Simbar Kancana. The data source of this research is Wawacan Simbar Kancana, written by K.Tisnasujana. This research used descriptive method, with literature review techniques. The structure of Wawacan Simbar Kancana consists of formal and narrative structure. The formal structure consists of guru lagu and guru wilangan pupuh, characters/characterizations of pupuh, and including four sasmitas of pupuh. The narrative structure includes (1) a mixture storyline of ten episodes; (2) seven storyline motifs; (3) seven characters; (4) the background of the story including location, time, and atmosphere; and (5) the struggle theme. The cultural elements include (1) the three aspects of the belief (religious) system, (2) three aspects of social/community organizations, (3) eight aspects of science, (4) two languages, the language style, and the Sundanese babasan-paribasa, (5) the arts of sound and music, (6) the system of livelihood (farmers), and (7) five aspects of technological system. The ethnopedagogical values in Wawacan Simbar Kancana consist of catur jatidiri insan (including pengkuh agamana, luhung élmuna, Jembar budayana, and Rancage gawéna) that is associated with human morality.
PERBANDINGAN NOVEL LAIN ETA KARYA MOH. AMBRI DENGAN DJEUMPA ATJEH KARYA H.M. ZAINUDDIN (Kajian Struktural dan Etnopedagogik) Gustiani, Witri; Ruhaliah, Ruhaliah; Koswara, Dedi
LOKABASA Vol 9, No 2 (2018): Vol. 9, No. 2, Oktober 2018
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v9i2.15687

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan struktur cerita dari novel Lain Eta karya Moh. Ambri dan Djeumpa Atjeh  karya H.M. Zainuddin, serta analisis mengenai nilai-nilai etnopedagogiknya. Metode yang digunakan adalah metode deskripsi dengan teknik kajian pustaka. Dua karya sastra ini sama-sama memiliki kesamaan dalam karakter utamanya, yaitu perempuan. Dua novel ini memiliki kesamaan tema, yakni kawin paksa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antar karya sastra daerah menurut Endraswara, fakta-fakta cerita Robert Stanton untuk kajian struktural, dan nilai-nilai etnopedagogik menurut Sudaryat.Pihak orang tua dari masing-masing karakter utama itu menginginkan agar anaknya menikah dengan lelaki pilihan, bukan dengan yang dicintai oleh anaknya. Konflik ini pada akhirnya membuat keseluruhan cerita berkembang dan mengarah pada akhir cerita yang berbeda. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan mengenai sastra perbandingan, serta perbandingan antar karya sastra daerah di Indonesia. AbstractThe aims of this research is to describe about the structure comparison between the novel Lain Eta by Moh. Ambri and Djeumpa Atjeh by H.M. Zainuddin, and the analysis of ethnopedagogical values. These two novels have the same theme, named kawin paksa.The theology used in this research is comparison between literature region by Endraswara, the facts if story by Robert Stanton, and also etnhnopedagogy values by Sudaryat. The method in this research is description, and literature review. These two novels have the same main characters, there is the girl who can’t marriage with their loves because the parents is not agree. Their parents wants to have a son-in-law by the men which parents choose, and the conflict was stared from this. This research hopes is can be add insight about comparative literature, and comparative literature region in Indonesia.
KALIMAT BAHASA SUNDA DALAM TEKS PROSA SUNDA KUNO ABAD KE-16 (Analisis Struktur dan Semantis) Nurwansah, Illam; Sudaryat, Yayat; Ruhaliah, Ruhaliah
LOKABASA Vol 8, No 2 (2017): Vol. 8, No. 2, Oktober 2017
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v8i2.14199

