cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis
ISSN : 23030453     EISSN : 24429872     DOI : -
Core Subject : Education,
Diya al-Afkar adalah jurnal ilmiah yang memfokuskan studi al-Quran dan al-Hadis. Jurnal ini menyajikan karangan ilmiah berupa kajian ilmu-ilmu al-Quran dan al-Hadis, penafsiran/pemahaman al-Quran dan al-Hadis, hasil penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan yang terkait tentang al-Quran atau al-Hadis, dan/atau tinjauan buku. Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2024): Juni" : 10 Documents clear
تحقيق التوازن بين الفهم النصي والسياقي: دراسة منهج التفسير للحبيب عمر ابن حفيظ Muhamad, Muhamad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.17129

Abstract

This research investigates the exegetical analysis of Surah Muhammad verses 17-19 as articulated by Habib Umar bin Hafidz. The emphasis is placed on its methodological framework and its implications within both global and contemporary paradigms. The methodologies employed encompass documentation analysis and critical analytical strategies. The findings of the inquiry indicate that the interpretation highlights the alignment between textual interpretation and context, thereby facilitating a profound comprehension that remains steadfast amidst evolving circumstances. Additionally, the outcomes of the research reveal how Habib Omar adeptly navigated traditional doctrines and modern ideologies, thereby ensuring that his interpretations are pertinent and comprehensible to a worldwide audience. Noteworthy discoveries encompass the significance of inner purification in Islamic teachings, the societal and spiritual worth of Quranic interpretation, and its impact on contemporary perspectives regarding Islam. These findings emphasize the necessity for a conscientious and contextualized approach to comprehending Islamic doctrine and for establishing a framework that enables Muslims to implement the teachings of the faith in their everyday lives.
Penafsiran Kata Al-Magḍūb dan Aḍ-Ḍāllīn dalam Tafsir At-Tanwir Karya Muhammadiyah Bariqi, Sirajuddin
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.17039

Abstract

One of the factors behind the emergence of tension and conflict between religious communities is the exclusive interpretation of religious texts. Therefore, to build and maintain peaceful coexistence between religious communities, producing inclusive religious interpretations is necessary. This article aims to examine how Muhammadiyah attempts to answer these needs. This is library research using descriptive-analytical methods. The primary source used is Muhammadiyah's Tafsir At-Tanwir. The inclusiveness of Tafsir At-Tanwir is manifest in the shift in the meaning of the words al-maghḍūb and al-ḍāllīn in Q.S. alFātiḥaḥ/1: 7, which is generally understood in a theological context - which emphasizes the subject dimension - to a sociological context - which emphasizes the cause dimension. Instead of interpreting al-maghḍūb as referring to Jews, Tafsir At-Tanwir interprets it as representing those who oppose the path of knowledge, hard work, and benefit. Similarly, al-ḍāllīn is no longer interpreted as referring to Christians, but as those who follow a path that does not lead to progress, prosperity, or ultimate happiness in the hereafter. On one side, the shift in meaning can be read as an effort from Muhammadiyah to minimize the occurrence of theological debates and/or tensions, and on the other side, it can be read as Muhammadiyah's effort to grow a high culture of civilization, namely by: (a) not becoming a wrathful person for being stupid, lazy, and destructive, and; (b) not becoming a misguided person for not being able to distinguish between ḥaq and bāṭil.Salah satu faktor yang melatarbelakangi munculnya ketegangan dan konflik antarumat beragama adalah penafsiran yang eksklusif terhadap teks-teks keagamaan. Oleh karena itu, dalam rangka membangun dan menjaga koeksistensi hubungan antarumat beragama, produksi tafsir keagamaan yang inklusif mutlak dibutuhkan. Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana Muhammadiyah berupaya menjawab kebutuhan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Sumber primer yang digunakan adalah Tafsir At-Tanwir karya Muhammadiyah. Wujud inklusivitas Tafsir At-Tanwir adalah dengan menggeser makna kata al-maghḍūb dan al-ḍāllīn dalam Q.S. al-Fātiḥaḥ/1: 7 yang umumnya dipahami dalam konteks teologis --yang menekankan dimensi subjek—ke konteks sosiologis --yang menekankan dimensi sebab. Alih-alih memaknai al-maghḍūb sebagai Yahudi, Tafsir At-Tanwir memaknai kata tersebut sebagai bentuk oposisi dari jalan yang penuh ilmu, kerja keras, dan manfaat. Sementara kata al-ḍāllīn tidak lagi dimaknai sebagai Nasrani, tetapi jalan yang tidak mengarah pada kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dunia akhirat. Di satu sisi, pergeseran makna itu dapat dibaca sebagai upaya dari Muhammadiyah untuk meminimalisir terjadinya perdebatan dan/atau ketegangan teologis, dan di sisi lain dapat dibaca sebagai upaya Muhammadiyah untuk menumbuhkan kultur peradaban yang tinggi, yakni dengan cara: (a) tidak menjadi orang yang dimurkai karena bodoh, malas, dan merusak, dan; (b) tidak menjadi orang yang sesat karena tidak mampu membedakan antara ḥaq dan bāṭil.   
EPISTEMOLOGI AYAT MUTASHĀBIHĀT: Analisis Kaidah Nafiy pada Surah Āli ‘Imrān Ayat 7 Enjelina, Dita Erlin; Muslim, Moh. Akib
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.17538

