Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA Rambe, Yasir Maulana; Akhyar, Muhammad; Musadad, Akhmad Arif
HISTORIKA Vol 21, No 1 (2018): Pengembangan Kesadaran Sejarah dan Keterampilan Berpikir
Publisher : Sebelas Maret University (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.772 KB) | DOI: 10.20961/historika.v21i1.29502

Abstract

The objectives of research were (1) to find out the different effects of Numbered Heads Together (NHT) and Jigsaw types of cooperative learning use on the historical learning achievement of students, (2) to find out whether or not historical learning motivation affects the historical learning achievement of students, and (3) to find out whether or not there is a positive effect of interaction between Numbered Heads Together (NHT) and Jigsaw types of cooperative learning model, and learning motivation on the learning achievement of students. If there is so, which type has better effect?This study employed quantitative method with a 2x3 factorial design. The population of research was the 10th graders of Senior High Schools existing in Sukoharjo in the even semester in the school year of 2015/2016. The sampling technique used in this research was Cluster Sampling (Area Sampling). The sample of research consisted of SMA Negeri 1 Kartasura with 36 students and SMA Negeri Mojolaban with 33 students. The techniques of collecting data used were test and questionnaire. Data analysis in this research employed a two-way anava with SPSS 20 program help.  The results of hypothesis testing in this research were shown as follows. (1) There was a difference of effect on the learning achievement between the students treated with Numbered Heads Together and those treated with Jigsaw types of learning model. The result of data analysis showed that the students treated with Numbered Heads Together had better learning achievement than those treated with Jigsaw learning model. (2) There was a difference of effect between the students with high, medium, and low learning motivations. The students with high learning motivation had better learning achievement than those with medium one, and those with medium learning motivation had better learning achievement than those with low one. (3) There was no interaction effect between learning model and learning motivation on the historical learning achievement. The students with high learning motivation treated with Numbered Heads Together (NHT) learning model had better learning achievement than those high learning motivation treated with Jigsaw learning model. The students with medium learning motivation treated with Numbered Heads Together (NHT) learning model had better learning achievement than those medium learning motivation treated with Jigsaw learning model, and the students with low learning motivation treated with Numbered Heads Together (NHT) learning model had better learning achievement than those low learning motivation treated with Jigsaw learning model.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAHDITINJAUDARI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH Yasir Maulana Rambe
Jurnal Education and Development Vol 6 No 1 (2018): Vol.6.No.1.2018
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.109 KB) | DOI: 10.37081/ed.v6i1.991

