cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota metro,
Lampung
INDONESIA
FIKRI : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
ISSN : 25274430     EISSN : 25487620     DOI : -
Core Subject : Social,
JURNAL FIKRI adalah jurnal berkala Ilmiah yang diterbitkan oleh Institut Agama Islam (IAIMNU) Metro Lampung. Jurnal Fikri memuat artikel hasil penelitian maupun artikel konseptual (baik kualitatif lapangan atau kualitatif pustaka) dengan fokus kajian di bidang “Kajian Agama, Sosial dan Budaya”. Pengelola (Redaksi) mengundang para ilmuan, sarjana, peneliti, LSM maupun mahasiswa untuk mengembangkan keilmuan dan mempublikasi hasil penelitiannya setelah melalui mekanisme seleksi naskah, telaah mitra bestari, dan proses penyuntingan. Jurnal Fikri terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Jurnal Fikri telah menggunakan Open Journal System (OJS). P-ISSN: 2527-4430 dan E-ISSN: 2548-7620.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya" : 10 Documents clear
Program Deradikalisasi Radikalisme dan Terorisme Melalui Nilai-Nilai Luhur Pancasila Fuadi Isnawan
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.722 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.275

Abstract

Deradicalisation is every effort to neutralize radical ideals through interdisciplinary approaches, such as law, psychology, religion, economics, education, humanity and socio-culture for those who are influenced or exposed to radical and / or pro-violence. Implementation of Deradicalization Program (Development) can be done through Deradicalization in Prisons with the Target of terrorism prisoners who are in prison by identifying, Rehabilitation, Reeducation and Resosialisation. Deradicalisation has a goal, among other things, to restore the actors involved who have a radical understanding to return to a more moderate mindset. Deradicalisation of terrorism is very important because terrorism has become a serious problem for the international community because at any time it will endanger the national security for the country hence deradicalization program is needed as a formula of prevention and prevention of radical understanding like terrorism. Keywords: Deradicalisation, Terrorism, Development, Radicalism
Peran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka dalam Membangun Harmoni Ditengah Kemajemukan (Studi Kasus Pembentukan Karakter Kepemimpinan pada Unit Kegiatan Pramuka IAIN Metro) Muhammad Ali
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.557 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.219

Abstract

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka merupakan salah satu wadah kegiatan ekstra kulikuler bagi Mahasiswa dibidang kepramukaan yang ada di IAIN Metro. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai-nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, cinta alam, dan kemandirian pada mahasiswa, selain itu juga bertujuan untuk membentuk karakter dan untuk mengembangkan mental, moral, spiritual, intelektual mereka untuk menjadi pemuda yang baik dan berjiwa patriotisme. Pembentukan karakter kepemimpinan pada UKM Pramuka IAIN Metro dilaksanakan dengan pemberian keteladanan, pembiasaan, pendampingan, penguatan yang dilakukan oleh para pembina pramuka kepada para mahasiswa melalui berbagai kegiatan seperti perkemahan, bakti sosial, kegiatan keagamaan, tri bina pramuka (bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat), praktek baris berbaris dan tali temali.
Relevansi Akken Waghei (Angkat Keluarga) Mewujudkan Harmoni dalam Kebhinekaan di Kebandaran Mergo Sekampung Udik di Kabupaten Lampung Timur Sainul Sainul; Fredy Gandhi Media
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.127 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.190

Abstract

Mores exists in the community, it happens repeatedly, snd it is supposed to be so. Adat that can lead to sanctions called customary law. Customary law occurs because of social contracts, binding on existing parties within the scope of mores. It treaties made to the public applicable as laws of law and protected by the state, the treaty made must be kept in the covenant of Islam as a debt. Misbehavior is the king's official statement of the recognition of the territorial autonomy of the kingdom that governed himself. Kebangaran Mergo Sekampung Udik is an autonomous region of the Banten government under the sultanate of Maulana Hasanudin. Maulana Hasanudin reigned over Pugung's unity in Lampung, after subduing Pugung's Keratuan through Marriage. In the indigenous communities of Lampung Mergo Sekampung Udik recognize custom Akken Waghei, customs that allow the adoption of family and carried out by adopting an Islamic pledge. Ankken waghei for local people is a solution to maintain good relationships, eradicate family problems, resolve disputes peacefully. Akken waghei can be done with any party, even between tribes. Akken waghei, important in ragka realize harmony in difference
Pengelolaan Kebinekaan Perspektif Islam (Analisis Normatif-Sosiologis Ayat dan Hadits tentang Keragaman) Muhammad War'i
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.591 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.254