Abstract

This study aims to analyze the mutashābihāt verse in surah Āli ‘Imrān verse 7 through the perspective of Nafiy (negation) rules in order to understand its epistemological implications. Mutashābihāt verses, which contain implied meanings and multi-interpretations, often result in challenges to the interpretation of the holy verses of the Qur'ān. In Surah Āli ‘Imrān verse 7, Allah Swt. confirms the existence of clear verses (muḥkamāt) and vague verses (mutashābihāt), and states that Allah is the only one who knows the true meaning of the mutashābihāt verses. Using the rule of Nafiy, this study seeks to describe how the rejection or negation of certain meanings helps in understanding and interpreting mutashābihāt verses. This approach also examines how the method affects the formation of knowledge and understanding in the context of Islamic scholarship. The analysis shows that the Nafiy rule plays a significant role in maintaining the integrity and consistency of interpretation, as well as in guiding Muslims towards a deeper and more accurate understanding of divine revelation. The author hopes that this research can make a meaningful contribution to the study of Qur'anic interpretation and Islamic epistemology.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ayat mutashābihāt melalui perspektif kaidah Nafiy (negasi) yang tercamtum dalam Q.S Āli ‘Imrān ayat 7 guna memahami implikasi epistemologisnya. Ayat mutashābihāt, yang mengandung makna tersirat dan multiinterpretasi, sering kali mengakibatkan tantangan terhadap penafsiran ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dalam Q.S Āli ‘Imrān ayat 7, Allah SWT menegaskan adanya ayat-ayat yang jelas (muḥkamāt) dan ayat-ayat yang samar (mutashābihāt), serta menyatakan bahwa hanya Allah satu-satunya yang memahami makna yang sebenarnya dari ayat-ayat mutashābihāt tersebut. Dengan menggunakan kaidah Nafiy, penelitian ini berusaha menguraikan bagaimana penolakan atau negasi terhadap makna-makna tertentu membantu dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat mutashābihāt. Pendekatan ini juga mengkaji bagaimana metode tersebut mempengaruhi pembentukan pengetahuan dan pemahaman dalam konteks keilmuan Islam. Hasil analisis menunjukkan bahwa kaidah Nafiy berperan signifikan dalam menjaga integritas dan konsistensi penafsiran, serta dalam membimbing umat Muslim menuju pemahaman yang lebih mendalam dan akurat terhadap wahyu Ilahi..
RIWAYAT ISRĀ’ILIYYĀT DALAM KISAH HĀRŪT DAN MĀRŪT: Telaah Kitab Mawārid al-Bayān fī ‘Ulūm al-Qur’ān Azzalia, Safira
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.18053

