Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN KOPASANDA (Chromolaena odorata (L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE NATATORY EXHAUSTION Tari, Mayang; Indriyana, Dwi
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v6i1.74

Abstract

Daun kopasanda (Chromolaena odorata L) merupakan tanaman yang mengandung alkoloid, flavonoid, tanin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya efek tonikum dan menentukan dosis yang paling optimum memberikan efek tonikumdari ekstrak EEDK. Pengujian efek tonikum dilakukan terhadap mencit putih jantan galur wistar dengan metode Natatory exhaustion. Pemberian perlakuan dilakukan secara peroral selama 14 dengan dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu VCO 0,5ml/20g, kafein 2 mg/20g BB, ekstrak EDK dengan variasi dosis 200 mg/20g BB, 400 mg/20g BB dan 600 mg/20g BB. Analisis data dilakukan dengan cara Rmembandingkan waktu berenang mencit sebelum dan sesudah perlakuan serta mengitung waktu selisih lelah dengan uji One Way ANOVA. Berdasarkan hasil Anova satu arah menunjukkan perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok (p<0,05). Dimana bersarkan selisih waktu lelah menunjukan dosis terbaik adalah dosis III (600 mg/20g BB), dengan selisih waktu lelah 55.86 menit. Kemudian diikuti dosis II (400 mg/20g BB), dengan selisish waktu lelah 36.81 menit dan dosis I (200 mg/20g BB), dengan selisish waktu lelah 36.81 menit. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kopasanda memiliki efek tonikum, dengan dosis terbaik adalah 600 madalah 600 mg/20g BB.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENGOBATAN ACNE VULGARIS DIKALANGAN PELAJAR SMA PGRI 268 PANGKALAN KERSIK KECAMATAN TUNGKAL JAYA Cahyani, Tia Dwi; Khoirin, Khoirin; Tari, Mayang
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v8i1.99

Abstract

Latar belakang: Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit akibat peradangan kronis dengan pathogenesis kompleks, melibatkan kelenjar sebasean hiperkeratinisasi yang disebabkan oleh folikular kolonisasi bakteri berlebihan, reaksi imun tubuh dan peradangan. Acne vulgaris (jerawat) dapat dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya adalah penegtahuan dan perilaku pengobatan acne vulgaris. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku pengobatan acne vulgaris dikalangan SMA PGRI 628 Pangkalan Kersik Kecamatan Tungkal Jaya. Metode: Desain penelitian ini survey deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2022. Sampel dalam penelitian ini adalah 75 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan analisis univariat dengan menggambaran distribusi frekuensi. Hasil: Distribusi frekuensi di SMA PGRI 628 Pangkalan Keresik Kecamatan Tungkal Jaya Tahun 2022 didapatkan bahwa pengetahuan tidak baik dengan 42 responden (56,0%) dan pengetahuan baik yaitu 33 responden (44,0%) dan istribusi frekuensi perilaku penanganan Acne Vulgaris terbanyak yaitu pengobatan sendiri (Swamedikasi) dengan 45 responden (60,0%) dan perilaku penanganan Acne Vulgaris dengan tidak Swamedikasi (Bantuan tenaga medis) yaitu 30 responden (40,0%).
UJI AKTIVITAS SEDIAAN KRIM SEMBUNG RAMBAT (Mikania micrantha Kunth) SEBAGAI LUKA BAKAR PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Arina, Yudi; Alta, Uli; Tari, Mayang; Delina, Susanti; Dari, Rati Wulan
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 9, No 2: Agustus 2024 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v9i2.1260

