Pemborosan makanan merupakan tantangan lingkungan yang signifikan dan kerap terjadi di lingkungan sekolah akibat minimnya edukasi mengenai pengelolaan limbah organik. Berdasarkan data dari Bappenas, satu rumah tangga di Indonesia dapat menghasilkan hingga 1 kg limbah makanan per hari. SMA Al-Mishbah Banda Aceh menghadapi permasalahan serupa, yang ditangani melalui program pengabdian masyarakat bertajuk Nutri Revive: IoT Food Waste Composter. Program ini menerapkan komposter pintar berbasis IoT dan energi surya yang terhubung ke aplikasi mobile untuk memantau suhu, kelembapan, volume, dan status operasional secara real-time. Selama satu tahun, kegiatan meliputi perancangan alat, pelatihan kepada 40 siswa, pengumpulan sampah makanan, hingga integrasi sistem pemasaran berbasis dropshipping. Hasil pelaksanaan menunjukkan penurunan signifikan volume limbah, peningkatan keterampilan siswa dalam produksi dan distribusi kompos, serta terbukanya peluang kewirausahaan dengan skema insentif. Kolaborasi dengan pengusaha lokal seperti panglong kayu dan petani turut memperluas dampak lingkungan program. Monitoring dan evaluasi sistem menunjukkan efektivitas teknologi dalam meningkatkan efisiensi proses komposting. Program ini membuktikan bahwa integrasi teknologi hijau dan pemberdayaan pelajar dapat menjadi strategi berkelanjutan dalam membangun budaya sekolah yang ramah lingkungan.