Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OPTIMASI AKTIVATOR ZnCL2 DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA DAN PENGUJIAN KARBON AKTIF SEBAGAI ADSORBEN Suliestyah Suliesyah; Ariani D. Astuti
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.461 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9525

Abstract

Indonesia memiliki batubara melimpah namun sebagian besar berperingkat rendah sehingga kurang effektif untuk digunakan sebagai bahan bakar. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan batubara peringkat rendah jenis lignit sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, menggunakan metoda  aktivasi kimia ZnCl2 dengan variasi berat 5%-50%. Karbonisasi dilakukan  pada temperatur 500o C selama 1 jam di dalam reaktor pada kondisi tanpa oksigen, dengan mengalirkan gas nitrogen selama proses karbonisasi. Kondisi optimum dicapai pada komposisi aktivator ZnCl2 40 % dan batubara 60 % yang memiliki bilangan iodin 1.288,8 mg/g. Hasil penyerapan logam Cr menggunakan karbon aktif dari penelitian ini berkisar antara 55,5-60 % dengan konsentrasi awal  Cr 50-250 ppm, sedangkan untuk logam Fe menunjukkan hasil serapan 52% dengan konsentrasi awal 250 ppm dan untuk Cu meghasilkan serapan 39% pada konsentrasi awal 50 ppm.  Uji daya serap terhadap zat warna methilene blue menunjukkan hasil serapan yang sangat tinggi sebesar 97,4% pada konsentrasi awal 12,5 mmg, namun menunjukkan penurunan pada  konsentrasi awal methilene blue yang lebih tinggi. Secara umum, konsentrasi awal sangat berpengaruh pada tingkat adsorpsi logam dan zat warna. Makin tinggi konsentrasi awal, maka tingkat adsorpsi karbon aktif makin turun.
OPTIMASI AKTIVATOR ZnCL2 DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA DAN PENGUJIAN KARBON AKTIF SEBAGAI ADSORBEN Suliestyah Suliesyah; Ariani D. Astuti
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9525

Abstract

Indonesia memiliki batubara melimpah namun sebagian besar berperingkat rendah sehingga kurang effektif untuk digunakan sebagai bahan bakar. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan batubara peringkat rendah jenis lignit sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, menggunakan metoda  aktivasi kimia ZnCl2 dengan variasi berat 5%-50%. Karbonisasi dilakukan  pada temperatur 500o C selama 1 jam di dalam reaktor pada kondisi tanpa oksigen, dengan mengalirkan gas nitrogen selama proses karbonisasi. Kondisi optimum dicapai pada komposisi aktivator ZnCl2 40 % dan batubara 60 % yang memiliki bilangan iodin 1.288,8 mg/g. Hasil penyerapan logam Cr menggunakan karbon aktif dari penelitian ini berkisar antara 55,5-60 % dengan konsentrasi awal  Cr 50-250 ppm, sedangkan untuk logam Fe menunjukkan hasil serapan 52% dengan konsentrasi awal 250 ppm dan untuk Cu meghasilkan serapan 39% pada konsentrasi awal 50 ppm.  Uji daya serap terhadap zat warna methilene blue menunjukkan hasil serapan yang sangat tinggi sebesar 97,4% pada konsentrasi awal 12,5 mmg, namun menunjukkan penurunan pada  konsentrasi awal methilene blue yang lebih tinggi. Secara umum, konsentrasi awal sangat berpengaruh pada tingkat adsorpsi logam dan zat warna. Makin tinggi konsentrasi awal, maka tingkat adsorpsi karbon aktif makin turun.
OPTIMASI AKTIVATOR ZnCL2 DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA DAN PENGUJIAN KARBON AKTIF SEBAGAI ADSORBEN Suliestyah Suliesyah; Ariani D. Astuti
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.461 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9525

