Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Association Between Nutritional Status and Age at Menarche Harahap, Asrika Sari; Santosa, Heru; Siagian, Albiner
Journal of Maternal and Child Health Vol 4, No 5 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.156 KB)

Abstract

Background: Menarche age is often considered for various reasons. It is one of the major indices of the female fertility which includes the period up to the menopause. More critically, menarche marks the onset of ovarian activity associated with reproduction and affects breast cancer risk. Some earlier studies reported that subjects who had menarche before 13 years of age were at a significantly higher risk of cancer cervix. Nutrition has an important bearing on age at menarche. Menarche is attained earlier by well-nourished adolescents. This study aimed to assess the relationship between menarche age and body mass index.Subjects and Method: This was a cross-sectional study conducted at Ki Hajar Dewantara Foundation Junior High School, Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan, North Sumatera, in December 2017. A sample of 58 school girls attending Junior High School was selected for this study. The dependent variable was the menarche age. The independent variable was the body mass index (BMI). Body weight was measured by a scale. Body height was measured by micro toise. Other variables were measured by questionnaire. The data were analyzed by simple logistic regression.Results: BMI ≥ 25 was associated with an earlier menarche age (OR = 0.71; 95%CI= 0.20 to 0.85; p= 0.046).Conclusion: BMI ≥ 25 is associated with an earlier menarche age.Keywords: menarche age, body mass index, adolescentsCorrespondence: Asrika Sari. Masters Program in Public Health, Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No.21, Medan 20115, North Sumatera, Indonesia, Email: asrikasariharahap1993@gmail.com. Mobile: +6282274134348.Journal of Maternal and Child Health (2019), 4(5): 335-337https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.05.05
Pengaruh Praktik Kesetaraan Gender dan Status Gizi (IMT/U) Terhadap Usia Menarche pada Remaja Putri di Yayasan Perguruan Ki Hajar Dewantara Asrika Sari Harahap
Jurnal Sehat Mandiri Vol 15 No 2 (2020): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 15, No.2 Desember 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.98 KB) | DOI: 10.33761/jsm.v15i2.292

Abstract

Menarche is a menstrual event that occurs for the first time in women. Each adolescent has a variety of ages in reaching sexual maturity. Many factors cause differences in the age of menarche, including nutritional status. This study aims to analyze the effect of gender equality practices and nutritional status (BMI / U) on the age of menarche in young women of Yayasan Perguruan Ki Hajar Dewantara. This type of research is observational analytic with a cross-sectional study design. The data analysis method is path analysis. The population was 784 female students. The sampling technique used simple random sampling, namely 58 students. The results of the study had no direct effect on nutritional status (BMI / U) on the age of menarche. There is a direct influence of intake on nutritional status, namely ρ-value = 0.049 <0.05 and gender equality practice on intake, namely the path coefficient value that ρ-value = 0.003 <0.05. The conclusion is that there is an indirect effect of gender equality practices on status nutrition and gender equality practice on the age of menarche with beta value on the indirect effect is greater than the beta value on the direct effect. It is recommended to further increase knowledge of gender equality practices, growth and development of young women about the age of menarche and improve diet and see the nutritional status of young women with counseling.
Hubungan Pemberian Non ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi 0-6 Bulan: Hubungan Pemberian Non ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi 0-6 Bulan Asrika Sari Harahap
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 8 No 2 (2023): Vol. 8 No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v8i2.1152

Abstract

Hubungan Pemberian Non ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi 0-6 Bulan Hubungan Pemberian Non ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi 0-6 Bulan
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusui Pada Bayi di Bidan Praktek Suwarni asrika sari harahap
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 1 (2024): Vol.9 No. 1 Juni 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i1.1323

Abstract

ABSTRAK Pemberian ASI memiliki manfaat diantaranya sebagai nutrisi meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Menurut Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif yaitu menurunkan angka kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi di Bidan Praktik Mandiri Swarni. Adapun Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimental. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan uji chisquare sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang bayi usia 0-5 bulan dengan teknik pengambilan sampel total population. Analisa data yang digunakan Uji chi square. Hasil penelitian ini yaitu bahwa dari 20 orang bayi terdapat 10 orang bayi yang dilakukan pijat bayi dan 10 orang bayi tidak di lakukan pijat bayi, bayi yang diberikan pijat bayi durasi menyusu bayi lebih dari 10 menit yang artinya baik, dan 10 orang bayi yang tidak dilakukan pijat bayi terdapat 9 orang bayi yang mengalami durasi menyusu lebih singkat atau kurang dari 10 menit yang artinya tidak baik, dan 1 orang lainnya mengalami durasi menyusu lebih dari 10 menit meskipun tidak dilakukan pijat bayi dikarenakan faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kesimpulan terdapat Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusui Pada Bayi di Bidan Praktek Suwarni dengan dibuktikan nilai p= 0,001. Saran bagi tenaga kesehatan dapat terus memotivasi ibu untuk melakukan pijat bayi sehingga akan meningkatkan durasi menyusui pada bayinya dan memotivasi untuk tetap memberikan untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya. Kata kunci : Pijat Bayi, Durasi Menyusui
Penyuluhan Upaya Peningkatan Pemahaman Tentang Pentingnya Imunisasi pada Bayi Didesa Gosong Telaga Barat Kecamatan Singkil Utara Fitriani Bancin; Rizka Sititah Rambe; Ricca Nophia Amra; Riana Angriani; Ns. Rahayu Ningsih; Bd. Irma Noviana; Ulfa Maqfirah; Asrika Sari Harahap
Journal Liaison Academia and Society Vol 4, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v4i2.760

