Yana Sundayani
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PROFIL KELUARGA MIGRAN MISKIN Sundayani, Yana; Sugeng, Bambang; Irianti, Decky; ., Aribowo; ., Suradi
Pekerjaan Sosial Vol 14, No 1 (2015): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.679 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v14i1.43

Abstract

AbstractThe aim of the research is to gain emprical descriptions, examine and analyse deeply about the profile of poor migrant families in Babakan Surabaya Village, Kiaracondong Sub-district. The approach used is qualitative approach with descriptive qualitative method. The data resource in this research are poor migrant families, local government, city government and documentary data. Data collection technique uses in-depth interview, participative observation, documentation study and data analysis technique used is qualitative data analysis technique. The result showed that: 1) the characteristic of poor migrant families in Babakan Surabaya Village came from several regions beyond Bandung City. The basic needs fulfilment can be met  even if sober, divorced families and children and wives live in the village. Migrant workers have spirit and hopes to get a better life than their origin. 2). The livelihood of migrant workers generally in informal sector with income below the regional minimum wage. Assets in the form of house, and stalls, the educational background is elementary school. Division of labour system has been a regular and hereditary. 3). The Support network/system often shifts in accordance with the job requirements. Migrant workers always related to social system closest to jobs or social system derived from their origin and has close bond with social network. It is a system to strengthen their trading system and very useful in facing problems or needs fulfilment with their trade. The relation with nucleus family and community are mutual support and help each other. Social relationship with community in the village still stay in touch and the bond with families become a brace to back to hometown. 4). Social service accessibility and work mobility from poor migrant families not all of them can get the social service. The accessibility of formal resource system is very low. The formal system the most needed system is cooperation or credit agency. Informal system accessibility is very good and community resource can be reached and applied well. 5). Migrant workers mobility in doing activity performed in accordance with the requirements. Returning to hometown is still done by migrant workers as needed. It is indicated that migrant workers have a spirit to go to hometown because their families are waiting. According to the result in the field shows that the profile of poor migrant families in Babakan Surabaya Village, Kiaracondong Sub-district are the hard workers even though with the poor living condition and have no alternative self development. “Return to Religion” is a “coping mechanism”. The work system is division of labour that is standardised work system but must obey the existing work system rules. Mastering production tools and working tools is low, migrant workers have a strong bond in regional social capital or occupation, and it is prolonged and durable network.Keywords: migrant worker, poor families    AbstrakTujuan  penelitian adalah untuk memperoleh gambaran secara empirik, mengkaji serta melakukan analisis yang mendalam  tentang  profil keluarga migran miskin di Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong. Pendekatan yang digunanakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah keluarga migran miskin, tokoh pemerintah lokal, pemerintah kota dan data dokumenter. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi serta teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Karakteristik keluarga migran miskin yang ada di Kelurahan Babakan Surabaya berasal dari berbagai daerah  luar Kota Bandung. Pemenuhan kebutuhan pokok dapat terpenuhi walaupun seadanya,  keluarga pernah bercerai dan anak beserta isteri bertempat tinggal di kampung. Para pekerja migran mempunyai semangat dan harapan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dari daerah asal. 2) Matapencaharian para pekerja migran pada umumnya di sektor informal dengan penghasilan dibawah Upah Minimum Regional (UMR). Aset yang berupa rumah, warung dan lapak, latar pendidikan adalah SD.  Sistem  pembagian kerja telah teratur dan bersifat turun temurun sebagai warisan dari orangtua. 3) Jaringan/sistem pendukung pekerjaan terkadang berpindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Para pekerja migran selalu terkait dengan sistem sosial yang terdekat dengan pekerjaannya atau sistem sosial yang berasal dari tempat asalnya dan mempunyai ikatan yang erat dengan jaringan sosial tersebut. Hal ini sebagai sistem untuk memperkuat sistem perdagangannya dan sangat berguna dalam  menghadapi  masalah maupun pemenuhan kebutuhan dengan usaha perdagangannya. Hubungan dengan keluarga inti dan masyarakat sekitar adalah saling mendukung, saling membantu. Hubungan sosial dengan masyarakat di kampung  masih tetap terjalin dan  ikatan  dengan keluarga di kampung menjadi penguat untuk pulang kampung. 4) Aksesibilitas pelayanan sosial dan mobilitas kerja dari keluarga migran miskin tidak semua mendapatkan pelayanan sosial. Aksesibilitas sistem sumber formal sangat rendah. Sistem formal yang paling dibutuhkan adalah koperasi atau lembaga perkreditan. Aksesibilitas sistem informal sangat baik dan sistem sumber kemasyarakatan dapat dijangkau dan dimanfaatkan dengan baik. 5) Mobilitas kerja pekerja migran dalam melakukan aktivitas dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kepulangan ke kampung halaman masih dilakukan para pekerja migran sesuai dengan keperluan. Hal tersebut menunjukkan bahwa para pekerja migran mempunyai semangat untuk pulang kampung karena keluarganya menanti di kampung halamannya. Berdasarkan temuan hasil di lapangan menunjukkan bahwa profil keluarga migran miskin di Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong adalah sebagai pekerja keras, meskipun dengan  kondisi kehidupan yang buruk, dan tidak memiliki alternatif  pengembangan diri.  “Return to Religion” merupakan “coping mechanism”. Sistem kerjanya adalah division of labour  yaitu sistem kerja secara baku, akan tetapi harus tunduk pada aturan sistem kerja yang ada. Penguasaan alat produksi dan alat kerja yang  rendah, para pekerja migran mempunyai keterikatan secara kuat dalam modal sosial kedaerahan maupun pekerjaan, dan bersifat  prolonged and durable network.Kata kunci: pekerja migran, keluarga miskin
DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGANAN ANAK JALANAN DI KOTA PADANG SUMATERA BARAT Sundayani, Yana
Pekerjaan Sosial Vol 15, No 1 (2016): PEKSOS
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.966 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v15i1.62

