Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERANCANGAN PERTUNJUKAN TEATER LAKON "SENJA DENGAN DUA KELELAWAR" KARYA KIRDJOMULYO Megi - Hardani; Yusril Yusril; Nursyirwan Nursyirwan
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.912

Abstract

ABSTRAK Perancangan teater lakon “Senja Dengan Dua Kelelawar” karya Kirdjomulyo merupakan proses penciptaan teks lakon menuju pemanggungan atau pertunjukan teater. Proses penciptaan ini diawali dengan perancangan pertunjukan yang berisi tentang konsep, metode, dan perwujudannya diatas panggung.Perwujudan perancangan lakon Senja Dengan Dua Kelelawar karya Kirdjomulyo dalam sebuah pementasan teater diawali dengan melakukan analisis terhadap teks baik analisis struktur maupun tekstur lakon. Langkah tersebut ditindak lanjuti dengan perancangan bentuk pementasan dengan mengacu pada gaya lakon yakni gaya realisme. Gaya realisme adalah gaya dalam pertunjukan teater yang dihadirkan melalui dengan menjadikan realitas sehari-hari sebagai pijakan. Kata kunci: lakon, struktur dan tekstur, realisme  ABRSTRACT Kirdomulyo’s theatrical play called “Senja Dengan Dua Kelelawar” (translated loosely as “An Evening With A Pair Of Bats”) demostrates a creation process of play script which is translated into a theatrical performance.  The creation process started with a concept, methodology and the overall packge of theatrical performance.  The overal process of Kirdomulyo’s “Senja Dengan Dua Kelelawar” play started wtih a deep analysis on the scrript (both structural or texture of the play).  This is followed by the design formation of the overal theatrical performance with a style that put emphasize on the reality of day to day lives as a foothold  Key words: play, structure and texture, realistic
Motion Graphic Media Informasi Wisata Kompleks Percandian Muara Jambi M Sayuti; Yusril; Syafwandi
Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif Vol. 4 (2022) No. 1
Publisher : fakultas Desain Koomunikasi visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/judikatif.v4i1.34

Abstract

Muara Jambi Temple Complex (KPMJ) is a national cultural heritage area located in Muaro Jambi Regency, Maro Sebo District. This KPMJ has a Buddhist pattern. With an area of ​​17.5 KM2 which stretches 7 KM along the Batanghari River near the East Coast of Jambi. KPMJ has nine main temple buildings, and various types of collections that are closely related to historical, cultural and religious values. In order to support the existence of KPMJ as a regional and national tourism potential, promotional media as well as digital-based information media (motion graphics) are needed so that they are able to attract and increase public enthusiasm for traveling to KPMJ. At the same time being able to contribute knowledge and educate the public to care for and maintain and preserve cultural heritage. The theories used in the creation of this motion graphic are color theory, motion graphic theory, narration, communication, typography, and cultural heritage tourism theory. The method used by the designer in creating this motion graphic is 4D (define, design, develop, and disseminate). The target audience in this design is teenagers to early adulthood. The supporting media are posters, brochures, stickers, mugs, key chains, entrance tickets, id-cards, t-shirts, hats and umbrellas.
OTA LAPAU SEBAGAI ALTERNATIF IDE PENCIPTAAN TEATER KONTEMPORER MINANGKABAU AFRIZAL H; YUSRIL YUSRIL; SUSANDRO SUSANDRO
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 2 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.463 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v22i2.1266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan,. sekaligus menemukan model penciptaan teater kontemporer Minangkabau yang bertolak pada ide/gagasam yang berpusat pada ota lapau. Fenomena ota lapau merupakan salah satu potensi budaya yang tetap bertahan sampai sekarang di Minangkabau. Kekuatan improvisasi dan kemampuan dalam mewujudkan akting melalui cara bercerita yang lahir secara spontan dalam merespons persoalan-persoalan seperti nilai-nilai keagamaan, pergaulan, situasi ekonomi, fenomena politik, seni dan budaya, bahkan pengetahuan tentang adat istiadat berbaur menjadi satu sebagai wujud tematik cerita yang dibangun di dalam lapau. Data yang digunakan di dalam penelitian ini berpusat pada data kualitatif, yaitu data observasi, dokumentasi, termasuk juga data wawancara. Dari masing-masing data tersebut dielaborasi, sehingga menemukan berbagai ragam istilah yang berkemungkinan dapat digunakan di dalam praktik penciptaan teater kontemporer di Sumatera Barat, berpusat pada ide penggarapan ota lapau.  
KREATIVITAS DAN IMAJINASI SUTRADARA MEMBANGUN PERISTIWA TEATER MENUJU RUANG PUBLIK Yusril Yusril
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 14, No 1 (2012): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.233 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v14i1.190

