cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURISDICTIE Jurnal Hukum dan Syariah
ISSN : 20867549     EISSN : 25283383     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurisdictie (print ISSN 2086-7549, online ISSN 2528-3383) is peer-reviewed national journal published biannually by the Law of Bisnis Syariah Program, State Islamic University (UIN) of Maulana Malik Ibrahim Malang. The journal puts emphasis on aspects related to economics and business law which are integrated to Islamic Law in an Indonesian context and globalisation context. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic.
Arjuna Subject : -
Articles 214 Documents
SURAT KETERANGAN TANAH ADAT (SKT-A) OLEH DAMANG KEPALA ADAT TERKAIT PEMBUATAN SERTIPIKAT TANAH DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH: Pendekatan Konsep Al- adah al- Muhakkamah Setiawan, Ferry
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 8, No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v7i3.4331

Abstract

This journal aims to assess whether the Certificate of Indigenous Land created by Damang traditional leader can serve as a means of proof in land registration pursuant to Article 24 Paragraph (1) of Government Regulation No. 24 of 1997 on Land Registration and legal certainty for holders of the Certificate of Indigenous Land , This research is a normative legal research (Normative Legal Research) that use the approach legislation and conceptual approaches. Then assisted with legal materials will be described, described, and analyzed in relation to one another. In this study it was found that the Certificate of Indigenous Land created by Damang traditional leader based regulation Indigenous Institute Central Kalimantan can not be recognized as a means of proof in land registration as provided in Article 24 Paragraph (1) of Government Regulation No. 24 of 1997 on Land Registration. With the Certificate of Indigenous Lands can not be evidence in land registration, then it can not guarantee legal certainty for holders of indigenous land rights in Central Kalimantan.
AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH MENURUT PEMAHAMAN NASABAH BAITUL MAAL WAT TAMWIL DI TONGAS PROBOLINGGO Hamidah, Siti; Yandono, Prayudo Eri
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v7i2.3850

Abstract

AbstractBaitul Maal wat Tamwil (BMT) as a financial institutionin Indonesia must compliance to the Islamic law, namely Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). But in reality shows the opposite. One of the causes is the lack of consciousness the laws of society. This empirical research wants to find out how customers of BMT in Tongas Probolinggo understanding against mudharabah contract. Research is done by approach juridical antropologis. Lack of understanding of the customer against the mudharabah contract mis-information by the BMT. Besides, experience customers factors associated with financial institutions formerly also affect. Mudharabah contract still understood as the loan with the obligation of paying interest, not as a result of ratio a share of the revenue. Collateral in mudharabah contract is also seen as a matter a reasonable. However, the understanding BMT’s customers to the values of contract, namely trust, justice, honesty, and mutually beneficial, are good in general. This can not be separated from the influence of social and cultural of the locations of this research.AbstrakBaitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam menjalankan kegiatannya harus patuh pada ketentuan hukum Islam, yaitu  Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Dalam kenyataannya, kepatuhan pada ketentuan syariah banyak disimpangi. Salah satu penyebabnya adalah  rendahnya kesadaran hukum masyarakat.  Berlatar belakang hal di atas, maka penelitian berjenis empiris dengan pendekatan yuridis antropologis ini bertujuan untuk mengidentidikasi dan mendeskripsikan serta menganalisis pemahaman nasabah terhadap akad mudharaba di BMT Al-Aziz Tongas Probolinggo. Rendahnya pemahaman nasabah BMT terhadap akad mudharabah adalah karena penjelasan pihak BMT yang kurang tepat. Di samping itu pengalaman nasabah berhutang pada lembaga keuangan konvensional, rentenir dan lainnya membentuk pemahaman tentang akad mudharabah yang tidak sesuai dengan ketentuan syariah. Akad mudharabahdimaknai sebagai perjanjian utang-piutang dengan kewajiban membayar bunga, bukan berdasar ratio bagi hasil. Kewajiban jaminan juga dipahami sebagai sesuatu yang wajar. Namun demikian, pemahaman nasabah BMT terhadap nilai-nilai akad, yaitu kepercayaan, keadilan, kejujuran, serta saling menguntungkan,  sangat baik, hal ini tidak lepas dari pengaruh sosial budaya masyarakat setempat.
Zakat Fitrah di Lembaga Pendidikan Perspektif Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi Rohmawati, Kiki Ayu
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v6i2.4108

