Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemakaian Modul Photovoltaics di Remote Area, Kasus: Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Boni, Nurhamdoko
Jurnal Arsitektur Mintakat Vol 6, No 2 (2005): September 2005
Publisher : Jurnal Arsitektur Mintakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepolisian Sektor (Polsek) merupakan institusi pelayanan publik non komersial yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban warga pada wilayah yang dibawahinya. Dalam menjalankan fungsinya sebuah polsek dituntut untuk selalu dalam rantai komunikasi yang tidak terputus dengan semua bagian diatasnya sehingga kehandalan dan kesiapan alat menjadi hal yang vital.
TAMAN WISATA EMBUNG PERSEMAIAN KOTA TARAKAN SEBAGAI DISPLAY ECO ART PARK Ramadhan Noor; Tutut Subadyo; Nurhamdoko Bonifacius
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v1i1.4420

Abstract

ABSTRAK Embung Persemaian merupakan tempat di Kota Tarakan yang potensial menjadi destinasi wisata yang memberikan keuntungan ganda, karena fungsinya sebagai cadangan air baku dan tempat rekreasi. Permasalahannya adalah terjadinya paradok dari kedua fungsi tersebut. Oleh karena itu pengintegrasiannya memerlukan penelitian, desain dan pengelolaan yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik biogeofisiknya; (2) menganalisis dan membuat sintesis dari potensi dan kendalanya; dan (3) menyusun konsep desain taman wisata sebagai display Eco Art park sesuai preferensi dan ekspektasi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis spasial dan deskriptif serta metode persamaan kuantifikasi potensi visual. Hasil penelitian yang diperoleh adalah:  (1) tapak Embung Persemaian secara signifikan memiliki potensi sebagai destinasi wisata baru dimana faktor pendorong dan penariknya adalah keberadaan dua embung, serta apresiasi dan ekspektasi positif dari masyarakat sekitar k; (2) aspek fisik dan biofisik seperti topografi, bentang visual yang berkarakter khas dan aksesibilitasnya yang mudah dan dalam lingkup urban, menjadi potensial dikembangkan sebagai wadah pemeragaan artwork - land art dan ilmu pengetahuan teknologi, serta konservasi lingkungan. Kesimpulannya Embung Persemaian Kota Tarakan berpeluang dikembangkan dengan pendekatan desain ekologis yang ditujukan untuk memberikan efek psychological distraction agar pengguna secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Kata kunci : embung persemaian, ecoart park, taman wisata, kota tarakan ABSTRACT Embung Persemaian is a place in Tarakan City that has the potential to become a tourist destination that provides multiple benefits, because of its function as raw water reserves and recreational areas. The problem is the occurrence of paradox from the two functions. Therefore integration requires comprehensive research, design and management. This study aims to: (1) identify its biogeophysical characteristics; (2) analyze and make a synthesis of potential and constraints; and (3) drawing up the design concept of a tourist park as an eco art park display according to the preferences and expectations of the community. The research method used is a spatial and descriptive analysis method and equation quantitative visual potential methods. The results of the research are: (1) the Embung Persemaian site has potential as a new tourist destination where the driving and pulling factors are the existence of two reservoirs, as well as positive appreciation and expectations from the surrounding community; (2) physical and biophysical aspects such as topography, visual landscapes with distinctive characteristics and accessibility that are easy and within the urban sphere, have the potential to be developed as a forum for artwork re-enactment - land art and technological science, and environmental conservation. In conclusion, Embung Persemaian is likely to be developed with an ecological design approach aimed at providing a psychological distraction effect so that users actively interact with the environment. Keywords: embung persemaian, ecoart park, tourist park, city of tarakan
EVALUASI PURNA HUNI (EPH) HOTEL SENYUM KOTA BATU PADA ASPEK TEMA “MEMORY AND ENTERTAINMENT” Surjo Widodo; Nurhamdoko Bonifacius; Hery Budiyanto
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.5570

