Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Prevalence and Determinants of Hypertension in Indonesia Eny Dwimawati; Fitri Dian Nila Sari; Evamona Sinuraya; Purwaningsih
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.16846

Abstract

It is estimated that there are 15 million people with Hypertension in Indonesia, but only 4% are controlled.The prevalence of hypertension sufferers is relatively high, 7% to 22%. Prevention of Hypertension can bedone by eliminating or minimizing risk factors, one of which causes it, such as reducing salt consumption,if not done, then there is a risk of Hypertension. This study aims to determine the risk factors with thebehaviour of Hypertension in Puskesmas. This research is a quantitative study with a cross-sectional method.A sample of 225 respondents who visited/sought treatment at the health centre using Accidental Samplingtechnique. Data analysis was performed using the chi-square test. The results showed that the factorscausing Hypertension were age, exercise habits, smoking habits, alcohol consumption, nutritional status,sodium intake and stress. To reduce people suffering from Hypertension, the Puskesmas should be able toprovide information to the public about Hypertension and how to prevent it by doing health promotion orcounselling either individually or in groups.
Studi Kasus Kompres Hangat Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Thypoid Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan Mawar Saron Simangunsong; Syaiful Syaiful; Evamona Sinuraya
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Volume 1 Nomor 3 September 2021
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.284 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v1i3.5061

Abstract

ABSTRACT: A CASE STUDY OF WARM COMPRESS TO REDUCE BODY TEMPERATURE IN CHILDREN WITH TYPHOID FEVER IN TK II PUTRI GREEN HOSPITAL, MEDAN Background: Typhoid fever is an acute infectious disease of the small intestine caused by salmonella typhosa bacteria and its only found in humans. Based on World Health Organization (2018) typhoid fever is a life-threatening fever disease. The case fatality of typhoid fever is 10-30%, decreasing to 1-4% with appropriate therapy. Young children are at the greatest risk of common symptoms of fever, shivering, and abdominal pain. It is estimated that there are 11-21 million cases of typhoid fever and about 128,000-161,000 deaths per year. The fever could be reduced by providing a warm compress. Purpose: The purpose of the study was to find out the description of warm compress on decreasing the body temperature in children with typhoid fever at Tk II Putri Hijau Hospital Medan in 2021.Method: The method used descriptive case study design by involving the stages of the nursing process: assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation that implemented on 2 patients with typhoid fever. Result: After the nursing care was processed in two patients, the result showed that the fever could be resolved by providing warm compress to the patient's axilla. Body temperature, when admitted to the hospital in the first patient, was from 38◦C to 36.5◦C and in the second patient from 38.5◦C to 36.5◦C. Conclusion: The conclusion after nursing care was implemented on the first and second patient was that the warm compress was effective in decreasing body temperature. Keywords: Typhoid Fever, Body Temperature, Warm Compress. INTISARI: STUDI KASUS KOMPRES HANGAT  DALAM  MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN  Latar Belakang Demam typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya terdapat pada manusia. Berdasarkan data World Health Organization (2018), demam typhoid adalah penyakit demam akut yang mengancam jiwa. Kasus fatalitas tipus demam 10-30%, turun menjadi 1-4% jika sesuai terapi. Anak-anak kecil berada pada resiko terbesar dengan gejala umum demam, menggigil, dan rasa sakit diperut. Diperkirakan 11-21 juta kasus demam thyfoid dan sekitar 128.000-161.000 kematian setiap tahunnya. Demam tersebut dapat berkurang dengan  pemberian tindakan kompres hangat. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang Kompres Hangat Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Thypoid Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan 2021.Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam rancangan studi kasus yang terdiri dari tahapan  proses keperawatan: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan terhadap 2 pasien penderita demam thypoid.Hasil Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan terhadap 2 pasien diperoleh hasil demam dapat teratasi dengan pemberian kompres hangat pada aksila pasien. Suhu tubuh saat masuk RS pada pasien 1 yaitu dari 38◦C menjadi 36,5◦C dan pada pasien 2 dari 38,5◦C menjadi 36,5◦C. Kesimpulan Setelah dilakukan tindakan keperawatan terhadap pasien 1 dan pasien 2, dengan pemberian kompres hangat efektif dalam menurunkan  suhu tubuh. Kata kunci : Demam Thypoid, Suhu Tubuh, Kompres Hangat
KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA ( CA MAMAE ) DI POLI ONKOLOGI RSU DR. PIRNGADI MEDAN Evamona Sinuraya
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.321 KB) | DOI: 10.34008/jurhesti.v1i1.8

