Articles
<![CDATA[ANALISIS PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ]]>
<![CDATA[SESRIYANI, LODYA]]>;
<![CDATA[SUKMAWATI, NUR NAJIBAH]]>
<![CDATA[ EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis Vol 5, No 1 (2019): JURNAL EDUKA ]]>
Publisher : <![CDATA[Faculty of training and education, Pamulang university ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (548.118 KB)
|
DOI: 10.32493/eduka.v5i1.3159
<![CDATA[ABSTRACTPada revolusi industry 4.0, pendidikan tidak dapat lagi dipisahkan dari teknologi. Teknologi mempengaruhi semua aspek yang ada pada pendidikan termasuk peserta didik. Teknologi mempengaruhi bagaimana mereka melihat, mendengar, berbicara dan berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan instagram pada matakuliah Bahasa Inggris Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 yang sedang mengambil matakuliah Bahasa Inggris. Total responden adalah 19 orang mahasiswa. Penelitian ini menggunakan interview yang bersifat terbuka, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan lengkap sesuai dengan porsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mendapatkan manfaat yang sangat besar ketika belajar speaking menggunakan akun instagram mereka. Sebagian besar dari mereka menyatakan bahawa; (1) mahasiswa merasa percaya diri dalam berbicara Bahasa Inggris, (2) Mahasiswa lebih focus pada penggunaan grammar yang benar ketika berbicara, (3) Mahasiswa lebih mudah untuk mengoreksi postingan temannya, (4) negative komen yang diberikan oleh temannya memotivasi mahasiswa untuk berbicara lebih jelas dan lancar.Kata Kunci : Bahasa Inggris, Instagram, Speaking]]>
<![CDATA[Teacher Talk in Teaching English for Young Learners ]]>
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>
<![CDATA[ Jurnal VARIDIKA Volume 30, No. 1., Tahun 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Muhammadiyah Surakarta ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (343.654 KB)
|
DOI: 10.23917/varidika.v30i1.6546
<![CDATA[Popularitas pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk anak-anaksemakin meningkat di Indoesia. Praktiknya, pengajaran bahasa Inggris untuk anakanak bukan hanya tntang mengajar bahasa.guru harus memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan siswa disamping perkembangan pengetahuan. Secara khusus, dalam hal pengembangan bahasa, ujaran pada anak-anak yang masih terbatas dan berciri khas membuat guru harus mempu untuk melakukan manipulasi pilihan-pilihan ujaran yang sesuai dengan perkembangan kemampuan siswa. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis ujaran guru dalam mengajar bahasa Inggris untuk anakanak dari perspektif aalisis sosiolinguistik. Objek penelitian ini adalah sekelompok siswa aman kanak-anak dari salah satu sekolah favorit di Surakarta.penelitian ini menemukan bahwa dalam berkomunikasi dengan siswa, guru memberikan (a) pola kalimat sederhana, (b) memperlambat kecepatan ujaran, (c) artikulasi yang jelas, (d) membatasi produksi kosakata, dan (e) jeda yang sangat jelas antara satu ujaran dengan ujaran berikutnya. Hal ini dilakukan guru untuk memaksimalkan pemahaman siswa sehingga siswa lebih mudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa memodifikasi ujaran penting dilakukan agar terjadi komunikasi yang lebih baik antara guru dan siswa.]]>
<![CDATA[PENERAPAN ROLE PLAY DALAM BASIC ENGLISH CONVERSATION UNTUK ANAK-ANAK GRIYA YATIM DHUAFA PERMATA PAMULANG ]]>
<![CDATA[Purnaningsih, Pari]]>;
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Isnaeni, Resti]]>
<![CDATA[ Journal of Community Research and Service Vol 6, No 2: July 2022 ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Negeri Medan ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jcrs.v6i2.37547
<![CDATA[This Community Service (PkM) aims to apply the Role Play learning method in Basic English Conversation. This learning model can foster students' enthusiasm for learning and create fun English learning. This learning method is believed to be able to increase interest in learning English, especially for children because this method involves motion games that create fun which is closely related to children. The Role Play method is a learning model that requires students to play one's character. This model is a technique that allows students to explore realistic conditions, situations or events by interacting with other students in a managed manner to enhance the experience. This Community Service activity began with a pre-survey/observation in April 2022 and the core of this activity is conducting teaching and learning activities for the children of Griya Yatim Dhuafa Permata Pamulang by implementing Role Play which was held in mid-May 2022. The PkM results show there is an increase in students' motivation and enthusiasm in learning English so that it is expected to be a reference for educators in creating new nuances in learning English so as to create fun classes and achieve maximum learning goals.]]>