Abstract

Indonesia memiliki batubara melimpah namun sebagian besar berperingkat rendah sehingga kurang effektif untuk digunakan sebagai bahan bakar. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan batubara peringkat rendah jenis lignit sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, menggunakan metoda  aktivasi kimia ZnCl2 dengan variasi berat 5%-50%. Karbonisasi dilakukan  pada temperatur 500o C selama 1 jam di dalam reaktor pada kondisi tanpa oksigen, dengan mengalirkan gas nitrogen selama proses karbonisasi. Kondisi optimum dicapai pada komposisi aktivator ZnCl2 40 % dan batubara 60 % yang memiliki bilangan iodin 1.288,8 mg/g. Hasil penyerapan logam Cr menggunakan karbon aktif dari penelitian ini berkisar antara 55,5-60 % dengan konsentrasi awal  Cr 50-250 ppm, sedangkan untuk logam Fe menunjukkan hasil serapan 52% dengan konsentrasi awal 250 ppm dan untuk Cu meghasilkan serapan 39% pada konsentrasi awal 50 ppm.  Uji daya serap terhadap zat warna methilene blue menunjukkan hasil serapan yang sangat tinggi sebesar 97,4% pada konsentrasi awal 12,5 mmg, namun menunjukkan penurunan pada  konsentrasi awal methilene blue yang lebih tinggi. Secara umum, konsentrasi awal sangat berpengaruh pada tingkat adsorpsi logam dan zat warna. Makin tinggi konsentrasi awal, maka tingkat adsorpsi karbon aktif makin turun.
Canteen Wastewater and Gray Water Treatment Using Subsurface Constructed Wetland-Multilayer Filtration Vertical Flow Type with Melati Air (Echindorus paleafolius) Ariani Dwi Astuti; Astri Rinanti; Alexandre Amo F. Viera
Aceh International Journal of Science and Technology Vol 6, No 3 (2017): December 2017
Publisher : Graduate Program of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.782 KB) | DOI: 10.13170/aijst.6.3.8446

Abstract

Domestic wastewater needs to be treated because it can pollute the environment, either water bodies, ground water, or soil. One alternative to treat domestic wastewater is using subsurface constructed wetland methods. This method has advantages, among others, cheap, simple technology and can be applied to the area of ample land. In this research, subsurface contructed wetlands-multilayer filtration with vertical flow type using Melati Air (Echindorus paleafolius) in field scale to treat domestic wastewater from canteens and gray water toilet of Senior High School at Bekasi with treatment capacity for 2261 L/day. Subsurface constructed wetlands-multilayer filtration with vertical flow type is an advanced treatment in this research. For preliminary treatment the collecting and aeration tank is used. Performance of subsurface constructed wetland-multilayer filtration with vertical flow type was able to achieve effluent COD parameters of 40 mg / L (standard 100 mg/L) from an average influent of 350 mg/L with removal efficiency of 90%, while BOD was successfully degraded to 33.00 mg/L (quality standard 30 mg/L) of an average influent concentration of 350 mg/L. In addition, the parameters analyzed are total nitrogen, the total phosphate succeeded to meet the quality standard. Based on the results of laboratory analysis, the reactor is able to treat organic loading of 500-700 kg BOD5/Ha/Day compared to previous research which is range from 40-300 kg BOD/Ha/ Day. Similarly, the value of K in this study ranged from 0.35-0.57 m/day for BOD and 0.37-0.45 m/day for COD compared to precious research which is 0.055-0.16 m / day for BOD and 0.027-0.16 m / day for COD.
ANALISIS MULTI KRITERIA DALAM PEMILIHAN UNIT BIOLOGIS DI IPAL TUNGGAKJATI, KARAWANG Ceihan Arkan Sa’dman; Ariani Dwi Astuti; Rositayanti Hadisoebroto
JURNAL BHUWANA VOLUME 3, NUMBER 1, MEI 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v3i1.17527

