Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Relationship Between Attitude and Knowledge of the Behavior of Scabies Patients at PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital Hartini, Melok Tin; Purnamasari, Rina; Indrastiti, Retno; Ma'mun Sukri, Muhamad; Atthariq Ilmi, Putri
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 5 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Scabies is a skin condition caused by Sarcoptes scabiei variant hominis infestation. Scabies risk factors include a person's education and attitude toward personal and environmental hygiene. This study aims to investigate the relationship between attitudes and knowledge of the behavior of scabies patients at PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital. This is a cross-sectional analytic study. The participants in this study were scabies patients who examined themselves at PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten Hospital between January and September 2023. The sequential sampling method was used to obtain a sample of 135 subjects. The Fisher exact test is used to analyze univariate and bivariate data. The majority of scabies patients were aged 10-19 years (30.4%), whereas the minority were aged 30-39 years (3.0%). Men 57.8% are more than women 42.2%. The majority of scabies diagnoses (68.1%) were obtained through auto anamnesis, and approximately half of the patients (50.4%) possessed three of the four cardinal symptoms used for scabies diagnosis. With a p-value of 0.546 (p>0.05), the Fisher exact test demonstrates that knowledge is not related to a patient's behavior. However, the attitude factors test showed a p-value of less than 0.001, indicating that attitudes affect how scabies patients behave at the PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital's Dermatology and Venereology clinic in Klaten. The results of the research show that there was a significant relationship between attitudes, rather than knowledge, significantly predicting how scabies patients behave in the Dermatology & Venereology clinic of PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital, Klaten.
Hubungan Perilaku Perawatan Rambut Terhadap Kejadian Dermatitis Seboroik pada Siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang Ayu, Bevi; Indrastiti, Retno; Ratnaningrum, Kanti
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 4 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.995 KB) | DOI: 10.26714/magnamed.2.4.2018.76-84

Abstract

The Relationship of Hair Care Behavior on the Incidence of Seborrheic Dermatitis in SMA Muhammadiyah 1 Semarang StudentsLatar Belakang: Dermatitis seboroik terjadi pada setengah populasi global remaja dan pasca-pubertas. Dermatitis seboroik menjadi salah satu masalah pada pengguna hijab, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui perilaku perawatan rambut terhadap kejadian dermatitis seboroik pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan teknik simpel random sampling. Populasi sampel merupakan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang kelas 2 dan kelas 3 dengan kriteria inklusi siswi yang konsisten menggunakan hijab selama berada di sekolah dan di kehidupan sehari-hari, siswi berusia 15-17 tahun, sedangkan kriteria ekslusi meliputi siswi yang  menderita penyakit kulit bagian kepala seperti Tinea Capitis, Psoriasis, Alopecia Areata, dan Pedikulosis, serta siswi yang pernah mengalami post trauma pada kepala (Trikotilomania, Alopecia dan siswi yang mengalami post operasi pada kepala. Data penelitian menggunakan data primer dengan pemeriksaan fisik menggunakan loop dan wawancara dengan kuesioner. Uji statistik penelitian menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil: Dari 66 siswi, didapatkan hasil bahwa 84,8% (50 siswi) mengalami dermatitis seboroik. Pengunaan handuk (p=0,016; ß=3,429), frekuensi mengganti handuk (p0,022; ß=2,678), dan cara menyimpan handuk (p=0,018; ß=2,829) berpengaruh pada kejadian dermatitis seboroikSimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku perawatan rambut terhadap dermatitis seboroik pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Background: Seborrhoeic dermatitis occurs in half the global population of post-puberty adolescents. Seborrhoeic dermatitis is one of the problems in hijab users, therefore researchers want to know behavior of hair treatment to the occurrence of seborrheic dermatitis in students of High School Muhammadiyah 1 (SMA Muhammadiyah 1) Semarang.Method: an analytic observational study with cross sectional. Sampling using slovin formula with simple random sampling technique. The sample population is studentsof SMA Muhammadiyah 1 Semarang class 2 and 3 with inclusion criteria consistent by using hijab during school and everyday life, female students aged 15-17 years;exclusion criteria include students suffering from skin diseases of the head such as Tinea Capitis, Psoriasis, Alopecia Areata, and Pediculosis; and students who have experienced post trauma to the head (Trichotillomania, Alopecia) and postoperative students on the head. Research data using primary data by physical examination using loop and interview with questionnaire. The research statistic used chi-square test and logistic regression.Results: From 66 female students, it was found that 84.8% (50 girls) had seborrheic dermatitis. use of towel (p = 0.016; ß = 3.429), the frequency of towel replacing (p0.022; ß= 2,678), and the way of towel (p= 0,018; ß = 2,829) had significant on occurrence of seborrhoeic dermatitis.Conclusion: There is a significant relationship between hair treatment behavior against seborrheic dermatitis in high school students of Muhammadiyah 1 Semarang  
Hubungan Gender, Stres, dan Personal Hygiene dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa Kedokteran Zahra, Sofia Ulayya; Indrastiti, Retno; Widianingrum, Rifka
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.23411