Abstract

Zakat is the third of pillars of Islam, which is very important for improving the existence of Muslim worship beside of prayer and fasting, so zakat fitrah is carried so much by Elementary Schools and Islamic Elementary Schools to be used as a basic learning by way of zakat payment practice in schools. There are two of education institutions carried by the author. They are Bandar II Elementary School and Ihsan al-Bandar Islamic Elementary School, Kedung Mulyo village, Bandar Kedung Mulyo sub-district, Jombang. In November 2014 ago. The main purpose of this study is to understand the practice of zakat fitrah applied in Elementary School and Islamic Elementary School in Bandar Kedung Mulyo Village, Bandar Kedung Mulyo sub-district, Jombang, and to review the law of Syafi’i and Hanafi sect perspective. In this study uses the type of empirical research with qualitative approach. Most of the primary data collected through semi-structured interviews and field observations. Literature and related documentation of this issue are used as the secondary data. After collecting the data, then analyze it by using qualitative descriptive method. Based on the analysis, the conclusion is zakat fitrah in Elementary School and Islamic Elementary School of Bandar Kedung Mulyo has different characteristics and practices in collecting zakat, zakat distribution, and the time of collection and dividing of zakat. The difference is because of Bandar II Elementary School tends to be proportional to follow the Syafi’i and Hanafi sect, whereas in al-Ihsan Islamic Elementary School tends to follow or taqlid at one sect, that is Syafi’i sect.Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam, yang sangat penting untuk meningkatkan keberadaan ibadah Muslim samping doa dan puasa, sehingga zakat fitrah dilakukan begitu banyak oleh Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Islam untuk digunakan sebagai pembelajaran dasar dengan cara praktek pembayaran zakat di sekolah. Ada dua lembaga pendidikan yang dilakukan oleh penulis. Mereka adalah Bandar II Sekolah Dasar dan Ihsan al-Bandar Sekolah Dasar Islam, Desa Kedung Mulyo, Bandar Kedung Mulyo Kecamatan, Jombang. Pada November 2014 lalu. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami praktek zakat fitrah diterapkan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Bandar Kedung Mulyo Desa, Bandar Kedung Mulyo Kecamatan, Jombang, dan untuk meninjau hukum Syafi'i dan perspektif Maadzhab Hanafi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif. Sebagian besar data primer dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan observasi lapangan. Sastra dan dokumentasi terkait masalah ini digunakan sebagai data sekunder. Setelah mengumpulkan data, kemudian menganalisisnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis, kesimpulannya adalah zakat fitrah di Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Islam Bandar Kedung Mulyo memiliki karakteristik yang berbeda dan praktek dalam mengumpulkan zakat, distribusi zakat, dan saat pengumpulan dan pembagian zakat. Perbedaannya adalah karena Bandar II Sekolah Dasar cenderung proporsional mengikuti Madzhab Syafi'i dan Hanafi, sedangkan di al-Ihsan Sekolah Dasar Islam cenderung mengikuti atau taqlid pada satu Madzhab, yang Madzhab Syafi'i.
TRADISI MAMPADUOI DALAM PERJANJIAN BAGI HASIL SAWAH DI NAGARI GUNUNG MEDAN Irawan, Vendra
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i1.5036

Abstract

The aim of this research is to understand and analyze the practice of mampaduoi system in profit sharing agreement of rice field in Nagari Gunung Medan, West Sumatera, based on the study of Islamic Law and the Act Number 2 Year 1960 regarding Profit Sharing Agreement. This is an empirical research with sociological juridical approach. The result of analysis shows that mampaduoi system in profit sharing agreement done in Nagari Gunung Medan is a kind of cooperation which employs kinship principle (badunsanak) and mutual help. The ratio is 4 (1:3) for close family members and 3 (1:2) for non family. Islam figures and chief of tribal in Nagari Gunung Medan consider mampaduoi system is in accordance with Islamic sharia as what has been determined by Jumhur Ulama regarding mukhabarah agreement. However, based on the act Number 2 Year 1960, the system is not appropriate because it is not legally written.
ImplemEntasi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu di Koperasi Mahasiswa “Padang Bulan” Amin, Muhammad
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v7i1.3679