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis struktur kalimat dengan menggunakan pendekatan tagmémik. Sumber data diambil dari transliterasi teks Carita Parahiyangan yang memakai berbahasa Sunda kuno. Penelitian ini dilakukan karena belum ada analisis mengenai struktur kalimat bahasa Sunda kuno secara mendalam, sebagai informasi linguistik bahasa Sunda temporal. Metode yang dipakai yaitu analisis deskriptif. Bentuk kalimat yang terdapat dalam bahasa Sunda kuno berupa kalimat lengkap dan kalimat ringkasan. Kalimat tunggal sederhana yang ditemukan memiliki tiga pola yaitu (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, sedangkan kalimat tunggal perluasan terdapat empat pola yaitu (1) S-P-K, (2) K-S-P-K, (3) S-P-O-K, dan (4) S-P-Pel-K. Kalimat majemuk setara yang ditemukan berupa kalimat asindetis dan sindetis. Kalimat majemuk asindetis tersusun dari dua klausa, tiga klausa dan empat klausa, sedangkan kalimat sindetis tersusun dari dua klausa. Pola kalimat majemuk bertingkat yaitu berupa kalimat majemuk bertingkat subjektif dan adverbial. Hubungan makna unsur kalimat yang ditemukan yaitu berdasarkan peran semantis subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Hubungan makna antarklausa dalam kalimat majemuk setara terdapat dua jenis yaitu (1) kalimat pertentangan, dan (2) kalimat lanjutan. Hubungan makna antarklausa kalimat majemuk bertingkat terdapat enam jenis, yaitu (1) kalimat waktu, (2) kalimat syarat, (3) kalimat penyebab, (4) kalimat akibat, (5) kalimat pernyataan, dan (6) kalimat guna.AbstractThis research has purpose to analyze sentence structure by using tagmémik approach. Sources of data are taken from Carita Parahiyangan transliteration text that uses ancient Sundanese. This research is conducted because there is no analysis about ancient Sundanese sentence structure deeply, as temporal linguistic information of Sundanese. The method used is descriptive analysis. The sentence forms contained in ancient Sundanese consists of complete sentences and summary sentences. Simple sentences found have three patterns i.e. (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-C, while single sentences extension have four patterns i.e. (1) S-P-A, (2) A-S-P-A, (3) S-P-O-A, and (4) S-P-C-A. Compound sentences are found in the form of asindetis and syndetic sentences. Asindetis compound sentences are composed of two clauses, three clauses, and four clauses, while the syndetic sentences are composed of two clauses. Multilevel compound sentence pattern that is in the form of compound sentences with subjective and adverbial level. Relation of the sentence meaning found is based on the role of semantic subject, predicate, object, complement and adverb. The meaning relation between clauses in equal compound sentences consist two types i.e. (1) conflicting sentences, and (2) advanced sentences. The meaning relation between clauses in different degree compound sentences consist of six types i.e. (1) temporal sentence, (2) requirement sentence, (3) causal sentence, (4) effect sentence, (5) statement sentence, and (6) order sentence.
Tatakrama Kepemimpinan Sunda dalam Novel Sejarah Tanjeur na Juritan Jaya di Buana Karya Yoseph Iskandar Isnendes, Retty; Ruhaliah, Ruhaliah; Koswara, Dedi; Permana, Ruswendi
LOKABASA Vol 10, No 1 (2019): Vol. 10, No. 1, April 2019
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v10i1.16943

Abstract

There is a presumption that Sundanese people leadership is weak and feeble so they can not compete on the national level. Though history recorded some names of Sundanese leaders, such as Prabu Wangi, Prabu Niskala Wastu Kanca, and Sri Baduga Maharaja. In the literature, the name of King Siliwangi is an icon and symbol of the great and successful Sundanese leader of all time. The identity and symbolism of the Sundanese leader are also reflected in the historical novel of Tanjeur na Juritan Jaya di Buana written by Yoseph Iskandar. Uniquely, the novel relies on the manuscript of Prince Wangsakerta from Cirebon which in the 1980s appalled Indonesia history. The novel has been awarded Rancage from Ajip Rosidi's Rancage Foundation. By using descriptive method and literature review technique and interpretation, the novel will be examined his leadership ethics in ethno pedagogic scope. The aims of this study are: (a) to describe the principles of Sundanese leadership in the novel, (b) to describe the etnopedagogical aspect in the novel, and (c) to compare the leadership principles of the past and the present as models of cultural education. The expected outcomes are the descriptions of figures of Sundanese leadership, Sundanese leadership manners, and the cultural education model found in the novel analyzed.AbstrakAda anggapan bahwa kepemimpinan Sunda lemah sehingga tidak dapat bersaing di panggung nasional. Padahal sejarah mencatat sejumlah nama pemimpin panutan Sunda, misalnya saja Prabu Wangi, Prabu Niskala Wastu kancana, dan Sri Baduga Maharaja. Dalam tataran sastra nama Prabu Siliwangi merupakan ikonitas dan simbolitas pemimpin Sunda yang besar dan berhasil sepanjang masa. Ikonitas dan simbolitas pemimpin Sunda tergambar juga dalam novel sejarah Tanjeur na Juritan Jaya di Buana yang ditulis oleh Yoseph Iskandar. Unik dan utamanya, novel tersebut bersandar pada naskah Pangeran Wangsakerta dari Cirebon yang tahun 1980-an menggemparkan jagat kesejarahan Indonesia. Novel tersebut telah mendapat hadiah Rancage dari Yayasan Rancage Ajip Rosidi. Dengan menggunakan metode deskriptif dan teknik telaah pustaka dan interprerasi, novel tersebut akan dikaji tatakrama kepemimpinannya dalam lingkup etnopedagogik. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (a) mendeskripsikan tatakrama kepemimpinan Sunda dalam novel, (b) mendeskripsikan aspek etnopedagogik dalam novel, dan (c) membandingkan tatakrama kepemimpinan masa lalu dan masa sekarang sebagai model pendidikan budaya. Hasil yang diharapkan adalah terdeskripsikannya tokoh-tokoh dalam kepemimpinan Sunda, tatakrama kepemimpinan Sunda, dan model pendidikan budaya dari novel yang dianalisis.
INVENTARISASI DONGENG HANTU DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMP Maulida, An-nisa Nur; Ruhaliah, Ruhaliah; Isnendes, Rétty
LOKABASA Vol 5, No 2 (2014): Vol. 5, No. 2, Okt 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i2.15942