Abstract

Abstract Support local governments (LGs) in the treatment of street children in West Sumatra is to see the institutional capacity of local street children in 2014. The research objectives were to obtain an overview empirically assess and perform a clear analysis related to local government support of Padang in the handling of street children. The study used a qualitative approach using primary and secondary data sources and data collection techniques using the technique of in-depth interviews, participatory observation, study the documentation and Focus Group Discussion (FGD). Data analysis technique used is descriptive qualitative analysis. Engineering samples by purposive sampling as many as 10 informants. The results showed the number of street children in West Sumatra and the 805 children in the city of Padang amounted to 695 children. Street children are the most numerous of the outside area of Padang. West Sumatra government preparedness in order to achieve child-friendly city, can be seen from the cooperation with various parties such as the Department of Education, Office of Population and Civil Registration (Dukcapil), the universities. It is necessary in the cooperation is the improvement of coordination between the units involved in the management of street children. Data base about street children is necessary so as to facilitate in getting data that can be justified on street children. Regulations related to street children in the form of draft Regulation (draft) on the protection of women and children, but there is no special local regulations about street children. Culture in West Sumatra related to local knowledge is a real public participation, but in fact people do not carry local knowledge optimally. Private parties (LSM / NGO) not all participate fully associated with the handling of street children. There is still a lack of human resources, especially of social workers in the field of children. So for handling street children in West Sumatra necessary cooperation and coordination with related work units, a data base of street children, street children associated regulations, application of local wisdom and cooperation with the private sector in handling street children. Expected future can be realized as an area of Padang eligible children. Key words: policy, local governments, street children Abstrak Dukungan pemerintah daerah (Pemda) dalam penanganan anak jalanan di Sumatera Barat adalah untuk melihat kesiapan daerah bebas anak jalanan pada tahun 2014. Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran secara empirik, mengkaji serta melakukan analisis yang jelas terkait dukungan pemerintah daerah Kota Padang dalam penanganan anak jalanan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumentasi serta Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik sampel dengan purposive sampling  sebanyak 10 informan.Hasil penelitian menunjukkan  jumlah anak jalanan di Sumatera Barat adalah 805 anak dan di Kota Padang berjumlah 695 anak. Anak jalanan yang paling banyak dari luar daerah Padang. Kesiapan pemerintah Sumatera Barat dalam  rangka mencapai kota layak anak, dapat terlihat dari kerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), dan pihak perguruan tinggi. Hal yang diperlukan dalam kerjasama  adalah peningkatan koordinasi antara unit kerja yang terkait dalam penanganan anak jalanan. Data base tentang anak jalanan merupakan hal yang diperlukan sehingga memudahkan dalam mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan tentang anak jalanan. Peraturan yang terkait anak jalanan dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang perlindungan perempuan dan anak, tetapi belum ada peraturan daerah  yang khusus tentang anak jalanan. Budaya di Sumatera Barat yang berkaitan dengan kearifan lokal merupakan peran serta masyarakat secara nyata, namun dalam kenyataan masyarakat belum melaksanakan kearifan lokal secara optimal. Pihak-pihak swasta (LSM/ NGO) belum semuanya berpartisipasi secara penuh terkait dengan penanganan anak jalanan. Masih kurangnya sumber daya manusia khususnya dari pekerja sosial di bidang anak. Sehingga untuk penanganan anak jalanan yang ada di Sumatera Barat diperlukan kerjasama dan koordinasi dengan unit kerja terkait, data base anak jalanan, peraturan yang terkait anak jalanan, penerapan kearifan lokal serta kerjasama dengan pihak swasta dalam penanganan anak jalanan. Diharapkan kedepan dapat terwujud Kota Padang sebagai daerah layak anak. Kata kuci: kebijakan, pemerintah daerah, anak jalanan
PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI RUMAH SOSIAL AMANAH DI KELURAHAN MUARASANDING KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT Kuswanda, Dede; Sundayani, Yana Sundayani
Pekerjaan Sosial Vol 12, No 1 (2013): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.93 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v12i1.18

