Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penyediaan Perangkat Smart Lighting untuk Penerangan Jalan Desa Neglasari, Kabupaten Lampung Selatan Putri, Husna Tiara; Tanjung, Adinda Sekar; Kurnianingsih, Nela Agustin; Putri, Marsista Buana; Yunesti, Putty
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): TEKNOKREATIF : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v3i2.1653

Abstract

Lampu penerangan jalan adalah salah satu komponen sistem transportasi wilayah yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Penyediaan lampu penerangan jalan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fungsi keamanan dan keselamatan perjalanan, khususnya bagi kegiatan transportasi di malam hari. Desa Neglasari memiliki jumlah lampu penerangan jalan yang terbatas sehingga sebagian besar wilayah desa gelap dan diperlukan penambahan lampu penerangan di sejumlah titik ruas jalan. Selain itu, sejumlah lampu juga rusak karena tidak adanya mekanisme kontrol untuk mematikan lampu pada siang hari. Berdasarkan masalah tersebut, penyediaan lampu penerangan jalan dengan konsep Smart Lighting diperlukan. Kegiatan dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif untuk menjamin tersedianya lampu penerangan jalan sesuai dengan kebutuhan riil. Kegiatan mendapat respon yang sangat baik. Hasil dari kegiatan adalah terciptanya lampu penerangan jalan yang hemat energi dan mudah digunakan oleh masyarakat karena telah mendukung otomatisasi penyalaan lampu jalan pada waktu siang dan malam hari melalui sensor photocell dan sensor remote yang dirakit pada lampu.
Faktor Utama Pembentuk Permukiman Kumuh di Kelurahan Srengsem, Kota Bandar Lampung dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Syahputra, Iqsal Aryo; Munirwan, Hafi; Putri, Husna Tiara
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 1 (2024): JPWK Volume 20 No. 1 March 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i1.48122

Abstract

Terbentuknya kawasan permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Srengsem mencerminkan adanya permasalahan lingkungan, sosial, dan perekonomian yang perlu diatasi. Deliniasi kawasan kumuh di Kelurahan Srengsem terdapat di puncak bukit, dan kawasan sempadan rel kereta api serta peruntukan kelurahan tersebut sebagai kawasan industri menengah. Permukiman kumuh di kelurahan ini tergolong didalam klasifikasi kumuh dengan tingkat yang ringan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor yang menyebabkan terbentunya permukiman yang diidentifikasi kumuh di Kelurahan Srengsem. Penelitian ini menggunakan mix method, dengan mengumpulkan data primer dan sekunder serta analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan dan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk menilai faktor utama pembentuk permukiman kumuh. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kelurahan Srengsem meliputi terdapat beberapa rumah yang tidak memiliki status kepemilikan akan bangunan, kepadatan penduduk di beberapa kawasan deliniasi kumuh, minimnya pengelolaan terhadap sampah sehingga sampah rumah tangga yang dihasilkan dilakukan pembakaran, dan tingkat pendapatan penduduk yang rendah dengan terdapat beberapa warga dengan pekerjaan sebagai buruh dan juga pekerja serabutan.
Alternatif Pengoptimalisasian Masa Pakai Tempat Pemrosesan Akhir Di Kota Bandar Lampung Ali, Nabilah Afriyani; Putri, Husna Tiara; Tanjung, Adinda Sekar
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v4i2.1845

Abstract

The problem of waste piles that occur in Bakung Landfill, Bandar Lampung City is influenced by demographic and geographic factors. This Open Dumping alternative is no longer feasible to be applied in accordance with Law No. 18 of 2008 because no waste management is carried out so that it can shorten the life of the landfill. The land area of Bakung Landfill, which was built at 14 Ha, has now remained at ± 3.2469 Ha. So research is needed to analyze the right waste management alternatives to optimize the service life of Bakung Landfill, Bandar Lampung City by considering cost and service life scenarios. The results showed that the increasing waste generation in Bandar Lampung City is related to demographic and geographic factors, thus affecting the increase in the area of need for Bakung Landfill in Bandar Lampung City. There are 3 alternatives to waste management that can optimize the service life of the landfill, namely the first Sanitary Lanfdill Alternative with a service life of 3.6 years, second Alternative Waste to Energy method Refuse Derived Fuel with a service life of 6 years and third Alternative Waste to Energy Incineration method with a service life of >10 years.
Tingkat Keberlanjutan Permukiman Pesisir Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung Rafifah, Hana; Putri, Husna Tiara; Bindar, Muhammad Abdul Mubdi
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol. 4 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v4i1.1738

