Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OPTIMASI FORMULA BLUSH ON CREAM MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK WORTEL (Daucus carota L) DENGAN METODE FACTORIAL DESIGN Alta, Ulik; Pratiwi, Galih; Arina, Yudi
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v6i2.80

Abstract

Latar Belakang : Wortel merupakan salah satu tumbuhan yang berkhasiat dan memiliki banyak manfaat, wortel mengandung vitamin A, C, dan vitamin K serta betakaroten. Beta-karoten adalah jenis pigmen yang ditemukan dalam tanaman yang dapat digunakan sebagai zat pewarna. Tujuan : Untuk mendapatkan komposisi optimal dari beeswax, isoprofil miristat dalam formula blush on cream wortel. Metode : Penelitian ini adalah metode eksperiment laboratorium dengan menggunakan pendekatan design of experiment (DoE) menggunakan piranti lunak design expert dengan factorial design 22 dengan uji ANOVA. Parameter yang diuji meliputi organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat, uji stabilitas, uji iritasi dan uji hedonik. Penelitian ini telah dilaksanakan 20 Mei - 09 Agustus 2022 di Laboratorium stikes ‘Aisyiyah Palembang. Hasil: Formula optimum terbaik diperoleh dengan komposisi beeswax 5% dan isoprofil miristat 1%. Formula optimum memiliki daya sebar 2,76 cm dan daya lekat 19,86 detik. Saran: Untuk penelitian berikutnya perhatikan suhu pada saat pengentalan ekstrak sehingga dapat menghasilkan sediaan blush on cream yang lebih baik.
Uji Antibakteri Fraksi N-Heksan Dan Etil Asetat Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam Terhadap Bakteri StaphylococcusEpidermis Alta, Ulik; Lestari, Indah
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.670

Abstract

Latar belakang: Penyakit infeksi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk dinegara berkembang. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi Adalah Staphylococcus Epidermis. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi dari kateter intravena dan implant prostetik dan dapat menyebabkan infeksi kulit ringan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan utama sepsis pada neonates dan pariontinitis pada pasien ngan gagal ginjal.Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sensitifitas fraksi N-heksandanEtil Asetat daun ubi jalar ungu terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Epidermis, dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah daun ubi jalar ungu memberikan efek yang optimal. Metode: Penelitian ini merupakan kuasi sperimental dengan posttest only control grup design. Penelitian ini dilakukan di laboratorium biologi dan farmakologi prodi S1- Farmasi STIKES ‘Aisyiyah Palembang pada bulan juni 2019 – agustus 2019. Hasil: Hasil uji menunjukanbahwaekstrak dengan konsentrasi 100%, 90% dan80% dan fraksi dengan konsentrai 80%, 90% dan 100% memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Epidermis. Saran: Ekstrak dan fraksi daun ubi jalar ungu memiliki daya Antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Epidermis. Daya Antibakteri yang diberikandilihat dari luasnya zona hambat yang diberikan.Kata kunci : Ektrak, fraksi,daun ubi jalar ungu, StaphylococcusEpidermis
EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA) DAN DAUN MINT (MENTHA PIPERITA) SEBAGAI ANTIBAKTERI “PROPIONIBACTERIUMACNES” Alta, Ulik; Tari, Mayang; Indriani, Onny; Khairiyyah, Adhe Faizah
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 9, No 1: Februari 2024 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v9i1.1159