Abstract

Abstract Rumah Sosial Amanah is a social welfare service institution that based on community. Rumah Sosial Amanah established by the Decree of Muarasanding Village Head, Sub-district of Garut City dated December 9, 2011. Research on social welfare service through Rumah Sosial Amanah aims to gain an overview of social welfare services through Rumah Sosial Amanah. Social welfare service is a directed, integrated and sustainable effort to overcome social problems and to meet the needs of social welfare problem as a program that directly linked to the social welfare. The method which used in this research is the participatory action method. Data sources of research are: (1) Rumah Sosial Amanah administrator, (2) Rumah Sosial Amanah field-worker, (3) the village chief/village officials. Data collection techniques using in-depth interview technique, focus group discussions and documentation study. 18 informants were determined by using purposive sampling technique. The research result showed that the activities have been carried out by Rumah Sosial Amanah are socializing program, social problem attribute identification, framing program, determining field-worker and preparing plans  and submitting proposal. Rumah Sosial  Amanah has barriers that related to the institution, human resources, infrastructure facilities and the ability to access programs and budgets. The action taken is to increase the capacity of field-worker and administrator of Rumah Sosial Amanah in accessing programs and budgets for social welfare services. The Recommendation for increasing the social welfare services of Rumah Sosial Amanah is developing the institution, human resources and procurement of infrastructure. Keywords: services, social welfare, social house Abstrak Rumah Sosial Amanah merupakan lembaga pelayanan kesejahteraan sosial berbasis komunitas. Rumah Sosial Amanah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Kelurahan Muarasanding Kecamatan Garut Kota Nomor: 467.2/06- Kel/2011 tanggal 9 Desember 2011. Penelitian tentang pelayanan kesejahteraan sosial melalui Rumah Sosial Amanah bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelayanan kesejahteraan sosial melalui Rumah Sosial Amanah. Pelayanan kesejahteraan sosial merupakan suatu  upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sosial dan memenuhi kebutuhan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sebagai suatu program yang dihubungkan langsung dengan kesejahteraan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan partisipatif. Sumber data penelitian adalah: (1) pengurus Rumah Sosial Amanah, (2) pendamping Rumah Sosial Amanah, (3) Kepala Desa/ aparat desa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, dan studi dokumentasi. Penetapan informan sebanyak 18 orang menggunakan teknik  purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sosial Amanah adalah sosialisasi program, identifikasi PMKS, penyusunan program, penentuan pendamping, dan rencana penyusunan serta pengajuan proposal.  Rumah Sosial mengalami hambatan yang berkaitan dengan kelembagaan, sumber daya manusia, prasarana sarana serta kemampuan dalam mengakses program dan anggaran. Tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan kapasitas pendamping dan pengurus Rumah Sosial Amanah dalam mengakses program dan anggaran untuk pelayanan kesejahteraan sosial. Saran untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial Rumah Sosial Amanah adalah pengembangan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia dan pengadaan prasarana sarana. Kata kunci: pelayanan, kesejahteraan sosial, rumah sosial 
KECEMASAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN SEKSUAL DI YAYASAN RUMAH AMAN SUMUR KABUPATEN NGANJUK Dewi, Milla Sustika; Subardhini, Meiti Subardhini; Sundayani, Yana
Pekerjaan Sosial Vol 18, No 2 (2019): PEKSOS
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.607 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v18i2.197