Abstract

Tulisan ini akan membahas tentang pengelolaan kebinekaan perspektif Islam. Masalah yang melatari munculnya tulisan ini adalah masih seringnya ummat Islam terjebak dalam konflik kemanusiaan yang disebabkan oleh keragaman ras, identitas maupun agama khususnya di Indonesia. Dengan menggunakan metode riset kualitatif melalui pendekatan normatif-sosiologis terhadap ayat dan hadits, tulisan berkesimpulan bahwa pengelolaan keragaman perspektif Islam meliputi: saling menghargai dan berkomunikasi antar golongan, mengakomodasi keragaman keyakinan guna mewujudkan kedamaian, menyadari hakikat kemanusiaan untuk menumbuhkan sikap empati terhadap golongan lain. Selain kesadaran sosiologis tersebut, dibutuhkan kesadaran individu yaitu ketakwaan yang dimanifestasikan dengan sikap integritas diri untuk mengelola keragaman yang ada.
Toleransi Antar Umat Beragama Di Kecamatan Prambanan Kharina Rahmanika; Danick Wahyu Pratiwi; Arfan Pajar Santoso; Novry Berlyanda.HS; Eny Susilowati; Farizky Yunarta
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.619 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.266

Abstract

Toleransi antar umat beragama di Indonesia masih banyak menyisakan masalah mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan antar umat beragama.Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan tingkat kebebasan, kerukunan dan toleransi beragama. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh persil bangunan masyarakat dari 16 desa di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Populasi berjumlah 20.943 bangunan kemudian digunakan teknik sampling dan menghasilkan 2.235 responden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerukunan, dari setiap pemeluk agama saling terbuka dan menerima keberadaan dari agama lain. Adanya keanekaragaman beragama yang ada di Kecamatan Prambanan, tidak membuat hubungan interaksi antara masyarakat di Kecamatan Prambanan menjadi renggang dan kaku, hal tersebut membuat keindahan tersendiri yang dapat dilihat dari indikator kebebasan beragama sebanyak 84,5% responden sangat setuju dan setuju, kerukunan yaitu 79,5% responden yang sangat setuju, sebanyak 40% responden sangat tidak setuju dengan adanya konflik antar umat beragama dan sisanya menyatakan netral. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat memiliki toleransi dan kerukunan yang baik serta tidak menginginkan adanya konflik dalam masyarakat.
Kristalisasi Ideologi Islam Nusantara melalui Pembelajaran dan Pengadaan Kaligrafi Muhamad Agus Mushodiq; Suhono Suhono; Bety Dwi Pratiwi; Erni Zuliana
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.599 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.281

Abstract

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran dan pengadaan kaligrafi di TPA Al-Mukmin Desa Banjarsari Kota Metro. Pemilihan TPA Al-Mukmin sebagai objek kajian tidak lepas dari kondisi masyarakat di lingkungan Desa Banjarsari. Beberapa warga Desa Banjarsari terindikasi menganut ajaran Islam Ekstrimis. Dibuktikan dengan penentangan mereka terhadap pembelajaran dan pengadaan kaligrafi di masjid karena menganggap kaligrafi sama dengan berhala. Di samping itu banyak sekali santri yang tidak mengenal seni Islam, khususnya Kaligrafi dan mereka lebih mengenal kebudayaan asing non-islami seperti K-Pop dan lainnya. dalam pelaksanaan pengabdian peneliti menggunakan pendekatan PAR (Participation Action Research). Adapun dalam analisis data penelitian, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan model penelitian lapangan. Data dikaji dengan dilandaskan pada prinsip-prinsip Islam Nusantara. Adapun hasil dari pengabdian dan penelitian in adalah (1) kegiatan pelatihan kaligrafi sangat efektif dalam mengenalkan kebudayaan Islam dan kebudayaan nusantara melalui kajian ayat Alquran dan ornamen batik nusantara (2) pelatihan kaligrafi merupakan media efektif dalam proses internalisasi paham Islam Moderat dengan pilihan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan prinsip tasamuh, tawazun, dan tawasuth, (3) pelatihan kaligrafi terbukti mampu menjadi motivasi bagi warga untuk mengadakan kegiatan keagamaan lain seperti pengajian akbar, istighasah, dan yasinan secara berjamaah di masjid yang belum dilakukan sebelumnya, (4) pengadaan kaligrafi terbukti mampu menangkal paham radikal di kalangan masyarakat, mengingat bahwa kaligrafi di dalam masjid merupakan simbol moderisme jama’ah masjid tersebut.
Pemberdayaan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) dalam Upaya Deradikalisme Paham dan Gerakan Islam Radikal di Kota Metro Habib Ismail; Agus Setiawan
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jf.v3i1.282