Abstract

Perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terbentuk agar dapat menangani masalah ketenagakerjaan di Indonesia serta dapat memberikan kepastian hukum. Perjanjian kerja waktu tertentu termuat dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Koperasi Mahasiswa “Padang Bulan” merupakan instansi yang juga harus patuh dalam peraturan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Koperasi Mahasiswa “Padang Bulan” juga menerapkan praktek perjanjian kerja waktu tertentu dalam membantu menjalankan unit usahanya sehingga peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana praktek perjanjian kerja waktu tertentu di Koperasi Mahasiswa “Padang Bulan” ditinjau berdasarkan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 dan Hukum Islam.Temporary appointment work agreement is an employment appointment with business entity for create employment contract during a particular period time or particular work. Th act No. 13 of 2003 on manpower formed in order to handle manpower problems in Indonesia including give the legal security. The temporary appointment work agreement (temporary worker) included in Act No. 13 of 2003 on Manpower. Student cooperative “Padang Bulan” State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang is an Instance that must have to do in Act No. 13 of 2003 on Manpower because student cooperative “Padang Bulan” is also applicable to temporary appointment work agreement in operating the business entreprise so that the researcher have intention to do a research regarding how the temporary appointment work agreement practicing in student cooperative “Padang Bulan” State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang based on the Act no. 13 of 2003 and shariah law.
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI SYARAT OBYEKTIF DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM (AKAD ‘ARIYAH) YANG BERBENTUK AKTA OTENTIK: Studi Kasus Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung No. 1572 K/Pdt/2015 Rahayu, Nur Irma; Syafa'at, Rachmat; Widiarto, Aan Eko
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i2.5591

Abstract

Halal cause is an essential element in Indonesian legal agreement. Its definition in the Article 1320 of Civil Code Procedure is unclearly elaborated leading to multi interpretations. There is even Judge’s interpretation in the language use that cause its invalidity only because Indonesian language is considered as a halal cause. This leads to uncertainty of all parties involved in a agreement. This research discusses the accuracy of ratio legis of Supreme Court judges in decree Number 1572 K.Pdt.2015 that decides the authentic deeds of loan agreement and fiduciary guarantee for an object as void at law. The researcher employs normative juridical method. The approaches employed are legislation, conceptual, and case. The research reveals, there is irrelevant interpretation of halal cause by Supreme Court judges in decree 1572/K/Pdt/2015 when related to the Article 1320 of Civil Code Procedure and Rasio legis of the judges; the decision has overlooked the provision of foreign language use in the authentic deeds as regulated in notary office law. It is because the legal framework used infringes the principle of lex spesialis derogat legi generalli. Furthermore, the legal consequence toward the authentic deeds regarding the use of foreign language agreed by all agreement parties written in decree Number 1572 K.Pdt.2015 should not be void at law because it does not guarantee the legal certainty of all deed makers.Kausa halal merupakan unsur krusial dalam Hukum perjanjian Indonesia. Maknanya dalam pasal 1320 KUHPerdata kurang terjabar jelas sehingga ada multi tafsir. Bahkan ada penafsiran Hakim terhadap bahasa ini yang berakibat pembatalan akta hanya karena menganggap Bahasa Indonesia masuk dalam kausa halal. Hal ini membuat ketidakpastian pihak pembuat perjanjian. Penelitian ini membahas ketepatan rasio legis hakim Mahkamah Agung dalam putusan No. 1572 K.Pdt.2015 yang memutuskan batal demi hukum akta otentik perjanjian pinjam-meminjam dan perjanjian Jaminan Fidusia Atas Benda. Peneliti menggunakan metode yuridis normatif. Pendekatan yang digunakan adalah perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Hasil penelitian, hakim Mahkamah Agung kurang tepat dalam memaknai kausa halal No. 1572/K/Pdt/2015 yang terkait dengan pasal 1320 KUHperdata dan rasio legis hakim; keputusannya mengesampingkan ketentuan penggunaan bahasa asing dalam akta otentik yang telah diatur Undang-Undang Jabatan Notaris. hal ini karena dasar-dasar hukum yang digunakan hakim tidak tepat yaitu menyalahi asas lex spesialis derogat legi generalli. Serta, akibat hukum terhadap akta otentik perjanjiannya yang telah disepakati para pihak dengan menggunakan bahasa asing dalam putusan No. 1572 K.Pdt.2015 seharusnya tidak menjadi batal demi hukum karena putusan tersebut tidak menjamin kepastian hukum para pihak pembuat akta.
PRINSIP SYARIAH DALAM PEMBAHARUAN KONSEP PERKOPERASIAN DI INDONESIA Susamto, Burhanuddin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i2.5332

