Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Hayati, Zahratul; Masfufah, Masfufah; Atik, Nur Sri; Kaluku, Khartini; Wardani, Endah Kusuma
Ensiklopedia of Journal Vol 6, No 3 (2024): Vol. 6 No. 3 Edisi 2 April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v6i3.2344

Abstract

Anemia in pregnant women is a condition of mothers with hemoglobin (Hb) levels less than 11gr/dl which can cause the risk of bleeding, Fetal Growth Retardation (PJT), prematurity, Low Birth Weight (LBW), and stunting and even death in pregnant women. The purpose of the study was to analyze the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in the working area of UPTD Puskesmas Sidomulyo Outpatient. The purpose of the study was to analyze the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in the working area of UPTD Puskesmas Sidomulyo Outpatient Pekanbaru City. The research method used a cross sectional design with a population of pregnant women in trimester 2 and 3 with a total sample of 325 people. Sampling technique using systematic random sampling using secondary data taken from medical records. Data analysis was done univariate and bivariate. The results showed that there was a relationship between the age of pregnant women (p value: 0.00), parity (p value: 0.043) with the incidence of anemia in pregnant women. It is recommended to UPTD Puskesmas Sidomulyo Outpatient to increase the coverage of the implementation of the family planning program and increase the coverage of the implementation of the Blood Additive Tablet (TTD) program.Keywords: Anemia, Pregnant Women, Pregnancy, Parity 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PEMBERIAN INFORMASI IMUNISASI DASAR Inayati, Inna Noor; Wakano, Abuzar; Atik, Nur Sri; Witari, Ni Nyoman Deni
Ensiklopedia of Journal Vol 7, No 3 (2025): Vol. 7 No. 3 Edisi 3 April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v7i3.3125

Abstract

Abstract: The continuity and smooth running of posyandu activities depend heavily on the active role of cadres, who generally come from community members in the local environment. Based on an initial survey, North Sumatra Province is one of the provinces that experienced a decrease in the percentage of several types of immunization. One of the health centers with a decrease is the Sipiongot Health Center. It is known that the Sipiongot Health Center Working Area of North Padang Lawas Regency with data on the number of posyandu as many as 54 posyandu and cadres recorded as many as 232 cadres. The purpose of the study was to determine the factors associated with the activeness of cadres in providing basic immunization information. The research design used in this study was cross sectional. The research was conducted in the working area of the Sipiongot Health Center in November 2023. The study population was all posyandu cadres at the Puskesmas Sipiongot North Padang Lawas Regency in 2023 as many as 230 cadres. The sample amounted to 70 cadres. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Data analysis was performed univariate and bivariate. The results showed a relationship between employment status (p value: 0.037) and incentives (p value: 0.01) on the activeness of cadres. It is recommended to the health center to approach and counseling related to the role of the cadres and monitor the performance of the posyandu cadres.Keywords: Immunization, Cadre, Posyandu
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN PERILAKU KUNJUNGAN NIFAS DI PUSKESMAS KALIWUNGU Atik, Nur Sri; Wandal, Nanchy Y R L
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v4i2.92

Abstract

Masalah tingginya AKI (Angka Kematian Ibu) masih belum teratasi dengan baik karena AKI pada tahun 2018 masih tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup dan terbanyak adalah pada ibu nifas. Untuk mengatasi AKI pada masa nifas salah satunya dengan melakukan kunjungan nifas. Dari tahun 2015-2016 cakupan kunjungan nifas mengalami penurunan 2,23% dan perilaku kunjungan nifas di Puskesmas Kaliwungu termasuk rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan.Hasil study pendahuluan bulan Oktober 2018 dari buku register kunjungan nifas dan partus, diketahui 30 orang ibu bersalin tersebut yang melakukan kunjungan nifas di Puskesmas Kaliwungu sebanyak 60% dan 40 % tidak melakukan kunjungan nifas.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu Nifas dengan perilaku kunjungan nifas.Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimental dengan survei analitik, Jenis penelitian adalah kohort. Teknik sampling yaitu total sampling. Sampel penelitian adalah ibu nifas melakukan kunjungan nifas bulan Juni-Juli 2019. Analisa data menggunakan uji statistic Spearmen Rank. Hasil penelitian didapatkan berpengetahuan baik (61,3%) dan berperilaku sesuai kebijakan pemerintah (71%). Hasil uji statistic Spearmen Rank menunjukkan nilai pearson correlation +. Kesimpulan: ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas dengan perilaku kunjungan nifas. Saran untuk ibu nifas diharapkan dapat meningkatkan akses informasi seputar kesehatan tentang masa nifas agar perilaku kunjungan nifas meningkat.
LITERATUR REVIEW PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN Atik, Nur Sri; Susilowati, Endang; Kristinawati, Kristinawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v8i1.201