Abstract

In the midst of the wealth of Quranic studies, the book Mawarid al-Bayan fi ‘Ulum al-Qur’an by Muhammad ‘Afifuddin Dimyati provides inspiration in the study of Quranic sciences. Through this work, ‘Afifuddin discusses al-dakhil fi al-tafsir. This study aims to understand the complexities and variations in the interpretation of the story of Harut and Marut. The research employs a comparative method, comparing various relevant Israiliyat narratives related to the story of Harut and Marut. The primary focus is that Mawarid al-Bayan serves as a primary source in this analysis. Data collected includes historical documents, tafsir notes, and related academic literature. Based on Mawarid al-Bayan, variations in the interpretation of Harut and Marut are found. ‘Afifuddin reviews the correct interpretations from various perspectives through Israiliyat narratives about two angels who were tested by Allah by being given desires that they ultimately failed to control, leading them to commit significant sins. This research demonstrates the importance of conducting analytical studies on Israiliyat narratives to ascertain their accuracy or validity. The findings can serve as a reference for academics and the general public in understanding the complexities of history and Quranic interpretation. This journal seeks to provide a comprehensive overview of how Mawarid al-Bayan discusses the story of Harut and Marut through the lens of Israiliyat narratives while emphasizing the importance of scientific critique in understanding these historical documents.  Di tengah khazanah studi al-Qur’an, kehadiran kitab Mawarid al-Bayan fi ‘Ulum al-Qur’an karya Muhammad ‘Afifuddin Dimyati memberikan inspiasi dalam kajian ‘ulum al-Qur’an. Melalui karyanya tersebut, ‘Afifuddin memaparkan dalam salah satu pembahasannya tentang al-dakhil fi al-tafsir. Studi ini bertujuan untuk memahami kompleksitas dan variasi dalam penafsiran kisah Harut dan Marut. Penelitian menggunakan metode komparatif, membandingkan berbagai riwayat israiliyyat yang relevan dengan kisah Harut dan Marut. Fokus utamanya adalah kitab Mawarid al-Bayan merupakan sumber primer dalam telaah ini. Data dikumpulkan meliputi dokumen historis, catatan tafsir, dan literatur akademis terkait. Berdasarkan kitab Mawarid al-Bayan ditemukan variasi interpretasi tentang Harut dan Marut. ‘Afifuddin mengulas penafsiran yang benar dari berbagai interpretasi melalui riwayat-riwayat israiliyyat mengenai dua malaikat yang diuji oleh Allah dengan memberikan nafsu kepada mereka yang kemudian gagal dalam mengontrol nafsunya dan melakukan dosa-dosa yang besar. Penelitian ini menunjukkan pentingnya melakukan telaah analitis tentang riwayat israiliyyat untuk memastikan kesalahannya atau kebenarannya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi dan masyarakat umum dalam memahami kompleksitas sejarah dan interpretasi al-Qur’an. Jurnal ini berusaha memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana kitab Mawarid al-Bayan membahas kisah Harut dan Marut melalui lensa riwayat israiliyyat serta menekankan pentingnya kritik ilmiah dalam memahami dokumen-dokumen historis tersebut. 
EFEKTIVITAS AJARAN AL-QUR'AN DALAM MENGATASI OVERTHINKING: Kajian di Lembaga Healing Hypnotherapy Tangerang Selatan Firdausiana, Fuadiyati; Sa'adah, Yusriyatus; Trijayanti, Nur Azizah; Huda, Ade Naelul
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.16529