Abstract

Latar Belakang: Salah satu tanaman yang dapat bermanfaat sebagai obat luka bakar yaitu Mikania micrantha kunth atau dikenal dengan nama sembung rambat, merupakan salah satu spesies dari famili Asteraceae. Daun sembung rambat mengandung zat aktif dalam bentuk metabolit sekunder diantaranya yaitu saponin, flavonoid, steroid, tannin, dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid dan tannin.Tujuan: Mengetahui keefektifan dari sediaan krim daun sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) terhadap anti luka bakar, mengetahui perbandingan antara efektivitas daun sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) dengan obat betadine dan ekstrak sembung rambat terhadap penyembuhan luka bakar.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan metode Desaign One Way Anova untuk mendapatkan ekstrak dari daun senggani dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%.Hasil: Menggunakan krim daun sembung rambat mendapatkan perbedaan efektifitas penurunan diameter luka pada tiap kelompok sehingga efektivitas krim daun sembung rambat dalam penyembuhan luka memiliki hasil lebih baik dalam penyembuhan luka bakar,Komposisi krim daun sembung rambat menghasilkan efektifitas yang baik terhadap luka bakar, Ekstrak daun sembung rambat 12,5%, carbopol 0,5 g, HPMC 2 g, trietanolamine 8 %, propilen glikol 15%, nipagin 0,18%,etanol 70%, aquadest ad 100 ml.Saran :Untuk penelitian selanjutnya dapat di kembangkan menjadi krim daun sembung rambat dalam penyembuhan obat luka bakar Kata kunci : Formulasi, Anti luka Bakar, krim, Sembung Rambat
EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA) DAN DAUN MINT (MENTHA PIPERITA) SEBAGAI ANTIBAKTERI “PROPIONIBACTERIUMACNES” Alta, Ulik; Tari, Mayang; Indriani, Onny; Khairiyyah, Adhe Faizah
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 9, No 1: Februari 2024 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v9i1.1159

Abstract

Latar Belakang: Daun alpukat (Persea americana) dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin yang bersifat antibakteri. Mentha piperita dapat memberikan efek penghambatan bakteri yang tinggi terhadap P.acnes. Tujuan: Diketahuinya ekstrak daun alpukat dan daun mint memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri P.acnes dengan metode difusi cakram. Methode: jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian untuk menentukan efektifitas kombinasi ekstrak daun alpukat (Persea americana) dan daun mint (Mentha piperita) untuk melihat zona hambat aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dengan menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023 di laboratorium Mikrobiologi STIKES ‘Aisyiyah Palembang. Analisa data menggunakan data eksperimental dimana Ekstraksi maserasi daun alpukat diperoleh rendemen 21,8812%, daun mint diperoleh rendemen 20,4431%. Selanjutnya di ujikan pada bakteri P.acnes dengan metode difusi cakram. Hasil: Ekstrak tunggal daun alpukat 3,6 mm, tunggal daun mint 13,8 mm, ekstrak kombinasi 4,0 mm, dan positif 23,01 mm, ekstrak daun mint memiliki aktivitas lebih besar terhadap P.acnes dibanding perlakuan ekstrak daun alpukat pada konsentrasi yang sama. Saran: Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan membuat sediaan formulasi antibakteri yang dihasilkan dari Kombinasi Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana) dan Daun Mint (Mentha piperita) dengan menggunakan metode cakram. Kata Kunci: Ekstrak, Daun Alpukat, Daun Mint, Propionibacterium Acnes
OPTIMASI FORMULA LIPSTIK EKSTRAK BIJI COKLAT (Theobroma cacao L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARNAUBA WAX DAN PARAFFIN WAX MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Pratiwi, Galih; Arina, Yudi; Tari, Mayang; Shiyan, Shaum; Anggun Prasasty, Mas Ayu
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i1.982

Abstract

Latar Belakang: Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Ekstrak biji coklat (Theobroma cacao L.) mengandung antosianin yang berpotensi sebagai zat warna alami. Metode simplex lattice design (SLD) mudah digunakan dan dapat digunakan untuk memprediksi formula optimum sediaan lipstik ekstrak biji coklat. Tujuan: Diketahuinya komposisi bahan carnauba wax dan paraffin wax penyusun formula optimum lipstik dan karakteristiknya Metode: Pendekatan design of experiment (DoE) dengan SLD menggunakan piranti lunak design expert. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Agustus 2022 di Laboratorium Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Palembang. Parameter yang diuji meliputi organoleptis, homogenitas, daya oles, titik leleh, pH, daya lekat. Analisis data menggunakan pendekatan DoE. Hasil: Formula optimum yang diperoleh dari sediaan lipstik kombinasi carnauba wax dan paraffin wax yaitu berturut-turut 5,561 % dan 19,439 %. Formula optimum memiliki daya lekat 82 ± 13,25 detik dan titik leleh 68 ± 1,89. Lipstik biji coklat berwarna ungu dengan bau khas coklat, homogen, merata dengan warna intensif Saran: Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kandungan kimia ekstrak biji coklat. Kata Kunci: Lipstik, Theobroma cacao, optimasi, design of experiment, simplex lattice design
FORMULASI BEDAK TABUR DARI TANAMAN DAUN PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn) Tari, Mayang; Indriani, Onny
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 7, No 2: Agustus 2022 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v7i2.873