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dongeng hantu, mengklasifikasikan dongeng hantu, menganalisis struktur cerita dongeng hantu, dan mengaplikasikannya untuk bahan ajar membaca di SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik studi pustaka, observasi, dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi wilayah, sedangkan sumber datanya adalah seluruh dongeng. Dongeng hantu yang berhasil dikumpulkan dari tujuh narasumber sebanyak delapanbelas dongeng. Setelah dideskripsikan,dongeng hantu selanjutnya diklasifikasikan. Klasifikasi delapan belas dongeng hantu tersebut terdiri atas: lima dongeng “ririwa”, dua dongeng hantu, dan sebelas dongeng lainnya termasuk dongeng siluman. Analisis dongeng mencakup: tema, alur, latar, dan tokoh. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tema dari semua dongeng hantu adalah tema sosial. Tujuh dongeng memiliki galur maju, sedangkan satu dongeng lainnya termasuk alur campuran. Pelaku dalam dongeng seluruhnya manusia. Latar tempat dalam delapan dongeng yang dianalisis adalah empat dongeng berlatar di rumah, tiga dongeng berlatar di hutan, dan satu dongeng berlatar di sungai. Adapun latar waktu sebanyak tujuh dongeng berlatar waktu siang hari. Sebagian berlatar waktu sore dan malam hari. Dongeng yang sesuai untuk bahan ajar membaca kelas VII sejumlah delapan dongeng. Pelestarian dongeng  oleh pemerintah dan masyarakat dengan cara membukukan dongeng ataupun menceritakan kembali dongeng ke generasi selanjutnya mungkin akan menjadi salah satu cara yang tepat agar kita tidak kehilangan nilai budaya dan tradisi di daerah kita sendiri. AbstractThis research was conducted based on a background to described, classified, and analyzed ghost’s folktale then applied it for reading teaching in Junior High School. This research used descriptive analytic’s method with literature written, observation, and interview’s techniques. The population in this research was region population  and data source was folktales. There was eighteen folktales from seven correspondences. After we described it all, we can classified that five folktales are “ririwa” folktales, two folktales are ghost folktales, and eleven folktales was “siluman” folktales.. Folktale’s analyzed included: theme, plot, setting, and character. All of theme in the folktale are social theme. Seven folktales are chronological plot, and one folktale is chronological-reverse plot. All characters are human. Place setting mostly at home, three folktales at jungle, and one folktale at the river. Time setting mostly at noon, some folktales are happened at afternoon and night. Eight folktales are suitable for reading teaching Taking responsibility by government and citizen to re-telling folktales for the next generation become one of the way to make culture belongs to life.  
Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih Karya Tini Kartini Dewi, Gita Kurnia; Ruhaliah, Ruhaliah; Isnendes, Retty
LOKABASA Vol 10, No 2 (2019): Vol. 10, No. 2, Oktober 2019
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v10i2.21359