Abstract

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun program sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit yang dapat dicegah 2 dengan Imunisasi (PD3I) pada anak antara lain Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib, empat dosis polio, dan satu dosis campak. Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI), UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, polio 1 dan BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak 22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin..Kata Kunci:  Penyuluhan; Pentingnya; Imunisasi; Bayi
Pemberdayaan Kader dan Keluarga dalam Penerapan Pemberian Makanan Pendamping Asi pada Bayi 6-24 Bulan di Kampong Subulussalam Utara Ningsih, Rahayu; Amra, Ricca Nophia; Bancin, Fitriani; Rambe, Rizka Sititah; Angriani, Riana; Harahap, Asrika Sari
Journal Liaison Academia and Society Vol 2, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v2i3.796

Abstract

Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0 - 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat terwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada masa ini maupun masa selanjutnya. Pasca enam bulan pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan makanan bayi. Pemberian ASI saja pada usia pasca enam bulan hanya akan memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Sedangkan yang 30-40% harus dipenuhi dari makanan pendamping atau makanan tambahan. Sementara itu pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitasnya dapat menyebabkan bayi menderita gizi kurang. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) harus diberikan pada umur yang tepat sesuai kebutuhan dan daya cerna bayi. Makanan pendamping (MP-ASI) sebaiknya diberikan pada bayi diatas umur 6 bulan karena sistem pencernaannya sudah relatif sempurna. Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun
Penyuluhan Upaya Peningkatan Pemahaman tentang Pentingnya Imunisasi pada Bayi di Desa Gosong Telaga Barat Kecamatan Singkil Utara Bancin, Fitriani; Rambe, Rizka Sititah; Amra, Ricca Nophia; Angriani, Riana; Ningsih, Rahayu; Noviana, Irma; Maqfirah, Ulfa; Harahap, Asrika Sari
Journal Liaison Academia and Society Vol 3, No 3: September 2023
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/j-las.v3i3.797

Abstract

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun program sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit yang dapat dicegah 2 dengan Imunisasi (PD3I) pada anak antara lain Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib, empat dosis polio, dan satu dosis campak. Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI), UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1, polio 1 dan BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak 22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin
SUPPORTIVE-EDUCATIVE HEALTH COUNSELING IN DEALING WITH MENARCHE IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Asrika Sari Harahap; Yetti Dynaria Siregar; Rizky Noviyanti Harahap; Lolita Nugraeny; Ilvira Ulpa Ismail; Aghsila Hasma Marbun; Purnama Handayani
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescence is a time of physical and psychological changes which is usually called puberty. Puberty in adolescent girls is marked by the arrival of menarche, menarche is the first period of menstrual blood in women, usually occurs at the age of 10-16 years, while normal menarche occurs at the age of 12-13 years and currently the age of menarche is increasingly advanced, namely 10-16 years, this happens because it is influenced by nutritional status, heredity, socio-economics and exposure to mass media. The purpose of this research is to prepare yourself to face the arrival of menarche so you don't need to be afraid and worried. The respondents in this community service activity were 41 female students in class V & VI of SD IT Ar-Rayhan, Medan Amplas District. The method used was conducting a pretest by giving a questionnaire about menarche, then providing health education about menarche using tools, namely leaflets and posters, finally a posttest was carried out as an evaluation of female students' knowledge about menarche. The results of the study showed that respondents' knowledge was better after being given counseling about menarche compared to before being given the counseling. The knowledge category was good before the counseling was 26.8%, while after the counseling it increased to 87.8%. Therefore, significant differences were found in knowledge before and after being given counseling about menarche. Health education about menarche really helps female students to prepare themselves for the arrival of menarche so that female students no longer need to be afraid and afraid of menarche.
The Effect of Infant Massage on the Duration of Breastfeeding in Infants at Independent Midwife Practice Hutri and Independent Midwife Practice Nur Asmalindar Bancin, Fitriani; Amra, Ricca Nophia; Harahap, Asrika Sari
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 3 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i3.21920

Abstract

Infant massage is a form of tactile stimulation that has been proven to provide physiological and psychological benefits, especially in supporting successful breastfeeding. This study aims to determine the effect of infant massage on the duration of breastfeeding in infants at Hutri Independent Midwife Practice and Nur Asmalindar Independent Midwife Practice. The research design used was a quasi-experiment with a Non-Equivalent Control Group approach. The sample consisted of 30 infants divided into two groups, namely the intervention group (infant massage) and the control group (without massage), each consisting of 15 respondents. Data were analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that before the intervention, 43.3% of infants in the massage group had a short breastfeeding duration and none of them breastfed for a long duration. After the massage was given, 93.3% of infants increased to the long breastfeeding duration category. Conversely, in the group without massage, only 6.7% of infants breastfed for a long duration. The Wilcoxon test showed a p value = 0.000 in the massage group and p = 0.042 in the group without massage, which means there was a significant difference. These results suggest that infant massage can be an effective intervention in increasing infant breastfeeding duration.