cover
Contact Name
Muh. Altin Massinai
Contact Email
geocelebes@sci.unhas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
geocelebes@sci.unhas.ac.id
Editorial Address
Departemen Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Hasanuddin, Gedung MIPA, Kampus Unhas Tamalanrea - Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar - Sulawesi Selatan 90245
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Geocelebes
Published by Universitas Hasanuddin
Core Subject : Science,
Jurnal Geocelebes adalah jurnal peer-review yang dipublikasikan oleh Departemen Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini diperuntukkan sebagai sarana publikasi ilmiah di bidang geofisika baik teoritik maupun terapan. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian yang orisinal, tinjauan (review) tentang kemajuan terkini dari suatu topik tertentu, studi kasus aplikasi geofisika atau pun resensi tentang perangkat lunak yang berkaitan dengan geofisika. Fokus dan cakupan topik yang dimuat dalam Jurnal Geocelebes: Geofisika eksplorasi Seismologi Vulkanologi Geofisika lingkungan Hidrometeorologi Oseanografi Dinamika pantai dan lautan Geoinformatika Mitigasi bencana geologi
Articles 132 Documents
ANALISIS RAWAN BENCANA LONSOR MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALIYTICAL HIERARCHY PROCESS) DI KABUPATEN TORAJA UTARA Azaliatul Hidayah; Paharuddin Paharuddin; Muhammad Altin Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1772

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan menentukan faktor utama penyebab longsor di Kabupaten Toraja Utara. Parameter yang digunakan yaitu elevasi, kemiringan lereng, aspek lereng, geologi, tekstur tanah, kelurusan, jarak dari jalan, jarak dari sungai, curah hujan dan penutupan lahan. Penelitian ini menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Berdasarkan hasil penelitian faktor utama penyebab terjadinya longsor adalah parameter curah hujan dengan bobot 0.317, kemudian tekstur tanah, jarak dari jalan, jarak dari sungai, geologi, penutupan lahan, kelurusan, kemiringan lereng, aspek lereng dan parameter yang memperoleh bobot terkecil yaitu elevasi dengan bobot 0.027..Kata Kunci : Faktor utama, longsor, AHP (Analytical Hierarchy Process), Toraja UtaraAbstractThe purpose of this research is to determine the main factor that causing landslides in North Toraja District. They are several parameters used to adjust the landslides at that area i.e. elevation, slope, geology, soil texture, alignment, distance from the road, distance from the river, rainfall and land cover. This research uses the AHP (Analytical Hierarchy Process) method to show a factor dominated causing landslides. The results show that the main factors causing the landslide are rainfall with the weight factor is 0.317, following by soil texture, distance from the road, distance from the river, geology, and land cover is about 0.027.Keywords: Main factor, landslide, AHP (Analytical Hierarchy Process), North Toraja
MIKROZONASI KAWASAN RAWAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN STUDI PEAK GROUND ACCELERATION MENGGUNAKAN METODE BOORE ATKINSON DAN DATA MIKROTREMOR DI DAERAH KUPANG Rachmat Jariah Jamal; Lantu Lantu; Sabrianto Aswad; Cecep Sulaiman
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1774

Abstract

AbstrakLetak geografis Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama; Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, menjadikan Indonesia sebagai kawasan rawan gempabumi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) terdapat 28 wilayah rawan gempa dan tsunami termasuk Kupang. Kupang terletak di zona busur sangat aktif dan tepian benua aktif. Kegiatan tektonik yang berlangsung saat ini dicirikan dengan kejadian gempa tektonik yang melanda daerah pedalaman, akibat dari aktifnya sesar-sesar yang terdapat di perbukitan sekitar Kota Kupang. Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah pengukuran mikrotremor menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) untuk mengetahui nilai frekuensi dominan yang akan menjadi penentu tingkat kerawanan bencana gempabumi. Nilai frekuensi dominan akan menghitung nilai kecepatan gelombang S hingga kedalaman 30 meter (Vs30) yang selanjtnya digunakan untuk menentukan nilai PGA dan amplifikasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai periode dominan berada pada rentang 0.1-0.97 sekon, nilai PGA antara 92.87-142.84 gal dan nilai amplifikasi adalah 0.99-4.38 dan 2.12-9.43 kali. Maka dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian termasuk kategori rawan bencana gempabumi terutama pada bagian tenggara.Kata Kunci : Amplifikasi, Mikrotremor, Periode Dominan, PGAAbstractGeographically, Indonesia located at the meeting of three major tectonic plates; Indo-Australian Plate, Eurasian Plate, and Pacific Plate, that make Indonesia as earthquake-prone area. Based on data released by the Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation (DVMBG), there are 28 earthquake and tsunami prone areas including Kupang that the area located in the very active arc zone and the edge of the active continent. The tectonic activity that is currently taking place is characterized by the tectonic earthquake that attacks to countryside areas, resulting from the active fault-faults found in the hills around the area. One of the mitigation efforts is microtremor measurement using HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) method to find out the dominant frequency for determination of the magnitude of the earthquake. The predominant frequency value will determine the Shear wave velocity up to 30 meters (Vs30) which are further used for the PGA and amplification values. The result of data analysis shows that the dominant period value is in the range 0.1-0.97 second, PGA value between 92.87-142.84 gal and the amplification value is 0.99-4.38 and 2.12-9.43 times. The conclusion, the area is categorized as earthquake-prone, especially in the southeast region.Keywords: Amplification, Microtremor, Dominant Period, PGA
DIFRAKSI DAN EFEK SMILING PADA DATA SEISMIK Johannes Gedo Sea; Muh. Altin Massinai; Sabrianto Aswad; Yusuf Surachman Djajadihardja
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1775