Abstract

The background of the research is the personality conflict of the main characters in the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih. The theory used in this study is Todorov's structural theory and Jacques Lacan's literary psychological theory. This research aimed to analyze and describe: 1) the structure the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih, 2) the personality aspects of the main characters in the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih, and 3) factors that influence the personality of the main character. The method used in this research is descriptive analysis method. The data source of this research is a short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih by Tini Kartini. Data collection techniques using a literature study technique. The techniques in processing data are using direct analysis techniques. The instruments in this research use table instruments and data analysis cards. The results of the research are, first, the structure of the story in the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih made completely, it is formed by the whole syntactic and semantic aspects, and the story illustrates the imagination that is strengthened by consciousness in the history of the community and life. Second, the personality aspects of the main character can be clearly analyzed based on the results of their (real) needs, their deficiencies (which are imaginary), and their desires (which are symbolic). Third, the personality of the main character can be analyzed because of the factors that influence the personality of the main character consisting of internal factors and external factors. In conclusion, the short story collection of Jurig Paséa jeung Nyi Karsih has the personality aspect of the main character in the presence of the psychiatric element of the main character and the factors that influence the personality of the main character's personality.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya konflik kepribadian para tokoh utama dalam kumpulan cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori struktural Todorov dan teori psikologi sastra Jacques Lacan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1) struktur kumpulan cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih, 2) aspek kepribadian para tokoh utama dalam kumpulan cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih, dan 3) faktor yang mempengaruhi kepribadian tokoh utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih karya Tini Kartini. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi pustaka. Teknik dalam mengolah data yaitu menggunakan teknik analisis secara langsung. Adapun instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen tabel dan kartu data analisis. Hasil penelitiannya yaitu, pertama, struktur cerita dalam kumpulan cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih dibuat dengan lengkap, artinya dibentuk oleh aspek sintaksis dan semantik yang menyeluruh, serta ceritanya menggambarkan imajinasi yang dikuatkan oleh kesadaran dalam sejarah masarakat dan kehidupan dahulu. Kedua, aspek kepribadian tokoh utama bisa dianalisis dengan jelas berdasarkan hasil kebutuhannya (yang nyata), kekurangannya (yang imajiner), dan hasrat keinginannya (yang simbolik). Ketiga, kepribadian tokoh utama bisa dianalisis karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kepada kepribadian tokoh utama yang terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Kesimpulannya, kumpulan carpon Jurig Paséa jeung Nyi Karsih mempunyai aspek kepribadian tokoh utama dengan adanya unsur kejiwaan tokoh utama dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan pada kepribadian tokoh utama.
Karakteristik Kepemimpinan Sunda dalam Novel Sejarah Mantri Jero Karya R. Memed Sastrahadiprawira Darajat, Danan; Ruhaliah, Ruhaliah; Isnendes, Retty
LOKABASA Vol 11, No 1 (2020): Vol. 11 No. 1, April 2020
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v11i1.25162