Abstract

Latar Belakang: Daun alpukat (Persea americana) dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin yang bersifat antibakteri. Mentha piperita dapat memberikan efek penghambatan bakteri yang tinggi terhadap P.acnes. Tujuan: Diketahuinya ekstrak daun alpukat dan daun mint memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri P.acnes dengan metode difusi cakram. Methode: jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian untuk menentukan efektifitas kombinasi ekstrak daun alpukat (Persea americana) dan daun mint (Mentha piperita) untuk melihat zona hambat aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dengan menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023 di laboratorium Mikrobiologi STIKES ‘Aisyiyah Palembang. Analisa data menggunakan data eksperimental dimana Ekstraksi maserasi daun alpukat diperoleh rendemen 21,8812%, daun mint diperoleh rendemen 20,4431%. Selanjutnya di ujikan pada bakteri P.acnes dengan metode difusi cakram. Hasil: Ekstrak tunggal daun alpukat 3,6 mm, tunggal daun mint 13,8 mm, ekstrak kombinasi 4,0 mm, dan positif 23,01 mm, ekstrak daun mint memiliki aktivitas lebih besar terhadap P.acnes dibanding perlakuan ekstrak daun alpukat pada konsentrasi yang sama. Saran: Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan membuat sediaan formulasi antibakteri yang dihasilkan dari Kombinasi Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana) dan Daun Mint (Mentha piperita) dengan menggunakan metode cakram. Kata Kunci: Ekstrak, Daun Alpukat, Daun Mint, Propionibacterium Acnes
FORMULASI SEDIAAN BEDAK TABUR DARI DAUN SEMBUKAN ( Paederia foetida L ) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Alta, Ulik; Arina, Yudi; Claudia, Anggita Cindy
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i1.1003

Abstract

Latar Belakang: Sembukan (Paederia foetida L) atau yang lebih kita kenal dengan daun kentut merupakan tanaman yang biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai obat diare atau obat kembung dan juga dapat digunakan sebagai anti inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan analgesik. Sembukan adalah tumbuhan liar yang batang dan daunnya telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional, Senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan sembukan (Paederia foetifa L) yaitu saponin, flavonoid, tanin, glikosda, iridoid, triterpen, 1 2 steroid. Asperulin, aukobin dan asam oleanolat. Tujuan: Mengetahui formulasi dari daun sembukan (Paederia   foetida L)   sebagai sediaan bedak tabur dan mengetahui konsentrasi yang paling baik dalam pembuatan sediaan bedak tabur ekstrak daun sembukan (Paederia foetida L) terhadap sifat fisik yang paling baik dalam pembuatan bedak tabur. Metode: Penelitian ini merupakan  penelitian eksperimental  di  laboratorium Teknologi  Farmasi  dan Laboratorium Kimia Analisa Farmasi, stikes aisyiyah Palembang, dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2022. Menggunakan formulasi bedak tabur yaitu formulasi 0, formulasi 1, formulasi 2, dan formulasi 3 menggunakan ekstrak daun sembukan (Paederia foetida L). Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa nilai baku kuersetin yang didapat lebih besar yaitu 57,45µg/ml sedangkan nilai ekstrak daun sembukan yang di dapat yaitu 48,39µg/ml, ekstrak daun sembukan tergolong antioksidan sangat kuat karena memiliki nilai IC50 dibawah 50 ppm. IC50 tergolong kuat jika memiliki nilai 50-100 ppm, 100-150 ppm tergolong sedang, 150-200 ppm lemah dan 150-200 ppm tergolong sangat lemah. Saran: Perlu dilakukan  lebih  lanjut  dalam  pembuatan  bedak  tabur  dengan  konsentrasi  yang  berbeda,  perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya  pH 7 pada  sediaan bedak tabur daun sembukan formulasi III.Kata Kunci: Daun Sembukan, Antioksidan, Bedak Tabur, Formulasi, Uji Aktivitas Antioksidan
NARATIVE REVIEW: PROFIL FITOKIMIA DAN POTENSI FARMAKOLOGI Citrus limon Shiyan, Shaum; Pratiwi, Galih; Sari, Ayu Ratna; Alta, Ulik
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 7, No 2: Agustus 2022 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v7i2.851

Abstract

Latar Belakang: Jeruk lemon banyak digunakan sebagai bahan makanan atau mimuan, obat-obatan, kosmetik, deterjen dan aromaterapi. Lemon kaya dengan kandungan senyawa yang berpotensi dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan, diantaranya adalah  glikosida flavonoid, kumarin, β dan ɤ-sitosterol, dan senyawa volatil. Tujuan: Untuk membahas profil fitokimia dan potensi farmakologi lemon. Metode: Informasi dalam penulisan artikel diperoleh dari berbagai database seperti science direct, google scholar dan pubmed. Pembahasan: Analisis fitokimia lemon sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam metode, sehingga dapat diketahui kandungan dari lemon yang memiliki efek farmakologi, seperti antibakteri, antivirus, antioksidan dan bahkan sudah mulai dikembangkan sebagai antikanker. Kesimpulan: Lemon kaya akan senyawa aktif dan sudah terbukti efektif untuk pengobatan berbagai penyakit, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi. Kata Kunci: Citrus limon, Lemon, Aktivitas Farmakologi
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DIPUSKESMAS TERHADAP PENGELOLAAN OBAT SISA, OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA DIRUMAH Fitriani, Eka; Alta, Ulik; Indriani, Onny
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 17, No 1 (2025): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v17i1.1369