<![CDATA[IMPLEMENTASI STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM KETERAMPILAN BERBICARA ]]>
<![CDATA[Purnaningsih, Pari]]>;
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Isnaeni, Resti]]>
<![CDATA[ Journal of Community Research and Service Vol 7, No 1: January 2023 ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Negeri Medan ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jcrs.v7i1.43329
<![CDATA[Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk menerapkan Story Telling untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam keterampilan berbicara. Story telling atau bercerita merupakan salah satu metode mengajar untuk berkomunikasi secara kreatif dalam pembelajaran Bahasa. Dalam pembelajaran bahasa, salah satu keterampilannya yaitu keterampilan berbicara. Metode ini dapat membantu siswa memperkaya kosakata dan memperoleh struktur bahasa yang baru. Melalui story telling, siswa dapat mengekspresikan ide, kekhawatiran, harapan dan impian mereka. Selain itu, bercerita memberikan peluang bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa, berpikir, imajinasi dan penalaran yang tentunya akan memberi kesempatan untuk mengolah informasi dan mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi. Kegiatan PkM ini dimulai dengan pra-survey / observasi pada bulan September 2022 di lokasi sasaran PkM yaitu di Rumah Asuh Yatim dan Dhuafa Yasmin, Rawakalong yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat menganalisis, mendiskusikan, dan memberikan pendampingan secara langsung terkait kegiatan pelatihan keterampilan berbicara dan inti pelaksanaan kegiatan PkM dilaksanakan pada tanggal 25-27 November 2022. Hasil PkM menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam berbicara bahasa Inggris yang sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu referensi untuk pendidik dalam menciptakan atmosfer baru dalam pembelajaran bahasa Inggris sehingga terciptanya kelas yang menyenangkan dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal.]]>
<![CDATA[PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING DENGAN TEKNIK PEER -TUTORING ]]>
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Purnaningsih, Pari]]>;
<![CDATA[Darmawati, Darmawati]]>;
<![CDATA[Isnaeni, Resti]]>;
<![CDATA[Sulasih, Sulasih]]>
<![CDATA[ Journal of Community Research and Service Vol 5, No 2: July 2021 ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Negeri Medan ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jcrs.v5i2.28506
<![CDATA[Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan memberikan pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran Scaffolding dengan teknik Peer Tutoring. Model dan teknik tersebut secara teori mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris baik secara langsung maupun dalam jaringan dengan baik. Kegiatan PkM ini dimulai dengan pra-survey/observasi pada bulan Maret 2021 dengan melakukan wawancara kepada pihak sekolah yaitu guru bahasa Inggris dan beberapa siswa di SMP Muhammadiyah Serpong mengenai kondisi dan kebutuhan pembelajaran bahasa Inggris selama pembelajaran dalam jaringan. Setelah mendapat masukan, kegiatan PkM dengan menggunakan scaffolding dan peer tutoring dilaksanakan. Hasil PkM menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar bahasa Inggris baik secara langsung maupun dalam jaringan sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu referensi untuk pendidik dalam menciptakan atmosfer baru dalam pembelajaran baik secara langsung maupun dalam jaringan khususnya mata pelajaran bahasa Inggris sehingga terciptanya kelas yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal.]]>
<![CDATA[THE SPEECH ACTS IN ENGLISH FOR YOUNG LEARNERS CLASS DURING VIRTUAL INSTRUCTIONAL-PRACTICES ]]>
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Nasution, Sukma Septian]]>;
<![CDATA[Taman, Purwanti]]>;
<![CDATA[Astuti, Prihatin Puji]]>
<![CDATA[ Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Vol. 4 No. 2 (2022) ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Pamulang ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32493/ljlal.v4i2.22366