Abstract

AbstrakDifraksi dan efek smiling merupakan artefak yang sering terdapat pada data seismik. Difraksi timbul pada data sebelum dilakukan proses migrasi sedangkan efek smiling timbul setelah dilakukan proses migrasi. Dalam penelitian ini akan dibahas efek smiling pada penampang hasil migrasi yang pada wilayah tersebut merupakan tempat terjadinya difraksi sebelumnya. Kata Kunci: Difraksi, Efek Smiling, MigrasiAbstractDiffraction and smiling are the two effects that often present in a seismic data. Diffraction occurs before the migration process, while the smiling occurs after the migration process. This research will discuss the effect of smiling on a cross section of the result of migration, which is the diffraction happened in an area of investigationKeywords: Diffraction, Smiling Effect, Migration
IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA Nur Hidayat Nurdin; Muh. Altin Massinai; Sabrianto Aswad
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1776

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan di Sungai Jenelata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mengunakan metode geomagnet . Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan pada daerah penelitian. Jumlah titik pengukuran sebanyak 248 dengan area seluas 70 × 300 meter. Akuisisi data dilakukan dengan menggunakan satu alat magnetometer. Sementara pengolahan data menggunakan koreksi harian dan koreksi IGRF serta filter upward continuation. Pemodelan dilakukan dengan metode forward modeling dengan menggunakan perangkat lunak Mag2DC. Medan magnetik total berkisar antara 42.456 sampai 43.111,6 nT. Berdasarkan interpretasi kualitatif pada kontur anomali magnetik lokal didapatkan variasi nilai anomali antara -320 sampai 240 nT. Sedangkan interpretasi kuantitatif menunjukkan adanya batuan basalt dengan nilai suseptibilitas sampai SI, yang menerobos batuan pyroclastic dengan nilai suseptibilitas hingga SI dalam dalam bentuk dyke. Kata Kunci: Geomagnet, dyke, Suseptibilitas, Sungai Jenelata.AbstractThis research has been conducted using geomagnetic method at Jenelata River, Gowa regency, South Sulawesi. The purpose of this study is to identify subsurface geological structure of the study area. The number of measurement points as much as 248 points with area 70 × 300 meters. The process of data acquisition using a magnetometer. Data processing was carried out with the diurnal correction and IGRF correction and using filter upward continuation. Modelling conducted using forward modeling using the software Mag2DC. The total magnetic field ranges from 42,456 to 43,111.6 nT. Based on a qualitative interpretation obtain local magnetic anomaly contour variations values between -320 to 240 nT. While the quantitative interpretation indicates basalt rocks with susceptibility values to SI, which breached pyroclastic rocks with susceptibility values to SI, in the form of dyke. Keywords: Geomagnetic, dyke, Susceptibility, Jenelata River
KARAKTERISASI ZONA RESERVOAR CEKUNGAN BULA MALUKU DENGAN METODE ELEKTROMAGNETIK MAGNETOTELLURIK Lantu Lantu; Syamsuddin Syamsuddin; A. Hardianti Yunus
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1777