Abstract

Latar Belakang: Kulit merupakan bagian organ tubuh yang terletak pada bagian paling luar. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal salah satunya daun putri malu Daun putri malu (Mimosa pudica linn) adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Tujuan: Mengetahui formulasi sediaan dan stabilitas fisik bedak tabur dari ekstrak daun putri malu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan ekstraksi maserai menggunakan etanol 70%. Evaluasi bedak tabur di uji sifat fisik dan stabilitas, sifat fisik dan stabilitas akan mempengaruhi mutu, keamanan, dan kualitas bedak baik selama penyimpanan ataupun pemakaian. Penelitian ini dilakukan di STIKES ‘Aisyiyah Palembang bulan April-Juni 2021. Hasil: Dari hasil pembuatan bedak tabur, uji organoleptis sesuai dengan pembahasan, uji stabilitas keempat formula stabil pada suhu ruang dan terjadi peningkatan pH pada suhu lemari es, dan suhu oven. Uji hedonik formula 4 lebih disukai oleh responden. Bedak tabur dari ekstrak daun putri malu dibuat dalam 4 formulasi berwarna putih serbuk halus, homogen, berbau khas lemon, daya lekat yang baik dan sesuai dengan pH kulit manusia Saran: Dalam menambah ilmu pengetahuan dan menambah refrensi, perlu dilakukan ekstrak tumbuhan lain sebagai bedak tabur dengan formulasi yang dapat meningkatkan keterbaharuan produk. Kata Kunci: Bedak tabur, Daun Putri Malu
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN FARMASI PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) RAWAT JALAN Fitriani, Eka; Arina, Yudi; Tari, Mayang
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 16, No 2 (2024): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v16i2.1288

Abstract

Latar Belakang: Lamanya waktu tunggu dalam pelayanan berpotensi menyebabkan ketidakpuasan pasien serta menurunnya mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan farmasi tentunya harus dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar kefarmasian yang berlaku. Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi waktu tunggu pelayanan resep serta mengetahui rerata waktu tunggu resep racikan dan non racikan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh resep racikan dan resep non racikan pasien BPJS rawat jalan. Sampel dalam penelitian ini yaitu resep pasien BPJS rawat jalan yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Diperoleh hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 99 resep yang terdiri dari 7 resep racikan (7,07%) dan 92 resep non racikan (92,93%). Perhitungan rata-rata waktu tunggu resep racikan 26,9 menit dan resep non racikan 21 menit. Kesimpulan: Waktu tunggu pelayanan resep obat racikan maupun non racikan telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit. Kata Kunci: Waktu Tunggu, Resep Racikan, Resep Non Racikan, BPJS Rawat Jalan
PENETAPAN KADAR FLAVONOID SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PADA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) DENGAN PERBEDAAN SUHU PENGERINGAN SIMPLISIA Tari, Mayang; Alta, Ulik; Indriani, Onny
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 7, No 1: Februari 2022 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v7i1.776