Abstract

Penelitian ini tentang Kecemasan Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Yayasan Rumah Aman Sumur Kabupaten Nganjuk. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara empirik karakteristik anak korban tindak kekerasan seksual, aspek kecemasan yaitu somatis, kognitif dan perilaku serta harapan dari anak korban tindak kekerasan seksual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anak korban tindak kekerasan seksual mengalami kecemasan somatis yaitu mata kabur, sakit kepala, mual, sakit perut, jantung berdetak lebih cepat dan badan terasa lemas. Kecemasan kognitif yang muncul pada anak korban tindak kekerasan seksual adalah menyalahkan oranglain, menyalahkan diri sendiri, susah berkonsentrasi berpikirtidak dapat mengendalikan masalah, takut pada pikiran sendiri, berfirasat buruk, gangguan tidur (mengigau), merasa takut dan ingin membalas (dendam) perilaku pelaku. Kecemasan perilaku yang muncul pada anak korban tindak kekerasan seksual yaitu menghindar, tidak mampu bicara, sering menangis, melamun dan tidak ingin sendiri. Kecemasan yang dialami anak korban tindak kekerasan seksual tentunya berpengaruh pada aktivitas dan kehidupan sehari-harinya. Anak korban tindak kekerasan seksual membuuhkan dukungan dan rasa aman agar kecemasannya dapat berkurang atau hilang. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program yaitu "Terapi Psikososial untuk Mengatasi Kecemasan Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Yayasan Rumah Aman Sumur Kabupaten Nganjuk". Program menggunakan metode socialcasework dengan menggunakan teknik terapi nourishment, Rational Emotiv Therapy (RET) dan terapi relaksasi. Melalui program ini diharapkan kecemasan dan trauma anak korban tindak kekerasan seksual berkurang atau hilang.
BURNOUT OF SOCIAL WORKERS AT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG CENTRAL HOSPITAL Radityo Bimo Kartika Aji; Meiti Subardhini; Yana Sundayani
Indonesian Journal of Social Work Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/ijsw.v3i2.226

Abstract

The high workload can cause burnout. Burnout makes the worker not pay attention to the person he helped, thus reducing the quality of service. The research method used is descriptive research method with qualitative approach. The informant consisted of 11 people, two medical social workers, three medical social worker partners, and six medical social worker patients. The result of the research showed that: a) medical social workers experiencing burnout with the most emerging aspect of emotional exhaustion, b) depersonalization aspects, medical social workers showed apathetically and acting callous at work, c) medical social worker feel they can't work optimally but in the reality, they have good performance based on Indeks Kinerja Individu (IKI), d) Medical social worker can keep working with good performance because of their love to the profession, e) The burnout shown by medical social workers has no effect to the helping process to the patient in Dr. Hasan Sadikin General Hospital. The main factors of burnout of medical social workers is a barrier in their career, which leads the medical social worker can't get their rights based on their performance and education.
THE EFFECT OF ADOLESCENT ATTITUDES ON KARANG TARUNA IN HANDLING PROBLEMS TOWARD ADOLESCENTS IN THE DEVELOPMENT PERIOD Suharma Suharma; Ramli A Rahman; Ernalia Lia Syaodih; Yana Sundayani; Popon Sutarsih; Yeane EM Tungga
Indonesian Journal of Social Work Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/ijsw.v3i2.230