Abstract

Hotel Senyum adalah salah satu fasilitas di destinasi baru di dalam lingkungan Jawa Timur Park 3, di kota Batu. Hotel Senyum mengusung konsep memory and entertainment. Konsep Hotel Senyum ini memiliki keunikan yang mengarah kepada target wisata keluarga. Setiap lantainya memiliki tema-tema yang bernuansa berbeda dan diadaptasi dari beberapa negara, antara lain seperti: Jepang, Mexico, Cina, Maroko, Afrika, Eropa, Yunani dan Indonesia, sehingga menjadikan hotel ini menjadi sangat impresif. Melalui keunikan konsep memory and entertainment tersebut tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian tema dengan performansi fisik interior ruangnya menurut persepsi dan pandangan wisatawan sebagai pengguna. Penelitian ini bertujuan mengetahui sukses dan tidaknya hasil konsep asil rancangan tersebut, setelah Hotel Senyum ini satu tahun beroperasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Evaluasi Pasca Huni (EPH). Metode EPH dilakukan guna menguji secara teknis dan fungsionalnya sebuah ruangan. Secara teknis berhubungan dengan kesesuaian antara standar teknikal dengan eksisting di lapangan, sedangkan fungsional mengacu pada kesesuaian aktivitas dengan ruang didalamnya. Analisis dilakukan untuk melihat indikasi keberhasilan dari keterkaitan tema-tema didalam sebuah perancangan pada interior kamar Hotel Senyum dengan persepsi suasana menurut responden. Hasil terkait dengan jenis kelamin (gender) didominasi kategori pria prosentase senilai 70%, jumlah yang menginap dengan kategori sekali dominasi nilai prosentase 77%, berkunjung dengan keluarga didominasi nilai prosentase 87%, alasan menginap mencoba hotel baru mendominasi pada nilai prosentase 63%, tema Kamar yang paling sering dikunjungi tema kamar Maroko dan tema kamar Jepang dengan dominasi masing-masing nilai prosentase 17%, interior mencerminkan tema yang paling tinggi nilai prosentasenya 77% adalah kategori berhasil, elemen interior yang paling bagus dan memiliki paling tinggi nilai prosentasenya adalah kategori dekorasi dengan nilai 47%, alasan memilih tema kamar coba hal baru yang tertinggi memiliki nilai prosentase 70%, tingkat kepuasan dengan nilai prosentase 80% adalah kategori puas. Kata kunci : memory and entertainment, tema desain interior, evaluasi purna huni (EPH) ABSTRACTHotel Senyum is one of the facilities in a new destination within the Jawa Timur Park 3 neighborhood, in the city of Batu. Hotel Smile carries the concept of memory and entertainment. The concept of this Hotel Senyum is unique which leads to family tourism targets. Each floor has different nuanced themes adapted from several countries, such as: Japan, Mexico, China, Morocco, Africa, Europe, Greece and Indonesia, making this hotel very impressive. Through the uniqueness of the concept of memory and entertainment, this paper is intended to evaluate the suitability of the theme with the physical performance of the interior of the space according to the perceptions and views of tourists as users. This study aims to determine the success or failure of the results of the original design concept, after the Hotel Senyum has been operating for one year. The study was conducted using the Post-Occupational Evaluation (EPH) method. The EPH method is used to test technically and functionally a room. Technically related to the suitability of technical standards with existing in the field, while functional refers to the suitability of the activity with the space in it. The analysis was carried out to see indications of the success of the interrelationship of themes in a design on the interior of the Hotel Senyum room with the perception of the atmosphere according to the respondent. The results related to gender are dominated by the male category, the percentage is 70%, the number who stays in the single category is the percentage value is 77%. The rooms most frequently visited are Moroccan theme rooms and Japanese room themes with a dominance of 17% each, the interior reflects the theme with the highest percentage value 77% is the successful category, the best interior element and has the highest percentage value is the decoration category with a value of 47%, the reason for choosing the theme of the room to try new things is the highest percentage value of 70%, the level of satisfaction with a percentage value of 80% is the satisfied category. Keywords: memory and entertainment, interior design themes, after-occupancy evaluation (EPH
RUMAH SAKIT DARURAT BENCANA DENGAN STRUKTUR PNEUMATIK TIUP Muhammad Iqbal; Hery Budiyanto; Nurhamdoko Bonifacius
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v22i2.5372

Abstract

Penelitian desain ini dimulai dari permasalahan penanganan penduduk yang sakit dan kebutuhan fasilitas medis darurat di daerah bencana. Kecepatan dan Efisiensi dalam penanganan bencana, tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan, penyampaian bantuan bencana yang tepat waktu akan meminimalkan hasil negatif setelah bencana terjadi. Penanggulangan bencana dimaksudkan untuk menampung banyak korban bencana dalam suatu bangunan yang layak huni dan nyaman, salah satu fasilitas penanggulangan bencana yang sangat dibutuhkan adalah Rumah Sakit Darurat Bencana, yang terdiri dari peralatan diagnostik dasar dan sarana yaitu: Triase, ICU, Ruang Operasi, Terapi / Perawatan, Ruang Konsultasi, Radiologi, Laboratorium / Diagnostik, Apotek. Sampai saat ini Fasilitas Rumah Sakit Darurat Bencana Terpadu belum tersedia di Indonesia, beberapa bencana yang terjadi di Indonesia hanya difasilitasi dengan posko kesehatan dengan tenda atau gedung gawat darurat yang dibangun dengan struktur dan teknologi konvensional yaitu tenda rangka baja dengan biaya yang tinggi dan waktu yang lama. untuk membangun. Oleh karena itu, RS Gawat Darurat Bencana membutuhkan suatu struktur yang dapat dibangun dalam waktu singkat dengan menggunakan struktur pneumatic air inflated. Konsep desain RS Emergency Disaster difokuskan pada kecepatan dan efisiensi penanganan pasien sehingga akan membantu proses penyembuhan. Metode penelitian untuk perancangan Rumah Sakit Darurat Bencana ini menggunakan desain berbasis bukti yaitu rancangan yang didasarkan pada bukti ilmiah berupa hasil penelitian sebelumnya dan penelitian sendiri. Terdapat 5 parameter dalam perancangan Rumah Sakit Darurat Bencana, yaitu: mobilitas, portable, modularitas, keamanan dan kenyamanan bagi pasien dan tenaga medis. Penataan massa bangunan rumah sakit darurat dirancang secara berjenjang, dimulai dari kebutuhan dasar pada awal bencana terjadi yaitu bangungan triase dan ruang operasi, selanjutnya berangsur-angsur dilengkapi dengan fasilitas kesehatan lain sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana rumah sakit layaknya yang dapat menampung 150 pasien rawat inap.
KOMPARASI BIAYA RUTIN ANTARA BIPV, GENSET DAN PLN DAYA SETARA 900VA Nurhamdoko Bonifacius
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.62 KB) | DOI: 10.26905/mj.v19i2.3222

Abstract

PV merujuk pada pembangkitan energi listrik yang tidak berpolusi namun percepatan penggunaannya tidak secepat yang diharapkan. Paper ini adalah hasil simulasi yang bertujuan untuk membandingkan sejumlah faktor, keuntungan dan kerugian dari 3 macam sumber energi listrik untuk gedung (rumah tinggal sebagai contoh) pada dua lokasi yang berbeda (lokasi tersedia grid PLN dan lokasi tidak tersedia). Pembangkit listrik surya (PV) yang pengadaannya masih relatif mahal, perlu diberi solusi dengan pinjaman perbankan dengan skema ritel atau KPR. Angsuran setiap bulannya dianggap sebagai pengeluaran biaya operasional. Simulasi menghasilkan angka-angka yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan per bulan (angsuran) untuk pembangkit listrik surya (PV) masih lebih mahal (Rp1.274.679,-) dari tagihan bulanan listrik PLN (Rp. 904.368,-), namun masih jauh lebih murah daripada menggunakan genset (Rp. 16.524.000,-). Penggunaan genset juga menimbulkan polusi udara dan suara. Pembayaran angsuran berhenti setelah 15 tahun dan untuk selanjutnya secara teoritik tidak ada pengeluaran. Disamping itu pembangkit listrik surya tidak berpolusi sehingga lebih ramah lingkungan. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3222 PV merujuk pada pembangkitan energi listrik yang tidak berpolusi namun percepatan penggunaannya tidak secepat yang diharapkan. Paper ini adalah hasil simulasi yang bertujuan untuk membandingkan sejumlah faktor, keuntungan dan kerugian dari 3 macam sumber energi listrik untuk gedung (rumah tinggal sebagai contoh) pada dua lokasi yang berbeda (lokasi tersedia grid PLN dan lokasi tidak tersedia). Pembangkit listrik surya (PV) yang pengadaannya masih relatif mahal, perlu diberi solusi dengan pinjaman perbankan dengan skema ritel atau KPR. Angsuran setiap bulannya dianggap sebagai pengeluaran biaya operasional. Simulasi menghasilkan angka-angka yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan per bulan (angsuran) untuk pembangkit listrik surya (PV) masih lebih mahal (Rp1.274.679,-) dari tagihan bulanan listrik PLN (Rp. 904.368,-), namun masih jauh lebih murah daripada menggunakan genset (Rp. 16.524.000,-). Penggunaan genset juga menimbulkan polusi udara dan suara. Pembayaran angsuran berhenti setelah 15 tahun dan untuk selanjutnya secara teoritik tidak ada pengeluaran. Disamping itu pembangkit listrik surya tidak berpolusi sehingga lebih ramah lingkungan.
TENDA BARAK PENGUNGSI BERTENAGA SURYA MULTIGUNA FA Widiharsa; Nurhamdoko Bonifacius
TRANSMISI Vol 12, No 2 (2016): Edisi September 2016
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.588 KB) | DOI: 10.26905/jtmt.v12i2.944

Abstract

Applications of integrated photovoltaic electrical energy promises 'clean and mean'. People considered 'clean' because there is no exhaust emissions or pollutants and is considered 'saving' because it does not require fuel. In the tropics, sunshine reaching Earth's surface. Sunlight is the source of electrical energy. Electrical energy is urgently needed in the refugee camps in remote areas (remote areas) and or a natural disaster. In such locations, providing electrical energy becomes a major problem. Generator sets are easy to use but the problem is the availability of fuel oil. Transportation of fuel to remote locations make the price of fuel becomes economically feasible. On the other hand, solar electric energy can be obtained free of charge at the site, without the distribution line and without transmission. The price of solar power is the price of the device alone, being free electricity. Solar power generation is to be constructed. Increased capacity is easy to do because only adds to the module unit. Methods of laboratory experiments conducted in outer space. Book study to identify the needs of a wide and electrical load of refugees activity. Experiments in the laboratory standardization of outdoor space to get daily energy output. It is also related to the need and the unit load. Experiments were also conducted to standardize the system, the test model of a solar power plant integrated multipurpose, build a prototype.
OPTIMIZING THE ROLE OF ARTIFICIAL LIGHTING IN COMMERCIAL BUILDINGS Nimas Ayu Retno Wulan; Dina Poerwoningsih; Nurhamdoko Bonifacius
International Conferences SDGs 2030 Challenges and Solutions Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : International Conferences SDGs 2030 Challenges and Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1937.54 KB)

Abstract

Interior is the most important part in a commercial building because most of the human activity (visitors) happens inside. The interaction between the interior elements with the activity, the behavior, the mood of the visitor takes place in it. Lighting as one of the elements of the interior serves for vision (vision) and create an atmosphere of the interior (aesthetic), in addition to the conditions of a safe and comfortable environment. This paper examines how an artificial lighting system, with the aim of getting an idea of how to optimize the role of artificial lighting in some commercial buildings. The method used is literature study, consisting of lighting theories and the results of research in several commercial buildings.
Small Scale Experiment: Thermal Performance Comparison Between Fiber-Cement Roof and Photovoltaic Roof In Malang, Indonesia Bonifacius, Nurhamdoko; Ekasiwi, Sri Nastiti Nugrahani
Makara Journal of Technology
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Irradiation on the surface of photovoltaic module heats up the photovoltaic module itself and the room underneath the roof of integrated photovoltaic building in the tropics area. Room heating reduces thermal condition and photovoltaic module surface heating reduces its performance in generating electricity. This paper discusses an experiment of measuring the surface temperature of photovoltaic modules and fiber-cement roof surface as a comparison. This experiment also measures the impact of rising temperatures in each space underneath. It used small-scale mock-ups exposed to direct sunlight. The result of the experiment shows that photovoltaic roof surface temperature is lower than fiber-cement roof temperature. The temperature of room under photovoltaic roof is also lower than the one under fibercement roof. Empirical calculation shows that loss of electrical power found is only up to 1.7%.
THE EXISTENCE OF SINOM HOUSE IN BENDOSARI, KADEMANGAN, BLITAR IN TERMS OF SPACE CONFIGURATION Wirawan, Yosua Bagus; Wahjutami, Erlina Laksmiani; Bonifacius, Nurhamdoko
Border: Jurnal Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Architecture and Design, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/border.v6i2.778