Abstract

        Periode setelah penentuan diagnosa seseorang menderita kanker payudara adalah saat- saat yang menakutkan bagi kebanyakan perempuan. Vonis menderita kanker payudara, memyebabkan pikiran mereka tertuju kepada kematian, dan hal inilah salah satu yang memicu depresi sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara.        Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas hidup penderita kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di RSUD dr. Pirnagdi Medan. Informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang (4 informan utama, 4 informan pendukung). Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara.        Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan fisik penderita kanker payudara menurun karena merasakan nyeri, berdenyut denyut pada daerah payudara, mengalami kebas, kehilangan payudara setelah dilakukan operasi atau pengangkatan. Beban psikologis semakin berat dirasakan penderita kanker payudarasetelah divonis kanker payudara. Perasaan sedih, cemas, takut, kecewa, marah pada Tuhan, putus asa, hilang percaya diri, malu, stress dan depresi menyebabkan pasien ingin bunuh diri. Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar tetap dijaga dengan baik oleh penderita kanker payudara dengan tetap mengikuti kegiatan–kegiatan dimasyarakat. Lingkungan yang tidak nyaman kurang memberikan rasa aman bagi penderita kanker payudara semakin meningkatkan stress penderita. Kekurangan finansial untuk biaya pengobatan menambah beban bagi penderita kanker payudara. Dukungan sosial diperoleh penderita kanker payudaradari orang orang terdekatnya seperti adik, anak dan suami. Dukungan orang-orang terdekat membuat penderita menjadi lebih kuatmenjalani hidup dan mempunyai harapan yang lebih baikpada masa yang akan datang.     Disarankan kepada keluarga (suami, anak, adik, dan lain-lain) tetap memberi dukungan dalam bentuk apapun yang nantinya dapat membuat penderita kanker payudara tersebut merasa kuat dan kualitas hidup meningkat.Kata kunci : Kualitas hidup, Kanker payudara
Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi Dini terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Sectio Caesarea di Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau Medan Evamona Sinuraya; Muhammad Winanda
PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56211/pubhealth.v1i1.18

Abstract

Section Caesarea is a childbirth done by incision through abdomen wall. Indication of doing Section Caesarea are repeated Section Caesarea, on the request of the women, old primigravida, dystocia, fetus emergency, early rupture of membranes, previa placenta, and old partum. Early mobilization is an enabling factor in accelerating post-surgery recovery and preventing complication since the wound needs good blood circulation to the growth or improvement of cells. The research used descriptive method with nursing process approach in 2 Section Caesarea patients with early mobilization technique at Putri Hijau Level II Hospital, Medan. In the post-nursing intervention, using early mobilization, the patients Physical mobility could gradually be fulfilled. The con conclusion was the patients were willing to do early mobilization step by step so that the recovery could be achieved early. It is recommended that nursing increase their guidance to Section Caesarea patients in doing early mobilization step by step.
Edukasi tentang Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (Firs Aid) pada Siswa Kelas Ix di Smp Tunas Karya Batang Kuis Resmi Pangaribuan; Evamona Sinuraya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i9.6358