Abstract

Adolescence is the most important development period for an individual, in fact, it is a period filled by changes and vulnerable to the emergence of the problems. Forum of Karang Taruna has a strategic role as a means of youth participation in an effort to make social adjustments so that they can deal with the problems encountered during life development. This research was conducted to gain a deep understanding and thorough about the influence of adolescent attitudes about the Karang Taruna on handling problems faced by youth in the development phase of their life. This research used a quantitative approach with a survey explanatory research population were teenagers aged 12 to 21 years. Measuring instrument research used a Likert scale. The technique of collecting data used questionnaires and documentation study. Data were analyzed using path analysis. Adolescent attitudes toward Karang Taruna have a significant effect on the involvement of adolescents in Karang Taruna activities. The amount of influence adolescent attitudes about the Karang Taruna on the involvement of adolescents in Karang Taruna amounted to 61.40%. The results also showed that the attitude of teenagers towards Karang Taruna has a significant influence on the Settlement of the problems faced by an adolescent in their life development through variable among adolescent involvement in Karang Taruna. The number of adolescent attitudes influences Karang Taruna through the involvement of adolescents in Karang Taruna on the handling of problems faced by an adolescent in the developmental period of their life amounted to 85.80%. Karang Taruna can be used as a means to develop the activity and creativity of adolescents in handling the problems encountered in the development phase of their life. However, there are six main problems faced by Karang Taruna including; (1) an inactive member; (2); a caretaker capacity in managing Karang Taruna; (3) there is no clear work programme; (4) The board of Karang Taruna inactivity; (5) the absence of funding sources; and (6) less variation in the activities of Karang Taruna that does not appeal to its members, especially for passive members.
Self Adjustment of Single Parent Mother In South Sulawesi - Indonesia Yana Sundayani; Herry Koswara; Qadriansyah Qadriansyah
Indonesian Journal of Social Work Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/ijsw.v1i1.270

Abstract

This research discussed about self-adjustment of single parent mother who lives in South Sulawesi Indonesia. The aim of the research was to obtain a description about self-adjustment of single parent mother in Indonesia, including: respondent characteristic, respondent’s intellectual maturity, respondent’s emotional, respondent’s social maturity and respondent’s responsibility. The research method used quantitaive method with descriptive approach. Data collection technique used questionnaire. The measurement toll used rating scale to show the mean score of all question from range one through four. The validity test of measurement toll conducted through face validity and realibity test used Alpha Cronbach. The result was analysed through quantitaive analysis. The result showed that single parent mother has low self adjustment viewed from three of four aspects which was measured about self adjustment namely; intellectual maturity and responsibility belong to the low category. While the emotional maturity aspect is in the high category. The results of needs analysis show the mother as a single parent requires knowledge and insight as a single parent, time management ability and socialization ability. Based on the need, a program called "Self Help Group" was proposed to improve single parent mother’s adjustment. The program aimed to meet the increasing adjustment of single parent mother on aspects of intellectual maturity (mother insight as single parent), social maturity (socialization ability), responsibility (time management ability.
Adaptation of Migrant Workers' Child in Cianjur Regency, Indonesia Yana Sundayani; Adi Fahrudin; Binahayati R. Nunung Nurwati
Asian Social Work Journal Vol 3 No 5 (2018)
Publisher : Asian Social Work Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.225 KB) | DOI: 10.47405/aswj.v3i5.69

Abstract

The study aims to examine empirically in depth the adaptation of children of migrant workers aged 13 to 17 years whose parents, fathers or mothers work abroad as domestic migrant workers. The study used a qualitative approach with data collection techniques to interview and observe informants, as well as conduct study studies from various documentation. Determination of four informants using purposive techniques. This study looks at the adaptation of four sub-aspects namely the pattern used; rules or norms applied; and changes in child behavior of migrant workers. The results of the empirical study are then analyzed so that it is known the ability and flexibility of migrant workers' children in dealing with environmental changes that occur; and known factors that support in adaptation.
PENYESUAIAN DIRI PENYANDANG SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA WALUYO DI SURAKARTA JAWA TENGAH Maya Kartika; Meiti Subardhini; Yana Sundayani
Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Vol 1 No 1 (2019): REHSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.438 KB)

