Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LONG TIME ON HEMODIALISIS AND THE LEVEL OF DEPRESSION IN CHRONIC KIDNEY FAILURE PATIENTS IN THE HEMODIALISIS ROOM SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL (SHBC) Handayani, April; Somana, Aan; Isaiah , Octavina; Susanto, Ijun Rijwan
Lux Mensana: Journal of Scientific Health Vol. 3 Issue 2 (2024)
Publisher : jfpublisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56943/jsh.v3i2.557

Abstract

Introduction. The prevalence of depression cases in the world is around 17% of all mental disorders in society. This figure is the largest compared to other mental disorders. This condition will increase under certain conditions, for example in patients with certain medical conditions who experience chronic illnesses such as stroke, diabetes, cancer and chronic kidney failure. Patients with chronic kidney failure who are required to undergo hemodialysis will increase the risk of depression, this is caused by stressors that arise such as dependence on hemodialysis machines for life, changes in lifestyle patterns related to long periods of undergoing hemodialysis, restrictions on food and drink patterns and adaptation to disease condition. The aim of this study was to determine the relationship between the length of time undergoing hemodialysis and the level of depression in chronic kidney failure patients in the SHBC hemodialysis room. Method. This research is a quantitative correlation research with a cross sectional approach or also called a point time approach . The sampling technique used in this research was Accidental Sampling of 92 respondents using the Beck Depression Inventory (BDI) questionnaire. Result & Analysis. Based on the results of statistical tests, the p-value = 0.038 (p <0.05). Discussion. In this study, it can be concluded that there is a relationship between the length of time undergoing hemodialysis and the level of depression in chronic kidney failure patients in the SHBC hemodialysis room in 2022. Patients with chronic kidney failure have many stressors that arise while undergoing hemodialysis, for this reason families and nurses can provide motivation to patients with chronic kidney failure so that they can reduce the level of depression.
PROFIL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TUBER KULOSIS PARU BTA POSITIF Susanto, Ijun Rijwan
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 12 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v12i2.53

Abstract

Penemuan kasus baru BTA (+) di Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami penurunan (tahun 2014 58,32%, tahun 2015 57,22%, dan tahun 2017 (53,6%),sehingga proses penemuan tuberkulosis paru BTA (+) oleh petugas sangat menentukan, dan hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengeksplorasi, dan menggali lebih dalam informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan TB paru BTA positif di beberapa Puskesmas wilayah Cianjur Selatan Kabupaten Cianjur.Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada 8 informan yaitu kepala Puskesmas dan petugasprogram TB di Puskesmas Pusakasari, Agrabinta, Sindangbarang, dan Kadupandak. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan penemuan TB paru BTA positif pada faktor input yaitu kurangnya sumberdaya petugas, kurangnya pelatihan, adanya petugas yang merangkap lebih dari satu pekerjaan, kurangnya kelengkapan alat pemeriksaan. Pada faktor proses diantaranya petugas jarang melakukan penjaringan setiap tahun karena pergantian petugas. Faktor output yaitu masih kurangnya hasil cakupan dan kekurangtahuan petugas mengenai penyebab masalah rendahnya hasil cakupan. Pada faktor lingkungan diketahui terkendala oleh keadaan geografis, jarak, dan tempat karena saling berjauhan.Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas agar melakukan perbaikan kinerja program evaluasi kerja, melakukan kerja sama lintas sektor, melakukan pelatihan pada petugas, menambah jumlah petugas dan mengadakan kelompok peduli TB di masyarakat. Kata kunci: Cakupan TB Paru BTA Positif, Faktor Input, dan Lingkungan
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGRAK Susanto, Ijun Rijwan; Yusuf, Syapur
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 13 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v13i2.128

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot & tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Nagrak. Rancangan penelitiannya yaitu Survey analitik cross sectional. Survey analitik cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor. Jumlah sample pada penelitian ini 48 responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square diperoleh hasil p value (0,018) < α (0,05) berarti Ha diterima hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif dan signifikant antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Nagrak. Hasil penelitian ini diharapkan pihak puskesmas dapat meningkatkan pengetahuan dengan perilaku pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Nagrak. Kata Kunci : pengetahuan, perilaku , pencegahan, DBD
HUBUNGAN PERILAKU ORANG TUA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA CIBEDUG WILAYAH KERJA PUSKESMAS RONGGA Nurajijah; Susanto, Ijun Rijwan; Juaeriah, Ryka
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 15 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v15i2.153