Abstract

Traditional houses are important to maintain and explore because the values of wisdom are embedded in them. Sinom House is an architectural manifestation of Javanese people's homes with the characteristic of a pyramid roof shape; in general, Sinom houses can be found in Java. In this study, the object of the Sinom house studied was in Bendosari Village, Kademangan, Blitar, which has the character of a rural area with a rocky mountainous landscape that tends to have hot weather, as well as the characteristics of a community working in agriculture, from these factors resulting in a simpler Sinom house shape in terms of area and spatial configuration. This study aims to identify the characteristics of the existence of the spatial configuration of the Sinom house in the location of Bendosari Village, Kademangan District, where the factors to be identified come from comparative literature sources, namely aspects of floor plan typology, spatial composition, roof shape and structure, and a general description of the research location. As a traditional vernacular residence of the Javanese people, these characteristics can be reviewed from the aspect of the spatial configuration that forms a single unit of the Sinom house. In the aspect of spatial configuration, the variables studied are floor plan typology, spatial composition, and roof structure. The method used in this study is descriptive qualitative in both stages of data collection and analysis. Data collection is done by direct observation, architectural documentation, and interviews as supporting data. The results of this study are expected to deepen the knowledge of Javanese residential architecture in rural areas and can be useful for enriching architectural knowledge and further research.
Pengaruh Aktivitas Penghuni Rumah Terhadap Konfigurasi Ruang Rumah Tengger di Dusun Sunogiri Nagata, Krisna Wijaya; Bonifacius, Nurhamdoko; Wahjutami, Erlina Laksmiani
Lintas Ruang: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior Vol 12, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/lintas.v12i2.13926

Abstract

Saat ini, rumah masyarakat adat Tengger di Dusun Sunogiri menggunakan material modern namunmasih dibangun dengan menggunakan adat istiadat yang berlaku, khususnya pada denahnya.Dusun Sunogiri merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari,Kabupaten Pasuruan. Mayoritas Suku Tengger menyebut rumah mereka dengan kata Umah.Penelitian sebelumnya menyebutkan konfigurasi ruang Rumah Tengger disusun berdasarkanaturan 7 po yang dipengaruhi oleh budaya. Hal ini berbeda dengan Rumah Tengger yang ada diDusun Sunogiri, perbedaan konfigurasi Rumah Tengger di setiap daerah yang dihuni oleh SukuTengger dipengaruhi oleh kebutuhan ruang dan aktivitas dan profesi penduduk setempat dimanahierarki ruang dapat dicapai dengan mengidentifikasi kebutuhan ruang, pola organisasi ruang,hubungan antar ruang, dan kejelasan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi danmenganalisis dampak aktivitas penghuni rumah terhadap konfigurasi ruang Rumah Tengger diDusun Sunogiri. Metode pengumpulan data melibatkan observasi langsung dan wawancara denganpenghuni rumah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatifuntuk memahami bagaimana aktivitas sehari-hari penghuni mempengaruhi pengaturan ruangdalam rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penghuni, seperti beragam kegiatanpenghuni dan pengaruh budayanya memainkan peran penting dalam membentuk konfigurasi ruangdi Rumah Tengger.