Articles
12 Documents
Search results for
, issue
"Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari"
:
12 Documents
clear
HUBUNGAN PATRON-KLIEN ANTARA PENGUSAHA DAN BURUH MEBEL DI DESA BANGUNSARI KECAMATAN LASALEPA KABUPATEN MUNA
Anisrawati, Juhaepa, dan Dewi Anggraini
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (271.724 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3511
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan patron-klien antara pengusaha dan buruh mebel. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna yang berlangsung pada bulan januari dan februari 2017. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan informan secara sengaja. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan patron-klien antara pengusaha dan buruh mebel di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna dapat dilihat dari hak dan kewajiban masing-masing pihak, baik pengusaha maupun buruh mebel. (1) hak dan kewajiban pengusaha. Hak pengusaha dapat dilihat dari : penetapan jam istrahat yang tidak adil bagi buruh, memperhitungkan upah buruh yang baik dan selalu adil, penjatuhan denda atas pelanggaran. Dimana, Pengusaha tidak pernah menjatuhkan denda kepada buruh, terkecuali buruh tersebut sering melakukan kesalahan. Sedangkan kewajiban pengusaha dapat dilihat dari : pemberian jam istrahat yang sudah cukup bagi buruh, pengurusan perawatan dan pengobatan yang selalu ada, baik buruh maupun keluarga buruh, membayar upah yang sesuai dengsan apa yang telah dikerjakan oleh buruh. (2) hak dan kewaajiban buruh mebel. Hak buruh dapat dilihat dari: mendapat upah. Dimana, buruh selalu mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil kerjanya, pendapatan istrahat yang sudah cukup diberikan oleh pengusaha, pendapatan perawatan selalu ada yang diberikan oleh pengusaha ketika mengalami kecelakaan kerja. Sedangkan kewajiban buruh dapat dilihat dari: melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang sudah menjadi kesepakatan dan pekerjaan tersebut tidak boleh dilakukan oleh orang lain tanpa izin dari atasan, menaati aturan yang telah ditetapkan oleh pengusaha baik mengenai waktu maupun aturan yang lain yang telah disepakati, membayar ganti rugi dan denda ketika seorang melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS (Studi Di Desa Nggele Kecamatan Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara)
Malo Ode Mane, Juahaepa, Dewi Anggraini
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.929 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3575
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan puskesmas di Desa Nggele Kecamatan Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nggele Kecamatan Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabudengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan yaitu observasi dan wawancara mendalam dengan 8 informan yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil menunjukan bahwa Persepsi masyarat terhadap pelayanan yang diberikan menurut pasien yang datang berobat mengatakan hal yang positif terhadap puskesmas Nggele, baik dari. a) pelayana administrasi dalam melakukan pelayanan baik dari pemeriksaan maupun pemberiaan informasi dengan jelas diberikan kepada pasien serta tindakan yang baik selalu dijaga oleh pegawai puskesmas serta kecepatan dalam bekerja. b) pelayanan rawat jalan, pasien diberi obat sesuai dengan penyakit yang dialami. c) pelayanan rujukan apabila pasien yang datang dipuskesmas kondisinya tidak dapat ditangani maka pihak puskesmas memberikan rujukan pada pasien kerumah sakit yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan informasi yang diberikan mudah dipahami oleh pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan dipuskesmas yang dihadapi yaitu berupa kelengkapan sarana dan prasarana pengobatan dan ruangan yang tersedia dipuskesmas, dimana puskesmas hanya memiliki 1 ruanagan untuk pemeriksaan sehingga pasien sealu mengantri. b) adapun ketepatan waktu yang dirasakan oleh pasien sudah cukup baik dalam melakukan pemeriksaan dan informasi yang diberikan kepada pasien dapat diserap dengan baik. c) dimensi kepastian dimana dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh perawat. Dan para perawat maupun bidan melakukannya dengan penuh kehati-hatian dan selalu bersikap sopan dalam bertindak. d) dimensi empati dimana pihak puskesmas dalam melakukan pengobatan dan pemeriksaan selalu memberikan informasi mengenai kesehatan dengan menggunakan kata-kata atau penjelasan yang mudah dipahami oleh pasien sehingga pasien senang untuk berobat kepuskesmas tersebut.
PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN DISHARMONISASI KELUARGA (Studi Kasus Pada Pilkada Kabupaten Muna Barat Tahun 2017)
Nasaruddin Nasaruddin;
Bahtiar Bahtiar;
Ambo Upe
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.908 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3506
Disharmonisasi keluarga pasca proses pemilihan kepala daerah dan faktor-faktor yang menyebabkan disharmonisasi keluarga pasca proses pemilihan kepala daerah di Kabupaten Muna Barat 15 Februari 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan jumlah informan penelitian sebanyak 17 keluarga. Dalam melakukan pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi (pengamatan dan wawancara). Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukan bahwa dampak atau akibat yang ditimbulkan dalam pemilihan kepala daerah di Kabupaten Muna Barat tahun 2017 terhadap masyarakat di Kecamatan Barangka ternyata muncul disharmonisasi keluarga dalam hal ini tidak ada kerjasama antara anggota keluarga, tidak adanya komunikasi atau dialog didalam keluarga, kurangnya kasih sayang antara anggota keluarga dan kurangnya saling pengertian sesama anggota keluarga, serta faktor internal yakni wawasan pikiran yang kurang luas, orang tua tidak dewasa dalam berpikir, rumah tangga dengan landasan keimanan yang tidak kuat dan masalah keuangan dalam keluarga serta faktor eksternal yakni keluarga dan masyarakat.
UPAYA BURUH PEREMPUAN YANG TELAH BERUMAH TANGGA DALAM MEMBAGI WAKTU ANTARA KELUARGA DA PEKERJAAN (Studi di PT. Sultra Tuna Perikanan Samudera Kota Kendari)
Juhaepa, dan Megawati A. Tawuloa, Aslan Latif,
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (237.469 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3512
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi buruh perempuan yang telah berumah tangga dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. untuk mengetahui upaya buruh perempuan yang telah berumah tangga yang bekerja di PT. Sultra Tuna Perikanan Samudera Kota Kendari dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengalanisa dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kendala yang dihadapi beberapa buruh perempuan yang telah berumah tangga di PT. Sultra Tuna Perikanan Samudera dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan yaitu dimana mereka kesulitan dalam mengurus anak, selain itu salah satu masalah yang dihadapi yaitu kurangnya waktu istirahat.Namun sesibuk-sibuknya buruh perempuan yang telah berumah tangga di PT. Sultra Tuna Perikanan Samudera, pasti mereka memiliki upaya agar bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan yaitu dengan adanya pembagian kerja di dalam keluarga upaya yang dilakukan yaitu dengan bagun lebih awal, berbagi tugas dengan pihak anggota keluarga lain, dan juga juga apabila ada urusan yang berkaitan dengan keluarga buruh perempuan yang telah berumah tangga di PT. Sultra Tuna Perikanan Samudera dapat meminta kebijakan dari perusahaan untuk meminta cuti (izin), selain itu mereka juga membuat komitmen di dalam keluarga di antaranya saling sepakat dan saling mengerti antara anggota keluarga.
POLA ADAPTASI SOSIAL EKONOMI SUKU BUGIS SEBAGAI PENDATANG DI DESA BOBOLIO KECAMATAN WAWONII SELATAN
Muksin, Sulsalman Moita, Bakri Yusuf
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (253.469 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3576
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskripif kualitatif dengan jumlah informan penelitian sebanyak 15 orang yang berasal dari Kepala Desa Bobolio, Tokoh Masyarakat suku Bugis sebayak 6 orang, Tokoh Masyarakat Wawonii sebanyak 6 orang, dan informan pendukung sebanyak 2 orang, yang diambil secara sengaja (purposive sampling). Dalam melakukan pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi (pengamatan dan wawancara). Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukan bahwa pola adaptasi sosial ekonomi suku Bugis sebagai komunitas pendatang di Desa Bobolio, dapat dilihat dalam tida aspek yakni aspek sosial, ekonomi dan pertanian. Pola adaptasi sosial masyarakat pendatang Bugis di Desa Bobolio lebih kepada kemampuan interaksi yang dimiliki oleh masyarakat pendatang Bugis terhadap masyarakat lokal sehingga terbangun kohesi sosial yang tinggi diantara mereka. Sedangkan dalam hal pola adaptasi ekonomi bahwa masyarakat Bugis menjalani profesinya sebagai nelayan. Sementara pola adaptasi pertanian, yakni dengan menanam tanaman jangka panjang berupa jambu mete, kelapa dan cengkeh. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pola adaptasi sosial ekonomi suku Bugis sebagai komunitas pendatang di Desa Bobolio yakni faktor geografis, faktor ekonomi, dan faktor sosial. Dari aspek geografis kondisi lingkungan alam di daerah asalnya sudah tidak diolah dan kondisi tanah yang semakin sempit. Sementara itu, faktor ekonomi lebih menekankan kepada keinginan masyarakat Bugis untuk memperbaiki nasib. Sedangkan kondisi sosial masyarakat dimana mereka berada, cukup mempengaruhi mentalitas masyarakat Bugis untuk bertahan di daerah rantau.
ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ASLI PAPUA DALAM MELANJUTKAN STUDI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Pada Mahasiswa Asli Papua di Universitas Halu Oleo Kendari)
Nadiah Rusdi, Jamaluddin Hos, dan Sarpin
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (224.535 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3507
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses Adaptasi Sosial Mahasiswa Asli Papua Dalam Melanjutkan Studi di UHO dan Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Adaptasi Sosial Mahasiswa Asli Papua Dalam Melanjutkan Studi di UHO. Jenis data yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni sebuah tipe penelitian yang berusaha memberikan gambaran yang jelas seperti yang dimaksudkan dalam permasalahan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari lapangan melalui metode observasi dan wawancara dengan 13 informan yakni 10 mahasiswa asli Papua Universitas Halu Oleo, 3 informan pendukung selain mahasiswa suku Papua yang diambil dalam penelitian ini, data sekunder berupa data yang diperoleh dari Himpunan Mahasiswa Papua mengenai jumlah mahasiswa Papua, dokumen dan laporan terkait sejarah singkat kampus serta keadaan sarana dan prasarana kampus. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Proses Adaptasi Sosial Mahasiswa Asli Papua adalah: (a) Interaksi Sosial, dilakukan dalam bentuk sharing sehingga memberikan wawasan yang bertambah. (b) Kerjasama, yakni dalam tugas mereka menjadi terbantu dan kesulitan yang mereka hadapi dapat diatasi. (c) Akomodasi, yakni dalam pertentangan berupa perbedaan pendapat dilakukan dengan cara menghargai pendapat dari mahasiswa yang berbeda suku. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Adaptasi Sosial Mahasiswa Asli Papua: (a) Rasa tentram dan meningkatnya harga diri, adanya lingkungan kampus yang aman dan meningkatnya harga diri karena mahasiswa suku lain mampu menerima perbedaan dari mahasiswa Papua. (b) Fleksibilitas dan keterbukaan kognitif, mahasiswa Papua mampu bersikap tidak kaku terhadap keadaan di lingkungan kampus dan keterbukaan kognitif yang mereka tunjukkan mempermudah mereka dalam bergaul. (c) Kompetensi dalam Interaksi Sosial adanya rasa percaya diri bahwa mereka mampu berinteraksi dan mampu diterima baik oleh orang lain.
INTERAKSI SOSIAL ANTARA KADER ORGANISASI DAKWAH MAHASISWA (Studi pada Universitas halu Oleo)
Fatmayarni, Jamaluddin Hos, Sulsalman Moita
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (280.214 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3572
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah pola hubungan atau interaksi sosial yang terjadi diantara para kader organisasi-organisasi dakwah kampus di Universitas Halu Oleo Kendari dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola interaksi sosial antarkader organisasi tersebut. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah (1) secara akademis, penelitian ini dapat mendukung pengembangan sosiologi agama dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti masalah yang sama. (2) secara praktis, penelitian ini dapat mendorong interaksi sosial diantara mahasiswa khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia organisasi dan untuk meyakinkan mahasiswa bahwa dunia organisasi bukanlah sesuatu yang harus dihindari serta dapat mendorong mahasiswa untuk lebih agamis. Lokasi penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Halu Oleo Kendari, dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan atau observasi dan wawancara serta studi pustaka. Adapun analisis data dari penelitian ini menggunakan beberapa tahap yaitu, tahap reduksi data, tahap penyajian data atau analisis data, tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat adanya pola interaksi sosial yang terjadi antara kader organisasi yang cukup baik dan harmonis yakni: 1). Interaksi yang bersifat asosiatif yaitu: a). Kerjasama dalam hal menjaga kebersihan masjid, penggalangan dana untuk korban Palestina, b). Akomodasi, yaitu mereka saling terbuka untuk berinteraksi dengan anggota dari luar organsasi. Sedangkan 2). Interaksi yang bersifat disosiatif yakni: a). Persaingan dapat dilihat ketika penerimaan mahasiswa baru dan pada saat pemilu raya kampus, b). pertentangan atau konflik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya juga cukup beragam yaitu dari faktor kesamaan akidah, sikap toleransi yang tinggi sampai pada faktor keluarga atau kekerabatan.
