ABSTRAK Kanker payudara merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagian besar kasus terdeteksi pada stadium lanjut akibat rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Data Dinas Kesehatan Muaro Jambi mencatat tujuh kasus suspek kanker payudara, dengan dua kasus berasal dari Desa Suka Maju. Kondisi ini menegaskan urgensi intervensi berbasis masyarakat melalui peningkatan kapasitas kader kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kader kesehatan sebagai ujung tombak deteksi dini kanker payudara. Metode yang digunakan meliputi edukasi, pelatihan, serta demonstrasi teknik SADARI dan SADANIS menggunakan modul, media audiovisual, dan phantom payudara. Peserta pelatihan berjumlah 30 kader. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan: sebelum pelatihan hanya 43,3% kader berada pada kategori pengetahuan baik, sementara setelah pelatihan angka tersebut meningkat menjadi 89%. Selain itu, kader menunjukkan keterampilan praktis dalam melakukan demonstrasi SADARI serta kemampuan komunikasi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat. Temuan ini menegaskan bahwa pelatihan kader efektif meningkatkan kesiapan komunitas dalam mendeteksi kanker payudara lebih dini. Pelatihan kader kesehatan terbukti berkontribusi pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya promotif dan preventif kanker payudara. Intervensi serupa perlu diperluas ke wilayah lain guna menurunkan angka keterlambatan diagnosis dan meningkatkan peluang kesembuhan pasien. Kata Kunci: Kanker Payudara, Deteksi Dini, Pelatihan ABSTRACT Breast cancer is the leading cause of morbidity and mortality among women worldwide, including Indonesia. Most cases are detected at an advanced stage due to low public awareness of breast self-examination. Data from the Muaro Jambi Health Office recorded seven suspected cases of breast cancer, with two cases originating from Suka Maju Village. This situation highlights the urgency of community-based interventions through capacity building for health cadres. This community service activity aims to empower health cadres as the spearhead of early detection of breast cancer. The methods used include education, training, and demonstrations of techniques for Training Health Cadres in Early Detection of Breast Cancer to empower the community in Suka Maju Village, Mestong District, Muaro Jambi Regency, and Clinical Breast Examination using modules, audiovisual media, and breast phantoms. There were 30 cadres participating in the training. Evaluation was conducted through pre-tests and post-tests to assess the improvement in knowledge and skills. The results of the activity showed a significant improvement: before the training, only 43.3% of cadres were in the good knowledge category, while after the training, this figure increased to 89%. In addition, the cadres demonstrated practical skills in performing breast examination demonstrations and health communication skills to educate the community. These findings confirm that cadre training is effective in improving community readiness to detect breast cancer at an early stage. Health cadre training has been proven to contribute to increasing community capacity in breast cancer promotion and prevention efforts. Similar interventions need to be expanded to other regions in order to reduce the rate of late diagnosis and increase patient survival rates. Keywords: Breast Cancer, Early Detection, Training