Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELATIHAN DETEKSI DINI NEUROPATI AKIBAT KEMOTERAPI Hunaifi, Ilsa; Primayanti, Ika; Sapta Wardhani, Indah; Briliansy, Briliansy; Anggoro, Joko; Setyawati, Indri; Fesmia, Herodya Lajunee; Ismiana, Baiq Holisatul; Wiracakra, I Gusti Lanang Krisna; Gea, Endah Irnanda Ulfa; Jacob, Lusye Diana; Putri, Siti Noururrifqiyati Juna; Wardi, Bq. Prita Riantiani; Suryani, ⁠Dini; Andiyani, Dinda Zahra Putri
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2843

Abstract

Cancer is currently a disease that is experiencing significant growth. This has resulted in the number of chemotherapy administrations reaching 9.8 million to 15 million people and increasing by 53%. One of the side effects that can be caused is peripheral nerve disorders called Chemotherapy-Induced Peripheral Neuropathy (CIPN). In connection with the increasing number of cancer patients undergoing chemotherapy and the severe impact on peripheral nerves due to chemotherapy, early detection is very important to prevent severe complications. This training aims to improve the knowledge and skills of medical personnel in the early detection of chemotherapy-induced neuropathy in order to improve the quality of life of patients and reduce complications and disabilities due to neuropathy. This training was carried out in collaboration with the West Nusa Tenggara Province General Hospital and was attended by 62 nurses. The series of training activities included delivering materials and direct practice to patients. Evaluation of participant knowledge was through a pre-test using the Kahoot application and a post-test using the Plataran Sehat application with a pre-test completion time of 5 minutes. The average pre-test score was 59.35, while the average post-test score was 79.35. The simulation sessions are conducted directly with patients using a neuropathy screening questionnaire, accompanied by a physician. The presentation of the material and the simulation sessions are highly beneficial in neuropathy screening, allowing early detection of neuropathy symptoms and prompt treatment.
HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN KEJADIAN SINDROM FRAILTY PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA MATARAM Rifansha, Muhammad Ghifari; Hunaifi, Ilsa; Primayanti, Ika
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8 No 3 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lanjut usia (lansia) adalah kondisi seseorang mencapai usia enam puluh tahun atau lebih. Proses penuaan menjadi salah satu faktor risiko berkurangnya fungsi tubuh atau berkurangnya kemampuan fisiologis yang menyebabkan lansia menjadi kelompok yang rentan mengalami penurunan kemampuan fisiologis, yang dapat mengarah pada kejadian frailty. Frailty adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kekuatan, daya tahan, dan fungsi fisik secara keseluruhan, yang membuat individu mengalami penurunan kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari, meningkatnya risiko jatuh, rawat inap, dan kematian. Peningkatan jumlah neutrofil bersamaan dengan gangguan migrasi neutrofil terkait usia, dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan inflamasi sekunder yang mendukung gambaran inflamasi pada frailty. Saat ini penelitian hubungan antara kadar neutrofil dengan frailty masih terbatas sehingga diperlukan studi mengenai hubungan antara kadar neutrofil dengan frailty. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional di Panti Sosial Lanjut Usia Mandalika Kota Mataram. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini sebesar 48 orang dan karakteristik responden disajikan dalam distribusi dan frekuensi. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z Test. Dari total 48 responden, terdapat 36 orang (75%) memiliki kadar neutrofil normal dan 12 orang (25%) kadar neutrofil abnormal. Jumlah responden dengan kategori sehat berjumlah 19 orang (39,6%), dengan kategori pre-frailty berjumlah 21 orang (43,8%) dan 8 orang (16,7%) dengan kategori frailty. Hasil uji Kolmogorov Smirnov Z Test. menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar neutrofil dengan kejadian sindrom frailty (p = 0,057). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar neutrofil dan kejadian frailty pada lansia. Kata Kunci : frailty, lanjut usia, neutrofil DOI : 10.35990/mk.v8n3.p299-308