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia. ISPA dapat disebabkan karena kurang baiknya perilaku orang tua. Karena perilaku orang tua yang kurang baik adalah faktor dominan terjadinya ISPA pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku orang tua dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Cibedug Wilayah Kerja Puskesmas Rongga. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 responden Penentuan menggunakan stratified proportionate random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan tehnik angket. Analisis data menggunakan uji Chi-Square.. Hasil penelitian didapatkan orang tua yang berperilaku kurang baik dengan kejadian balita ISPA 30 (71,4%), perilaku kurang baik dengan kejadian tidak ISPA 12 (28,6%), orang tua perilaku baik dengan kejadian ISPA 17 (38,6%), dan perilaku baik dengan kejadian tidak ISPA 27 (61,4%). Menunjukkan adanya hubungan perilaku orang tua dengan kejadian ISPA pada balita dengan dengan nilai p value 0,002 < 0,05. Disarankan untuk mempertahankan dan mengembangkan program yang sudah ada terutama tentang pencegahan ISPA pada balita contohnya dengan penyuluhan secara berkala. Kata Kunci: perilaku, orang tua, ISPA, balita
HUBUNGAN STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA USIA ANAK 24 - 59 BULAN Ujang Daud; Susanto, Ijun Rijwan; Karwati
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 16 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v16i1.282

Abstract

Masalah malnutrisi yang mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini adalah masalah kurang gizi kronis dalam bentuk anak pendek atau stunting. Stunting merupakan keadaan status gizi dimana panjang badan atau tinggi badan menurut umur di bawah standar yang dijadikan parameter. Permasalahan gizi kurang yang dialami dalam waktu lama pada masa pertumbuhan dan perkembangan dari awal kehidupan dapat menunjukkan masalah stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting pada anak usia 24 - 59 bulan di wilayah kerja puskesmas Cimahi Selatan kota Cimahi. Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian survey analitik jenis Case Control Retropektif. Sampel minimum untuk penelitian ini adalah 41 sampel. Rasio kasus dan kontrol adalah 1:1. Jadi, total sampel menjadi 82 responden, yang terdiri dari 41 kasus dan 41 kontrol. Hasil uji statistik menunujukan nilai p-value 0,208 (> α0,05) berarti dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24 - 59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Selatan Kota Cimahi. Stunting berpeluang 1,562 kali (95% CI: 0,123 - 1,618) pada balita yang melakukan imunisasi tidak lengkap dibandungkan dengan imunisasi lengkap. Kata kunci: Stunting, Imunisasi Dasar Anak, Malnutrisi Anak
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Batujajar Suhendar, Atep; Susanto, Ijun Rijwan; Karwati, Karwati
Health Idea Vol 2, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi2308

Abstract

ABSTRACTHypertension is still a health problem in the wordl, especially in Indonesia. According to WHO (World Health Organization), it is estimated that 1,28 billion people in the world suffer from hypertension, which is treated with pharmacological therapy and carrying out progressive muscle relaxation exercises. Progressive muscle relaxation is a relaxation technique that combines deep breathing exercises and a series of specific muscle contractions and relaxations. The aim of this study was to determine the effect of progressive muscle relaxation techniques on reducing blood pressure in the elderly at Batujajar Community Health Center. The experimental method used in this research was a Two group pretest-posttest with control group design, with this control group only being given a pretest and posttest without being given any treatment or intervention which consisted of the independent variable, namely the progressive muscle relaxation technique and the dependent variable, namely blood pressure. The population was 116 people and the sample consisted of 10 intervention group respondents and 10 control group respondents. The sampling technique used proportional random sampling, data analysis for the control group used the paired T-test and for the intervention group used the Wilcoxon statistical test. The results of this study show that blood pressure before being given the progressive muscle relaxation technique in the elderly is around 170/100Mmhg and blood pressure after being given the progressive muscle relaxation technique in the elderly is around 140/80Mmhg. The results of the analysis can be concluded that if the progressive muscle relaxation technique is given, there is a significant effect on reducing blood pressure. Keywords: progressive muscle relaxation technique;blood pressure;paried t-test;wilcoxon. ABSTRAKHipertensi masih menjadi masalah kesehatan didunia terutama di Indonesia. Menurut WHO (World Health Organization) diperkirakan terdapat 1,28 miliar orang didunia menderita hipertensi, penanganannya dengan terapi farmakologi dan melakukan latihan relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang mengombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaian seri kontrasi dan relaksasi otot tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di puskesmas batujajar. Metode eksperimen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah Two group pretest-postest with control grup desain, dengan kelompok control ini hanya diberikan pretest dan posttest tanpa diberikan perlakuan atau intervensi yang terdiri dari variabel bebas yaitu teknik relaksasi otot progresif dan variable terikat yaitu tekanan darah. Populasinya berjumlah 116 orang dan sampel berjumlah 10 responden kelompok intervensi dan 10 responden kelompok control. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling , analisis data untuk kelompok kontrol menggunakan uji paired T-test dan untuk kelompok intervensi menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tekanan darah sebelum diberikan teknik relaksasi otot progresif pada lansia yaitu berkisar 170/100Mmhg dan tekanan darah setelah diberikan teknik relakasi otot progresif pada lanisa berkisar 140/80Mmhg. Hasil analisis dapat disimpulkan dengan diberikan teknik relaksasi otot progresif terdapat pengaaruh penurunan tekanan darah secara signifikan. Kata kunci: teknik relaksasi otot progresif;tekanan darah;paried t-test;wilcoxon