Abstract

Diseases mental illness is currently a problem that is often faced in society that requires special attention, as its presence can disrupt the stability and tranquillity of life. One of the centres of mental illness is overthinking, which not only affects young people, but also from all walks of life. One of the ways found to resolve the mental illness is to use hypnotherapy method which in its implementation, hypnosis becomes the basis for the healing concept. Hypnotherapy has begun to be widespread along with the increasing attention of the community with mental illness. So that Muslims need to study hypnotherapy in treating this mental illness, especially overthinking. This research aims to explore hypnotherapy as a solution in overcoming overthinking through the Qur'an. Through the Qur'an. The method used in this research is qualitative research with library research and field research, i.e. interview to the object of research. The place of the research object is in the environment of Bayt al-Qur'an Islamic Boarding School in Southcity Raya, Pondok Cabe Udik, Pamulang, South Tangerang. This research also involved several respondents, namely one therapist and several others as the person being treated. The approach we use is a phenomenological approach by combining the theories of Craswell and Gerardus van Leeuw, to get a complete, systematic, and accurate data. complete, systematic, and accurate data. Through this research it was found that Qur'anic values can cure overthinking through hypnotherapy method. The integration of Qur'anic values is done to be incorporated into new data in human being so that they become a better person by minimising overthinking. Penyakit mental saat ini menjadi masalah yang sering dihadapi dalam masyarakat yang memerlukan perhatian khusus, karena keberadaannya dapat mengganggu stabilitas dan ketenangan dalam kehidupuan. Salah satu yang menjadi fokus dari penyakit mental tersebut adalah overthinking, yang tidak hanya menyerang anak muda, namun juga berbagai kalangan. Salah satu cara yang ditemukan untuk menyelesaikan penyakit mental adalah menggunakan metode hipnoterapi yang dalam pelaksanaannya, hipnosis menjadi dasar untuk konsep penyembuhan. Hipnoterapi sudah mulai marak seiring dengan bertambahnya perhatian masyarakat dengan penyakit mental. Sehingga umat Muslim perlu mengkaji hipnoterapi dalam mengobati penyakit mental ini, terutama overthinking. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas hipnoterapi sebagai solusi dalam mengatasi overthinking melalui al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan library research dan field research, yaitu interview terhadap objek penelitian. Tempat objek penelitian berada di lingkungan Pondok Pesantren Bayt al-Qur’an di Southcity Raya, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan. Penelitian ini juga melibatkan beberapa responden yaitu seorang terapis dan beberapa pasien yang diterapi. Pendekatan yang penulis gunakan adalah fenomenologi dengan menggabungkan teori Craswell dan Gerardus van Leeuw, untuk mendapatkan sebuah data yang lengkap, sistematis, dan akurat. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa nilai-nilai al-Qur’an dapat menyembuhkan overthinking melalui metode hipnoterapi. Integrasi nilai-nilai al-Qur’an dilakukan untuk dimasukkan menjadi data baru dalam diri manusia sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dengan meminimalisir adanya overthinking.
TIPOLOGI RESEPSI MASYARAKAT BANJAR TERHADAP AL-QUR’AN DI DESA PANJARATAN, KECAMATAN PELAIHARI, KABUPATEN TANAH LAUT Munauwarah, Husnul Hamidatul; Mujahid, Ahmad; Irsyadi, Najib
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.16639