Abstract

This study aims to design a domestic wastewater treatment plant for the West Karawang and East Karawang Sub-districts in Karawang Regency, where each sub-district has an area of 13.368 Ha and 2.977 Ha. In 2041, the Tunggakjati WWTP will have a capacity of 48,000 m3/day to serve a population of 404,568 people. The WWTP performance is designed so that the effluent complies with the Regulation of the Minister of Environment and Forestry No. 68 of 2016 concerning Domestic Wastewater Quality Standards for its BOD, COD, and TSS parameter. The biological treatment design consists of three (3) alternatives namely Oxidation Ditch, Complete Mixed Activated Sludge, and Aerated Lagoon, selected based on multi criteria with three (3) aspects, namely economic, environmental and technical aspects consisting of technological considerations, land availability and human resources to operate the technology. The selected biological treatment unit alternative is Aerated Lagoon, because it has high efficiency, human resources for operating the technology are already available, and ease of development. Based on multi criteria analysis all the alternative has high eligibility level to be chosen as technology for domestic waste water treatment. Alternative III, the Aerated Lagoon is the best alternative with the highest score of 60 compared to other alternatives, alternative I is 52.5 and alternative II is 57.5. That concludes the processing units on processing units at the Tunggakjati WWTP consist of collection wells, bar screens, grit chambers, equalization tanks, aerated lagoons, maturation ponds, and sludge drying beds.
Model Biokinetika Sistem Kontak Stabilisasi Lumpur Air Lindi Berdasarkan Pengaruh Fosfor dan Variasi Waktu Detensi Unit Kontak Muhammad Faiz Kahendran; Owen Jacob Notonugroho; Chusnul Arif; Ariani Dwi Astuti; Allen Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.28-42

Abstract

ABSTRAK Tempat pemrosesan akhir sampah menghasilkan air lindi dalam kuantitas besar sehingga membutuhkan alternatif unit pengolahan biologis, seperti kontak stabilisasi untuk mereduksi kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja unit kontak berdasarkan variasi waktu detensi (HRT) pada kondisi aliran tidak tunak serta menentukan estimasi parameter biokinetika di dalam persamaan model pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian diawali dengan mengkonfigurasi unit kontak stabilisasi, menganalisis parameter kualitas air limbah, dan memprediksi parameter biokinetika untuk memperkirakan kualitas air limbah. Validasi nilai biokinetika dilakukan dengan menggunakan metode matematis dan jaringan saraf tiruan (JST). Fungsi penggunaan JST dalam estimasi chemical oxygen demand (COD) efluen tangki kontak dapat dilakukan dengan cepat, memperkecil kesalahan perhitungan estimasi dengan metode matematis, serta bebas digunakan pada kondisi apapun. Berdasarkan hasil penelitian, persentase efisiensi COD pada masing-masing HRT unit kontak 2, 3, dan 4 jam berturut-turut sebesar 26,9%; 35,1%; dan 46,5%. Pengaruh biokinetika terhadap unit pengolahan unit kontak tidak hanya untuk memprediksi pengolahan air limbah, tetapi juga untuk merancang, mengoperasikan, dan mengontrol sistem pengolahan. Berdasarkan metode statistika, model estimasi konsentrasi COD efluen tangki kontak terbaik adalah model dari model JST. Akan tetapi, model ini hanya mengestimasi konsentrasi efluen tanpa memperhitungkan nilai biokinetika. Model Jerusalimski menjadi pilihan terbaik dibandingkan Model Ming untuk mengestimasi nilai biokinetika Ke, Y, μmax, dan Ks berturut-turut sebesar 0,025 hari-1; 28,25 mgMLVSS/mg COD; 3,4 hari-1; dan 21,46 mg/L berdasarkan pengaruh fossfor dan waktu detensi pada kondisi tidak tunak. Peningkatan konsentrasi fosfor di dalam proses pengolahan akan memengaruhi dekomposisi mikroorganisme di dalam biomassa untuk mengambil oksigen terlarut dalam jumlah besar sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.Kata kunci: biokinetika, fosfor, jaringan saraf tiruan, kontak stabilisasi, lindi, waktu detensi.ABSTRACT Landfills produce large quantities of leachate that pollutes the water system water pollution, requiring a contact stabilization treatment unit to reduce the high contaminant in the leachate. This study aims to evaluate the performance of the contact unit based on the variation of hydraulic retention time (HRT) under an unsteady state and to estimate the biokinetic parameters by using the microorganism growth model equation. The research was started by configurating the contact stabilization tank, analyzing the wastewater quality parameters, and predicting biokinetics parameters to estimate water quality effluent and design engineering. Biokinetic values were validated using mathematical methods and artificial neural networks (ANN). The function of using ANN in estimating of contact tank effluent chemical oxygen demand (COD) can be done quickly, minimizes estimation errors using mathematical methods and can be used in any condition. Based on research results, the percent removal of COD efficiency in each HRT contact tank of 2, 3, and 4 hours, were 26.9%; 35.1%; and 46.5%, respectively. The effect of biokinetics on contact tank treatment units is not only to predict wastewater treatment, but also to design, operate and control treatment systems. Based on the statistical analysis, the ANN model was the best model for estimating the contact tank effluent concentration. However, the ANN model provided the estimated effluent concentration without considering biokinetic values in detail. The Jerusalimski model is the best fit model compared to the Ming model to estimate the biokinetic values of Ke, Y, μmax, and Ks of 0.025 day-1, 28.25 mgMLVSS/mg COD, 3.4 day-1, and 21.46 mg/L; respectively, based on the effect of phosphorus and detention time in unsteady state. Increasing the phosphorus concentration in the treatment processing will affect the decomposition of microorganisms in the biomass to take up large amounts of dissolved oxygen until the growth of microorganisms is inhibited.Keywords: artificial neural network, biokinetic, contact stabilization, hydraulic retention time, leachate, phosporus
Estimasi Kualitas Efluen Air Lindi Unit Stabilisasi Berdasarkan Parameter Biokinetika pada Sistem Konfigurasi Kontak Stabilisasi Oktavian Wahyu Pratama Ajie; Owen Jacob Notonugroho; Fatihaturrizky Amelia; Ariani Dwi Astuti; Allen Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 2 (2024): March 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.2.528-542

