Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FAKTOR FISIOLOGI TERUKUR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI Hartanto, Felix; Anondho, Basuki; Suparman, Meiske Yunithree
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i2.1578

Abstract

Productivity is a fundamental part of information for estimating and scheduling construction projects. One of thefactors that increase productivity is the performance of construction labor. To measure construction labor performance,a scale with measured variable consideration is needed as an input. Several studies have identified several influentialphysiological factors. This study tries to identify dominant physiological factors that affects construction labor andobtain measurable physiological factors that can be used as a basis for calculating the productivity of constructionlabor. The method of discussion begins by seeking influential factors through literature studies. The next step isformulating it into a questionnaire and distributing it to construction workers. The last step is data processing usingfactor analysis. The result yields 4 new latent variables with 7 physiological indicators as factors that influence laborproductivity.Keywords: Performance, Dominant Factors, Physiology, Construction Workers, ProductivityProduktivitas merupakan bagian mendasar dari informasi untuk memperkirakan dan menjadwalkan proyek konstruksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah kinerja tenaga kerja konstruksi. Mengukur kinerja tenaga kerja konstruksi diperlukan alat ukur dengan pertimbangan variabel terukur sebagai masukan. Beberapa penelitian terdahulu menunjukan adanya beberapa faktor fisiologi yang berpengaruh. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi faktor-faktor fisiologis dominan yang mempengaruhi tenaga kerja konstruksi dan memperoleh faktor fisiologis terukur yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan produktivitas tenaga kerja konstruksi. Metode pembahasan dimulai dari tahap mencari faktor pengaruh melalui studi literatur. Tahap selanjutnya adalah merumuskannya menjadi kuesioner dan mendistribusikan kepada tenaga kerja konstruksi. Tahap terakhir yaitu pengolahan data menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian didapat 4 variabel laten baru dengan 7 indikator fisiologi sebagai faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja.Kata kunci: Kinerja, Faktor Dominan, Fisiologi, Tenaga Kerja Konstruksi, Produktivitas
PENANAMAN NILAI – NILAI PANCASILA BAGI GENERASI MUDA TIONGHOA Kurnia Setiawan; Ninawati Lihardja; Meiske Yunithree
VISUAL Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v15i2.11094

Abstract

Pancasila berperan sebagai pemersatu bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan dan merupakan dasar negara hasil konsensus para pendiri bangsa. Meskipun demikian, sejak dahulu sampai sekarang pernah terjadi berbagai pergolakan yang ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini semakin mengkhawatirkan pada masa sekarang dengan semakin menguatnya politik identitas dan intoleransi di masyarakat demi kepentingan kekuasaan. Sejak reformasi 98 ada kebebasan dan kebangkitan kesadaran politik bagi etnis Tionghoa. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penanaman nilai – nilai Pancasila bagi orang muda Tionghoa melalui kegiatan lokakarya kebangsaan “API PANCASILA” dengan menggunakan pendekatan experiential learning. Penelitian akan merekam proses lokakarya yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Penelitian bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode observasi dan wawancara. Pendekatan experiential learning yang diterapkan memberikan kesempatan peserta untuk aktif berpartisipasi aktif selama acara. Melalui beragama aktivitas suasana lokakarya menjadi hidup dan menumbuhkan antusiasme peserta. Semua peserta mengakui ppentingnya ideology Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Adapun ketika mereka melalukan eksposure (observasi dan wawancara) dengan berbagai kelompok masyarakat di Jakarta, ternyata ada perbedaan dalam tingkat pemahaman mereka tentang Pancasila.Keyword: Pancasila, experiential learning, generasi muda Tionghoa
PEMANTAPAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN BAGI ETNIS TIONGHOA Kurnia Setiawan; Ninawati Lihardja; Meiske Yunithree
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.3626.2021