Abstract

Radikalisme atas nama agama, yang tidak jarang menggunakan instrumen kekerasan menjadi fenomena menonjol dan menarik perhatian kembali dunia internasional saat ini. Pondok pesantren merupakan insitusi pendidikan agama Islam yang sangat fungsional. Pesantren mampu memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat serta mampu mempertahankan eksistensinya meskipun perubahan zaman berjalan dengan sangat pesat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemberdayaan pondok pesantren NU dalam upaya deradikalisasi di Kota Metro. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara (interview) dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model analisis mengalir (flow model of analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada ada indikasi atau benih-benih radikalisme di Pondok Pesantren se-Kota Metro baik dari sisi pengajar maupun santri. Namun, pihak Pondok Pesantren se-Kota Metro berupaya untuk membangun kerja dengan pihak kepolisian dan antar sesama pondok pesantren untuk melakukan pencegahan dengan berbagai cara baik secara internal maupun eksternal.
Kebebasan Beragama di Indonesia (Studi Jemaat Ahmadiyah dalam Perspektif Majelis Ulama Indonesia dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) Muhammad Anwar Nawawi
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.979 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.280

Abstract

This paper examines the meaning of religious freedom in Indonesia, the perspective of the Indonesian Ulema Council and the Indonesian National Commission especially in the context of Ahmadiyah. The essence of religion is freedom of religion. Therefore the state should protect the public interest, by guaranteeing the freedom of religion. But what happens in Indonesia as a nation state nempaknya will have difficulty to really fair to the minority. And in Indonesia Islam that becomes the majority often apply this way. This is as it is done with the flow of beliefs, or even against the Islamic groups themselves who call the Ahmadiyya school. Here there is a debate about the meaning of religious freedom between MUI and Komnas HAM. The focus of this paper is how is religious freedom in Indonesia in the perspective of MUI and Komnas HAM in the context of Ahmadiyya Jamaat?
Wawasan Islam Nusantara; Pribumisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Indonesia Eka Prasetawati; Habib Shulton Asnawi
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.496 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.283

Abstract

Tulisan ini tentang menggali wawasan Islam nusantara dengan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia. Nilai kearifan lokal di Indonesia sangat beragam, sehingga Indonesia memiliki semboyan yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Namun, Indonesia mendapat tantangan di mana perjumpaan Islam dengan budaya lokal itu seringkali menimbulkan akulturasi budaya. Sehingga kondisi ini menyebabkan ekpresi Islam tampil beragam dan bervariasi sehingga kaya kreativitas kultural-religius, tetapi dalam wilayah dan bidang tertentu telah terjadi penyimpangan dari Islam. Ditambah dengan kehadiran dua kelompok sekaligus yaitu liberal dan radikal, di mana dua kelompok ini terus berupaya menyudutkan penganut Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang mengutamakan sikap moderat (tawasuth), keseimbangan (tawazun), dan toleransi (tasamuh). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manhaj Islam Nusantara di Indonesia, serta untuk mengetahui bagaimana relevansi tradisi budaya lokal dengan Islam Nusantara. Metode penulisan ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif-analitik, yaitu peneliti mendeskripsikan konstruksi dasar Islam Nusantara dan kearifan lokal (local wisdom), lalu dianalisis secara kritis dan komprehensif.
Peran Tokoh Agama dalam Pembinaan Harmonisasi Kehidupan dan Akhlak Masyarakat di Kota Metro Lampung Ida Umami
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 3 No 1 (2018): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.946 KB) | DOI: 10.25217/jf.v3i1.220

Abstract

Religious figures basically have a very important and strategic position and role, mainly as a spiritual, moral and ethical foundation in the life and life of mankind. a religious figure is a figure or role model in society. Has a position and great influence in the midst of society, because it has advantages, both in science, integrity, and so forth. Religious figures also serve as community leaders, as priests in religious matters and community issues and state affairs in order to succeed government programs and foster community life harmonization. Religion as a value system must be understood, lived and practiced by all adherents in the life order of every individual, family and society and animates the life of the nation and the state. The current situation of harmonization and community behavior requires the role of religious leaders to be significantly expected to take the initiative in the development and development of morality. This means that every development effort must always be directed to have a positive impact on character development. Keyword: Religious figures and character development

Page 1 of 1 | Total Record : 10