Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Leveraging Agri-Food Strategies Through SWOT Analysis Embedded Into the Business Model Canvas: Insights from the Seaweed Industry in East Nusa Tenggara Province, Indonesia Wardono, Budi; Prabakusuma, Adhita Sri; Yusuf, Risna; Yulisti, Maharini; Mulyawan, Irwan; Luhur, Estu Sri
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 7, No 4 (2024): Desember
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v7i4.29378

Abstract

Abstract:  The seaweed industry in the agri-food sector faces significant challenges, such as fluctuating market demand, environmental constraints, and economic pressures, requiring strategic and adaptive solutions. This study explored the integration of SWOT analysis with the Business Model Canvas (BMC) as an innovative approach for strategic planning in the seaweed industry in East Nusa Tenggara (NTT) Province, Indonesia. A mixed-method approach was employed, combining qualitative and quantitative data collection. Qualitative data were gathered through purposive sampling through focus group discussions and in-depth interviews with key stakeholders and experts. Quantitative analysis was conducted using the Analytical Hierarchy Process (AHP) to prioritize strategies derived from the SWOT-BMC integration. The SWOT factors were embedded into the BMC framework to analyze strategic elements. The AHP results revealed that the highest priority strategy (W-O) emphasized innovation and infrastructure improvement through collaboration with government and private stakeholders (weight of 0.122). This strategy focuses on modernizing processing facilities and enhancing supply chain management to ensure consistent product quality and increase capacity to meet global market demand. In contrast, leveraging government support and local natural resources (S-O) was ranked lower in priority (weight of 0.081). Key BMC elements—key activities, key resources, and value propositions—were strengthened by incorporating W-O, S-T, and W-T strategies. This integrated SWOT-BMC approach provides a comprehensive framework for the seaweed industry to drive innovation, enhance competitiveness, and promote a sustainable food system. The study’s practical implications highlight the importance of targeted investments in technology and infrastructure to ensure long-term success in the global market.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN DAN KELEMBAGAAN BUDI DAYA UDANG DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Pramoda, Radityo; Wardono, Budi; Sumaryanto, Sumaryanto; Permana, Dadan; Shafitri, Nensyana
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2024): Desmeber 2024
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v14i2.14073

Abstract

Penataan kebijakan yang tepat dalam menumbuhkembangkan budi daya udang maupun kelembagaannya, merupakan langkah strategis menciptakan pengelolaan kawasan yang berkelanjutan dan manfaat ekonomi yang optimal. Penelitian kualitatif ini bertujuan mengkaji kebijakan kawasan budi daya udang serta kelembagaan di Kabupaten Lampung Selatan. Metode analisis yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan studi kasus yang dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pemerintah belum memiliki regulasi yang mengatur kawasan budi daya udang berbasis korporasi; 2) sebagian besar pembudidaya tidak memahami korporasi; 3) manajemen usaha perlu dibenahi; 4) Kabupaten Lampung Selatan mempunyai peluang besar dibangun kawasan budi daya udang dan korporasi. Rekomendasi kebijakan kajian ini: 1) Kementerian Kelautan dan Perikanan menyusun Peraturan Menteri, terkait pedoman pengembangan kawasan budi daya udang berbasis korporasi; 2) pemerintah pusat dan daerah memberikan sosialisasi rutin, mengenai korporasi; 3) pemerintah daerah melakukan pendampingan serta pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pembudidaya; 4) pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder, bersinergi mengawal pengembangan kawasan budi daya udang berlandaskan korporasi sesuai tujuan yang diharapkan.