Abstract

Akne vulgaris merupakan gangguan kulit dengan prevalensi 80–100% di Indonesia. Akne vulgaris dipengaruhi berbagai faktor seperti gender, stres, dan personal hygiene. Perbedaan gender mempengaruhi pola perawatan diri, dimana perempuan umumnya akan lebih memperhatikan kebersihan dibandingkan dengan laki – laki. Sementara, stres akademik berpengaruh terhadap perubahan hormonal sehingga produksi sebum menigkat. Mahasiswa kedokteran sering mengalami stres berlebih sehingga meningkatkan resiko kejadian akne vulgaris. Selain itu, personal hygiene yang kurang optimal juga akan berkontribusi dalam terjadinya akne vulgaris.  Tujuan: membuktikan apakah terdapat hubungan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan kejadian akne vulgaris. Metode penelitian yang digunakan merupakan studi analitik kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Depresion Anxiety Scale (DASS) 42 dan kuesioner Perilaku Personal Hygiene. Hasil: berdasarkan analisis bivariat, gender memiliki nilai p – value = 0,029, stress = 0,030, personal hygiene = 0,008. Namun, analisis multivariat gender (OR = 2,013 ;95% CI:0,838 – 4,836) adalah variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya. Hal tersebut membuktikan, meskipun terdapat hubungan bivariat namun tidak terdapat hubungan multivariat yang terjadi. Temuan ini mengindikasi adanya hubungan yang signifikan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan akne vulgaris. Namun, tidak terdapat hubungan yang simultan.Kata kunci: akne vulgaris, gender, stres, personal hygiene
The Relationship Between Stress Levels And The Incidence Of Hair Loss (Telogen Effluvium) In Beginning And Final Level Students Of Unimus Faculty Of Medicine Kartika Sari, Sophie isfa; Indrastiti, Retno; Tursinawati, Yanuarita
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.10151

Abstract

Telogen effluvium adalah salah satu bentuk kerontokan rambut kulit kepala yang paling umum. Telogen effluvium ditandai dengan kerontokan rambut yang menyebar, dimana rambut telogen melebihi batas normal kerontokan rambut dalam sehari, yaitu lebih dari 80-100 helai. Salah satu penyebab paling umum dari gangguan kerontokan rambut (Telogen Effluvium) adalah stres. Mahasiswa kedokteran merupakan salah satu kelompok masyarakat yang berisiko mengalami stres akibat aktivitas pendidikan yang dialaminya. Tugas perkuliahan, praktikum, ujian, dan proses adaptasi dengan lingkungan belajar di kampus merupakan stressor bagi mahasiswa kedokteran. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2018 dan 2021. Sampel penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok yang mengalami kerontokan rambut dan kelompok tidak mengalami kerontokan rambut yang masing-masing berjumlah 35 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji univariat dan bivariat dengan uji Odd Ratio. Mahasiswa tingkat akhir yang mengalami stres sedang hingga berat OR = 2.67 (95% CI 1.3-3.7) mengalami kerontokan rambut dibandingkan mahasiswa tingkat akhir yang memiliki tingkat stres ringan. Sedangkan siswa tingkat awal yang memiliki tingkat stres sedang-berat akan memiliki OR = 1,3 (95% CI 1,2-4,6) mengalami kerontokan rambut dibandingkan siswa tingkat awal yang memiliki tingkat stres ringan.