Abstract

Penelitian ini ingin memperoleh gambaran tentang penyesuaian diri Penyandang Skizofrenia dalam Rumah Sakit Jiwa Puri Waluyo di Surakarta Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: karakteristik responden, dan aspek aspek penyesuaian diri menurut Schneider ( 1964) meliputi : kontrol emosi, mekanisme psikologis, kontrol frustrasi, pertimbangan rasional, kemampuan pengembangan diri, pemanfaatan pengalaman masa lalu serta penerimaan kenyataan yang harus dihadapi oleh responden.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, bertujuan untuk menggambarkan, menggali dan mengkaji penyesuaian diri penyandang skizofrenia di puri waluyo. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 penyandang skizofrenia.Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket atau kuisioner, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan kebasahan yang dilakukan adalah dengan alat ukur pengujian validitas ratting scale, face validitydan pengujian reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penyandang skizofrenia dalam memahami dirinya dimaksudkan adalah menerima bagaimana dirinya dan membuat orang lain atau lingkungan menerima keberadaan dirinya, kemampuan penyandang skizofrenia merencanakan tindakan dan kemampuan penyandang skizofrenia belajar dari kesalahan sudah cukup baik. Namun, kesadaran penyandang skizofrenia akan ketidakmampuannya menyesuaikan diri dalam lingkungannya dan kemampuan penyandang skizofrenia dalam menerima keadaan dirinya dan menguasai emosi masih sangat kurang, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor penghambat penyesuaian diri. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penyesuaian diri penyandang skizofrenia di Puri Waluyo harus ditingkatkan, oleh karena itu penulis merumuskan upaya pemecahan masalah dengan program peningkatan penerimaan diri penyandang skizofrenia di Puri Waluyo melalui penerimaan keluarga dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan penyesuaian diri penyandang skizofrenia agar mampu melakukan penyesuaian terhadap diri sendiri dan lingkungan ataupun masyarakat dimana penyandang skizofrenia tinggal.Kata kunci : penyesuaian diri, penyandang skizofrenia, deskriptif.
UPAYA PENCEGAHAN RELAPSE KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) BUMI KAHEMAN DESA BANDASARI KECAMATAN CANGKUANG KABUPATEN BANDUNG A. Maudi Ramadhanti; Epi Epi Supiadi; Yana Sundayani
Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Vol 1 No 2 (2019): REHSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.72 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dialami korban penyalahgunaan NAPZA setelah rehabilitasi di IPWL Bumi Kaheman dan pernah mengalami relapse beberapa kali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Upaya Pencegahan Relapse Korban Penyalahgunaan NAPZA Di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah korban penyalahgunaan NAPZA beserta para informan lain yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, semuanya berjumlah 6 orang. Analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan kesimpulan. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku sehat korban penyalahgunaan NAPZA, pengambilan keputusan korban penyalahgunaan NAPZA, dan peran lingkungan korban penyalahgunaan NAPZA. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya pencegahan relapse korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL Bumi Kaheman sudah dilakukan. Namun hal tersebut masih belum maksimal dikarenakan oleh beberapa faktor terutama mengenai kesadaran dan pengetahuan pencegahan relapse yang kurang diketahui oleh korban penyalahgunaan NAPZA. Aspek perilaku sehat yang merupakan pencegahan relapse oleh korban penyalahgunaan NAPZA adalah kegiatan fisik, tidak minum-minuman keras, istirahat yang cukup, pengendalian stres dan perilaku hidup positif. Aspek pengambilan keputusan melalui konseling, terapi dan bertanya kepada teman. Aspek peran lingkungan dalam penelitian ini adalah adanya peran lingkungan di dalam panti dan di luar panti. Peran lingkungan di dalam panti yaitu teman satu asrama yang saling memberikan dukungan sedangkan peran lingkungan di luar panti.yaitu masyarakat memberikan respon yang positif kepada para korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL Bumi Kaheman. Rekomendasi program untuk permasalahan ini adalah “Peningkatan Pengatahuan Pencegahan Relapse Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA Di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung”