Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN TERHADAP PEREKONOMIAN DAN EKOWISATA DI DESA LANGO, KECAMATAN PANTE CEUREUMEN Taufiq, Taufiq; Amarullah, Amarullah; Ariska, Nana; Hamidi, Hamidi; Insani, Sri Ayu
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v12i1.11608

Abstract

Indonesia as a maritime country has great potential in the fisheries and marine sector. One of the development strategies implemented is the minapolitan concept, namely the development of a fisheries-based area integrated with other supporting sectors. This study aimed at analyzing the impact of minapolitan area development on the economy and ecotourism of community in Lango Village, Pante Ceureumen District. The research method used descriptive quantitative and qualitative through surveys, in-depth interviews, observations, and secondary data analysis. The results showed that the implementation of the minapolitan concept contributed in increasing community income up to 25% in the first year and creating new business opportunities and jobs. In terms of ecotourism, there has been a significant increase in the number of tourists along with the development of supporting infrastructure. However, challenges such as limited infrastructure, community readiness for new technologies, and the risk of natural resource exploitation still need to be considered in the implementation of sustainable policies. Therefore, the minapolitan area management strategy must consider economic, social, and environmental aspects holistically so that the benefits could be savored for a long term.
Parameter Primer Dan Sekunder Oksidasi Pada Kombinasi Minyak Hati Ikan Cucut (Centrophorus sp.) Dan Minyak Ikan Sarden (Sardinella sp.) Insani, Sri Ayu; Akbardiansyah, Akbardiansyah; Fuadi, Afdhal; Isbah, Faliqul; Hamidi, Hamidi
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 3 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jupiter.v3i1.6177

Abstract

Minyak ikan dan Squalene merupakan minyak hewani yang memiliki stabilitas yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karna minyak ikan mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga minyak ikan sangat mudah rusak atau teroksidasi. Karakterisasi pada minyak ikan dapat dilakukan dengan melakukan analisis parameter oksidasi primer maupun sekunder, viskositas, densitas dan uji kejernihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Parameter oksidasi yang terkandung dalam minyak sardine dan hati ika cucut yang mengandung squalene. Parameter yang diujikan meliputi, nilai asam lemak bebas (FFA), peroksida (PV), ansidin (p-AV) dan total oksidasi (totox). Hasil pengujian parameter oksidasi dari kombinasi minyak ikan menunjukan bahwa minyak ikan dengan kombinasi 1:4 memiliki nilai totox paling rendah dan tidak melebihi batas standar IFOS. Nilai parameter oksidasi pada kombinasi minyak ikan tersebut adalah FFA (0,5%), PV (4,67 mEq/kg), anisidin (4,98 mEq/kg), dan TOTOX (14,30 mEq/kg).
Dampak Model Rumpon Terhadap Produktivitas Penangkapan Nelayan Di Kecamatan Mesjid Raya Isbah, Faliqul; Indra, Indra; Muhammdar, Muhammadar; Akbardiansyah, Akbardiansyah; Fuadi, Afdhal; Hamidi, Hamidi; Insani, Sri Ayu
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 3 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jupiter.v3i1.5510

Abstract

Indonesia merupakan negara yang sebahagian besar wilayahnya terdiri dari lautan yang tersebar luas dari Sabang sampai Marauke, dalam hal ini seharusnya dapat mensejahterakan masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dikarenakan kekayaan akan potensi yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan agar mendapatkan informasi berapa besar nilai pendapatan yang diperoleh nelayan apabila menggunakan rumpon. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuisioner dengan pendekatan kualitatif dan dianalisis menggunakan metode Paired Sample T Test. Rata-rata pendapatan yang diterima oleh nelayan tanpa adanya rumpon adalah sebesar Rp. 388.000, sementara pendapatan rata-rata yang diterima oleh para nelayan dengan adanya rumpon adalah sebesar Rp. 592.000 per sekali aktivitas penangkapan ikan. Keberadaan rumpon yang diletakkan di dasar perairan, dapat meningkatnya pendapatan nelayan. Harapannya masyarakat setempat dapat mengelolanya dengan baik dan benar agar kesejahteraan para nelayan dapat meningkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan yaitu pendapatan nelayan tanpa dan dengan rumpon adalah sangat memiliki perbedaan yang signifikan dan diharapkan dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat nelayan tidak lagi hidup dalam kemiskinan
Mutu Organoleptik dan Angka Lempeng Total pada Produk Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Beku di CV. X, Banda Aceh Rambe, Amanda Sabila; Ukhty, Nabila; Hamidi, Hamidi; Insani, Sri Ayu
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 4 Nomor 2
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v4i2.8571