Abstract

Peristiwa teater di ruang publik dibangun oleh daya kreativitas dan imajinasi sutradara yang tinggi. Teater harus akrab dengan masyarakatnya sehingga tidak ada jarak antara tontonandengan apa yang ditonton. Teater Orang-Orang Bawah Tanah sebagai pengisi ruang kreatif menawarkan definisi baru terhadap konsep teater modern Indonesia. Memanfaatkan ruang publik yang lebih luas menjadikan bentuk teater ini disebut juga sebagai teater “akrab”. Teater ini akrab dengan ruang, pemain, dan penonton sehingga pertunjukan menjadi milik publik yang berada dalam ruang yang sama. Pertunjukan teater di ruang publik memiliki idiom-idiom tertentu yang sekaligus menjadi kekhasan yang tidak dimiliki pertunjukan yang dipentaskan di gedung prosenium maupun arena. Ruang publik juga memiliki tantangan dalam penggarapan sebuah teater. Ruang tanpa batas memungkinkan untuk dieksplorasi agar tontonan menjadi akrab dengan masyarakatnya. Teater akrab ini tidak hanya mengakrabkan dirinya dengan masyarakat penonton namun juga mengakrabkan seluruh hal seperti naskah dengan sutradara, sutradara dengan aktor, pemusik dan pendukung lainnya. Keakraban ini memunculkan sesuatu yang memiliki nilai yang sangat demokratis dalam penggarapan sebuah pertunjukan.
Konsep Garapan Dan Kreativitas Seni Teater “Rumah Dalam Diri” - Yusril
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 33 No 1 (2018): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v33i1.315

Abstract

Karya seni teater “Rumah Dalam Diri” memuat persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan personal manusia dalam waktu kapan saja. Fenomena-fenomena sosial dan budaya seperti arus globalisasi yang tidak terbendung membuat pintu-pintu terpaksa dibuka dan mempersilahkan budaya global itu untuk masuk. Pemakaian pintu menyimbolkan ruang yang seharusnya tertutup dan terbuka apabila dikehendaki oleh pemilik pintu itu sendiri. Akan tetapi ruang tidak lagi menjadi milik personal namun telah menjadi milik komunal yang menyebabkan siapapun berhak untuk membuka dan menutupnya. Artinya pintu-pintu telah terbuka untuk banyak negara. “Aku” dan “kami” telah bertukar menjadi “kita”. Tidak ada lagi ruang personal yang menyimpan persoalan-persoalan pribadi yang seharusnya bukan milik bersama. Namun kenyataannya, semua orang merasa memiliki apa yang dimiliki orang lain. Persoalan orang lain juga harus menjadi persoalan kita. Hal ini merupakan pemaksaan terhadap sesuatu yang semestinya tidak menjadi beban kita.Theater entitled “Rumah dalam Diri” contains problems happened in human’s personal environment in anytime. Social and cultural phenomena such as globalization that’s unstoppable result on doors that must be opened and then allow that global culture to enter. The use of door symbolizes room that’s supposed to be closed and opened whenever the door owner wants it to be opened or closed. However, room is no longer personal possession, it has become communal possession that causes anyone has a right to open and close the door. It means that doors have been opened for many countries. I and We has changed into We. There is no longer personal room that keeps personal problems that does necessarily not belong to communal possession. In fact, everybody feels that she has a right to possess everything’s owned by others. Someone else’s problem must become ours. This is a coercion toward something that’s necessarily not our problems.
Video Musik Babanca: Fenomen Berbahasa Orang Kerinci Fitria Wulanda; Asril; Yusril
Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif Vol. 5 No. 1 (2023): Vol. 5 (2023) No. 1
Publisher : fakultas Desain Koomunikasi visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/judikatif.v5i1.65

Abstract

Perancangan video musik Babanca dalam Fenomen bahasa kerinci bertujuan untuk memperkenalkan dan menggali kekayaan budaya bahasa Kerinci melalui media musik dengan short film. Kerinci adalah salah satu suku yang tinggal di Provinsi Jambi, Indonesia, dan memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Dalam video musik ini, terlihat visualisasi yang menarik dan menggugah melalui perpaduan budaya dan bahasa Kerinci dan unsur-unsur musik yang modern. Dalam lirik dan melodi lagu, akan terwakili tema-tema yang relevan dengan kehidupan orang Kerinci, seperti keindahan alam, kearifan lokal, kehidupan sehari-hari, dan mitos tradisional. Video musik ini juga dapat menjadi sarana untuk menghubungkan generasi muda dengan tradisi dan identitas budaya. Metode penciptaan yang dirangkai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi. Strategi kreatif pada perancangan ini adalah menggunakan konsep storyline dan motion animation. Strategi kreatif storyline berfokus pada pengembangan dan pemaparan cerita yang menarik, emosional, dan menghubungkan audiens dengan pesan atau tujuan yang ingin disampaikan. Animation motion pada perancangan ini adalah mendukung latar dalam visualilasi ilustrasi pada pembuka cerita. Melalui perancangan ini, diharapkan dapat mempromosikan kekayaan budaya bahasa Kerinci dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya kerinci.