Abstract

Pancasila values need to be understood and practiced in everyday life. The INTI (Indonesian Chinese) Association conducts training on "Consolidating Pancasila Values (Taplai)". The joint Taplai activity of Chinese organizations was the first to be held. This study wanted to find out whether the Taplai Training could increase the knowledge, understanding and nationalistic attitudes of the training participants. The socialization of the Taplai activity was conducted in front of 13 organizations from various Chinese organizations, businessmen, professionals, and several non-Chinese representatives. The research used a mixed method of quantitative and qualitative through distributing questionnaires pre-test and post-test, observation and interviews. Based on the results of data collection through questionnaires and interviews from 91 participants, it can be concluded that the Taplai training can increase knowledge about the values of Pancasila and foster a sense of nationality. In general, all subjects understood national values that refer to the four pillars, namely Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika and NKRI, several participants who were interviewed all gave positive testimonies about the experience and benefits of the Taplai training for them. Nilai-nilai Pancasila perlu dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) melaksnakan pelatihan “Pemantapan Nilai-Nilai Pancasila (Taplai)”. Kegiatan Taplai gabungan organisasi Tionghoa merupakan yang pertama kali diadakan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah Pelatihan Taplai dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan sikap nasionalisme peserta pelatihan. Sosialisasi kegiatan Taplai di hadapan 13 organisasi yang berasal dari berbagai organisasi Tionghoa, pengusaha, profesional, dan beberapa perwakilan non Tionghoa. Penelitian menggunakan metode campuran antara kuantitatif dan kualitatif melalui penyebaran kuesioner pre-test dan post-test, observasi serta wawancara. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara dari 91 peserta, dapat disimpulkan pelatihan Taplai dapat meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila dan menumbuhkan rasa kebangsaan. Pada umumnya semua subyek memahami tentang nilai-nilai kebangsaan yang mengacu pada empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, beberapa peserta yang diwawancara semua memberikan kesaksian yang positif tentang pengalaman dan manfaat pelatihan Taplai bagi mereka.
Discrimination Narrative and Chinese Indonesians’ National Identity: Is There Any Correlation? Ninawati Ninawati; Kurnia Setiawan; Meiske Yunithree Suparman
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 2 (2021): Proceedings of Psychology in Individual and Community Empowerment to Build New Normal
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.608 KB) | DOI: 10.30595/pssh.v2i.112

Abstract

Chinese Indonesian have been often treated as an outsider within the Indonesian society. Such a situation had happened for a long time. The discriminative experience of Chinese Indonesian came in the form of racial stereotypes and prejudice. In this study, we analyze the correlation between the discrimination narrative and Chinese Indonesian’s national identity. We collected our data through a questionnaire and involved 126 students in Jakarta as our subjects. The questionnaire consists of a national identity variable composed of four dimensions, namely fundamental (6 items, reliability 0.675), instrumental (4 items, reliability 0.520), natural (4 things, reliability 0.798), actualization (4 items, reliability 0.639). Discrimination narrative variables consist of master narrative (10 items, reliability 0.832) and counter-narrative (8 items, reliability 0.781). The selection of those subjects was made using the convenience sampling technique. We employed the correlational method to analyze the data. Our analysis showed that master narrative was not correlated with National Identity with a p-value = 0.179 (> 0.05). Meanwhile, the narrative counter correlates with National Identity with a value of p = 0.008 (<0.05) and a correlation coefficient of 0.234. This means that if someone accepts a counter-narrative statement, it will add value to their National Identity.
HUBUNGAN IDENTITAS NASIONAL DENGAN POLA AKULTURASI REMAJA ETNIS TIONGHOA DI JAKARTA Ninawati Ninawati; Kurnia Setiawan; Meiske Yunithree Suparman
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.13451.2022

Abstract

Ethnic Chinese are one of the minority groups in Indonesia who often receive discriminatory treatment. However, despite receiving continuous discrimination, the Chinese still "survive" and acculturate with other ethnic groups. The acculturation pattern has four categories (a) integration (sense of belonging to the original culture and current culture is high); (b) assimilation (sense of belonging to low native culture and high current culture); (c) separation (sense of belonging to high native culture and low current culture); (d) marginalization (sense of belonging to the original culture and current culture are all low) (Berry & Hou, 2016). This study aims to highlight the pattern of Chinese ethnic acculturation in Jakarta. The research method used is correlational quantitative method. The subjects are students at one of the universities in Jakarta, with the selection of samples using a convenience sampling technique. Data was collected using Google forms with 15-20 minutes to complete. Subjects who recognized themselves as ethnic Chinese totaled 115 people out of 277 submitted answers. The results of the study show that the national identity of all participants has a high value, meaning that the participants of this study have a national identity that does not need to be doubted. This can also be seen from each dimension that supports the national identity variable, as well as the acculturation variable which tends to be high in value. In the grouping of acculturation patterns, the most chosen is integration, which means that participants value the new culture highly, in this case, Indonesian culture and also highly value the original culture, in this case, the Chinese ethnic culture.
Hubungan Grit dengan Kecemasan Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi di Jakarta Giovanni Margaret; Meiske Yunithree Suparman
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i1.6286

