Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

OPTIMASI KOMPOSISI SUKROSA DAN ASPARTAM SEBAGAI BAHAN PEMANIS PADA FORMULA TABLET-EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOLIK BUAH MENGKUDU Pratiwi, Galih; Hertiani, Triana; Mufrod, Mufrod
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.992 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp43-50

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) telah dipergunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Bentuk sediaan yang ada saat ini belum mampu menutupi rasa dan bau tidak enak buah mengkudu, sehingga perlu diformulasikan sediaan yang lebih akseptabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi formula ekstrak etanolik 40% buah mengkudu menggunakan variasi kadar sukrosa-aspartam dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Tablet effervescent ekstrak etanolik buah mengkudu dibuat menggunakan metode peleburan dalam lima (5) formula, yaitu formula I (100% sukrosa), II (sukrosa-aspartam=75%:25%), III (sukrosaaspartam=50%:50%), IV (sukrosa-aspartam=25%:75) dan V (100% aspartam). Granul effervescent dievaluasi karakteristik densitas massa, waktu alir, indeks pengetapan dan kompaktibilitas. Tablet effervescent yang diperoleh diuji karakteristik keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan, waktu larut tablet dan profil KLTnya. Analisis secara statistik dilakukan dengan metode analisis varian satu jalan, uji Scheffe dan Kruskall-Wallis pada taraf kepercayaan 95 %. Uji akseptabilitas tablet yang dihasilkan dilakukan terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kadar sukrosa-aspartam mempengaruhi sifat densitas massa, sifat alir dan kompaktibilitas granul yang dihasilkan. Semakin besar jumlah sukrosa di dalam tablet, tablet menjadi lebih keras, kerapuhan kecil, namun waktu larutnya lebih lama. Hasil uji akseptabilitas menunjukkan bahwa 70% responden lebih menyukai formula III dibandingkan formula yang lain. Hasil perhitungan SLD menunjukkan komposisi sukrosa dan aspartam 42:58 sebagai formula optimum.
FORMULASI BEDAK TABUR DARI EKSTRAK LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) Ulik Alta; Galih Pratiwi; Linda Yuli Sari
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i3.204

Abstract

Latar belakang: Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit yang dapat mengganggu penampilan dan aktifitas. Gatal- gatal merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal adalah lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum). Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurat K. Schum) memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai antijamur dan antibakteri. Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas bedak tabur dari ekstrak lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum). Metode: Penelitian merupakan eksperimental laboratorium. Penelitian ini meliputi maserasi dengan pelarut etanol 70%. Karakterisasi dan analisa senyawa minyak atsiri dan flavonoid. Formulasi bedak dibuat dalam tiga formula yaitu formula 1 dengan 10 gram ekstrak lengkuas merah, formula 2 dengan 30 gram, dan formula 3 dengan 50 gram. Evaluasi uji sifat fisik dan stabilitas. Penelitian dilakukan selama ± 30 hari. Analisa data yang digunakan yaitu analisa ANOVA untuk data berdistribusi normal dan uji Kruskal Wallis untuk data berdistribusi tidak normal. Hasil: Dari hasil analisis uji Kruskal Wallis didapat nilai p=1,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa bedak tabur yang dibuat memiliki daya lekat yang tidak berbeda signifikan dari ketiga formula. hasil uji organoleptis sesuai literatur, uji stabilitas stabil dalam penyimpanannya, uji hedonik formula satu lebih disukai oleh responden. Kesimpulan: berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bedak tabur dari ekstrak lengkuas merah memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik.Kata kunci      : Bedak tabur, minyak atsiri, lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum)
PROFIL SPEKTRA FTIR (FOURIER TRANSFROM INFRARED SPECTROPHOTOMETRY)SARI IKAN GABUS (Channa striata) DENGANVARIASI METODE EKSTRAKSI Saputri, Mutiara Ariani; Pratiwi, Galih; Shiyan, Shaum; Arina, Yudi; Trisakti, Intan
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 15, No 2 (2023): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v15i2.1155

Abstract

Latar Belakang : Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan air tawar yang paling banyak ditemukan di Sumatera Selatan. Ikan gabus mempuyai kandungan albumin tinggi dan memiliki berbagai fungsi untuk Kesehatan. Ikan gabus berpotensi dikembangkan menjadi sari ikan gabus. Sari ikan gabus dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi. Tujuan : Menetapkan profil spektra FTIR terbaik dari sari ikan gabus dari variasi metode ekstraksi dan menetapkan perbedaan profil spektra FTIR sari ikan gabus terhadap beberapa variasi metode ekstraksi dengan pembacaan hasil FTIR  yang dianalisis menggunakan kemometrik. Metode : Ekstraksi sari ikan gabus dengan berbagai variasi metode meliputi MAE, wet rendering, steam, dan soxhlet, serta dianalisis FTIR kombinasi analisis data dengan kemometrik multivariat. Hasil : Sampel tiap metode menunjukan profil spektra FTIR yang didapat ada 3 peak utama yang berasal dari vibrasi (O-H), (N-H), dan (O-C-N). Saran : Perlu dilakukan lebih banyak evaluasi terhadap minyak ikan gabus agar mendapatkan minyak ikan yang berkualitas. Perlu dilakukan uji-uji tambahan seperti uji organoleptis, uji stabilitas, dan uji kadar albumin. Kata kunci: Ikan gabus,MAE, wet rendering, steam, sohxlet FTIR
OPTIMASI FORMULA BLUSH ON CREAM MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK WORTEL (Daucus carota L) DENGAN METODE FACTORIAL DESIGN Alta, Ulik; Pratiwi, Galih; Arina, Yudi
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v6i2.80