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk menemukan pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan Jigsaw terhadap prestasi belajar sejarah siswa. (2) Untuk menemukan pengaruh motivasi belajar sejarah terhadap prestasi belajar sejarah siswa. (3) Untuk menemukan apakah interaksi pengaruh positif antara model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan Jigsaw dengan motivasi belajar sejarah siswa terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain factorial 2x3. Populasi dalam penelitian ini ialah siswa SMA kelas X yang ada di Kabupaten Sukoharjo pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Tekhnik pengambil sampel dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan tekhnik Cluster Sampling (Area Sampling). Sampel dalam penelitian ini ialah SMA Negeri 1 Kartasura dengan jumlah siswa 36 dan SMA Negeri 1 Mojolaban dengan jumlah siswa 33. Anailisis data dalam penelitian ini menggunakan anva dua jalan dengan bantuan program SPSS 20.Uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Jigsaw. (2) Terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi belajar sejarah tinggi, motivasi belajar sejarah sedang, dan motivasi belajar sejarah rendah.. (3) tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar sejarah terhadap prestasi belajar sejarah
ENSIKLOPEDIA BUDAYA TAPPATAMA (TAPANULI SELATAN, PADANG LAWAS, TAPANULI UTARA DAN MANDALING) BERBASIS ANDROID UNTUK MENUMBUH KEMBANGKAN CINTA BUDAYA BANGSA SISWA SEKOLAH DASAR Lukman Hakim Siregar; Yasir Maulana Rambe; Umar Kholil Lubis
Jurnal Education and Development Vol 8 No 3 (2020): Vol.8.No.3.2020
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.472 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengenalan budaya daerah lokal kepada anak sekolah dasar melalui ensiklopedia budaya daerah Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Tapanuli Utara dan Mandailing (Tappatama). Mengenalkan budaya pakaian adat, ulos dan makanan khas daerah tappatama yang dikemas dalam bentuk ensiklopedia, dan bagaimana membuat ensiklopedia budaya tappatama menggunakan software android dan di pasangkan di perangkat smartphone android khususnya anak sekolah dasar usia (6-8 tahun). Adapun tujuan khususnya untuk melihat efektifitas ensiklopedia budaya tappatama berbasis android menjadi pendekatan dalam memperkenalkan budaya kepada anak sekolah dasar. Urgensi yang diharapkan agar anak sekolah dasar mengenal pakaian adat, ulos dan asal mula makanan khas berasal, sehingga identitas budaya tetap terjaga dan terpelihara. Merancang ensiklopedia budaya yang dibangun dengan software android adalah upaya pengembangan media dalam mempelajari budaya lokal lebih dekat kepada anak sekolah dasar sehingga pendekatan melalui smartphone ini akan lebih mudah untuk mengenali sejarah dan asal mula makanan khas, pakaian adat dan ulos daerah Tappatama. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data pakaian adat, ulos dan makanan khas daerah tappatama yang akan divisualkan melalui ensiklopedia berbasis android. Adapun tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, analisis kebutuhan sistem, perancangan ensiklopedia budaya dan kesimpulan. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada hasil analisis deskriptif. Adapun dalam tahap Perancangan ensiklopedia yang digunakan adalah versi Luther, dimana untuk membuat ensikopedia budaya digunakan metode ini dan harus melalui enam tahapan. Tahapan dari metode Luther adalah sebagai berikut Distribution, Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing, Distribution.
PERSILANGAN IDENTITAS BUDAYA DI TANAH MELAYU ASAHAN (Analisis Eksistensi Masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan) Muhammad Adika Nugraha; Yasir Maulana Rambe
Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 9, No 2 (2022): Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Bina Gogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persilangan identitas budaya yang terjadi di tanah Melayu Asahan khususnya pada masyarakat Toba sebagai suku pendatang. Fokus permasalahan yang diambil yaitu eksistensi masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berusaha mendeskripsikan tentang suatu kebudayaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Toba di Kabupaten Asahan sudah tidak eksis lagi di mana identitas Marga, Bahasa, maupun budaya asli Toba telah hilang terkhusus sebagian besar bagi masyarakat yang beragama Islam. Lain halnya dengan masyarakat Toba yang beragama Kristen, tergambar masih menjalankan budaya aslinya walaupun itu minoritas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan sultan Asahan pada waktu itu tentang diperbolehkannya masyarakat Toba masuk ke tanah Asahan dengan persyaratan harus menanggalkan marga dan masuk melayu (Islam) sangat berdampak besar pada kebiasaan masyarakat Toba yang sudah mandarah daging menjalankan kebiasaan Melayu.  Kata Kunci : Identitas Budaya, Tanah Melayu, Asahan
PERSILANGAN IDENTITAS BUDAYA DI TANAH MELAYU ASAHAN (Analisis Eksistensi Masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan) Muhammad Adika Nugraha; Yasir Maulana Rambe
Jurnal Binagogik Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL BINAGOGIK
Publisher : LPPM STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.764 KB) | DOI: 10.61290/pgsd.v9i2.99

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persilangan identitas budaya yang terjadi ditanah Melayu Asahan khususnya pada masyarakat Toba sebagai suku pendatang. Fokus permasalahan yangdiambil yaitu eksistensi masyarakat Batak Toba di Kabupaten Asahan. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berusaha mendeskripsikan tentang suatu kebudayaan. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Toba di Kabupaten Asahan sudah tidak eksis lagi di mana identitasMarga, Bahasa, maupun budaya asli Toba telah hilang terkhusus sebagian besar bagi masyarakat yang beragamaIslam. Lain halnya dengan masyarakat Toba yang beragama Kristen, tergambar masih menjalankan budayaaslinya walaupun itu minoritas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan sultan Asahan pada waktu itutentang diperbolehkannya masyarakat Toba masuk ke tanah Asahan dengan persyaratan harus menanggalkanmarga dan masuk melayu (Islam) sangat berdampak besar pada kebiasaan masyarakat Toba yang sudah mandarahdaging menjalankan kebiasaan Melayu.
The efforts to improve learning result in integrated IPS with cooperative models of NHT types Sari, Monika; Rambe, Yasir Maulana; Srizkiani, Erin
CAHAYA PENDIDIKAN Vol 9, No 2 (2023): JCP (Jurnal Cahaya Pendidikan) Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/chypend.v9i2.5555

Abstract

Education is essentially a process of change for the better. The change process does not always go well. In learning practice, problems are often encountered related to not achieving the expected changes. Learning outcomes represent changes in the overall learning process that has been carried out previously. The problem that often occurs is low student learning outcomes. This research was conducted to improve student learning outcomes by implementing the Numbered Heads Together (NHT) Cooperative Model in social studies learning. This research uses an action study (action research) on class VII students of SMP IT Ar-Rislah Batam in two cycles. Research data was obtained through the distribution of test instruments, observation and documentation. After the information was obtained, the results were reviewed through descriptive statistical analysis. The research results show that the application of the Numbered Head Together (NHT) cooperative model in social studies learning makes it easier for teachers to achieve learning goals and is able to maximize student learning outcomes. The average value of learning outcomes obtained by students experienced a positive increase. In the pre-cycle stage it was 71.6, in the first cycle it was 80, and in the second cycle it rose to 88. So, the target set at ≥ 90% for the standard of completeness of classical student learning outcomes and ≥ 75 average scores for individuals has been achieved.
Penyuluhan Potensi Bisnis Mango Sago Untuk Meningkatkan Kreatifitas UMKM Rambe, Yasir Maulana; Risdam Habibi Hasibuan; Monika Sari
JURIBMAS : Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 3 (2025): Maret 2025
Publisher : LKP KARYA PRIMA KURSUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62712/juribmas.v3i3.391