<![CDATA[Mode, as one of elements of context, can influence speech acts. Virtual meeting, as one of modes that signifies the absence of direct interaction potentially influences the speech acts too. This study aims at identifying speech acts in the instructional practices at selected elementary schools in South Tangerang, Banten to answer (1) what types of speech acts used by teachers and students of each school and (2) what factors influence the chosen speech acts. This is a content analysis that explores communication occurrences between teachers and young learners in English classes. Three pre-schools in Pamulang district were chosen as sources of data. The data were collected by recording their communication practices in three consecutive meetings. In total, there are nine communication practices from all the pre-schools. Then, the data were transcribed and segmented by clausal units to identify types of speech acts produced by each party. The findings show that every school performs similar patterns of speech acts dominated by the use of directive expression to maintain the students’ engagement, followed by declarative expression to stimulate the students’ active participation in various activities during the virtual instructional practices.]]>
<![CDATA[Boosting Vocabulary Mastery with the Hello English App: A Game-Changing Solution for EFL Learners ]]>
<![CDATA[Hanif, Diandra]]>;
<![CDATA[Nurchurifiani, Eva]]>;
<![CDATA[Wiratno, Purna]]>;
<![CDATA[Rohana]]>;
<![CDATA[Susanti, Agus]]>;
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>
<![CDATA[ IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Vol. 7 No. 2 (2024): IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education ]]>
Publisher : <![CDATA[Master Program in Indonesian Language Education and The Institute for Research and Community Service STKIP PGRI Bandar Lampung ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52217/ijlhe.v7i2.1522
<![CDATA[The aim of this research was to improve students' vocabulary mastery through the use of the Hello English application for tenth-grade students at SMA Negeri 8 Bandar Lampung during the 2023/2024 academic year. This study employed the Classroom Action Research (CAR) method, which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 35 students from class X.1. Both experimental and non-experimental data collection methods were utilized. Vocabulary tests (sections 1 and 2) were used for experimental data, while observation cards were employed for non-experimental data. Data analysis incorporated both quantitative and qualitative approaches. The results of the study indicated that the Hello English application significantly improved students' vocabulary mastery. The average test scores increased from Cycle 1 to Cycle 2. In the first cycle, 14 students (40%) met the Minimum Mastery Criterion (KKM) with an average score of 70.63 points. In the second cycle, 24 students (69%) achieved the KKM, with an average score of 73 points. Additionally, the overall class performance improved from an average score of 6.5 in the first cycle to 7.22 in the second cycle, reflecting a shift from weak to satisfactory performance. Based on these findings, it was concluded that the implementation of the Hello English application effectively enhanced vocabulary mastery among the tenth-grade students of SMA Negeri 8 Bandar Lampung. This research implies that incorporating digital learning tools such as Hello English can be an effective strategy to address language learning challenges and foster student engagement in vocabulary acquisition.]]>
<![CDATA[Genre-Based Approach: Can It Improve the Informatics Engineering Students’ Writing Skill? ]]>
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Nasution, Sukma Septian]]>
<![CDATA[ JEES (Journal of English Educators Society) Vol 5 No 1 (2020): April ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21070/jees.v5i1.395
<![CDATA[Because instructional process in English for Specific Purpose (ESP) context is oriented to students’ academic and professional settings within discourse community, challenges appear. Learning language and learning language are directed to improving students’ language skills to survive the 21st century. On the other hand, score-documentations proved that the students performed low skills; especially writing skill. This study aimed at improving the students’ skill in writing explanation text by using Genre-Based Approach (GBA) to Informatics Engineering students of a private university in South, Indonesia. Classroom Action Research (CAR) was conducted to the third semester students of the university within two cycles. To validate the findings, writing test, observation and questionnaire were employed. The test result proved implementing GBA improved the classroom’s average score from 54 to 59.95 in cycle 1. This improvement was supported by the students’ engagement and enthusiasm to the instructional process as suggested by questionnaire and observation respectively. Further, the implementation of cycle 2 revealed the average score improved from 59.5 to 70.5. This score improvement is followed by the students’ agility and cooperativeness during the instructional process. This concludes that implementing GBA can improve the students’ skill in writing explanation text. This finding is expected to give insight for teachers to undoubtedly using GBA in English for specific purposes context. HIGHLIGHTS: The instructional practice of teaching English for informatics engineering students in the private university still focuses on form-based mastery. The informatics engineering students are eager and high-determinate to learn language skills especially writing in collaborative framework.]]>
<![CDATA[Model United Nations: Improving the Students' Speaking Skill: Model United Nations: Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa ]]>
<![CDATA[Nasution, Sukma Septian]]>;
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>
<![CDATA[ JEES (Journal of English Educators Society) Vol 4 No 2 (2019): October ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21070/jees.v4i2.2100
<![CDATA[Model United Nations promotes students’ learning opportunities in three successive ways: optimizing individual development through un-moderated caucus, growing competitiveness through working paper forum and sharpening problem solving skill through draft -resolution forum. This is a classroom action research that investigates the improvement of students’ speaking skill taught by using Model United Nations at Pamulang University. Two cycles were conducted where the first cycle consisted of four meetings and the second cycle consisted of three meetings. The population of this study was the fourth semester students in the academic year of 2017/2018. Both quantitative and qualitative data were employed to analyze the data. Quantitative data were in the form of oral test scores taken from students’ public speaking skill. On the other hand, qualitative data were in the form of observation sheet, questionnaire sheet, and documentation. The treatments signified improvements of students’ public speaking skill in each cycle which is represented by the mean score. The mean score of pre-test was 58.775. It improved to 69.525 in the first cycle, and became 78.675 in the last cycle. The observation sheet, questionnaire sheets and documents proved that students performed active participation and engagement during the instructional process that fostered better skill in public speaking.]]>
<![CDATA[PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING DENGAN TEKNIK PEER -TUTORING ]]>
<![CDATA[Sukmawati, Nur Najibah]]>;
<![CDATA[Purnaningsih, Pari]]>;
<![CDATA[Darmawati, Darmawati]]>;
<![CDATA[Isnaeni, Resti]]>;
<![CDATA[Sulasih, Sulasih]]>
<![CDATA[ Journal of Community Research and Service Vol. 5 No. 2: July 2021 ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Negeri Medan ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jcrs.v5i2.28506
<![CDATA[Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan memberikan pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran Scaffolding dengan teknik Peer Tutoring. Model dan teknik tersebut secara teori mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris baik secara langsung maupun dalam jaringan dengan baik. Kegiatan PkM ini dimulai dengan pra-survey/observasi pada bulan Maret 2021 dengan melakukan wawancara kepada pihak sekolah yaitu guru bahasa Inggris dan beberapa siswa di SMP Muhammadiyah Serpong mengenai kondisi dan kebutuhan pembelajaran bahasa Inggris selama pembelajaran dalam jaringan. Setelah mendapat masukan, kegiatan PkM dengan menggunakan scaffolding dan peer tutoring dilaksanakan. Hasil PkM menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar bahasa Inggris baik secara langsung maupun dalam jaringan sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu referensi untuk pendidik dalam menciptakan atmosfer baru dalam pembelajaran baik secara langsung maupun dalam jaringan khususnya mata pelajaran bahasa Inggris sehingga terciptanya kelas yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal.]]>