Abstract

This research is motivated by the assumption that the Sundanese leadership is still weak, whereas in history recorded the names of great Sundanese leaders and can be used as example for others, such as Prabu Wangi, Niskala Wastu Kancana, and Sri Baduga Maharaja. Likewise in works of fiction, one of which is the main character in the historical novel Mantri Jero. The theories used in this study are Robert Stanton's structural theory, Sundanese leadership theory based on the ancient Sundanese manuscript Sanghyang Siksa Kandang Karesian, and the etnopedagogy theory of R. Hidayat Suryalaga's delay. This study aims to analyze and describe: 1) the story structure of the historical novel Mantri Jero, 2) the characteristics of Sundanese leadership in the historical novel Mantri Jero, and 3) the value of ethnopedagogy in the historical novel Mantri Jero by R. Memed Sastrahadiprawira. The data source of this research is the historical novel Mantri Jero by R. Memed Sastrahadiprawira. The methods and techniques used in this research are descriptive methods, literature review techniques, and documentary studies, while the way to analyze them is using a qualitative approach. The instrument used was divided into two, namely the instrument for collecting data (checklist of source books) and the instrument for processing data (data cards). The results of this study indicate that the historical novel Mantri Jero has a complete story structure, good Sundanese leadership characteristics, and ethnopedagogic values grouped from the characteristics of good Sundanese leadership. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan yang menyebutkan bahwa kepemimpinan orang Sunda masih lemah, padahal dalam sejarah dicatat nama-nama pemimpin Sunda yang hebat dan bisa dijadikan contoh untuk yang lainnya, seperti Prabu Wangi, Niskala Wastu Kancana, dan Sri Baduga Maharaja. Demikian juga dalam karya fiksi, salah satunya yaitu tokoh utama dalam novel sejarah Mantri Jero. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori struktural Robert Stanton, teori tata krama kepemimpinan Sunda berdasarkan naskah Sunda kuno Sanghyang Siksa Kandang Karesian, dan teori etnopedagogi kesundaan R. Hidayat Suryalaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1) struktur cerita novel sejarah Mantri Jero, 2) karakteristik kepemimpinan Sunda dalam novel sejarah Mantri Jero, dan 3) nilai etnopedagogi dalam novel sejarah Mantri Jero karya R. Memed Sastrahadiprawira. Sumber data penelitian ini, yaitu novel sejarah Mantri Jero karya R. Memed Sastrahadiprawira. Metode dan teknik yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif, teknik telaah pustaka, dan studi dokumentasi, sedangkan cara menganalisisnya menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan terbagi dua, yaitu instrumen untuk mengumpulkan data (ceklis buku sumber) dan instrumen untuk mengolah data (kartu data). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam novel sejarah Mantri Jero terdapat karakteristik kepemimpinan Sunda yang ada pada diri Yogaswara selaku tokoh utamanya. Karakter-karakter tersebut yaitu parigeuing, dasa pasanta, pangimbuhning twah, dan opat panyaraman. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa novel sejarah Mantri Jero mempunyai struktur cerita yang lengkap, karakteristik kepemimpinan Sunda yang baik, dan nilai-nilai etnopedagogi yang dikelompokkan dari karakteristik kepemimpinan Sunda yang bagus.
Tradisi Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga Untuk Bahan Pembalajaran Membaca Artikel: Kajian Semiotik Astuti, Aisah; Ruhaliah, Ruhaliah; Kosasih, Dede
LOKABASA Vol 11, No 2 (2020): Vol. 11 No. 2, Oktober 2020
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v11i2.29143

Abstract

Nilai Budaya dan Agama dalam Naskah “Kitab Mi’raj Kangjeng Nabi Muhammad saw.” Fathurahmah, Ani Tsania; Ruhaliah, Ruhaliah; Koswara, Dedi
LOKABASA Vol 12, No 1 (2021): Vol. 12 No. 1, April 2021
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v12i1.34141

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan naskah, menyusun edisi teks, menganalisis nilai budaya dan agama yang terdapat dalam naskah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis dengan menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka. Sumber data dalam penelitian ini yaitu naskah “Kitab Mi’raj Kangjeng Nabi Muhammad saw.”. Proses edisi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan edisi standar yakni dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian, naskah ini merupakan salah satu naskah dalam bentuk mikrofilm rol 34-05 yang ada di Pusat Studi Sunda yang isinya menceritakan mi’rajnya Kangjeng Nabi Muhammad saw. ke langit. Selain itu, dalam naskah ini juga terdapat beberapa nilai budaya dan agama. Nilai budaya yang terdapat pada naskah di antaranya: 1) sistem religi, 2) sistem kemasyarakatan, 3) sistem pengetahuan, 4) sistem bahasa, 5) kesenian, 6) mata pencaharian, dan 7) sistem teknologi. Sedangkan nilai agama yang terdapat pada naskah di antaranya: 1) akidah yang ditemukan berhubungan dengan keimanan (Rukun Iman); 2) syariah tentang salat, puasa, zakat, dan beberapa hukuman untuk manusia; dan 3) berhubungan dengan akhlak kepada Allah dan akhlak kepada sesama manusia. Kata Kunci: filologi; nilai agama; nilai budaya.  Abstract: This research aims to describe the script, arrange text edition, analyze cultural and religious value in the manuscript. The method was used is descriptive of analysis by using interview technique and literature study. Edition process were used is standard edition, it fix small errors and inconsistencies, and the spelled according to the applicable provisions. The sources of data is manuscript of “Kitab Mi’raj Kangjeng Nabi Muhammad saw”. Based on the result, this script is one of microfilm rolls 34-05 in the center for Sundanese studies, which is the narrated of Mi’raj Kangjeng Nabi Muhammad saw to the heavens. In addition, in this text there are several cultural and religious values. The cultural values, namely: 1) religious system, 2) social system, 3) knowledge system, 4) language system, 5) art system, 6) livelihood system, and 7) technology system. While the religious values are: 1) aqidah is related to faith (six pillars of faith), 2) syariah about Shalat, fasting, zakat, and some punishment for humans, and 3) Morals is morals to Allah and morals to fellow human being.Keywords: cultural values; philology; religious values.