Abstract

Pengolahan air lindi dibutuhkan untuk mereduksi kontaminan material organik, anorganik, dan mikroorganisme patogen. Pengolahan air lindi secara biologis melalui unit kontak stabilisasi adalah unit yang sangat efektif dipilih terkait kinerja dan faktor nilai ekonomi untuk menyisihkan kandungan polutan organik air lindi. Akan tetapi, kinerja dan pemodelan proses stabilisasi pada unit ini belum dianalisis secara detail untuk implementasi skala lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja proses stabilisasi berdasarkan variasi waktu detensi (HRT), mengestimasi nilai parameter biokinetika terbaik, dan memprediksi konsentrasi substrat efluen hasil pemodelan. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan tiga variasi HRT, sebesar 4, 5, dan 6 jam dan disimulasikan di dalam model pertumbuhan mikroorganisme Monod, Contois, Blackman, dan Chen-Hashimoto pada kondisi aliran tidak tunak. Penyisihan kontaminan terbaik pada unit stabilisasi berdasarkan hasil analisis kinerja sebesar 82% nitrit, 42% amonia, dan 38% chemical oxygen demand (COD) diperoleh dari HRT 6 jam. Parameter biokinetika terbaik berdasarkan analisis numerik dan uji validasi untuk nilai Ke, Y, μmax, dan Ks dihasilkan berturutturut sebesar 2,05 hari-1; 32,88 mgMLVSS/mgCOD; 0,57 hari-1; dan 24,38 mg/L dari model Monod. Konsentrasi efluen COD rata-rata dari model Monod diestimasi sebesar 206,28 ± 27,39 mg/L untuk HRT 4 jam; 159,25 ± 72,06 mg/L untuk HRT 5 jam; serta 126,32 ± 38,44 mg/L untuk HRT 6 jam. Nilai parameter biokinetika tersebut dapat diimplementasikan untuk perencanaan unit stabilisasi pada konfigurasi kontak stabilisasi air lindi skala lapangan.