Abstract

The Banjar community in Panjaratan Village understands the Qur'an not only in terms of understanding the text, namely in the form of practice in reading or studying the Qur'an, more than that, the many cultures or traditions that exist in the community are the result of the development of community receptions, especially the Banjar community towards the Qur'an from time to time. This study aims to further examine how the community's reception of the Qur'an and will classify the typology of the Qur'an's reception and analyze the meaning contained in it. This research uses a qualitative approach, analyzing the typology of the Qur'an with the theory of Qur'anic reception by Ahmad Rafiq and analyzing the meaning using the theory of sociology of knowledge by Karl Mannheim. The results of the research on the typology of Al-Qur'an reception in Panjaratan Village obtained three receptions of the Al-Qur'an, namely exegesis reception implemented in recitation activities and religious assemblies, aesthetic reception manifested in decorations in people's homes and implemented from the existence of al-Qur'an learning with certain methods and tones and functionalist reception implemented in verses as certain functions in life. The meanings contained in the practice of Qur'an reception in Banjar society are first, the objective meaning is interpreted as a symbol of the high sense of religion and closeness to Allah Swt. Second, the documentary meaning is as a culture from ancestors that is preserved and acculturated with Islamic culture. Third, the expressive meaning is that the practice of Qur'anic reception is used as a wasilah in achieving certain goals, hopes and desires by the people who carry it out.Masyarakat Banjar di Desa Panjaratan terhadap Al-Qur’an, mereka memahami Al-Qur’an bukan hanya sekedar pemahaman yang berada pada teks yaitu berupa pengamalan dalam membaca atau mengkaji al-Qur’an, lebih dari itu banyaknya budaya ataupun tradisi yang terdapat di masyarakat merupakan hasil perkembangan resepsi masyarakat khususnya masyarakat Banjar terhadap al-Qur’an dari masa ke masa. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jauh bagaimana resepsi masyarakat terhadap al-Qur’an serta akan melakukan klasifikasi tipologi dari resepsi al-Qur’an dan menganalisis makna yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menganalisis tipologi al-Qur’an dengan teori resepsi al-Qur’an oleh Ahmad Rafiq serta menganalisis makna menggunakan teori sosiologi pengetahuan oleh Karl Mannheim. Hasil dari penelitian mengenai tipologi resepsi al-Qur’an di Desa Panjaratan didapatkan tiga resepsi al-Qur’an yaitu resepsi eksegesis terimplementasikan dalam kegiatan pengajian dan majelis taklim keagamaan, resepsi estetis termanifestasikan dalam hiasan-hiasan dalam rumah masyarakat serta terimplementasikan dari adanya pembelajaran al-Qur’an dengan metode dan nada-nada tertentu dan resepsi fungsionalis terimplementasikan dalam ayat sebagai fungsi tertentu dalam kehidupan. Makna yang terkandung dalam praktik resepsi al-Qur’an di masyarakat Banjar adalah pertama, makna objektifnya dimaknai sebagai simbol dari tingginya rasa beragama dan kedekatan dengan Allah swt. Kedua, makna dokumenternya adalah sebagai budaya dari nenek moyang yang dilestarikan serta diakulturasikan dengan budaya Islam. Ketiga, makna ekspresifnya adalah praktik resepsi al-Qur’an digunakan sebagai wasilah dalam mencapai tujuan, harapan dan hajat tertentu oleh masyarakat yang melaksanakannya.  
PENGEMBANGAN APLIKASI CMS BERBASIS MOBILE SEBAGAI KEUNGGULAN DISTINGSI PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR Maimun, Muhammad; Bahiyah, Nurul; Muhyidin, Iid; Ramadhan S., M. Fathur; Saluky, Saluky
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.18464

Abstract

The ability of a study program to develop its uniqueness is a significant advantage. This uniqueness is a distinctive characteristic that sets it apart from study programs at other universities or campuses. In this context, the Al-Qur’an and Tafsir Studies Program at UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon has a unique focus on information and computer technology. To realize this distinctiveness, this research aims to develop an Android-based CMS application. The application is designed to host the works of the academic community within the study program, including both scientific and non-scientific works. The data collection methods used include direct observation and literature review. The method used to develop the application is the SDLC (System Development Life Cycle) method, which involves stages such as Analysis, Design, Implementation, Testing, Deployment, and Maintenance. The software utilized includes PHP and MySQL. The research resulted in the creation of the "Kalamuna" application, a content management system application used to convert scientific papers or final projects into a format that can be accessed online. This application facilitates users, especially lecturers and final-year students, in disseminating their ideas and makes it easier to search for literature as research references. Kemampuan program studi dalam mengembangkan kekhasannya merupakan suatu keunggulan. Kekhasan tersebut merupkan ciri khusus yang membedakan dengan program studi di universitas atau kampus lainnya. Dalam hal ini, Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon memiliki kekhasan yaitu teknologi informasi dan komputer. Dalam rangka mewujudkan kekhasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangan aplikasi cms berbasis android. Aplikasi tersebut dibangun untuk memuat karya-karya sivitas akademika program studi, baik karya ilmiah maupun karya non ilmiah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan metode literatur. Metode yang digunakan dalam membangun aplikasi adalah metode SDLC. SDLC (System Devolepment Life Cycle) Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah Analisis, Desain, implementasi, pengujian dan penerapan serta pemeliharaan. Software yang digunakan yaitu PHP dan MySql. Hasil penelitian berupa aplikasi Kalamuna, aplikasi ini merupakan aplikasi content manajemen sistem yang digunakan untuk mengkonversi karya ilmiah atau tugas akhir yang dapat diakses secara daring. Aplikasi ini memudahkan pengguna khususnya dosen dan mahasiswa semester akhir dalam menyebarkan gagasan hasil karya dan memudahkan untuk melakukan pencarian literatur sebagai bahan referensi penelitian.  
STUDI LITERATUR TENTANG ILM AL-TAFSĪR KARYA ‘AFIFUDDIN DIMYATI DAN OBJEKTIVITAS EKSPLANASI ARGUMEN TAFSIR SAINS Kembara, Adjie Wahyu
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.18050