Abstract

Latar Belakang : Wortel merupakan salah satu tumbuhan yang berkhasiat dan memiliki banyak manfaat, wortel mengandung vitamin A, C, dan vitamin K serta betakaroten. Beta-karoten adalah jenis pigmen yang ditemukan dalam tanaman yang dapat digunakan sebagai zat pewarna. Tujuan : Untuk mendapatkan komposisi optimal dari beeswax, isoprofil miristat dalam formula blush on cream wortel. Metode : Penelitian ini adalah metode eksperiment laboratorium dengan menggunakan pendekatan design of experiment (DoE) menggunakan piranti lunak design expert dengan factorial design 22 dengan uji ANOVA. Parameter yang diuji meliputi organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat, uji stabilitas, uji iritasi dan uji hedonik. Penelitian ini telah dilaksanakan 20 Mei - 09 Agustus 2022 di Laboratorium stikes ‘Aisyiyah Palembang. Hasil: Formula optimum terbaik diperoleh dengan komposisi beeswax 5% dan isoprofil miristat 1%. Formula optimum memiliki daya sebar 2,76 cm dan daya lekat 19,86 detik. Saran: Untuk penelitian berikutnya perhatikan suhu pada saat pengentalan ekstrak sehingga dapat menghasilkan sediaan blush on cream yang lebih baik.
OPTIMASI FORMULA LIPSTIK EKSTRAK BIJI COKLAT (Theobroma cacao L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARNAUBA WAX DAN PARAFFIN WAX MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Pratiwi, Galih; Arina, Yudi; Tari, Mayang; Shiyan, Shaum; Anggun Prasasty, Mas Ayu
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i1.982

Abstract

Latar Belakang: Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Ekstrak biji coklat (Theobroma cacao L.) mengandung antosianin yang berpotensi sebagai zat warna alami. Metode simplex lattice design (SLD) mudah digunakan dan dapat digunakan untuk memprediksi formula optimum sediaan lipstik ekstrak biji coklat. Tujuan: Diketahuinya komposisi bahan carnauba wax dan paraffin wax penyusun formula optimum lipstik dan karakteristiknya Metode: Pendekatan design of experiment (DoE) dengan SLD menggunakan piranti lunak design expert. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Agustus 2022 di Laboratorium Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Palembang. Parameter yang diuji meliputi organoleptis, homogenitas, daya oles, titik leleh, pH, daya lekat. Analisis data menggunakan pendekatan DoE. Hasil: Formula optimum yang diperoleh dari sediaan lipstik kombinasi carnauba wax dan paraffin wax yaitu berturut-turut 5,561 % dan 19,439 %. Formula optimum memiliki daya lekat 82 ± 13,25 detik dan titik leleh 68 ± 1,89. Lipstik biji coklat berwarna ungu dengan bau khas coklat, homogen, merata dengan warna intensif Saran: Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kandungan kimia ekstrak biji coklat. Kata Kunci: Lipstik, Theobroma cacao, optimasi, design of experiment, simplex lattice design
NARATIVE REVIEW: PROFIL FITOKIMIA DAN POTENSI FARMAKOLOGI Citrus limon Shiyan, Shaum; Pratiwi, Galih; Sari, Ayu Ratna; Alta, Ulik
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 7, No 2: Agustus 2022 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v7i2.851

Abstract

Latar Belakang: Jeruk lemon banyak digunakan sebagai bahan makanan atau mimuan, obat-obatan, kosmetik, deterjen dan aromaterapi. Lemon kaya dengan kandungan senyawa yang berpotensi dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan, diantaranya adalah  glikosida flavonoid, kumarin, β dan ɤ-sitosterol, dan senyawa volatil. Tujuan: Untuk membahas profil fitokimia dan potensi farmakologi lemon. Metode: Informasi dalam penulisan artikel diperoleh dari berbagai database seperti science direct, google scholar dan pubmed. Pembahasan: Analisis fitokimia lemon sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam metode, sehingga dapat diketahui kandungan dari lemon yang memiliki efek farmakologi, seperti antibakteri, antivirus, antioksidan dan bahkan sudah mulai dikembangkan sebagai antikanker. Kesimpulan: Lemon kaya akan senyawa aktif dan sudah terbukti efektif untuk pengobatan berbagai penyakit, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi. Kata Kunci: Citrus limon, Lemon, Aktivitas Farmakologi
Phytopharmaceutical modification of papaya (Carica papaya) seed extract on sperm quality using self-nano emulsion as contraception potential : Phytopharmaceutical of papaya seed extract self-nano emulsion as contraception Shiyan, Shaum; Nuria , Siti Azzahra; Alzuraiqi, Lutfi Muhammad; Pratiwi, Galih; Nalindra, Wahyu Naga; Aisyah , Jasmine Rani
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Volume 21, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v21i2.7467