Abstract

Spatial planning in coastal settlements must be conducted comprehensively and integratedly. This can be achieved through the application of sustainable coastal settlements in line with SDG goal number 11, which emphasizes sustainable cities and communities. Kota Karang Raya Sub-District has a total area of 0.26 km2 with a population of 1,296 households. The settlement extends from inland towards the coast and is characterized by dense, irregular housing arrangements with inadequate facilities. Being directly adjacent to Lampung Bay's coastline, there is a potential for disasters that can threaten the local community. This research aims to determine the level of sustainability of coastal settlements in Kota Karang Raya Sub-District by identifying the existing conditions and analyzing the level of sustainability. The research adopts a deductive-quantitative approach using descriptive analysis and Multidimensional Scaling (MDS) analysis with assessment categories based on Kavanagh and Pitcher. Based on the MDS analysis, the level of sustainability in the coastal settlements of Kota Karang Raya Sub-District falls into the category of less sustainable with an index value of 47,16. This value represents the coverage of sustainability aspects, with environmental and economic sustainability categorized as less sustainable, while social sustainability is considered relatively sustainable.
Exploring Coastal Settlement Decisions: A Quantitative Study in Bandar Lampung Putri, Husna Tiara
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 20 No. 2 (2025)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v20i2.6780

Abstract

Coastal settlements continue to expand rapidly, driven by population growth and housing development shaped by diverse socio-economic and cultural factors. This study examines the factors influencing settlement decision in coastal areas through a quantitative approach, using questionnaires from 196 respondents and observations in eight sub-districts of Bandar Lampung. The city was selected due to its rapid coastal urbanization, with long-established yet continuously growing coastal settlements. The findings reveal that most residents—fishermen, traders, and laborers linked to urban and fisheries activities—have lived in these areas for over a decade. They primarily construct homes on coastal land and over water using wooden and brick structures. Economic factors, particularly affordable coastal land, are the most influential, alongside proximity to the city and family networks, which further drive continuous settlement growth. These trends underscore the urgent need for integrated spatial planning and stronger policy frameworks to balance urban expansion, environmental sustainability, and long-term coastal resilience.
Dinamika Penduduk dan Penutupan Lahan Pesisir Kecamatan Bumi Waras menggunakan Sistem Dinamik Marfuah, Cantika Al; Rahman, Yudha; Asbi, Adnin Musadri; Putri, Husna Tiara
Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jwl.13.1.75-91

Abstract

Penelitian ini mengkaji proyeksi dinamika penduduk dan perubahan penutupan lahan di Pesisir Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung dengan menggunakan pendekatan Sistem Dinamik. Kawasan ini dipilih karena memiliki populasi tertinggi di antara kecamatan pesisir lainnya di Kota Bandar Lampung. Penelitian berfokus pada dua variabel utama: dinamika penduduk dan penutupan lahan, dengan mempertimbangkan sub-variabel berupa tingkat kematian akibat polusi dan kebutuhan ruang per kapita. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2033, populasi di Kecamatan Bumi Waras diproyeksikan mencapai 48.490 jiwa. Peningkatan populasi ini berdampak pada perluasan lahan terbangun hingga 93,5% (234,03 Ha) dari total wilayah, menyisakan hanya 6,5% (16,77 Ha) lahan non-terbangun. Kondisi ini tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung yang mewajibkan minimal 30% (75,24 Ha) lahan non-terbangun di kawasan tersebut. Ketidakseimbangan ini berpotensi meningkatkan konsentrasi karbondioksida (CO2) di udara, yang diperkirakan dapat mengakibatkan kematian sebanyak 8 jiwa per tahun akibat polusi udara. Temuan ini mengindikasikan pentingnya pengendalian pertumbuhan penduduk dan perencanaan tata ruang yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan pesisir.