Abstract

ABSTRAK Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi dengan satu korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana). Kejadian kecelakaan di sekaolah sangat beragam, misalnya anak terpeleset yang menyebabkan luka robek atau memar, keracunan makanan, tersedak makanan, pingsan dan lain-lain. Dalam hal kecelakaan di sekolah maka guru atau siswa yang seharusnya memberikan pertolongan pertama. Memberikan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam meningkatkan dan melakukan pertolongan first aid. Dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: melakukan Sosialisasi, pemaparan materi dan melaksanakan kegiatan pelatihan, dengan metode transfer ilmu dan mempraktekkan cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid). Metode  yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini adalah secara tatap muka. Jumlah peserta edukasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid): 55  Orang. Setelah dilakukan edukasi diperoleh hasil Pengetahuan baik sebanyak 36 orang (65,5%), pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (34,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak tidak ada. Semua siswa diberi edukasi dan adanya peningkatan pengetahuan, hal ini dibuktikan dengan hasil pre test dan post test. Dengan dilakukannya edukasi dapat meningkatkan pengetahuan siswa kelas IX tentang Pertolongan Pertama pada kecelakaan di sekolah. Kata Kunci: Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, Edukasi, Siswa Selas IX.  ABSTRACT In general, accidents occur suddenly, without being forgotten beforehand and the consequences are very varied, can be in the form of minor, moderate, severe injuries, and even death. Based on the number of victims, accidents can occur with one victim, many victims (disaster) or very many victims (disaster). The incidence of accidents in schools is very diverse, for example a child slips causing cuts or bruises, food poisoning, choking on food, fainting and others. In an accident at school, it is the teacher or student who should provide first aid. To provide students' knowledge and abilities in improving and performing first aid. Carried out in stages, namely: conducting socialization, presenting material and implementing training, using knowledge transfer methods and practicing how to do some first aid in accidents (first aid). The method used in this community service is face-to-face. The number of participants of the health instructor regarding first aid in an accident (first aid): 55 people. 36 people (65.5%), good knowledge 10 people (18.2%) and poor knowledge as many as 9 people (16.4%). Education can increase the knowledge of class IX students about First Aid in accidents at school. Keywords: First Aid for Accidents, Education, Class IX Students.
Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Luka Episiotomi pada Ibu Post Partum di Klinik Pratama Niar Nurul Syawalia Harianja; Evamona Sinuraya; Astuti Rofida
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 1 (2023): Volume 3 Nomor 1 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.016 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i1.8597

Abstract

ABSTRACT Episiotomy is an incision made through the perineum which is used before giving birth and aims to widen the baby's exit so as to facilitate delivery. Perineal care is the fulfillment of needs that nourish the area between the thighs which is limited by the vulva and anus in Post Partum Mothers in the period between the birth of the placenta until the return of the genetic organs as before pregnancy. Episiotomy area or incision wounds take time to heal 6 to 7 days, wounds on the perineum due to Episiotomy, rupture or laceration. The act of cleaning the vulva can provide an opportunity for careful inspection of the perineal area. The author can describe the application of health education to care for episiotomy wounds in post partum mothers. Using health education on Episiotomy care in post partum mothers. The participant is Mrs. L and Mrs. R with Post partum who underwent Episiotomy action. The instrument used is a leaflet about Episiotomy wound care. Shows that after conducting health education about episiotomy wound care for post partum mothers, it is hoped that post partum mothers can apply episiotomy wound care. Conclusion: Episiotomy wound care properly and correctly can accelerate wound healing. Keywords: Post partum, Episiotomy Wound, Health Education ABSTRAK Episiotomi merupakan insisi dibuat melalui perineum yang digunakan sebelum melahirkan dan bertujuan memperluas jalan keluar bayi sehingga mempermudah persalinan. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan yang menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada Ibu Post Partumdalam masa antara kelahiran plasenta sampai kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum kehamilan. Area Episiotomi atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh 6 sampai 7 hari, luka pada perineum akibat Episiotomi, rupture atau laserasi. Tindakan membersihkan vulva dapat memberi kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama di daerah perineum. Penulis dapat mendeskripsikan penerapan Pendidikan kesehatan perawatan luka episiotomi pada Ibu Post partum. Menggunakan pendidikan kesehatan perawatan Episiotomi pada ibu Post partum. Partisipan adalah Ny. L dan Ny. R dengan Post partum yang mengalami tindakan Episiotomi. Instrumen yang digunakan yaitu leaflet tentang perawatan luka Episiotomi. Hasil : Menunjukkan bahwa setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka episiotomi terhadap ibu Post partum di harapkan ibu Post partum dapat mengaplikasikan perawatan luka Episiotomi. Perawatan luka Episiotomi secara baik dan benar, dapat mempercepat kesembuhan luka. Kata Kunci : Post partum, Luka Episiotomi, Pendidikan Kesehatan
Broncopneumonia dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan Hernawati Lumban Raja; Evamona Sinuraya; Astuti Rofida
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 1 (2023): Volume 3 Nomor 1 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.113 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i1.8567