Abstract

Carica papaya is known to reduce the quality of spermatozoa in morphology and viability of spermatozoa. Biochemical compound in Carica papaya is unstable and can easily degraded in disgetive track. Formulation of papaya seeds in the form of self-nano emulsion (SNE) is an alternative drug delivery system to increase bioavailability by lipophilic means. The sample consisted of 18 rats which were divided into 3 groups, namely the control group which was not given any treatment; the treatment group which was given papaya seed ethanol extract as much as 100 mg/kgBW and the treatment group which was given papaya seed extract-SNE as much as 100 mg/kgBW, the administration was carried out orally for 28 days. Examination of the quality of rat spermatozoa includes morphology, motility, and viability. Data analysis using One Way ANOVA and Chi-Square test. The results of the analysis showed that the decrease in morphology and viability of spermatozoa was significantly different with a result (p < 0.05) between treatment groups. As for motility, it does not have a significant difference with a result (p > 0.05) between treatment groups.. Based on the results of the study, it can be concluded that the administration of papaya seed ethanol extract and papaya seed SNE extract significantly reduces the quality of spermatozoa in the form of morphology and viability, and does not significantly reduce the motility of Wistar strain white rat spermatozoa.
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Meningkatkan Konsentrasi GLUT 4 pada Tikus Jantan yang Diinduksi Streptozotosin-Nikotinamida Ramadhiani, Aninditha Rachmah; Tari, Mayang; Pratiwi, Galih; Janadia, Putri Eka; Pratiwi, Jessica Wahyu
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v12i1.16948

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterised by hyperglycaemia, resulting from abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. Kersen (Muntingia calabura L.) leaves contain bioactive compounds, namely flavonoids, tannins, terpenoids, saponins, and polyphenols, which exhibit antioxidants and anti-diabetics. Glucose transporter (GLUT) 4 is an insulin-responsive glucose transporter in muscle and adipose tissue. This study aimed to examine the effect of Kersen leaves extract on GLUT 4 concentration in male rats induced by Streptozotocin-Nicotinamide. Diabetic rats were induced by Streptozotocin 45 mg/kg BW-Nicotinamide 110 mg/kg BW intraperitoneally, and the extract was administered orally for 14 days. Blood glucose level was measured using the Glucose Oxidase-Phenol 4-Aminoantipyrine (GOD-PAP) method, and GLUT 4 activity was assessed using the ELISA method. Statistical results showed significant differences (p<0.05) at 200, 400, and 600 mg/kg BW doses on the glucose and GLUT 4 levels. The 600 mg/kg BW group dose showed the best result with a blood glucose level of 88.22±2.31 mg/dL and a GLUT 4 level of 37.21±0.81 ng/mL. These findings demonstrate that Kersen leaves ethanol extract effectively lowers blood glucose levels and enhances GLUT 4 activity, with the most effective dose being 600 mg/kg BW.
FORMULATION and ANTI BURN ACTIVITY SPRAY GEL OF SENGGANI LEAF EXTRACT (Melastoma malabathricum L.) Fitriani, Eka; Wijaya, Mario; Pratiwi, Galih; Tari, Mayang; Alta, Ulik; Indriani, Onny
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 4, No 1 (2024): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jfks.v4i1.1280

Abstract

Senggani leaves contain quercetin, which is a flavonol, one of the six subclasses of flavonoid compounds and has many pharmacological effects such as antioxidant, anti-inflammatory and anti-diabetic, able to speed up the healing process of burn wounds. Spray gel for topical treatment of burns used on the skin has advantages, including being safer because the level of microorganism contamination is lower. The aim of the research is to formulate and determine the effectiveness of a spray gel preparation of senggani leaf extract (Melastoma malabathricum L.) against burns. This research is experimental research. The making of senggani leaf extract spray gel uses carbopol 940 and HPMC as gelling agents. The selected formula is then tested for its effectiveness against burns. Data analysis used the oneway anova test and the Duncan test. Results: Spray gel formula with selected senggani leaf extract based on carbopol 0.5 g, HPMC 2 g. The results of statistical analysis in the anti-burn activity test showed a significant difference between the senggani leaf extract spray gel group and the positive control. Senggani leaf extract gel spray provides better effectiveness than the positive control in the burn wound healing process