Abstract

Abstrak Pengembangan ekonomi masyarakat harus dilakukan dengan serius. Kreatifitas adalah kunci dalam meningkatkan geliat ekonomi ditengah era modernisasi. Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan ekonomi dan meningkatkan kreatifitas masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini merupakan penyuluhan dengan tiga tahap yakni, pra penyuluhan, penyuluhan, dan pasca penyuluhan. Tingkat keberhasilan dalam kegatan pengabdian ini dilakukan dengan proses kualitatif mencakup bentuk produk yang dihasilkan, kemampuan dalam memasarkan, serta wawancara terhadap para peserta. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman yang berarti kepada masyarakat mengenai pembuatan minuman mango sago. Kemampuan dalam memproduksi minuman mango sago dapat digunakan oleh masyarakat sebagai modal utama dalam membuka usaha. Masyarakat dapat membuka peluang usaha yang baik dengan memanfaatkan produk mango sago secara khusus atau usaha-usaha kuliner lainnya secara umum. selain itu edukasi yang diberikan dalam pemanfaatan teknologi dalam proses pemasaran akan mampu menciptakan masyarakat yang cerdas dan bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi terutama social media.Kata Kunci: Mango Sago, UMKM, Modernisasi, Kreatifitas, Penyuluhan. AbstractCommunity economic development must be carried out seriously.Creativity is the key to increasing economic activity in the era of modernization.This community service activity is expected to help the community in dealing with economic problems and increase community creativity. The method of implementing this community service activity is counseling with three stages, namely, pre-counseling, counseling, and post-counseling. The level of success in this community service activity is carried out through a qualitative process including the form of the product produced, the ability to market, and interviews with participants. This activity will provide meaningful experience to the community regarding making drinks mango sago. Ability to produce beverages mango sago can be used by the community as the main capital in opening a business. The community can open up good business opportunities by utilizing products mango sago specifically or other culinary businesses in general. In addition, the education provided in the use of technology in the marketing process will be able to create a smart and wise society in using and utilizing technology, especially social media..Keywords: Mango Sago, UMKM, Modernization, Creativity, Counseling
Perempuan Dan Budaya Batak: Feminisme Dalam Dalihan Na Tolu Masyarakat Batak Angkola Rambe, Yasir Maulana; Muhammad Adika Nugraha
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Pendidikan Vol 12 No 1 (2025): JURNAL SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jsnbl.v12i1.11746

Abstract

Dalihan Na Tolu is a social system system found in the Angkola Batak Community. Dalihan Na Tolu regulates the social interaction of the Batak Angkola community as a whole. The objectives of this study are (1) how is the position and role of Dalihan Na Tolu in regulating the social and cultural system of the Batak Angkola community, (2) how is the role and position of women in the social system of Dalihan Na Tolu Batak Angkola, (3) how is the concept of gender differences in Batak Angkola culture, and (4) how is the role of women in the social, political, economic fields of the Batak Angkola community. The research used a qualitative method with an ethnomethodological approach. For the Batak Angkola community, Dalihan Na Tolu has a strong and binding role in social life. Women in the Dalihan Na Tolu social system are incarnated not only as individuals, but as an element of Dalihan Na Tolu called Anak Boru. The Angkola Batak community places men in the public sphere while women tend to take care of the internal sphere.
Peace Literacy Education Based on Conflict Experience in Aceh Risdam Habibi Hasibuan; Yasir Maulana Rambe; Rahmi Seri Hanida
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 7 No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v7i1.6898

Abstract

This study explores the absence of Aceh’s conflict history in Indonesia’s national history curriculum and its implications for strengthening peace literacy in post-conflict education. Although values such as tolerance, diversity, and peace are emphasized in national curriculum goals, this study finds that these values are taught in isolation from local historical narratives—particularly the conflict between the Free Aceh Movement (GAM) and the Indonesian government. Using a qualitative descriptive approach and a case study method, data were collected through curriculum document analysis, history textbooks, interviews with teachers, and classroom observations in several secondary schools in Aceh. The findings reveal that history teachers face both pedagogical and institutional gaps when attempting to introduce local conflict into the classroom. The lack of teaching guidelines, learning materials, and structural support leads to generic teaching practices that avoid sensitive topics, including Aceh's conflict. As a result, students are denied access to contextual, reflective, and experience-based understandings of peace and history. This study underscores the urgency of integrating local history and peace literacy as part of reconciliatory education and calls for curriculum reform to reposition history education as a transformative, rather than merely normative, pedagogical space.