Abstract

AbstrakIkan cakalang merupakan ikan yang bersifat mudah rusak (high perishable food). Salah satu penyebabnya adalah aktivitas mikroorganisme dan enzimatis. Hal yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya adalah proses pembekuan disertai dengan praktik manajemen mutu pangan. Produk yang dihasilkan dari kedua praktik ini butuh dievaluasi guna melihat efektivitas dan efisiensinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat mutu organoleptik dan cemaran mikroba, pada produk cakalang beku di CV. X, Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penilaian panelis terhadap nilai mutu organoleptik ikan cakalang beku menunjukkan bahwa pada bulan Oktober di dapat nilai rata-rata 7 pada parameter lapisan es, dehidrasi, diskolorasi, dan nilai 6 pada parameter kenampakan, bau, dan tekstur. Hasil penilaian pada bulan November di peroleh nilai rata-rata 7 pada parameter lapisan es, dehidrasi, diskolorasi, dan nilai 5 pada parameter kenampakan, bau, dan tekstur. Hasil pengujian jumlah angka lempeng total pada ikan beku cakalang bulan oktober menunjukkan 2,0 x 104 CFU/g dan bulan november <2500 CFU/g. Hasil penilaian organoleptik di kedua bulan terdapat nilai di bawah ambang batas SNI 01- 2733.1-2006 (minimal 7) dan pengujian angka lempeng total di kedua bulan sesuai dengan ambang batas SNI 2332. 3- 2015 (maksimal 5 X105  CFU/g)
Kelayakan dasar UMKM pengolahan ikan di Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil: The prerequisite program in fish processing MSME Banyak Island District, Aceh Singkil Hasanah, Uswatun; Khairi, Ikhsanul; Akbardiansyah, Akbardiansyah; Ukhty, Nabila; Rozi, Anhar; Insani, Sri Ayu
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.46013

Abstract

Kualitas produk menjadi syarat penting bagi industri yang bergerak di bidang pangan, termasuk industri pada taraf usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Produk UMKM yang bermutu dapat meningkatkan kemampuan berkompetisi di pasar, seperti peningkatan jangkauan pemasaran. Penerapan mutu yang baik, diawali dengan penerapan kelayakan dasar (prasyarat program) yang meliputi Good Manufacturing Practice (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP). Jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian kualitatif melalui kegiatan observasi dan penelitian eksperimen melalui pengujian di laboratorium. Tahapan penelitian terdiri dari evaluasi penerapan kelayakan dasar, tahapan kedua pengambilan sampel produk UMKM, dan tahapan ketiga, yaitu pengujian cemaran mikroorganisme. Hasil evaluasi penerapan kelayakan dasar menunjukkan UMKM 1, 2 dan 3 memperoleh tingkat penerapan C yang terdiri dari jumlah penyimpangan mayor 6, serius 3 dan kritis nihil pada UMKM 1 dan 2 serta penyimpangan mayor 6, serius 4 dan kritis nihil pada UMKM 3. UMKM 4 memperoleh tingkat penerapan D dengan jumlah penyimpangan mayor 7, serius 2 dan kritis 1. Hasil analisis cemaran mikroba parameter ALT sebanyak <2.500 koloni/g, parameter E. coli dan Salmonella negatif (-) pada keempat produk UMKM. UMKM 1, 2, 3, dan 4 memenuhi persyaratan SNI 7388:2009 pada parameter cemaran mikroba. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan keempat UMKM belum menerapkan kelayakan dengan baik, namun cemaran mikroba pada produk yang dihasilkan di bawah ambang batas SNI.
Formulation of Foodbar Based on Tilapia (Oreochromis niloticus) and Seaweed (Eucheuma cottoni) Flours as Nutritional Food Khairi, Ikhsanul; Rahmi; Insani, Sri Ayu; Ukhty, Nabila; Hasanah, Uswatun; Zuraidah, Syarifah; Manullang, Benny; Rozi, Anhar; Akbardiansyah, Akbardiansyah
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 9 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jisa.v9i2.11201

Abstract

Food bars are foods that are in the form of bars, have high nutritional value, and are good for the body. Food bar products are one of the efforts to create products that are beneficial to the human body. The purpose of this study was to determine a good and appropriate formulation in producing a food bar based on the hedonic test. and studied the sensory, physical, and chemical characteristics of the resulting Foodbar. The food bar that has been obtained is made with three formulations. F1 treatment (15g tilapia meal; 10g seaweed meal), F2 treatment (12.5g value fish meal; 12.5g seaweed meal), and F3 treatment (10g value fish meal; 15g seaweed meal). Food bar evaluations were carried out, including hedonic tests, kamba density tests, and proximate tests. Hedonic test results: F1 texture parameters 3, color 3, taste 2, and aroma 3. F3 texture parameters: 3, color: 3, taste: 2, and aroma: 3, and F3 texture parameters: 3, color: 4, taste: 3, and aroma: 3. Kamba density test results: F1 0.54 g/ml, F2 0.54 g/ml, and F3 0.53 g/ml. The results of the proximate F1 test were water parameters 33.67%, ash 54.67%, protein 29.67%, fat 32.00%, and carbohydrates 22.67%. F2 parameters: water 41.67%, ash 54.67%, protein 29.33%, fat 34.33%, and carbohydrates 37.00% & F3 parameters: water 37.67%, ash 53.67%, protein 29.33%, fat 34.00%, and carbohydrates 44.00%. The best formulation based on the hedonic test was F3 (10g fish meal value; 15g seaweed flour), with the final value for each parameter of texture 3, color 4, taste 3, and aroma 3. Description of the parameters of texture, aroma, and taste, namely dislike and color, namely like.