Abstract

Latar Belakang: Daun jambu biji (Psidium guajava L) memiliki metabolit sekunder berupa flavonoid, flavonoid pada daun jambu biji dapat berkhasiat bagi kesehatan misalnya sebagai sitotoksik. Suhu pengeringan simplisia dapat mempengaruhi kadar flavonoid pada tanaman, suhu pengeringan yang berbeda menyebabkan kadar flavonoid yang berbeda. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh suhu pengeringan simplisia daun jambu biji terhadap kadar flavonoidnya, suhu pengeringan yang digunakan yaitu suhu 30oC, 50oC dan70oC.  Metode: Waktu penelitian pada bulan Juni-Agustus 2019 di Labolaturium Farmasi dan Labolaturiun Farmakognosi STIKES ‘Aisyiyah Palembang. Penelitian ini meliputi penyiapan sampel (pengambilan sampel, identifikasi tanaman, pembuatan simplisia), pemeriksaan uji mutu simplisia, pembuatan ekstrak cair, uji kualitatif flavonoid, uji kuantitatif flavonoid. Penetapan kadar flavonoid kuantitatif menggunakan reagen AlCl3 yang diukur secara spektrofotometri Visibel. Hasil: Kadar flavonoid yang paling tinggi didapatkan pada suhu 30oC+6oC sebesar 0,71 ± 0,02 %, pada suhu 50oC sebesar 0,61 ± 0,04% dan pada suhu sebesar 70oC 0,58 ± 0,05 %. Hasil perhitungan statistik menggunakan ANOVA satu arah pada suhu 30oC+6 oC dan 50oC menunjukan perbedaan yang nyata (p) < 0,05 dan pada suhu 50oC dan 70oC menunjukan tidak ada perbedaan (p) > 0,05. Pengeringan simplisia daun jambu biji dapat  mempengruhi  kadar  flavonoid pada daun jambu biji, suhu pengeringan terbaik yaitu pada suhu 30oC+6oC. Saran: Perlu dilakukan pemeriksaan flavonoid menggunakan spesifik ke fraksinasi. Kata Kunci: Kadar Flavonoid, Suhu, Daun Jambu Biji, Spektrofotometri  UV- Vis, Kuersetin
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Meningkatkan Konsentrasi GLUT 4 pada Tikus Jantan yang Diinduksi Streptozotosin-Nikotinamida Ramadhiani, Aninditha Rachmah; Tari, Mayang; Pratiwi, Galih; Janadia, Putri Eka; Pratiwi, Jessica Wahyu
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v12i1.16948

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterised by hyperglycaemia, resulting from abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. Kersen (Muntingia calabura L.) leaves contain bioactive compounds, namely flavonoids, tannins, terpenoids, saponins, and polyphenols, which exhibit antioxidants and anti-diabetics. Glucose transporter (GLUT) 4 is an insulin-responsive glucose transporter in muscle and adipose tissue. This study aimed to examine the effect of Kersen leaves extract on GLUT 4 concentration in male rats induced by Streptozotocin-Nicotinamide. Diabetic rats were induced by Streptozotocin 45 mg/kg BW-Nicotinamide 110 mg/kg BW intraperitoneally, and the extract was administered orally for 14 days. Blood glucose level was measured using the Glucose Oxidase-Phenol 4-Aminoantipyrine (GOD-PAP) method, and GLUT 4 activity was assessed using the ELISA method. Statistical results showed significant differences (p<0.05) at 200, 400, and 600 mg/kg BW doses on the glucose and GLUT 4 levels. The 600 mg/kg BW group dose showed the best result with a blood glucose level of 88.22±2.31 mg/dL and a GLUT 4 level of 37.21±0.81 ng/mL. These findings demonstrate that Kersen leaves ethanol extract effectively lowers blood glucose levels and enhances GLUT 4 activity, with the most effective dose being 600 mg/kg BW.
UJI ANTIBAKTERI (Propionibacterium acnes) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. f) DENGAN METODE MASERASI Arina, Yudi Tri; Oktarina, Tri; Tari, Mayang
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 10, No 2: Agustus 2025 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v10i2.1414

Abstract

Latar belakang : jerawat disebabkan oleh perubahan hormonal, ketidakseimbangan minyak kulit, dan infeksi bakteri. Propionibacterium acnes, bakteri anaerobik gram positif, telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama jerawat. Pengobatan jerawat sering melibatkan penggunaan antibiotik untuk mengurangi jumlah bakteri Propionibacterium acnes. Tumbuhan gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif obat berdasarkan kandungan metabolit dan aktivitas farmakologisnya. Tujuan: Mengetahui aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes menggunakan ekstrak daun gandarusa dengan metode maserasi. Mengetahui pengaruh ekstrak daun gandarusa terhadap metode difusi cakram pada bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60%. Metode : penelitian analisa kuantitatif berupa dekriktif, uji antibakteri pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dan difusi agar dengan parameter yang diamati adalah zona bening. Hasil : ekstrak etanol 70% daun gandarusa memiliki aktivitas antibakteri dengan konsentrasi ekstrak 20% memiliki zona hambat sebesar 11,38 mm, 40% sebesar 10,05 mm, dan 60% sebesar 10,06 mm. Saran : perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa spesifik yang berkhasiat sebagai antibakteri pada daun gandarusa dan aktivitas antibakteri pada bakteri penyebab jerawat lainnya. Kata kunci: Ekstrak, Daun Gandarusa, Propionibacterium acnes