Abstract

ABSTRACTBackground Bronchopneumonia is a disease that attacks the respiratory tract where inflammation occurs in the lungs. which affects the respiratory tract that occurs in the bronchi to the alveoli of the lungs, bronchopneumonia is a disease that attacks the respiratory tract with manifestations varying from coughing, runny nose, fever, accompanied by shortness of breath. So that it will cause ineffective airway clearance in children. One of the nursing actions given to pediatric patients with ineffective airway clearance is a nebulizer and Ventolin. This research method is descriptive research. in the case study framework includes the stages of assessment, nursing diagnosis, nursing intervention, nursing implementation, and nursing evaluation in both patients with bronchopneumonia at TK II Putri Hijau Medan Hospital. The results after nursing interventions in patient I and patient II were administration of nebulizer therapy. The conclusion of the results of this study is to conduct an assessment of the administration of nebulizer therapy in pediatric patients with bronchopneumonia to find out the changes that occur after the administration of nebulizer therapy, the child's breathing decreases until he reaches normal breathing.Keywords: Bronchopneumonia, Nebulizer, Ineffective Airway Cleaning, Children.ABSTRAKLatar belakang bronchopneumonia adalah  penyaikit yang menyerang saluran pernapasan dimana terjadi peradangan pada paru . yang mengenai pada saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveoli paru, bronchopneumonia salah satu penyakit yang menyerang saluran pernapasan dengan manifestasi bervariasi mulai dari batuk, pilek, demam, disertai dengan sesak napas. Sehingga akan menimbulkan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak. salah satu Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien anak dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas ialah  nebulizer dan Ventolin. Metode penelitian ini bersifat penelitian deskriftif. dalam rangka studi kasus meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan pada kedua pasien penyakit bronchopneumonia di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Hasil setelah dilakukan intervensi keperawatan pada pasien I dan pasien II adalah pemberian terapi Nebulizer. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap pemberian terapi nebulizer pada pasien anak bronchopneumonia untuk  mengetahui perubahan yang terjadi setelah pemberian terapi nebulizer pernapasan anak berkurang hingga mencapai pernapasan normal.Kata kunci: Bronchopneumonia, Nebulizer, Ketidakefetifan Bersihan Jalan Napas, Anak
Pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan Disminorea pada Remaja Putri di SMA Nurcahaya Medan Purwaningsih, Purwaningsih; Sinuraya, Evamona; Jundapri, Kipa; Khairani, Ade Irma
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 8, No 2 (2023): Edisi Desember
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v8i2.320