Abstract

Karya tulis ilmiah atau yang sering disebut dengan skripsi merupakan salah satu syarat agar mahasiswa bisa mendapatkan gelar sarjana (S1). Maka dari itu, proses pengerjaan skripsi sering kali membuat mahasiswa mengalami beberapa kondisi psikologis seperti kecemasan. Kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dapat berakibat fatal dan sangat berbahaya, seperti mengalami depresi hingga pada tindakan bunuh diri jika tidak segera ditangani. Untuk itu diperlukan grit sebagai salah satu faktor yang dapat mengatasi tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian secara daring. Penelitian ini berhasil melibatkan 334 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta. Penelitian ini menggunakan alat ukur Short Grit Scale (Grit-S) yang digunakan untuk mengukur grit dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) untuk mengukur kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil analisis data partisipan pada penelitian ini, memperoleh p value sebesar <.001 (sig < 0.05) dan r sebesar -.790. Angka tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan signifikan negatif antara grit dengan kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
Gambaran Pengalaman Kedukaan Individu Dewasa Awal Pasca Kematian Orang Tua karena Sakit Ratu Aliyah Az-Zahra; Meiske Yunithree Suparman
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i1.6360

Abstract

Abstract: Kematian orang tersayang seperti orang tua dapat menimbulkan kesedihan mendalam bagi anak yang ditinggalkan. Terlebih lagi anak yang ditinggalkan berada dalam masa dewasa awal yang sedang menjalani masa transisi perkembangan. Respon kesedihan akan kematian yang dapat terjadi yaitu kedukaan. Kedukaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu usia, jenis kelamin, penyebab kematian, serta faktor internal dan eksternal yang dapat berpengaruh pada ringan atau beratnya kedukaan yang dijalani. Pengalaman kedukaan bersifat unik dan berbeda-beda pada masing-masing individu dan dapat ditandai dengan empat aspek kehidupan, yaitu fisik, mental, sosial, dan spiritual. Selain itu, kedukaan dapat dialami dengan melewati lima tahapan, yaitu tahap penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman kedukaan individu dewasa awal pasca kematian orang tua karena sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Terdapat empat partisipan dalam penelitian ini yang telah melakukan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pengalaman kedukaan yang terjadi pada keempat subyek mengalami gejala dan tahapan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh penyebab kematian, coping antisipasi, persepsi, visi, hubungan emosional, serta dukungan sosial yang ada pada masing-masing subyek. Satu dari empat subyek mengalami seluruh tahapan kedukaan, sedangkan ketiga lainnya hanya menjalani tiga sampai empat tahapan.
Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kepuasan Hidup pada Mahasiswa yang sedang Menjalani Skripsi di Jakarta Sherina Oktavia Ramadhanti Rizky; Meiske Yunithree Suparman
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i1.6361

Abstract

Masa kuliah sering kali dihadapi dengan berbagai tantangan, terutama saat menyelesaikan tugas akhir seperti skripsi. Permasalahan yang umum dirasakan meliputi kesulitan dalam menuangkan ide, kekurangan dalam aspek akademis, dan sulitnya memperoleh referensi, situasi ini diperparah dengan adanya hustle culture di Jakarta yang meningkatkan tekanan pada mahasiswa. Tekanan ini kemudian dapat mengurangi kepuasan hidup mahasiswa yang berkuliah di Jakarta, sering kali menimbulkan emosional negatif dan akan berdampak pada pengerjaan skripsi mahasiswa. Dengan adanya dukungan sosial dari keluarga, teman, dan orang yang signifikan dapat memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan ini dan memengaruhi kepuasan hidup pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui teknik purposive sampling. Responden penelitian ini berjumlah 264 partisipan yang merupakan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai R square sebesar .305 artinya terdapat 30.5% besarnya pengaruh dukungan sosial terhadap kepuasan hidup pada mahasiswa yang sedang menjalani skripsi. Sehingga membuktikan bahwa kepuasan hidup pada mahasiswa di Jakarta dapat dijelaskan oleh adanya dukungan sosial dari keluarga, teman, dan significant other. Temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi keluarga dan orang terdekat mahasiswa untuk memberikan dukungan sosial selama pengerjaan skripsi
Pengaruh Attachment Orang Tua terhadap Harga Diri Mahasiswa di Universitas X Aprila An Nissa Kusuma Dewi; Meiske Yunithree Suparman
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i1.6698

Abstract

Penelitian ini meneliti pengaruh attachment orang tua terhadap harga diri mahasiswa di Universitas X. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang sedang berkuliah di Universitas X, pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner menggunakan Google Form, dengan partisipan yang berjumlah 400 responden, dan alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) untuk mengukur attachment orang tua dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) untuk mengukur harga diri. Data kemudian dianalisis menggunakan metode kuantitatif dan metode analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh attachment orang tua terhadap harga diri mahasiswa di Universitas X menggunakan software SPSS versi 30 untuk mendapatkan hasil yang lebih rinci. Berdasarkan temuan, pengaruh attachment orang tua terhadap mahasiswa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga diri mahasiswa.