Abstract

Cooperative has been a part of the existing business entity in the community. This theme is important to be reviewed in Sharia principles approach for the development of cooperative concept in Indonesia. Through cooperative, the members are able to make contracts/ transactions both among members and other parties. To build the relationship, all parties need syar’i contracts which functions as the underlying contract. Therefore, to have strong validity, the implementation of necessary sharia principles is not only at the conceptual level but also at the operational level from the cooperative establishment to its dissolution. By implementing the sharia principles in developing the concept of cooperative legal entity, it is expected to give opportunity for cooperative practitioners to practice their divine values.Koperasi telah menjadi bagian dari badan usaha di tengah masyarakat. Tema ini penting dikaji kembali demi pengembangan konsep perkoperasian di Indonesia dengan pendekatan prinsi-prinsip syariah. Badan usaha koperasi memungkinkan para anggota untuk melakukan perikatan/transaksi baik dengan sesama anggota maupun dengan pihak lain. Untuk membangun hubungan tersebut semua pihak pasti membutuhkan akad-akad syar’i yang fungsinya sebagai dasar perikatan (underlying contract). Karenanya, agar memiliki keabsahan yang kuat, implementasi prinsip-prinsip syariah adalah keniscayaan tidak hanya pada level konseptual melainkan juga pada level operasional, mulai dari pendirian koperasi hingga pembubarannya. Dengan mengimplentasikan prinsip-prinsip syariah dalam pembaharuan konsep badan hukum koperasi, diharapkan lebih membuka peluang bagi para praktisi perkoperasian untuk mengamalkan nilai-nilai ilahiya.
PENYALAHGUNAAN KEADAAN (MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN) SEBAGAI LARANGAN DALAM PERJANJIAN SYARIAH Fidhayanti, Dwi
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i2.5076

Abstract

The principle of freedom of contract may cause problems in the form of an indication of misuse of circumstances (misbruik van omstandigheden) in the agreement. Misuse of circumstances (misbruik van omstandigheden) occurs when a person in a covenant is influenced by something that prevents him from making a judgment free from the other so that he can not take an independent decision. This research uses normative research with a legislative approach. invitations and conceptual approaches. Legal material is obtained through literature study and analyzed by legal interpretation method. The results of the study and discussion show that the concept of misuse of state (misbruik van omstandigheden) in the agreement is included in a covenant with a defective will. One party who has a strong position to suppress and even threaten against parties who have a weaker position so Bargaining position is not balanced. Persons who have a weak position are not given the freedom to give their opinion on the contents of the agreement. Sharia treaties that contain elements of abuse of the circumstances (misbruik van omstandigheiden or undue influence) are included in the forbidden agreement, called ikrah. To do slander is to do wrongdoing. As a result of the law, the agreement becomes null and void.Asas kebebasan berkontrak dapat menimbulkan permasalahan berupa adanya indikasi penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) dalam perjanjian. Penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) terjadi manakala seseorang di dalam suatu perjanjian dipengaruhi oleh suatu hal yang menghalanginya untuk melakukan penilaian (judgement) yang bebas dari pihak lainnya, sehingga ia tidak dapat mengambil putusan yang independen.Penelitian ini menggunakan penelitian normatif  dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Bahan hukum didapatkan melalui studi pustaka dan dianalisis dengan metode intepretasi hukum. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa konsep penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden) dalam perjanjian termasuk dalam perjanjian yang cacat kehendak. Salah satu pihak yang mempunyai posisi kuat untuk menekan bahkan mengancam terhadap pihak yang mempunyai posisi lebih lemah sehingga Bargaining position tidak seimbang. Pihak yang punya posisi lemah tidak diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatnya atas isi perjanjian. Perjanjian syariah yang mengandung unsur penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheiden atau undue influence) termasuk pada perjanjian yang dilarang, yang disebut dengan ikrah. Berbuat Ikrah berarti berbuat zalim. Akibat hukumnya, yaitu perjanjian tersebut menjadi batal demi hukum.
ISLAM DAN PERBURUHAN: PEMBAGIAN KERJA, SAFETY NETWORKING DAN MASLAHAH PADA SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA Mardhiah, Nur
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i2.5622