Abstract

‘Ilm al-Tafsīr: Uṣūluhu wa Manāhijuhu by ‘Afīfuddīn is a book that compiles various topics in the discipline of tafsir (Quranic exegesis), one of which is the methodologies of tafsir. Regarding the topic of tafsir methodologies, an interesting fact is found in ‘Afīfuddīn's exposition of the model of scientific interpretation. ‘Afīfuddīn appears objective when presenting arguments from both pro and contra groups of scientific interpretation, and he even constructs a reconciliation argument between the two opposing groups. Based on this fact, the question arises: how does ‘Afīfuddīn explain the arguments put forward by both groups and his efforts at reconciliation in ‘Ilm al-Tafsīr? This question is important because in his tafsir book, Hidāyah al-Qur’ān, ‘Afīfuddīn seems to adhere to the model of interpreting the Qur'an with the Qur'an. Using a literary study and interpretive analysis approach, this study indicates that ‘Afīfuddīn's explanation of the pro and contra arguments of scientific interpretation is objective and tolerant but still adheres to the basic principles of interpretation. ‘Afīfuddīn's efforts in reconciling various arguments of scientific interpretation imply his wise and objective attitude as an intellectual. ‘Ilm al-Tafsīr: Usūluhu wa Manāhijuhu karya ‘Afifuddin merupakan kitab yang menghimpun topik-topik kajian dalam disiplin ilmu tafsir, salah satunya adalah manāhij al-tafsir. Mengenai topik kajian manhaj tafsir ini ditemukan fakta menarik dalam pemaparan ‘Afifuddin terhadap model penafsiran sains. ‘Afifuddin terlihat objektif saat memaparkan argumentasi dari kelompok pro maupun kontra tafsir sains, bahkan ia juga mengkonstruk argumen rekonsiliasi antara kedua kelompok yang berseberangan. Atas dasar fakta ini, timbul pertanyaan, bagaimana eksplanasi ‘Afifuddin terhadap argumen yang diusung oleh kedua kelompok serta upaya rekonsiliasinya dalam ‘Ilm al-Tafsīr? Pertanyaan ini menjadi penting karena ‘Afifuddin dalam kitab tafsirnya Hidāyah al-Qur’ān terlihat setia pada model penafsiran al-Qur’ān bi al-Qur’ān. Dengan pendekatan studi literatur dan analisis interpretasi, kajian ini mengindikasikan bahwa eksplanasi ‘Afifuddin terhadap pro-kontra argumen tafsir sains bersifat objektif dan toleran namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar penafsiran. Upaya ‘Afifuddin dalam merekonsiliasi berbagai argumen tafsir sains menyiratkan sikapnya yang bijak dan objektif sebagai seorang intelektual. 
METODE ANALISIS TEORI KUANTITAS DAN KUALITAS HADIS Umayah, Umayah; Nurkholidah, Nurkholidah; Muttaqin, Muhamad Zaenal
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.16784