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian dengan metode elaktromagnetik tellurik untuk karakterisasi zona reservoir hidrokarbon di daerah Bula Kabupaten Seram bagian timur, propinsi Maluku. Ditinjau dari tektonik lempeng , daerah ini merupakan cekungan sedimen yang kaya akan hidrokarbon. Metode yang digunakan untuk identifikasi potensi cekungan sedimen tersebut digunakan metode elektromagnetik magnetotellurik untukkarakterisasi sifat listrik sedimen yang terdapat pada cekungan teresbut. Tujuan utama penelitian adalah identifikasi zona reservoar potensial didaerah ini. Analisis dan interpretasi pengolahan data berupa model 1D yang menampilkan jumlah lapisan tiap titik pengukuran dan model 2D yang menampilkan struktur resistivitas bawah permukaan. Dari hasil analisa dan interpretasi model diperoleh bahwa zona reservoar berada pada kedalaman 2500 – 4000 meter pada rentan nilai resistivitas 32-1024 Ohmmeter didukung dengan adanya manifestasi minyak bumi di permukaan, informasi geologi daerah penelitian dan informasi dari penelitian sebelumnya.Kata Kunci : Cekungan Sedimen, Hidrokarbon, Magnetotellurik, ReservoarAbstractThe research have been realize with using the electromagnetic telluric for reservoir characterization of hydrocarbon. The Research area is located in Bula Seram which is the eastern part of Maluku Province. Base on map of the tectonic plate Seram island, area is sedimentary basins that is potential of hydrocarbons. The method used to predict the potential of sedimentary basins that magnetotelluric method to identificate of reservoir zone. This study uses secondary data of MT with two line, each line consisting of seven measurement points. The processed data shows 1D model that display the number of layers for each measurement points and 2D model that display the structure of subsurface resistivity. Analysis and interpretation model showed that the reservoir zone is located in a depth of 2500 - 4000 meter with resistivity values is about 32-1024 Ohmmeter supported by manifestation of oil on the surface, the geological information area of research and information from previous studies. Key word : Sedimentary Basin, Hidrocarbon, Magnetotelluric, Reservoir
KAJIAN DAERAH RAWAN GEMPA DI BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN Muhammad Altin Massinai; Saaduddin Saaduddin; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 1: April 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i1.1778

Abstract

AbstrakKajian terhadap daerah rawan bencana kegempaan dan tsunami di Kabupaten Bulukumba dilatarbelakangi oleh kondisi struktur geologi dan geomorfologi di daerah tersebut. Keberadaan satuan batuan yang menyusun geomorfologi Bulukumba mempunyai dimensi yang berbeda-beda. Batuan tertua berumur Miosen tengah (Bedrock) berada pada pemekaran dasar laut Teluk Bone sementara batuan termuda berumur Plistosen berada pada sesar Walanae di daratan Bulukumba (Formasi Lompobattang). Hal ini menandakan sistem tektonik yang bekerja tidak selalu sama. Struktur geologi di daerah ini menyebabkan kondisi yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini mengancam keberadaan daerah dan masyarakat Bulukumba. Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deduksi probabilistik dengan pendekatan dedukto-hipotetiko-verifikatif..Data primer diperoleh melalui survei lapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran literatur kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis statistik sederhana. Berdasarkan perhitungan parameter kewaspadaan diperoleh tingkat pengetahuan kegempaan dan tsunami masyarakat di Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba rata-rata bernilai 5,44 berkategori sedang. Tingkat sikap rata-rata bernilai 71,19 berkategori tinggi, sedang tingkat kesiapsiagaan bernilai 49,17 berkategori kurang siap.Kata Kunci: Kegempaan, tsunami, struktur geologi, geomorfologi, analisis statistik.AbstractThis study at tsunami and earthquake of the Bulukumba region by considering the geological and geomorphological condition of the area as the background. The geomorphology of Bulukumba region is formed by various lithologies. The oldest rock of Middle Miocene is found at Teluk Bone Sea floor spreading while the newest one of the Plistocene (Lompobattang Formation) is found at Walenae fault (Bulukumba terrain). This fact indicates the existence of different tectonic system in the area. Inevitably, the geological structure causes instability at its region. The instability becomes a serious threat to the peoples of Bulukumba region. The method used for data analysis in this study is the deductive-probabilistic method with a hipothetic-verificational approch. Two method of data retrieval have been used ie, the field survey of the area (questionnaire method), and the literatures collection. The standard statistical analysis is used to test the data. The calculation of the vigilance parameter has shown that the arverage tsunami and earthquake level of students knowled in the Rilau Ale district is average 54,4 (moderate category). The level of attitude is average 71,19 (high category), while the level of preparedness is worth 49,17 (poorly prepared category).Keywords : Earthquake, Tsunami, geological structure, geomorphology, statistical
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON Beatus M. Laka; Uca Sideng; Amal Amal
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 2: Oktober 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i2.2165