Abstract

Dysmenorrhea, characterized by cramping in the lower abdomen, varies in severity from mild to severe and is influenced by the duration of menstruation and the amount of menstrual blood (Husna, 2018). According to the World Health Organization, approximately 90% of women worldwide experience dysmenorrhea, with 10-15% suffering from severe cases. Non-pharmacological treatments, such as warm compresses, need to be developed. In Indonesia, 55% of women of reproductive age suffer from dysmenorrhea, which can be disruptive despite generally not being dangerous. The Indonesian Ministry of Health (2020) reported that 37% of students in Indonesia have experienced dysmenorrhea at school, with a national incidence rate of 64.25%, including 54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhea. Over the past 50 years, it has been recorded that 75% of women experience menstrual pain, with primary dysmenorrhea symptoms usually occurring in women of reproductive age and those who have never been pregnant, and 61% of unmarried women affected (Syamsuryanita & Nurul Ikawati, 2020). This study aims to analyze the effect of warm compress application on reducing dysmenorrhea in adolescent girls. A quantitative pre-experimental design was employed, involving a one-group pretest-treatment-posttest approach. The population consisted of 30 students at Nurcahaya High School Medan, with a sample size determined using the Slovin formula. The results showed that before applying warm compresses, 23.33% of respondents reported a pain scale of 6, while after treatment, 23.3% reported a pain scale of 2. The average pain level decreased from 5.69 before treatment to 4.05 after treatment. The Wilcoxon test indicated a significant effect of warm compresses on reducing dysmenorrhea pain (Asymp.Sig < 0.05), with an average score difference of 1.64. In conclusion, warm compress therapy significantly reduces dysmenorrhea intensity in adolescents, evidenced by the shift from moderate to mild pain levels, supported by a significant level of 0.000 < 0.05.
IMPLEMENTASI TERAPI NEBULIZER UNTUK MENGENCERKAN SPUTUM PADA ANAK BRONCHPONEUMONIA DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Firdayani Sianturi; Purwaningsih, Purwaningsih; Sinuraya, Evamona
EMPIRIS : Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 1 No. 4 (2024): EMPIRIS : Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, Desember 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/6m1m9z93

Abstract

Latar belakang Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi disertai tujuan/kriteria hasil yang diharapkan. Pemberian terapi inhalasi (nebulizer) yaitu tehnik yang dilakukan dengan pemberian uap dengan menggunakan obat Ventolin 1 ampul dan Flexotide 1 ampul. Obat Ventolin adalah obat yang digunakan untuk membantu mengencerkan sekret yang diberikan dengan cara diuap dan Flexotide digunakan untuk mengencerkan sekret yang terdapat dalam bronkus. Tujuan penelitian ini memberikan asuhan keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Bronchopneumonia. Metode penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan.Penelitian dilakukan pada Februari 2024 pada dua orang pasien Bronchopneumonia.Hasil penelitian didapatkan bahwa kedua pasien mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Bronchopneumonia. Setelah dilakukan tindakan nebulizer, ketidakefektifan berihan jalan nafas pada kedua pasien pada hari kedua dan ketiga dapat tertasi. Kesimpulan dari intervensi yang dilakukan dengan pemberian terapi nebulizer dapat dikatakan efektif untuk mengurangi atau bahkan mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien Bronchopneumonia .
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINDAKAN PERAWATAN LUKA DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Ginting, Maharani Br; Khairani, Ade Irma; Dewi, Rani Sartika; Sinuraya, Evamona
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 4 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, April 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i4.2560

Abstract

International Diabetes federation (IDF) (2019) menjelaskan bahwa Diabetes  Melitus merupakan salah satu penyakit kronis paling umum di dunia, terjadi ketika produksi insulin pada pankreas tidak mencukupi atau pada saat insulin tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh. Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka supaya mencegah terjadinya infeksi atau trauma pada kulit, membran mukosa, dan jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur dan luka yang dapat merusak permukaan kulit Bryant (2007). Tujuan : Gambaran asuhan keperawatan pasien diabetes melitus tipe II dengan tindakan perawatan luka ternyata sangat efektif untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Metodologi Penelitian : merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus yang dilakukan pada dua pasein dengan diabetes melitus tipe II. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Hasil : Pada pasien I didapatkan data hari ke tiga setelah diberikan tindakan keperawatan masalah luka pada pasien tertasi, dan pada pasien II didapatkan data hari ke tiga setelah diberikan tindakan keperawatan masalah perawatan luka pada pasien DM Tipe II teratasi dan intervensi sudah dihentikan. Kesimpulan : Setelah peneliti melakukan proses keperawatan dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien satu dan dua yang mengalami DM Tipe II dengan pemberian perawatan luka ternyata dapat efektif.