Abstract

Latar Belakang: Limbah obat merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun(B3) yang dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar. Obat sisa, obat rusak dan kedaluwarsa di rumah dapat mencemari lingkungan serta berisiko terhadap kesehatan masyarakat apabila tidak dikelola dengan benar. Pentingnya petugas kesehatan  dalam memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat dalam mengelola obat sisa, rusak dan kadaluarsa di rumah. Tujuan: Diketahuinya karakteristik pengetahuan petugas kesehatan pengelolaan obat sisa, obat rusak dan kadaluarsa di rumah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah petugas kesehatan di Puskesmas Tebing Bulang yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang digunakan  sebanyak 35 responden. Instrumen berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan responden telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Hasil: Distribusi frekuensi jenis kelamin perempuan (80%) dan laki-laki (20%) distribusi frekuensi umur 26-45 (91%) dan umur 46-65 (9%) distribusi frekuensi pendidikan perawat (57%) bidan (37%) apoteker (3%) dokter (3%) distribusi frekuensi pengetahuan baik (94%) dan tidak baik (6%) distribusi frekuensi baik (83%) dan tidak baik (17%). Saran: Agar petugas kesehatan dapat meningkatkan edukasi pengetahuan dalam melakukan pengelolaaan limbah di rumah masyarakat. Kata Kunci: Pengetahuan, Pengelolaan Limbah Obat
PENETAPAN KADAR FLAVONOID SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PADA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN PERBEDAAN SUHU PENGERINGAN SIMPLISIA Tari, Mayang; Alta, Ulik; Indriani, Onny
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 7, No 1: Februari 2022 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v7i1.776

Abstract

Latar Belakang: Daun jambu biji (Psidium guajava L) memiliki metabolit sekunder berupa flavonoid, flavonoid pada daun jambu biji dapat berkhasiat bagi kesehatan misalnya sebagai sitotoksik. Suhu pengeringan simplisia dapat mempengaruhi kadar flavonoid pada tanaman, suhu pengeringan yang berbeda menyebabkan kadar flavonoid yang berbeda. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh suhu pengeringan simplisia daun jambu biji terhadap kadar flavonoidnya, suhu pengeringan yang digunakan yaitu suhu 30oC, 50oC dan70oC.  Metode: Waktu penelitian pada bulan Juni-Agustus 2019 di Labolaturium Farmasi dan Labolaturiun Farmakognosi STIKES ‘Aisyiyah Palembang. Penelitian ini meliputi penyiapan sampel (pengambilan sampel, identifikasi tanaman, pembuatan simplisia), pemeriksaan uji mutu simplisia, pembuatan ekstrak cair, uji kualitatif flavonoid, uji kuantitatif flavonoid. Penetapan kadar flavonoid kuantitatif menggunakan reagen AlCl3 yang diukur secara spektrofotometri Visibel. Hasil: Kadar flavonoid yang paling tinggi didapatkan pada suhu 30oC+6oC sebesar 0,71 ± 0,02 %, pada suhu 50oC sebesar 0,61 ± 0,04% dan pada suhu sebesar 70oC 0,58 ± 0,05 %. Hasil perhitungan statistik menggunakan ANOVA satu arah pada suhu 30oC+6 oC dan 50oC menunjukan perbedaan yang nyata (p) < 0,05 dan pada suhu 50oC dan 70oC menunjukan tidak ada perbedaan (p) > 0,05. Pengeringan simplisia daun jambu biji dapat  mempengruhi  kadar  flavonoid pada daun jambu biji, suhu pengeringan terbaik yaitu pada suhu 30oC+6oC. Saran: Perlu dilakukan pemeriksaan flavonoid menggunakan spesifik ke fraksinasi. Kata Kunci: Kadar Flavonoid, Suhu, Daun Jambu Biji, Spektrofotometri  UV- Vis, Kuersetin