Abstract

Peningkatan kadar bilirubin atau hiperperbilirubinemia merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir terlebih bayi dengan berat lahir rendah dengan penyebab multi faktor. Pewarnaan kuning pada sklera, kulit dan membran mukosa merupakan gejala klinis yang umum terjadi. Penanganan hiperbilirubinemia menggunakan beberapa terapi standar yaitu foto terapi, transfusi tukar atau kombinasi foto terapi dan transfusi tukar serta pijat bayi untuk mencegah terjadinya encephalopathy atau kernicterus. Pijatan yang diberikan pada bayi dapat meningkatkan fungsi pencernaan melalui peningkatan intake nutrisi dan eliminasi. Hal ini dapat meningkatkan fungsi pencernaan melalui peningkatan intake nutrisi dan eliminasi. Tujuan literature review ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap penurunan kadar bilirubin pada bayi yang mengalami hiperbilirubinemia. Metode yang digunakan adalah literature review yang didapatkan dari 6 artikel melalui google scholar, garuda dalam rentang tahun 2016- 2022. Hasil dari literature review diketahui bahwa pjat bayi yang diberikan pada bayi dengan kadar bilirubin tinggi menunjukan ada penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan bayi yang diberikan penanganan sesuai standar fototerapi. Kesimpulannya pijat bayi dapat dijadikan salah satu pendekatan untuk mengoptimalkan ekskresi bilirubin, sehingga durasi fototerapi dapat dipersingkat dan komplikasi hyperbilirubinemia yang mungkin terjadi dapat dihindari.
ANALISIS HUBUNGAN APGAR KELUARGA DENGAN SIKAP SISWA TENTANG PERNIKAHAN USIA ANAK DI SMK TARUNATAMA KAB. SEMARANG DI MASA PANDEMI COVID-19 Susilowati, Endang; Atik, Nur Sri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v6i1.127

Abstract

Undang-undang No 16 Tahun 2019 tentang perkawinan sudah menetapkan bahwa batas minimal umur perkawinan, yaitu 19 tahun. Pada tahun 2018, anak perempuan di Indonesia yang menikah adalah 1 dari 9 anak perempuan. Diperkirakan 1.220.900 yang menikah sebelum berusia 18 tahun. Menempatkan Indonesia pada 10 negara dengan angka absolut perkawinan anak tertinggi di dunia. Jumlah pernikahan di Kabupaten Semarang berdasarkan data BPS tahun 2019 sebanyak 7830, di Kecamatan Getasan sejumlah 343 berdasarkan data dari Kementrian Agama Kabupaten Semarang. Kasus pernikahan anak usia dini di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan cukup signifikan selama masa pandemi Covid-19 (2020), mencapai dua kali lipat dibanding dengan tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan APGAR keluarga dengan sikap terhadap pernikahan usia anak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah siswa-siswi kelas X-XII, sampel dan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling sebanyak 152 orang. Hasil penelitian didapatkan 28,3% umur siswa yaitu 17 tahun, sebesar 71,1% berasal dari keluarga yang memiliki fungsi keluarga sehat dan 65,8% siswa menyatakan sangat tidak setuju pernikahan usia anak. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan adanya hubungan antara APGAR keluarga dengan sikap siswa terhadap pernikahan usia anak p=0,538; sig. (2-Tailed)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMK KABUPATEN SEMARANG Atik, Nur Sri; Susilowati, Endang
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v5i2.115

Abstract

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum memadai, yang dapat dilihat dengan hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2 % remaja laki-laki usia 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual. Fakta ini mencerminkan kurangnya pemahaman remaja tentang risiko hubungan seksual serta kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka inginkan. Jika para remaja tersebut tidak memiliki keterampilan hidup (life skills) yang memadai, mereka berisiko memiliki perilaku pacaran yang tidak sehat dan harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja di SMK Kabupaten Semarang.Desain penelitian deskriptif Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional.Sampel dan Teknik pengambilan sampel probability sampling sebanyak 176 orang dengan analisis uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan sumber informasi dari sekolah dan guru justru hanya 5,1%. Pengetahuan remaja pengenai kesehatan reproduksi cukup baik (47,2%) dan perilaku kesehatan reproduksi yang positif (90,9%). Ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku kesehatan reproduksi pada remaja usia 15-19 tahun di SMK Kabupaten Semarang. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku kesehatan reproduksi dan peningkatan pengetahuan sangat penting dilakukan untuk mencegah perilaku kesehatan reproduksi yang negative.
GAMBARAN ANALISIS SUMBER DAYA DALAM IMPLEMENTASI PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT atik, nur sri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v4i1.44

Abstract

Rumah sakit sebagai institusi yang melakukan upaya rujukan harus mampu mengelola BBLR termasuk didalamnya PMK (Perawatan Metode kanguru). PMK tidak memerlukan fasilitas khusus yang sederhana dapat membuat ibu lebih nyaman tinggal di RS. PMK tidak memerlukan tambahan tenaga yang melebihi dari perawatan dengan menggunakan metode konvensional. Dalam pengelolaannya perawatan metode kanguru bisa sangat bervariasi di masing-masing RS. Faktor sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Tujuan penelitian ini adalah melihat analisis sumber daya dalam implementasi program Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada bayi BBLR di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi langsung dengan Informan utama dan informan triangulasi. Analisis yang digunakan dengan analisis tematik. Implementasi PMK menunjukkan hasil yang kurang optimal, hal ini dilatar belakangi karena sumber daya yang diperlukan khususnya SDM terlatih yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang PMK belum banyak. Kurangnya kompetensi ini juga yang berakibat pada kurang maksimalnya SOP yang telah disusun sehingga harus disesuaikan dan direvisi kembali. Dari ketersediaan sumber daya diketahui bahwa SDM yang ada belum banyak yang mengikuti pelatihan, jumlah SDM belum mencukupi dengan banyaknya job yang ada, dana yang diperlukan tidak selalu ada dalam pelaksanaan program karena tergantung prioritas program lainnya, sarana prasarana penunjang pelaksanaan PMK belum semua ada terutama ruang khusus untuk PMK walaupun ada beberapa ruangan perwatan yang berdekatan. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya kualitas pelayanan PMK yang diberikan.