DAMPAK TRADISI KATUTUHANO TEI (TOLAK BALA) TERHADAP KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN (Studi Di Desa Wtorumbe Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah)
Sumianti, Muh. Arsyad, Hj. Ratna Supiyah
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (224.02 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3577
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Informan penelitian sebanyak 10 orang yaitu kepala Desa Watorumbe, toko agama, toko Adat dan masyarakat biasa. Teknik pengumpulan data terdiri dari Observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Prosesi pelaksanaaan upacara tradisi Katutuhano Tei terdiri atas tiga tahap diantaranya: (a). Tahap persiapan, tahap persiapan diantaranya adalah menentukan hari pelaksanaan dan pembahasan biaya (b). Tahap pelaksanaan, tahap pelaksanaan yakni ritual pembacaan doa yang dilanjutkan dengan pengantaran sesajen ditempat tertentu, yaitu di laut dan di bagian darat yang ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh ketua adat. (c). Tahap penutupan yaitu penutupan acara yakni makan bersama. Tradisi Katutuhano Tei memiliki dua dampak yaitu: (1). Dampak positif, dengan melakukan upacara tradisi Katutuhano Tei masyarakat merasa nyaman karena tanpa ada pemboman ikan secara liar yang akan merusak lingukan laut sehingga masyarakat setempat yang melaut berpenghasilan yang cukup dan masyarakat juga terhindar dari berbagai macam bencana. (2). Dampak negatif tanpa melakukan upacara tradisi Katutuhano Tei masyarakat merasa tidak nyaman karena takut untuk melaut sehingga pendapatannya dalam setiap bulan itu berkurang dan mengalami berbagai macam bencana. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Katutuhano Tei terdiri dua nilai diantaranya yaitu: (a). Nilai-nilai gotong royong untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dan tidak saling mengharapkan satu sama lain. (b). Nilai-nilai solidaritas pada tradisi Katutuhano Tei adalah tradisi ini dapat mempererat persaudaraan, kebersamaan dan dapat membangun persatuan dalam masyarakat.
PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Baliara Selatan, Kabupaten Bombana)
Aksan, H. Rekson S. Limba, dan Tanzil
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (267.667 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3509
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala Desa dalam meningkatkan pembangunan Desa di Desa Baliara. Untuk menjawab pertanyaan ini dilakukan analisis deskriptif kualitatif Informan dalam penelitian ini berjumlah 14 orang, dimana aparatur Desa terdiri dari 7 orang, 2 tokohmasyarakat dan 4 orang masyarakat Desa Baliara Selatan dan kepala Desa sebagai informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepala Desa telah menjalankan perannya sebagai motivator di mana Kepala Desa selalu memberikan motivasi serta masukan-masukan dan dukungan dengan memberi semangat kepada warga dan aparatur pemerintah di kantor desa, selain dari pada itu kepala desa adalah seorang pemimpin yang mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi kepada masyarakat desa, peran sebagai fasilitator dalam hal menfasilitasi atau melengkapi kebutuhan yang di perlukan dalam proses pembangunan belum cukup maksimal karena dari hasil wawancara di atas ada sebagian warga yang mengeluh tidak mendapatkan bantuan dimana warga yang mendapatkan bantuan itu hanya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan sedangkan masyarakat yang berprofesi lain tidak mendapatkan bantuan seperti petani tidak mendapatkan bantuan dan nelayan mendapatkan bantuan berupa mesin katinting yang bertujuan untuk agar dapat meningkatkan perekonomian warga dan juga memudahkan atau meringankan pekerjaan nelayan, peran sebagai mobilisator dan juga pembangunan Desa yang berupa perbaikan Desa, perbaikan deker, perbaikan tapal batas, sumur bor dan juga bantuan mesin untuk nelayan.
PRO KONTRA MASYARAKAT TENTANG RENCANA PEMBERLAKUAN BADAN OTORITA PARIWISATA (BOP) DI KECAMATAN TOMIA KABUPATEN WAKATOBI
La Ode Hajratul. R, Hj. Suharty Roslan, Sarpin
Jurnal Neo Societal Vol 3, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (248.841 KB)
|
DOI: 10.52423/jns.v3i1.3573
Tujuan penelitian ini adalah: 1).Untuk mengetahui alasan-alasan Rencana Pemberlakuan Badan Otorita Pariwisata (BOP) di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. 2)Untuk mengetahui Pro dan Kontra masyarakat terhadap Rencana Pemberlakuan Badan Otorita Pariwisata (BOP) di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi.Jenis metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran dengan fakta, data, dan informasi guna menjelaskan penyelesaian masalah penelitian tentang Pro Kontra masyarakat tentang rencana pemberlakuan Badan Otoritas Pariwisata (BOP) di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Wawancara, Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Data yang memberikan penjelasan dan uraian secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Alasan ingin diberlakukannya BOP di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi tujuan untuk memperkenalkan atau mengeksploitasi sumber daya salah satunya pada sektor pariwisata agar di kenal oleh masyarakat luas terutama para wisatawan mancanegara. Namun pemanfaatannya yang belum maksimal. 2) Dalam rencana pemberlakuannya, ternyata terjadi pro dan kontra masyarakat tentang rencana masuknya BOP di Wakatobi. Pasalnya pemanfaatannya hanya akan menguntungkan beberapa pihak yang bersangkutan didalam lembaga tersebut. Sehingga mengesampingkan urusan masyarakat dan kurangnya kontribusi untuk masyarakat.