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan masing-masing perubahan penggunaan lahan Kecamatan Sirimau dilihat dari citra satelit tahun 2006-2016, mengetahui agihan perubahan penggunaan lahan Kecamatan Sirimau dilihat dari citra satelit tahun 2006-2016, dan untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sirimau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Penelitian ini adalah penelitian survey karena sebagian besar data secara langsung diolah dengan menggunakan metode pengamatan dan pengukuran lapangan. Subjek penelitian ini adalah perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan sistem informasi geografi (SIG). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis menggunakan SIG dan deskriptif, data yang diperoleh dari hasil analisis SIG di sajikan dalam bentuk peta overlay yaitu peta penggunaan lahan tahun 2006-2016 Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Peta ini kemudian ditumpang tindih, kemudian menghasilkan peta baru dan tabel perubahan penggunaan lahan kemudian dijelaskan secara deskriptif. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis kembali dengan menggunakan teknik analisis spasial keruangan untuk memaparkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Sirimau dalam kurun waktu sepuluh tahun dengan menggunakan software arcgis versi 10.3. Setelah itu data yang berupa peta perubahan penggunaan lahan tahun 2006 dan 2016 dianalisis untuk mengetahui berapa besar agihan perubahannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan luasan penggunaan lahan Kecamatan Sirimau Kota Ambon 10 tahun terakhir sangat besar untuk permukiman sebesar 1036,1 Ha dari tahun sebelumnya sebesar 966,9 Ha. Agihan perubahan penggunaan lahan Kecamatan Sirimau Kota Ambon 10 tahun terakhir mengarah ke selatan dan timur yaitu ke daerah pesisir pantai dan pegunungan, adapun perubahan penggunaan lahan kea rah timur di dominasi oleh perubahan dari lahan hutan dan lahan pertanian kering berubah ke lahan permukiman. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah tingginya tingkat laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sirimau yaitu sebesar 5,54% dengan kepadatan penduduk kurang lebih 1.925 orang/Km2.
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA MATAAIR PANAS DAERAH BARASANGA KABUPATEN KONAWE UTARA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Jamaluddin Jamaluddin; Emi Prasetyawati Umar
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 2: Oktober 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i2.2291

Abstract

AbstrakDaerah Barasanga menunjukkan manifestasi panasbumi berupa mataair panas dan endapan travertin. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik fisik dan kimia mataair panas Barasanga. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan observasi lapangan seperti pemetaan sebaran mataair panas, pengambilan sampel batuan kemudian dianalisis laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe dan jenis travertin pada mataair panas di daerah penelitian termasuk ke dalam jenis Incoherent Travertines. Suhu rata-rata 48 oC dan pH 7,85, warna jernih, berbau belerang dan berasa asin. Geokimia tipe mataair panas daerah penelitian merupakan tipe air klorida.Kata kunci: Barasanga, Manifestasi, Mataair panas, Panasbumi, Travertin
ANALISIS SEISMISITAS PADA DAERAH SULAWESI UTARA Bambang Harimei; Muh. Altin Massinai; Mustakin Mustakin
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 2: Oktober 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i2.2292

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang seismisitas daerah Sulawesi Utara. Penelitian bertujuan untuk menentukan nilai-a (seismisitas) dan nilai-b (kerapuan batuan) Data yang digunakan berasal dari aktivitas lempeng Sulawesi Utara dimulai dari tahun 1980 berakhir 2015. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan adalah maximum Likelihood dengan variabel nilai kerentanan batuan yang diberi lambang huruf b, nilai seismisitas yang diberi lambang a dan periode ulang (T) dari magnitudo momen yang besarnya 6 SR ke atas dengan lambang (Mw). Adapun hasilnya nilai-a berkisar antara 5.5 – 9.5, nilai-b berkisar antara 0.75 – 1.5 dan periode ulang (Mw = 6) berkisar 2 - 10 Tahun, (Mw = 7) berkisar 10 – 60 Tahun, (Mw = 7.5) berkisar 35 – 150 Tahun, (Mw = 8) berkisar 95 – 360 tahun.
RELATIONSHIP BETWEEN SEQUENCE STRATIGRAPHY AND RELATIVE SEA-LEVEL CHANGES Jamaluddin Jamaluddin; Romuald Sohores; Muhammad Fawzy Ismullah Massinai
JURNAL GEOCELEBES Vol. 1 No. 2: Oktober 2017
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v1i2.2293

Abstract

The continuous sea-level rise will result in conditions where the level of accommodation space is greater than that of sediment supply produced undertransgression conditions. When the sea level reaches its maximum point, the sedimentation rate will exceed the sea level rise and aggrades becomes more dominant progradation will result in new Highstand System Tract (HST) condition. Keyword: Accommodation, Sea level changes, Sedimentation, Sequence, Stratigraphy

Page 1 of 14 | Total Record : 132