Abstract

The theory of quantity and quality of hadith is a theory that is used as an analytical tool in hadith research. These theories are used as analysis of data from searching for hadiths, because in this case the assumption is to look for data to understand the theories studied in this case, namely the theory of quantity and quality of hadiths. In studying the theories of quantity and quality of hadith, it is better to accompany the practice of searching for books that help with hadith research, both manually and digitally, because if you understand it only theoretically when asked again you will usually forget, but by searching for data and analyzing it accordingly with the theory, it will be remembered forever. Therefore, on this occasion we present themes related to theories of quantity and quality of hadith accompanied by examples, with the aim of making it easier to understand. Teori kuantitas dan kualitas hadis merupakan teori yang dijadikan pisau analisis dalam peneltian hadis. Teori-teori itu digunakan sebagai analisis data hasil penelusuran hadis, karena dalam hal ini asumsinya adalah mencari data untuk memahami teori-teori yang dipelajari dalam hal ini yaitu teori kuantitas dan kualitas hadis. Dalam mempelajari teori-teori kuantitas dan kualitas hadis ada baiknya disertai dengan praktik penelusuran terhadap kitab-kitab bantu penelitian hadis, baik secara manual maupun digital, karena jika difahami hanya secara teoritis ketika ditanya kembali biasanya akan lupa, tetapi dengan melakukan pencarian data dan menganalisis sesuai dengan teorinya maka akan bisa diingat sampai kapanpun. Oleh karenanya pada kesempatan ini kami menyajikan tema terkait teori-teori kuantitas dan kualitas hadis disertai dengan contoh, dengan tujuan supaya lebih mudah difahami.  
INFILTRASI DALAM TAFSIR SHI’AH: Analisis Penafsiran Q.S. al-Nisā’ Ayat 24 dalam Tafsir Majma’ Al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur’ān AS, Sifa Mufidatul Akbar; Khoiroh, Muflikhatul
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 12, No 1 (2024): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v12i1.17259

Abstract

The interpretation of the Qur'an is inseparable from the influence of existing ideological schools or schools. It is not uncommon for interpretations influenced by certain schools of thought to contradict opinions in general, so that the verses they interpret appear to support and do not appear to be contrary or contradictory to their madhhab and beliefs. One of the schools known in Islam is Shi'ah. One of the famous works of interpretation in this sect is Majma' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an. This study aims to analyze the infiltration that exists in the Majma' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an tafsir with a focus on the interpretation of Q.S. Al-Nisa' Verse 24. This research uses descriptive-analytical method with bibliography research approach. The primary data source used in this research is the interpretation of Majma' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an by al-Tabarsi, while secondary data sources in this research are books, articles, and writings related to Shi'ah tafsir, tafsir al-Qur'an, and other things that support research. By using Abd al-Wahhab Fayed's al-dakhil theory, the results of research on the interpretation of Q.S. Al-Nisa' Verse 24 in al-Tabarsi’s tafsir has indications of infiltration of both the meaning of the language and the hadith used in the interpretation of the verse.  Penafsiran terhadap al-Qur’an tidak terlepas dari pengaruh aliran atau mazhab ideologi yang ada. Tidak jarang penafsiran yang dipengaruhi oleh mazhab tertentu bertentangan dengan pendapat pada umumnya, sehingga ayat yang ditafsirkannya tampak mendukung dan tidak tampak berlawanan atau bertentangan dengan madzhab serta kepercayaannya. Salah satu aliran yang dikenal dalam Islam adalah Shi’ah. Salah satu karya tafsir yang terkenal dalam aliran ini ialah tafsir Majma’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis infiltrasi yang ada dalam tafsir Majma’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an dengan fokus pada penafsiran QS. Al-Nisa’ Ayat 24. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan pendekatan studi kepustakaan (bibliography research). Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah tafsir Majma’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an karya al-Tabarsi, adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, artikel, dan tulisan yang berkenaan dengan tafsir Shi’ah, tafsir al-Qur’an, serta hal lain yang mendukung penelitian. Dengan menggunakan teori al-dakhil milik Abd al-Wahhab Fayed,  hasil penelitian atas penafsiran QS. Al-Nisa’ Ayat 24 dalam tafsir milik al-Tabarsi ini menunjukkan adanya indikasi infiltrasi baik dari pemaknaan bahasa maupun hadis yang digunakan dalam penafsiran ayat tersebut.  

Page 1 of 1 | Total Record : 10