Abstract

This study aims to analyze wage practice in Padang and to explain its feasibility in contemporary era. It is said feasible when the wage received represents the needs. This is studied based on harmonization between theory, positive law, and Islamic law. This is a legal research with an empirical juridical approach. The data result were analyzed using analytical descriptive approach. The findings reveal that the thinking paradigm of some entrepreneurs is only considering workers as production tools while receiving below-standard wage. This is almost the same as Ferdinand Lasalle’s (1825) idea on ‘iron theory’, in which entrepreneurs and companies will get maximum profit by minimizing wage of workers. On the contrary, this result reinforces Paul Spicker’s (1995) idea; the state is fully responsible for ensuring the minimum standard of living of each citizen by focusing on improving people’s welfare and providing universal social service as well as formulating law which sides people. In addition, the purpose of this study is in line with the opinion of Yusuf al-Qaradawi (2004), Bani Sadr, Jaribahal-Harithi (2003), Eva Zulfa (2014) that the wage are given on the basis of work values and ability and on the cosideration of their participation in improving company’s profit.Penelitian ini menganalisis praktik pengupahan di Kota Padang dan menjelaskan kelayakannya di era kontemporer. Dikatakan layak jika upah yang diterima merepresentasikan kebutuhan. Hal ini dikaji berdasarkan harmonisasi antara teori, hukum positif, dan hukum Islam. Ini merupakan penelitian hukum dengan pendekatan yuridis empiris. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik deskriptif analitis. Temuan penelitian mengungkap paradigma berpikir beberapa pengusaha yang hanya menjadikan pekerja sebagai alat produksi dalam perusahaan dengan upah murah. Ini hampir sama dengan pemikiran Ferdinand Lasalle (1825) tentang ‘teori besi’, yang mana pengusaha dan perusahaan akan meraih laba maksimal dengan upah pekerja minimal. Sebaliknya, hasil penelitian ini memperkuat pemikiran Paul Spicker (1995) yang menyatakan bahwa negara bertanggung jawab penuh untuk menjamin standar hidup minimum setiap warganya yang difokuskan pada peningkatan kesejahteraan dengan memberikan pelayanan sosial universal dan membentuk Undang-Undang pro rakyat. Di samping itu, tujuan penelitian ini sejalan dengan Yusuf al-Qaradawi (2004), Bani Sadr, Jaribahal-Harithi (2003), Eva Zulfa (2014) bahwa upah seorang pekerja diberikan atas dasar nilai kerja dan kemampuan serta pertimbangan partisipasi mereka dalam menghasilkan laba perusahaan.
BISNIS JASA PENYALUR TENAGA KERJA PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH Abdurohman, Dede
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Jurisdictie: Vol. 9, No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v9i2.5552

Abstract

Working is an attached part of life series. In Indonesia, some people try to be employed through labor distributor services, known as outsourcing. Indonesian law confirms that Outsourcing activities are protected by the act No. 13 of 2003 concerning Manpower, Decree of the Minister of Manpower and Transmigration of the Republic of Indonesia Number: KEP.101/MEN/VI/2004 concerning Procedures for Licensing of Workers/Labor Service Providers. However, workers joining Outsourcing agent considered themselves unprosperous. They then choose demonstration as a way to express their aspiration. The phenomenon of demonstration of labor in Indonesia usually can be seen every year in May. The issue is usually about the minimum wage which is according to them under the welfare standard and another is about outsourcing abolishment. In this article, the author will focus on Outsourcing agent, its system in Indonesia according to Islamic Economic Law’s perspective? The author thinks it is important to discuss since the labors do the demonstration every year for the same demands. Based descriptif kwalitatif analysis in Islamic business law, the outsourcing company is halal. Goverment can up the minimum wage consider the maslahah.Bekerja merupakan bagian tak terpisah dari rangkaian kehidupan. Di Indonesia, beberapa orang memilih mencari pekerjaan melalui agen penyalur tenaga kerja atau yang disebut outsourcing. Hukum di Indonesia menegaskan bahwa kegiatan outsourcing dilindungi oleh Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.: KEP.101/MEN/VI/2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. Namun, buruh yang terjaring dalam lembaga outsourcing menganggap diri mereka belum sejahtera. Karenanya, mereka memilih demonstrasi untuk mengungkapkan aspirasinya. Fenomena demonstrasi para pekerja di Indonesia dapat disaksikan setiap tahunnya pada bulan Mei. Tuntutan mereka biasanya seputar upah minimum yang menurut mereka di bawah standar kesejahteraan dan penghapusan sistem outsourcing. Dalam artikel ini, penulis fokus pada lembaga outsourcing dan sistemnya di Indonesia menurut perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Berdasarkan analisis deskriptif kwalitatif, maka perusahaan outsourcing sah secara hukum dan halal menurut hukum ekonomi syariah. Pemerintah dapat menaikkan upah minimum dengan memperhatikan kemaslahatan.

Page 11 of 22 | Total Record : 214